You are on page 1of 15

Jantung dan Mekanismenya

Fakultas Kedokteran UKRIDA Richard Simak 102011051 richard_x831@yahoo.co.id

Pendahuluan Jantung, sebagai alat utama untuk memompa darah ke seluruh tubuh tidak pernah berhenti berdenyut mulai dari saat suatu individu masih dalam kandungan saat jantung pertama kali berdenyut dan selama individu tersebut hidup. Peran jantung sangat penting untuk memompa darah yang mengandung banyak nutrisi dan oksigen keseluruh jaringan tubuh untuk mempertahankan kehidupan suatu individu. Dan untuk mengalirkan darah keseluruh tubuh ada beberapa organ-organ yang berkaitan yang perannya tidak kalah pentingnya dengan peranan jantung. Dari skenario 2 diketahui bahwa seorang perempuan berusia 55 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat karena tiba-tiba ia merasa lemas dan jantungnya berdegub sangat cepat dan saat sinus karotikusnya di massage degup jantung kembali normal, hipotesis yang sudah disusun adalah tindakan massage pada sinus karotikus dapat mengembalikan degup jantung ke keadaan normal. Isi Yang pertama kali akan dibahas dibawah ini adalah struktur jantung, yaitu struktur makroskopis dan struktur mikroskopis. Struktur Makroskopis Jantung terletak didalam rongga dada(toraks) yaitu pada rongga mediastinum dan diantara kedua paru. Jantung berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam

dada. Jantung terdiri atas empat ruang yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri. a) Atrium Kanan Atrium kanan berada pada bagian kanan jantung dan terletak sebagian besar dibelakang sternum.1 b) Ventrikel Kanan Ventrikel kanan adalah ruang berdinding tebal yang membentuk sebagian besar sisi depan jantung. Valva atrioventrikular dextra (tricuspidalis) mengelilingi lubang atrioventrikular kanan, pada sisi ventrikel. Katup ini, seperti katup jantung lain, terbentuk dari selapis tipis jaringan fibrosa yan ditutupi pada setiap sisinya oleh endokardium. Katup trikuspidalis terdiri dari tiga daun katup. Basis setiap daun katup melekat pada tepi lubang. Tepi bebas setiap daun katup melekat pada chordae tendineae pada penonjolan kecil jaringan otot yang keluar dari miokardium dan menonjol kedalam ventrikel. Lubang pulmonalis ke dalam arteria pulmonalis berada pada ujung atas ventrikel dan dikelilingi oleh valva pulmonalis, terdiri dari tiga daun katup semilunaris. c) Atrium Kiri Atrium kiri adalah ruang berdinding tipis yang terletak pada bagian belakang jantung. Dua vena pulmonalis memasuki atrium kiri pada tiap sisi, membawa darah dari paru. Atrium membuka ke bawah ke dalam ventrikel kiri melalui lubang atrioventrikular.
1

d) Ventrikel Kiri Ventrikel kiri adalah ruang berdinding tebal pada bagian kiri dan belakan jantung. Dinding sekitar tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Valva atriventrikular sinistra (mitralis) mengelilingi lubang atrioventrikular kiri pada bagian samping ventrikel. Katup ini memiliki dua daun katup dan tepinya melekat pada chordae tendineae, yang melekat pada penonjolan kerucut miokardium dinding ventrikel. Luban aorta membuka dari ujung atas ventrikel ke dalam aorta dan dikelilingi oleh ketiga daun katup aorta, sama dengan katup pulmonalis. Dinding Jantung

Dinding jantung terdiri dari 3 lapis, yaitu: 1. Epicardium, merupakan lapis terluar dinding jantung. Lapisan dalam epicardium disebut membrane serosa (pericardium viscerale), merupakan selapis sel squamosa yang bersandar pada lamina propria jaringan ikat halus. Di antara membrane serosa dengan myocardium terdapat jaringan ikat fibrosaelastis. Jaringan ikat ini bercampur dengan jaringan lemak yang mengisi cela dan sulcus sehingga permukaan jantung tampak halus. Pembuluh darah besar dan saraf terdapat di dalam lapisan ini. 2. Myocardium, merupakan lapis tengah dinding jantung. Myocardium tersusun dari beberapa lapis otot jantung. 3. Endocardium, merupakan lapis terdalam dinding jantung. Endocardium merupakan lapisan sel squamosa endothelial dan melanjut pada endothel pembuluh darah yang melapisi permukaan dalam rongga jantung.

Apex Cordis Apex cordis terletak di inferoanterior sinistra cor. Letak apex cordis dapat dicari di daerah: Di sebelah profundal spatium intercostalis v. sinistra, 8-9 cm dari linea mediana 4 cm di sebelah inferior dan 2 cm di medial papilla mammae sinistra

Apex cordis ini tertutup oleh pleura dan pulmo.2 Basis Cordis Merupakan dataran yang menghadap kearah superodextra posterior jantung. Basis cordis tersusun oleh atrium dextrum, atrium sinistrum, dan bagian proximal pembuluh darah besar. Basis cordis memiliki batas-batas sebagai berikut: Superior Inferior Dextra Sinistra : bifurcatio a. pulmonalis : sulcus coronaries : sulcus terminalis : v. obliqua atria sinistra.2

Vascularisasi Jantung Jantung mendapat pendarahan dari a. coronaria cordis yang merupakan cabang dari aorta ascendens.1,2 1. A. coronaria dextra Timbul dari sinus aorticus anterior, mula-mula berjalan ke anterior dextra untuk muncul di antara truncus pulmonalis dan auricular dextra, kemudian berjalan inferior dextra pada sulcus atrioventricularis menuju pertemuan margo dextra dan inferior

cordis, untuk kemudian berputar ke sinistra sepanjang bagian posterior jantung sampai sulcus interventricularis posterior, di mana ia beranastomosis dengan a. coronaria sinistra. 2. A. coronaria sinistra Timbul dari sinus aorticus posterior sinistra, berjalan ke anterior di antara truncus pulmonalis dan auricular sinistra kemudian membelok ke sinistra menuju sulcus atrioventricularis anterior sebagai a. interventricularis anterior, kemudian berjalan ke posterior mengelilingi margo sinistra untuk berjalan bersama sinus coronaries sampai sejauh sulcus interventricularis posterior sebagai a. interventricularis posterior di mana ia akan beranastomosis dengan yang dextra.

Suplai darah ke jantung dibawa oleh arteri koronaria yang berasal dari sinus aorta anterior dan posterior kiri tepat di atas katup. Arteri koronaria kanan menurun di antara pangkal atrium kanan dan batang pulmoner, kemudian sepanjang sulkus atrioventrikular untuk mensuplai atrium dan ventrikel kanan. Arteri koronaria kiri yang lebih besar menurun di antara batang pulmoner dan pangkal atrium kiri dan melengkung ke kiri dalam sulkus atrioventrikular. Ia mencabangkan dua atau tiga cabang yang berjalan menuju apeks jantung. Dikatakan ada anastomosis antara cabang-cabang arteri koronaria kiri dan kanan.

Sinus Coronarius Kebanyakan vena dari jantung akan bermuara ke dalam sinus coronarius. Sinus ini merupakan saluran vena dengan panjang 2,25 cm, terletak di bagian posterior sulcus coronarius dan tertutup oleh stratum muscular atrium sinistrum. Sinus coronarius berakhir di atrium dextrum, di antara muara v. cava inferior dan ostium atrioventricularis. Pada lubang muaranya terdapat valvula semiulnaris disebut valvula sinus coronaries.3 Vena-vena yang bermuara pada sinus coronaries: V. cordis magna V. cordis parva V. cordis media V. ventricularis sinistra posterior V. obliqua atria sinistra Marshalli.

Struktur Mikroskopis

a) Pembuluh Darah Pembuluh darah tersusun atas tiga lapisan yaitu :4 1. Tunika Intima terdiri atas endotel yaitu epitel selapis gepeng dan juga subendotel yauitu jaringan ikat. 2. Tunika Media terdiri atas jaringan ikat pada bervariasi dan otot polos. 3. Tunika Adventitia terdiri atas jaringan ikat, serat saraf, pembuluh limf,dan vasa vasorum. Batas antara tunika intima dan tunika media adalah tunika elastika interna dan batas antara tunika media dan tunika adventitia adalah tunika elastika eksterna. Pada sel endotel, antara sel yang satu dengan yang lain, dihubungkan dengan junction complexes. Sel endotel ini mensekresikan faktor-faktor yang mencegah pembekuan darah dan juga mensekresikan faktor-faktor yang memelihara tonus otot polos pembuluh darah. b) Arteri Ada tiga tipe arteri yaitu arteri besar atau elastik, arteri medium atau muskular dan arteri kecil atau arteriol. Arteri juga terdiri dari tiga lapisan pada dindingnya yaitu tunika intima, tunika media dan tunika adventitia. 1. Besar atau elastik berfungsi menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistole jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus atau tidak terhentak-hentak yang disebut conducting arteries. Contoh arteri tipe ini adalah A. Inominata, A. Subclavia, A. Carotis Communis, dan A. Illiaca. Pada tunika intima arteri ini terdiri atas endotel dengan lamina dan subendotel yang merupakan jaringan ikat kolagen, elastin dan otot polos. Terdapat juga lamina elastika interna, tight junction dan gap junction. Tunika media arteri ini lapisannya tebal dan terdiri atas serat elastin, kolagen,sel-sel otot polos dan juga beberapa fibroblas. Tunika adventitianya terdiri dari jaringan ikat dan fibroblas. Lapisannya lebih tipis dari tunika media dan terdapat juga beberapa serat elastin, vasa vasorum dan serat saraf. 2. Medium atau muskular berfungsi untuk membagi darah ke organ yang membutuhkannya yang disebut sebagai distributing arteries. Contoh arteri tipe ini adalah A. Brachialis, A. Ulnaris dan A. Femoralis. Tunika intima pada arteri tipe ini

mempunya lapisan endotel dengan lamina basalis dan lapisan subendotelnya yang terdapat sedikit jaringan ikat dan juga terdapat lamina elastika interna. Tunika media pada arteri medium ini terdapat otot polos sirkular, kolagen dan beberapa serat elastin. Pada tunika ini tidak ada fibroblas tetapi terdapat lamina elastika eksterna. Tebal lapisan jaringan ikat pada tunika adventitia kurang lebih sama dengan tunia media pada arteri ini. Pada tunika adventitia kandungan kolagen dengan fibroblasnya tinggi dan juga serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika eksterna. 3. Kecil atau arteriol berfungsi mendistribusikan darah ke jaringan organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah ke dalam kapiler. Arteri kecil atau arteriol mempunyai 12 lapisan otot polos pada tunika media. Arteri tipe ini mempunyai lamina elastika interna. Tunika adventitia tipis dan kurang berkembang. Arteriol merupakan kunci yang mengontrol jumlah aliran darah. 4 c) Vena Vena berfungsi membawa darah dengan tekanan rendah kembali ke jantung. Vena juga memiliki tiga tipe yang sama dengan arteri yaitu vena besar, sedang, dan kecil. Masingmasing dari tipe vena tersebut memiliki tunika intima, media dan adventitia. Berbeda dengan arteri, dinding vena lebih tipis. Vena memiliki katup untuk mencegah aliran darah kembali atau berbalik arah. Umumnya vena berjalan mendampingi arteri. Dinding vena lebih tipis, lebih lunak dan juga kurang elastis daripada arteri. Batas antara tunika intima, media dan adventitia tidak sejelas pada arteri. Vena umumnya dilengkapi dengan katup. Katup tersebut merupakan lipatan intima dan ditengahnya diperkuat oleh jaringan ikat. Biasanya katup ini terdapat pada vena sedang, terutama di tungkai. Katup-katup ini berfungsi untuk mengatasi gaya berat sehingga darah tidak dapat mengalir kembali ke arah arteri. Katup juga berfungsi sebagai pompa dan juga untuk mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka tidak menimbulkan tekanan balik pada kapiler darah. 4 Venula pada vena berfungsi untuk pertukaran zat antara jaringan. Venula berdiameter 15-20m lebih lebar daripada kapiler. Dinding venula terdiri dari satu sel endotel, mirip dengan kapiler darah dan venula ini permeabilitas dindingnya sangat tinggi.

Diameter venula makin lama makin membesar dan akan disebut vena kecil. Pada vena kecil ini, sel otot polos mula-mula hanya selapis, kemudian lapisan otot polos tersebut bertambah banyak mengelilingi endotel. Vena sedang berdiameter 1-2 mm dan pada tunika intimanya terdapat selapis sel endotel, dan kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya. Pada tunika medianya, jauh lebih tipis daripada arteri sedang, serat kolagen lebih menonjol daripada serat otot polos. Tunika adventitia pada vena sedang ini lebih tebal daripada tunika media dan terdapat jaringan ikat dan beberapa otot polos. Vena kava merupakan contoh dari vena besar. Tunika intima pada vena besar sama seperti vena sedang yaitu tipis dan serat kolagennya lebih menonjol daripada otot polos. Tunika medianya kurang sempurna perkembangannya, kadang tidak ada. Bila ada, struktur histologisnya mirip dengan vena sedang. Tunika adventitia pada vena besar, beberapa kali lebih tebal daripada tunika medianya dan terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun dan juga terdapat berkas otot polos yang sangat mencolok. 4 Arteri dan vena masing-masing memiliki tipe khusus. Arteri sedang khusus yaitu arteri coronaria merupakan contoh dari arteri sedang khusus. Vena-vena khusus ada dua macam yaitu vena berotot polos dan tidak. Vena yang tidak mempunyai otot polos dan tidak ada tunika media. Contoh dari vena khusus ini adalah vena serebral dan meninges, sinus duramater, piamater, medulla spinalis vena retina, tulang, vena trabekularis limpa, jaringan erektil penis dan bagian maternal plasenta. Sedangkan vena dengan otot polos tebal yaitu vena umbilikalis.4 d) Jantung Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu endokardium, miokardium dan epikardium. Rangka jantung merupakan bangunan penyokong tempat sebagian besar otot jantung dan katup jantung melekat. Sebagian besar rangka jantung terdiri atas jaringan ikat padat. Bagian utama jantung ialah : 1. Septum membranaseum 2. Trigonum fibrosum 3. Anulus fibrosus

Jantung juga memiliki katup seperti vena. Katup jantung merupakan lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada anulus fibrosus. Katup atrioventrikular ada dua yaitu: Katup mitral : menghubungkan atrium kiri dan ventrikel kiri Katup trikuspid : menghubungkan atrium kanan dengan ventrikel kanan Pada sistem hantar rangsang jantung, serat purkinye mempunyai kecepatan hantar ransang lebih besar daripada serat otot jantung biasa. Serat purkinye lebih besar daripada otot jantung biasa, terdapat banyak sarkoplasm dan jumlah miofibril sedikit dan terletak di tepi serat. 4 Mekanisme Sistem Peredaran Darah 1) Aktifitas Listrik pada Jantung Jantung memompa darah ke paru-paru dan seluruh jaringan tubuh dengan kontraksi yang sangat teratur dan berurutan. Ada perbedaan waktu kontraksi atrium dan ventrikel yang menyebabkan darah bisa mengalir dari atrium ke ventrikel. Agar jantung bisa bekerja sempurna, keempat ruangan jantung harus berkontraksi secara terorganisasi (tidak bersamaan). Hal ini dimungkinkan karena adanya implus listrik. Satu ruangan jantung berkontraksi pada saat rangsang listrik melewati ruangan tersebut. Signal dimulai dari suatu tempat yang terletak di atrium kanan disebut sinoatrial nod (SA node) atau sinus node. Kegagalan fungsi ini bisa membuat jantung gagal atau lambat untuk berdenyut. Secara normal orang dewasa berdetak sekitar 60 hingga 100 kali permenit.5 Dalam keadaan normal, kontraksi jantung diawali oleh rangsangan adrenoseptor yang menyebabkan pertukaran ion Na dan K disertai influx ion Ca2+. Depolarisasi terjadi melaui interaksi aktin dengan myosin yang menghasilkan kontraksi miokardium. Jantung sebagai organ otonomik dapat berkontraksi sendiri oleh rangsanan yang masuk dari luar simpul SA, misalnya rangsangan psikis, racun, perdarahan, dan obat. Sistem saraf pada jantung dipengaruhi oleh nervus vagus (parasimpatik) dan saraf simpatik. Aritmia atau disritmia adalah irama jantung yang tidak termasuk dalam irama sinus normal dan frekuensinya tidak normal. Irama sinus normal diatur oleh simpul SA dan kecepatannya bergantung pada faktor pengontrol otomatis. Dalam keadaan istirahat, frekuensi denyut jantung biasanya 60-80 kali permenit. Impuls ini segera disalurkan melalui jaringan atrium dan masuk ke dalam simpul AV.

Sirkulasi darah terbagi menjadi 2 bagian yaitu: 1. Sirkulasi sistemik (Sistem peredaran darah besar) 2. Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil). ` Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil). Sirkulasi pulmonal atau disebut juga sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi darah antara jantung dan paru-paru. ( Jantung - Paru paru - Jantung lagi). Detailnya darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, darah ini banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk dibuang melalui alveolus paru-paru ke atmosfer. Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru dan kembali ke jantung (atrium kiri) melalui vena pulmonalis. Dari pemahaman itu maka 1. Arteri Pulmonalis adalah satu satunya aretri yang kaya Carbon dioksida 2. Vena Pulmonalis adalah satu satunya pembuluh darah vena / balik yang kaya akan Oksigen Sirkulasi Sistemik (Sistem peredaran darah besar) Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar / Magna sirkulatoria adalah srikulasi darah dari jantung (ventrikel kiri) ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru).( Jantung - Tubuh Jantung ) Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta, kemudian pembuluh darah Aorta bercabang-cabang menjadi arteri dan arteri bercabang lagii membentuk aeteriol / arteri yang lebih kecil yang tersebar dan bisa mengakses ke seluruh sel tubuh kita. Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung bagian kanan tepatnya ke serambi kanan)/ ventrikel dexter melalui vena cava baik Vena cava superior ( tubuh sebelah atas jantung ) maupun Vena cava inferior. Sirkulasi darah antara jantung dan seluruh tubuh berjalan satu arah. Darah dari ventrikel kanan dialirkan ke paru-paru kemudian kembali ke jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh dari ventrikel kiri melalui aorta. Aorta akan bercabang-cabang menjadi arteri, arteriola / pembuluh kapiler. Selanjutnya dikembalikan ke jantung melalui venula -vena - vena cava (pembuluh balik).

Jantung sebagai Pompa

Darah diedarkan ke seluruh tubuh dengan cara dipompa oleh jantung. Artinya darah dari tubuh masuk ke rongga jantung , kemudian dengan melakukan kontraksi - relaksasi ( berdetak ) memungkinkan darah dari rongga jantung keluar dari jantung. Jadi adanya detakan itulah jantung bisa membesar dan mengecil sehingga dalam rongganya terjadi perubahan tekanan , ketika rongga itu membesar maka tekanan di dalam rongga kecil sehingga rongga bisa menerima darah. Secara fungsional pompa jantung dibagi menjadi pompa jantung kanan yang memompa darah ke sirkulasi pulmonal dan pompa jantung kiri yang memompa darah ke sirkulasi sistemik / ke seluruh tubuh. Jantung memompa darah dengan cara kontraksi (sistol) dan (diastol). Jantung dapat bekerja dengan cara memompa karena mempunyai lapisan miokardium yang sangat istimewa dan tentu sekali lagi berongga dalamnya. Ada 4 rongga pada jantung kita meliputi serambi kanan dan kiri serta bilik kanan dan kiri, masing masing rongga terjadi kontraksi dan relaksasi maka tugas masing nasing rongga itu tentu mempunyai 2 peran menerima dan memberi artinya menerima ketika rongga jantung besar dan memberi ketika rongga itu dikecilkan karena otot jantungnya berkontraksi misalnya secara mudah tugas serambi kanan , jika ruang jantung serambi kanan itu besar maka tekanan rongga serambi itu kecil sehingga darah dari tubuh lewat pembuluh darah vena cava masuk keserambi, namun ketika serambi kanan itu berkontraksi maka ruang jantung itu mengecil rongganya akibatnya darah yang ada di dalamnya akan tertekan keluar rongga , maka mengalirlah darah dari serambi kanan ke bilik kanan melalui valvula trikuspidalis mengingat tekanan di bilik kanan itu kecil karena ruangannya masih besar.

Enzim Kardiovaskuler Enzim terdiri dari dua jenis, yang pertama yaitu enzim fungsional dan enzim nonfungsional. Enzim fungsional umumnya dibuat dihati, terdapat pada sirkulasi darah, bersifat kontinu atau dialirkan secara terus menerus, dan kadarnya lebih besar berada pada jaringan, contoh dari enzim fungsional yaitu, lipoprotein lipase, pseudocholinesterase, proenzim pembekuan darah dan pemecahan pembekuan darah. Tipe enzim yang kedua yaitu enzim nonfungsional yaitu enzim yang tidak berfungsi dalam darah, kadarnya lebih rendah didalam jaringan, dan merupakan indicator yang dapat membantu memeriksa suatu penyakit.6

Pengaturan Fungsi Jantung7 Pengaturan fungsi jantung diperlukan sebagi upaya mempertahankan keadaan homeostasis terdapat 2 strategi utama pengaturan fungsi jantung: 1. Pengaturan intrinsik 2. Pengaturan ekstrinsik

1. Pengaturan Intrinsik Pengaturan intrinsik berlangsung melalui mekanisme otoregulasi: heterometrik homeometrik

Prinsip dasar pengaturan intrinsik adalah: mengatur panjang otot jantung pengaturan kontraktilitas

Pengaturan heterometrik Faktor-faktor yang mempengaruhi preload: Tekanan pengisian (Filling pressure) Waktu pengisian (Filling time) Distensibiltas ventrikel (Ventricle distensibilty)

Preload merupakan tekanan akhir diastolis (EDP) yang pada keadaan normal berkisar 45mmHg. Pengaturan heterometrik Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan pengisian 1) Perubahan posisi 2) Tonus vena perifer 3) Volume darah 4) Latihan fisik 5) Pernafasan 6) Curah jantung Pengaturan heterometrik tekanan darah arteri merupakan parameter kinerja afterload yang paling baik. Peningkatan afterload menyebabkan perubahan curah jantung.

2. Pengaturan Ekstrinsik Mekanisme ekstrinsik terjadi melalui 1) susunan saraf 2) hormonal

Pengaturan Oleh Susunan Saraf Pengaturan oleh susunan saraf terdiri dari: 1) Susunan saraf otonom 2) Susunan saraf simpatis 3) Susunan saraf parasimpatis 4) Refleks baroreseptor

Susunan saraf pusat Pengaturan Oleh Susunan Saraf SimpatisBerasal dari segmen torakal 5-6 dan segmen servikal 1-2, mempersarafi miokardium dan sistimkonduksi jantung F dan E. Susunan saraf simpatis menghasilkan katekolamin yang bekerja pada jantung melaluireseptor adrenergik. Terutama berperan pada keadaan aktifitas metabolisme yang meningkat. Pengaturan Oleh Susunan Saraf Parasimpatis pada orang sehat, dalam keadaan istirahat, tonus parasimpatis lebih dominan dibanding simpatis. Berasal dari nukleus motor dorsalis saraf vagus dan nukleus ambiguus. Mekanisme kerja parasimpatis melalui pelepasan asetilkholin (ACh) yang bekerja secaralangsung pada reseptor muskarinik, dan secara tidak langsung dengan menghambat pelepasankatekolamin dari ujung saraf simpatis pengaturan oleh

baroreseptor. Baroreseptor terdapat pada dinding sinus karotis, lengkung aorta, dinding atria, muara v. cavaedan v. pulmonal Baroreseptor merupakan reseptor regang yang diaktifasi oleh peregangan pada daerah dimana reseptor tersebut berlokasi. Terdapat dua jenis baroreseptor: 1) baroreseptor perifer 2) baroreseptor kardiopulmoner Pengaturan oleh baroreseptor perifer Baroreseptor perifer terdapat pada dinding sinus karotis dan lengkung aorta. Berperan dalam mengintegrasikan fungsi vaskuler dan fungsi otot jantung Kenaikan tekanan darah akan peregangan pada aorta dan a. karotis sehingga menyebabkan penurunan denyut jantung Penurunan dan peningkatan denyut jantung terjadi melalui aktifasi parasimpatis dan simpatis

Pengaturan oleh reseptor kardiopulmoner

Reseptor ini terdapat pada semua ruang jantung yang dihubungkan ke pusat pengaturan kardiovaskuler dan medulla spinal melalui serabut saraf bermielin dan tidak bermielin berfungsi untuk memantau pengisian jantung dan volume darah. Terdiri dari 3 jenis reseptor: 1) reseptor veno-atrial 2) reseptor atrial-ventrikular dan a. pulmoner 3) reseptor aferen spinal simpatetik Pengaturan Oleh Susunan Saraf Pusat Pusat pengaturan sistim kardiovaskuler terdapat pada vasomotor area di medulla oblongata. Terdapat hubungan antara vasomotor area dengan korteks serebri dan hipotalamus. Pusat vasomotor di picu oleh khemoreseptor sentral dan perifer secara langsung. Khemoreseptor sangat sensitif terhadap pO2 yang rendah dan pCO2 yang tinggi. Stress emosional berperan dalam pengaturan fungsi jantung melalui korteks serebri dan hipotalamus. Stres emosional menimbulkan respon kardiovaskuler berupa peningkatan aktifitas parasimpatisdan simpatis. Stres emosional yang berbeda memberikan respon kardiovaskuler yang berbeda Pengaturan Oleh Hormon: 1) Katekolamin dan Dopamin 2) Vasopresin 3) Angiotensin II 4) Atrial Natriuretik Peptida 5) Adrenomedullin 6) Oksitosin 7) Aldosteron 8) Kortisol 9) Hormon Tiroid 10) Hormon Pertumbuhan 11) Insulin 12) Glukagon

Kesimpulan Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa jantung dalam bekerja dapat dipengaruhi oleh organ-organ yang terkait, seperti a. Karotis dan sinus karotikus yang dapat menurunkan denyut jantung.Massage pada sinus karotikus berfungsi sama dengan pada a. Karotis, yaitu menurukan degup jantung, sehingga degup jantung perempuan tersebut bisa kembali normal.

Daftar Pustaka 1. Ward J. P.T, Clarke R, Linden R. AT a Glance Fisiologi. Jakarta: Erlangga2003.h.33 2. Sloane E.Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:EGC.2003.h.288-230. 3. Faiz O, Moffat D.Anatomy at a glance.Jakarta:Penerbit Erlangga.2003.h.17-19. 4. Underwood J.C. Patologi umum dan sistematik. Jakarta: EGC 2006Ross M.H Histologi dan biologi sel ed.2. London: NMS, 2005 : h. 52-9. 5. Jantung dan alat pacunya. Dalam: Tapan E. Penyakit Degeneratif. Jakarta: PT. Gramedia, 2005. (h) 5-16 6. Muttaqin A. Pengkajian keperawatan klien dengan angguan sistem kardiovaskuler. Dalam: Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika, 2009. (h) 33-58. 7. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC;2007.h.134-43

You might also like