You are on page 1of 25

Kultur Jaringan Tanaman

Prinsip Dasar, Sejarah Perkembangan, dan Manfaat Kultur Jaringan

Julianto Yeremias Ipit Kukuh Permadi Wilhelmus Andyka Wahyu Eliza Wina Laili Maulida Maryono

I21109002 I21110004 I21110039 I21110040 I21111001 I21111002 I21111003

Pengertian
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh sehingga dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.

Prinsip
Prinsip dasar kultur jaringan terdapat pada teori sel yang dikemukakan oleh dua ahli Biologi Jerman, M.J. Schleiden dan T. Schwann yang menyatakan bahwa sel tumbuhan bersifat autonom dan mempunyai totipotensi.

Cont
Autonom
Dapat melakukan metobolisme, pertumbuhan, dan perkembangan secara independen. Kemampuan sel tumbuhan untuk beregenerasi menjadi tanaman utuh.

Totipotensi

Cont
Dalam kultur jaringan dikenal istilah eksplan yang merupakan bagian kecil dari tanaman (sel, jaringan, atau organ) yang digunakan untuk memulai suatu kultur. Eksplan yang digunakan harus yang masih muda karena sel-selnya bersifat meristematis.

Cont
Sel-sel pada eksplan yang dorman, dihadapkan pada kondisi stress untuk mengubah pola metabolisme, sehingga sel memulai siklus barunya dan akan tumbuh berkembang di dalam kultur. Respon yang terlihat pertama yaitu terbentuknya jaringan penutup luka dan sel-sel terus membelah membentuk massa yang disebut kalus.

Cont
Sel-sel kalus berbeda dengan sel eksplannya, dimana sel ini tidak terdiferensiasi (dediferensiasi). Sel-sel eksplan dalam keadaan dorman diinduksi dengan zat pengatur tumbuh untuk aktif kembali melakukan pembelahan.

Cont
Laju pertumbuhan sel, jaringan, atau organ tanaman didalam kultur akan menurun setelah periode waktu tertentu, yang umumnya ditandai dengan adanya gejala nekrosis pada eksplan. Sehingga perlu dilakukan subkultur, yaitu suatu proses pemindahan sel-sel, jaringan, atau organ kedalam medium baru.

Cont
Perkembangan selanjutnya adalah morfogenesis, yaitu proses terbentuknya organ-organ baru yang kemudian akan tumbuh menjadi tanaman utuh. Tanaman regenerasi yang dihasilkan dari teknik kultur jaringan disebut plantlet.

Cont
Pembentukan plantlet melalui dua proses berbeda yakni :

Organogenesis
Proses diferensiasi meristem unipolar menghasilkan ujung tunas yang akan tumbuh menjadi tunas atau ujung akar yang akan menjadi akar.

Cont
Embriogenesis Somatik
Proses diferensiasi meristem bipolar yang berupa bakal tunas dan akar, dua meristem diperlukan untuk pertumbuhan tanaman utuh.

Cont
Morfogenesis in vitro dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung.

Morfogenesis secara langsung terjadi tanpa melalui tahapan kalus. Sel-sel diinduksi langsung menjadi embriogenik dengan cara menanamkan eksplan pada medium dengan kombinasi zat pengatur tumbuh.

Cont
Morfogenesis secara tidak langsung melalui tahapan kalus terlebih dahulu. Kalus yang lunak ditransfer kedalam medium cair akan membentuk suspensi sel yang aktif tumbuh.

Cont
Suatu kultur sel menggunakan sel sebagai eksplan. Eksplan berasal dari sel-sel yang mengalami dediferensiasi (kalus). Kalus yang digunakan sebagai eksplan disebut inokulum.

Kultur sel yang dipelihara dalam medium akan membentuk sel-sel yang terorganisir (embrio).

Cont
Embrio yang terbentuk adalah dari sel-sel somatik atau gametik dan disebut sebagai embrio adventif, dimana prosesnya disebut embriogenesis somatik. Embrio akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh.

Sejarah dan Perkembangan


1590 Penemuan mikroskop oleh Zakarias Jensen yang kemudian disempurnakan oleh Anthoni van Leeuwenhoek. 1838-1839 Penemuan konsep totipotensi sel oleh M.J. Schleiden dan T. Schwann.

Cont
1902 Percobaan awal mengkultur sel dan jaringan tanaman pada kondisi tidak aseptis oleh Gottlieb Haberlandt. 1928-1930 Penemuan auksin sebagai zat pengatur tumbuh oleh Went dan Thiman.

Cont
1939 Riset kultur multiseluler sebagai eksplan yang dipelopori oleh Philip Rodney White, Roger Gautheret, dan Piere Nobecourt. 1955 Penemuan sitokinin sebagai zat pengatur tumbuh oleh Miller dkk.

Cont
1957 Skoog dan Miller berhasil mengatur pertumbuhan akar dan tunas dari kalus tembakau menggunakan kombinasi auksin dan sitokin pada medium. 1958 J.Reinert dan FC.Steward, berhasil membuktikan totipotensi sel pada kultur suspensi sel dengan eksplan umbi akar wortel.

Cont
1960-1970 Perkembangan teknik mikropropagasi.

1960
E.C. Cocking berhasil mengisolasi protoplas dari sel-sel akar dengan menggunakan enzim selulose

Cont
1966

Guha dan Maheshwari berhasil memperoleh tanaman dari anther Datura innoxia diketahui bahwa plantlet bersifat haploid yang berasal dari mikrospora.
1970

Nagata dan Takebe, berhasil menunjukkkan adanya pembelahan protoplas yang diisolasi dari mesofil daun tembakau.

Cont
1972

C. Nitsch berhasil menginduksi mikrospora Datura, Nicotiana, dan Licopersicon langsung menjadi plantlet.
1980 - Sekarang Semakin berkembangnya ilmu genetika sel somatik dan rekayasa genetika.

Manfaat Teknik Kultur Jaringan


Teknik kultur jaringan telah berkembang sedemikian pesat sehingga dapat dipergunakan untuk keperluankeperluan tertentu. Bidang Agribisnis Menekan biaya produksi karena dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dengan waktu singkat.

Cont
Bidang Farmakologi Berguna sebagai sumber metabolit sekunder yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Memperoleh Hibrida Baru

Mendapatkan Tanaman Haploid


Penyimpanan Plasmanutfah Penyelamatan Embrio Menunjang Penelitian Penyakit Tanaman

Terima Kasih Atas Perhatiannya

You might also like