You are on page 1of 12

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Jantung adalah organ berongga, berotot, yang terletak ditengah torak, dan ia menempati rongga antara paru dan difragma.Beratnya kira-kira 300 gram meskipun berat dan ukurannya dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan. Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolisme. B. Definisi Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779) Angina pektoris adalah suatu sindrom kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Noer, Sjaifoellah, dkk. IPD, 1999 : 1082) Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler). Angina biasanya disebabkan oleh penyakit jantung aterosklerotik dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama. Karakteristik berbagai tipe angina sebagai berikut : 1. Angina Nonstabil ( angina prainfark ; angina kresendo) Frekuensi, Intensitas, dan Durasi serangan angina meningkat secara progresif. 2. Angina Stabil Kronis Dapat diramal, konsisten, terjadi saat latihan dan hilang dengan istirahat.

3. Angina Nokturnal Nyeri terjadi pada saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat di kurangi dengan duduk tegak. Biasanya akibat gagal ventrikal kiri 4. Angina Dekubitus Angina saat berbaring 5. Angina Refrakter atau Intaktabel Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan 6. Angina Prinzmetal ( Varian : Istirahat ) Nyeri angina yang bersifat spontan di sertai elevasi segmen-ST pada EKG. Diduga disebabkan oleh spasme arteri koroner. Berhubungan dengan resiko tinggi terjadinya infark. 7. Iskenia tersamar Terdapat bukti obyektif iskenia (seperti tes pada stres) tetapi pasien tidak menunjukan gejala. C. ETIOLOGI Ateriosklerosis Spasme arteri koroner Anemia berat Artritis Aorta Insufisiensi

D. PATOFISIOLOGI Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab aterosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung.
4

Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Berkurangnya kadar oksigen memaksa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi metabolisme yang anaerobik. Metabolisme anaerobik dengan perantaraan lintasan glikolitik jauh lebih tdak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan siklus Kreb. Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar. Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri. Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang terserang berkurang; serabut-serabutnya memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya berkurng. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal; bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi. Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika. Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan ukuran segmen yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom. Berkurangnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut). Angina pectoris adalah rasa sakit dada yang berkaitan dengan iskemia miokardium. Mekanismenya yang tepat bagaimana iskemi menimbulkan rasa sakit masih belum jelas. Agaknya reseptor saraf rasa sakit terangsang oleh metabolik yang tertimbun atau oleh suatu zat kimia antara yang belum diketahui atau oleh sters mekanik lokal akibat kontraksi miokardium yang abnormal. Jadi secara khas rasa sakit digambarkan sebgai suatu tekanan substernal, kadang-kadang menyebar turun kesisi medial lengan kiri. Tetapi banyak pasien tak pernah mengalami angina yang pas; rasa sakit angina dapat menyerupai rasa sakit karena maldigesti atau sakit gigi. Pada dasarnya angina dipercepat oleh aktivitas yang meningkatkan miokardium akan oksigen, seperti latihan fisik.

Sedangkan angina akan hilang dalam beberapa menit dengan istirahat atau nitrogliserin. E. Manifestasi klinis Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasaakan menjelang ajal. Nyeri sngat terasa pada dada daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrostenal). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebutdapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstermitas atas . Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik dengan kualitas yang terus menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas,pergelangan tangan dan tangan akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin merasa akan segera meninggal. Karakteristik utama nyeri angina adalah nyeri tersebut akan berkurang apabila faktor presipitasinya dihilngkan. F. Pemeriksaan diagnostik Enzim atau isoenzim jantung, biasanya DBM : meningkat,menunjukkan kerusakan miokard. EKG : Biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada segmen ST gelombang T menunjukkan iskemia. Foto Dada : Biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan dekompensasi jantung atau komplikasi paru. PCO2 kalium dan laktat miokard : Mungkin meningkat selama serangan angina. Kolestrol / trigliserida serum : Mungkin meningkat. Kateterisasi jantung dengan angiografi : Diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui dengan angina atau nyeri dada tanpa kerja, pada pasien dengan kolesterolemia dan penyakit jantung keluarga yang mengalami nyeri dada dan pasien dengan EKG istirahat abnormal.

G.

Terapi

1. Terapi Farmakologi Nitrogliserin Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri angina. Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anteriol sistemik dan menyababkan penurunan tekanan darah (afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen jantung,menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan kebutuhan. Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit. Penyekat Beta-adrenergik. Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol. Nitrat dan Nitrit Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard

melalui pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 12jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin. Kalsium Antagonis Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil. 2. Terapi Non Farmakologis Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.

H. Kontrol terhadap Faktor Resiko 1. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi a. Riwayat keluarga b. Usia c. Jenis kelamin d. Ras 2. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi a. Kolestrol darah tinggi b. Darah tinggi c. Merokok d. Diabetes melitus e. Obesitas f. Inaktivita fisik g. Stres h. Lingkungan

I. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Aktivitas/ istirahat Gejala : Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan Terbangun bila nyeri dada Tanda : Dispnea saat kerja Sirkulasi Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan Tanda : Takikardia, disritmia Kulit/ membran mukosa lembab, dingin, adanya vasokonstriksi Makanan/ cairan Gejala : Mual, nyeri ulu hati/ epigastrium saat makan Diet tinggi kolesterol/lemak, kafein, minuman keras Tanda : Distensi gaster

Integritas ego Gejala : Stresor kerja, keluarga Tanda : Ketakutan, mudah marah Nyeri/Kenyamanan Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan ekstremitas atas kiri. Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar. Durasi : biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit) Tanda : Wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi, perubahan tekanan darah. Pernapasan Gejala : Dispnea saat kerja, riwayat merokok Tanda : Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman. Penyuluhan/ pembelajaran Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke Penggunaan/ kesalahan penggunaan obat jantung,

hipertensi atau obat yang dijual bebas 2. Diagnosa keperawatan a) Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium. b) Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap status kesehatan. c) Kurang pengetahuan mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi.

10

3. Rencana keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya. Intervensi Anjurkan pasien untuk memberitahu Nyeri dan Rasional penurunan curah

perawat dengan cepat bila terjadi nyeri jantung dapat merangsang sistem dada. saraf simpatis. membedakan dan alat nyeri

Identifikasi terjadinya faktor pencetus, bila Membantu ada: frekuensi, durasi, lokasi nyeri. intensitas dan dada dini

evaluasi

kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil (angina stabil biasanya berakhir 3 sampai 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir 45menit

Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, Nyeri jantung dapat menyebar bahu, tangan atau lengan (khusunya pada contoh nyeri sering lebih ke sisi kiri. permukaan dipersarafi oleh

tingkat saraf spinal yang sama. Letakkan pasien pada istirahat total selama Menurunkan kebutuhan oksigen episode angina. miokard resiko nekrosis. Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien Memudahkan napas pendek pertukaran gas untuk cidera meminimalkan jaringan atau

untuk menurunkan hipoksia dan napas pendek berulang

Pantau kecepatan atau irama jantung

Pasien

angina

tidak

stabil

11

mengalami peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia dan atau stress Panatau tanda vital tiap 5 menit selama TD dapat meningkat secara dini serangan angina sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi. Pertahankan tenang , lingkungan nyaman, Stres batasi pengunjung bila perlu mental atau emosi

meningkatkan kerja miokard kerja dengan miokard kerja

Berikan makanan lembut. Biarkan pasien Menurunkan istirahat selama 1 jam setelah makan sehubungan

pencernaan, manurunkan risiko serangan angina Kolaborasi: Berikan antiangina sesuai Nitrigliserin mempunyai standar indikasi: untuk pengobatan dan mencegah nyeri angina selam lebih dari 100 tahun 4. Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap status kesehatan. Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien turun sampai tingkat yang dapat diatasi. Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif serta keterampilan pemecahan masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi. Intervensi Kaji penyebab cemas dan Rasional berikan Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose dan prognosis.

nitrogliserin: sublingual

penjelasan tentang diagnosa

Tingkatkan

ekspresi

perasaan

dan Perasaan tidak ekspresikan dapat

12

takut,contoh menolak, depresi, dan marah.

menimbulkan kekacauan internal dan efek gambaran diri.

Dorong

keluarga

dan

teman

untuk Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah.

menganggap pasien sebelumnya.

Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien bertambah. Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup. Intervensi Rasional

Kaji ulang patofisiologi kondisi. Tekankan Pasien dengan gangguan angina perlyunya mencegah serangan angina. membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah dapat dikontrol. manajemen Ini adalah focus supaya

terapeutik

menurunkan infark miokard. Dorong untuk menghindari faktor/situasi Dapat menurunkan insiden atau yang sebagai pencetus episode angina, beratnya episode iskemik. contoh: stress emosional, kerja fisik, makan terlalu banyak/berat, terpajan pada suhu lingkungan yang ekstrem Kaji pentingnya control berat badan, Pengetahuan faktor resiko penting menghentikan merokok, perubahan diet memberikan pasien kesempatan dan olahraga. untuk membuat perubahan

kebutuhan. Tunjukan atau dorong pasien untuk Membiarkan pasien untuk

memantau nadi sendiri selama aktivitas, mengidentifikasi aktivitas yang jadwal/aktivitas regangan. sederhana, hindari dapat dimodifikasi untuk

menghindari stress jantung dan

13

tetap dibawah ambang angina. Diskusikan langkah yang diambil bila Menyiapkan pasien pada kejadian terjadi serangan angina, contoh untuk menghilangkan takut yang

menghentikan aktivitas, pemberian obat mungkin tidak tahu apa yang bila perlu, penggunaan teknik relaksasi. harus dilakukan bila terjadi

serangan. Kaji ulang obat yang diresepkan untuk Angina adalah kondisi rumit yang mengontrol/mencegah serangan angina. sering memerlukan penggunaan banyak obat untuk menurunkan kerja jantung, memperbaiki

sirkulasi koroner, dan mengontrol terjadinya serangan. Tekankan pentingnya mengecek dengan Obat yang dijual potensi bebas untuk

dokter kapan menggunakan obat-obat yang mempunyai dijual bebas. 4. EVALUASI

dilakukan penyimpangan.

14

You might also like