You are on page 1of 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Di dalam penelitian ini, penulis mengamati berbagai konsentrasi bawang putih (Allium sativum) sebagai pestisida nabati terhadap tingkat kematian ulat daun (Papilio polyxenes). Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh datadata sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Pengamatan Berbagai Konsentrasi Terhadap Lama Daya Bunuh No Wadah Berbagai Konsentrasi (g/ml) Lama Daya Bunuh (sekon)

1 g/ml

336 sekon

II

2 g/ml

312 sekon

III

3 g/ml

300 sekon

IV

4 g/ml

240 sekon

5 g/ml

222 sekon

4.2 Pembahasan Bawang putih (Allium sativum) merupakan salah satu bumbu masak bagi kalangan orang Indonesia. Namun bawang putih (Allium sativum) juga merupakan pestisida alami disamping harganya yang relatif murah. Dewasa ini, banyak petani mengeluh akibat pertmbuhan ulat, khususnya ulat daun (Papilio polyxenes) pada berbagai tanaman yang kian melejit. Laju pertumbuhan ulat daun (Papilio polyxenes)

16

17

inilah yang biasanya mengakibatkan petani kerugian. Dengan begitu, bawang putih sebagai pestisida nabati dengan konsentrasi paling besar yakni 5 g/ml paling mendukung tingkat kematian ulat daun (Papilio polyxenes) daripada konsentrasi yang lain. 4.2.1 Perilaku Ulat Daun (Papilio polyxenes) Pada Pemberian Berbagai Konsentrasi Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Bawang putih sebagai nabati dapat mempengaruhi tingkat kematian ulat daun (Papilio polyxenes). Bawang putih mengandung zat allisin dan dialilsulfida yang terkandung dalam bawang putih cukup mematikan bagi ulat daun (Papilio polyxenes). Allisin dan dialilsulfida merupakan bahan yang mudah diesktrak dengan menggunakan air biasa dan bersifat racun kontak yang akan bekerja baik jika terkena atau kontak langsung terhadap sasaran yaitu pada bagian tubuh ulat daun (Papilio polyxenes). Zat Alisin dan dialilsulfida yang dapat bertindak sebagai bahan yang dapat menganggu system hormon di dalam tubuh ulat daun (Papilio polyxenes). Zat allisin dan dialilsulfida bersifat sistematik yang dapat menyerap dan ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman yang disemprot sehingga dapat meracuni sekaligus menggangu ulat daun (Papilio polyxenes) setelah beberapa hari zat allisin dan dialilsulfida terurai oleh faktor alam sehingga tidak meracuni lingkungan. Alisin bekerja dengan cara menganggu sintesis membran sel parasit sehingga parasit tidak dapat berkembang lebih lanjut. Alisin juga bersifat toksik terhadap sel parasit maupun bakteri. Alisin bekerja dengan merusak sulfhidril yang terdapat pada protein. Alisin memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis melihat bahwa tingkat kematian ulat daun (Papilio polyxenes) dengan konsentrasi bawang putih 5 g/ml mengalami tingkat kematian paling mendukung daripada konsentrasi bawang putih lainnya. Bawang putih mengandung zat dialilsulfida dan allisin. Pada konsentrasi yang rendah yaitu 1 g/ml, bawang putih tidak terlalu bersifat racun yang kuat sehingga

18

kurang mendukung tingkat kematian ulat daun (Papilio polyxenes) sedangkan pada konsentrasi yang tinggi yaitu 5 g/ml, bawang putih bersifat racun yang sangat kuat karena semakin banyaknya dialilsulfida dan allisin sehingga dapat mempercepat kematian ulat daun (Papilio polyxenes) jika terkena atau kontak langsung dengan tubuh ulat daun (Papilio polyxenes). Jadi, bawang putih dengan konsentrasi 5 g/ml paling mendukung tingkat kematian ulat daun (Papilio polyxenes). Daya bunuh ulat daun beragam karena konsentrasi zat dialilsulfida berbeda tergantung konsentrasi bawang putih yang dicampurkan. Semakin konsentrasi bawang putih maka semakin besar daya bunuh yang tinggi. Daya bunuh yang tinggi menyebabkan tingkat kematian yang tinggi pula. 4.2.2 Konsentrasi Bawang Putih Yang Memiliki Daya Bunuh Terbaik Untuk Ulat Daun (Papilio polyxenes) Berdasarkan data-data pada tabel hasil pengamatan, penulis data melihat bahwa bawang putih dengan konsentrasi 5 g/ml paling mendukung tingkat kematian ulat daun (Papilio polyxenes ) karena bersifat racun yang sangat kuat sedangkan bawang putih dengan konsentrasi 1 g/ml mengalami tingkat kematian ulat daun (Papilio polyxenes ) mengalami tingkat kematian yang paling lambat karena bersifat racun yang kurang kuat dan bekerja kurang optimal jika terkena atau kontak langsung terhadap ulat daun (Papilio polyxenes). Tingkatan peranan bawang putih (Allium sativum) terhadap tingkat kematian ulat daun (Papilio polyxenes) dari yang paling mendukung adalah 5 g/ml, 4 g/ml, 3 g/ml, 2 g/ml, 1 g/ml.

19

Gambar 4.1 Senyawa Alisin (http://bp.blogspot.com/_CUS_kG2Y3A/TF66EKIHIzI/DcpnslDIKhk/struk2.jpg)

Gambar 4.2 Anatomi Ulat Daun (Papilio polyxenes) (http://static.ddmcdn.com/gif/caterpillar-anatomy.gif)

You might also like