You are on page 1of 25

1

AYAT TENTANG PENDIDIKAN




A. Latar Belakang
Secara filosofis, pendidikan merupakan sebuah sistem yang memiliki
aspek-aspek yang saling berhubungan. Menurut A.D. Marimba (1989: 19-65),
pendidikan adalah proses membimbing atau memimpin yang dilakukan secara
sadar oleh pendidik untuk mengembangkan jasmani dan rohani peserta didik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Dalam proses membimbing atau
memimpin tersirat dua pihak yang saling berhubungan, yaitu pendidik dan peserta
didik. Selain itu, agar usaha dalam proses tersebut dapat mencapai tujuan
pendidikan, maka diperlukan landasan/dasar yang jelas serta alat dan
badan/lembaga penyelenggara pendidikan. Dengan demikian, pendidikan terdiri
dari beberapa aspek, yaitu: peserta didik, pendidik, dasar, tujuan, alat, dan
badan/lembaga pendidikan.
Berdasarkan keterangan tersebut, pendidik merupakan salah satu bagian
integral dari sistem pendidikan. Pendidik atau subyek pendidikan adalah orang
yang terlibat secara langsung dan kuntinyu dalam proses pendidikan. Dalam dunia
pendidikan, yang lazim disebut pendidik adalah orang tua, guru, dan para
pemimpin masyarakat atau orang-orang yang telah dewasa. Orang tua berperan
sebagai pendidik di lingkungan rumah tangga, guru berperan sebagai pendidik di
sekolah, sedangkan yang lainnya dapat memainkan peran sebagai pendidik di
lingkungan sosial. Walaupun peranan para pendidik ini berbeda tempatnya, tidak
berarti mereka bekerja sendiri-sendiri. Semuanya harus dapat memainkan
perannya masing-masing secara bertanggung jawab dalam kerangka kerjasama
yang harmonis dan saling mendukung agar peserta didik memiliki kepribadian
yang utama.


2

B. Pengertian Subyek (Pelaku) Pendidikan
Secara filosofis, pendidikan merupakan sebuah sistem yang memiliki aspek-
aspek yang saling berhubungan. Pendidikan adalah proses membimbing atau
memimpin yang dilakukan secara sadar oleh pendidik untuk mengembangkan
jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Dalam proses membimbing atau memimpin tersirat dua pihak yang saling
berhubungan, yaitu pendidik dan peserta didik. Selain itu, agar usaha dalam
proses tersebut dapat mencapai tujuan pendidikan, maka diperlukan
landasan/dasar yang jelas serta alat dan badan/lembaga penyelenggara
pendidikan. Dengan demikian, pendidikan terdiri dari beberapa aspek, yaitu:
peserta didik, pendidik, dasar, tujuan, alat, dan badan/lembaga pendidikan.
Berdasarkan keterangan tersebut, pendidik merupakan salah satu bagian
integral dari sistem pendidikan. Pendidik atau subyek pendidikan adalah orang
yang terlibat secara langsung dan kuntinyu dalam proses pendidikan. Dalam dunia
pendidikan, yang lazim disebut pendidik adalah orang tua, guru, dan para
pemimpin masyarakat atau orang-orang yang telah dewasa. Orang tua berperan
sebagai pendidik di lingkungan rumah tangga, guru berperan sebagai pendidik di
sekolah, sedangkan yang lainnya dapat memainkan peran sebagai pendidik di
lingkungan sosial. Walaupun peranan para pendidik ini berbeda tempatnya, tidak
berarti mereka bekerja sendiri-sendiri. Semuanya harus dapat memainkan
perannya masing-masing secara bertanggung jawab dalam kerangka kerjasama
yang harmonis dan saling mendukung agar peserta didik memiliki kepribadian
yang utama.






3

1. Al-Kahfli 18
a. Ayat Dan Terjemahan

g+=O^4`4 1uC -4
1O~+O _ _+:ggU+^4 =-O
-g4O^- =-O4 Eg]=-
W _+:UE4 [OO4 gO^14N-4OgO
g1g4O^) _ O =euU-C-
jgOU4N =e^O-4O _u4g`
-4O-4Og =e^O)U4 gu+g`
4:;N+O ^g
. dan kamu mengira mereka itu bangun, Padahal mereka tidur; dan Kami
balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka
mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. dan jika kamu
menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan
melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan
terhadap mereka.
b. Mufrodat

Kanan

Tentu Kamu Berpaling

Diantara Mereka

Tentulah Kamu Akan Dipenuhi

c. Asbabun Nuzul
4

Ibnu Murdawaih mengetengahkan pula hadis yang lain melalui
sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa ketika ayat itu turun, yaitu
firman-Nya, "Dan mereka tinggal dalam gua mereka selama tiga ratus." (Q.S.
Al Kahfi, 25) para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah! Tiga ratus apakah,
tahun atau bulan?" Allah pun menurunkan kelanjutannya, yaitu firman-Nya,
"(tiga ratus) tahun dan ditambah sembilan tahun." (Q.S. Al Kahfi, 25).
d. Tafsir
1. Pustaka
Setelah mereka mendapat tempat yang aman dalam gua itu, tekunlah
mereka beribadah di dalamnya sampai Tuhan menutup pendengaran
mereka dan tertidurlah mereka. Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan
keadaan mereka sewaktu tidur. Mereka tampaknya bangun tetapi
sebenarnya mereka tidur. Berkata Ibnu Kasir: "Sebagian ahli ilmu
menerangkan bahwa tatkala Tuhan menutup pendengaran mereka dengan
jalan menidurkan mereka, maka mata mereka tidak tertutup rapat agar
jangan cepat rusak. Bila itu tetap terbuka untuk udara, maka itu lebih
tahan lama. Karena mata mereka terbuka, mereka disangka jaga; seolah-
olah mereka melihat siapa yang berdiri di hadapan mereka. Padahal
mereka itu benar-benar tidur. Tapi tidur mereka berlainan dengan tidur
manusia biasa. Pada tidur biasa umumnya terdapat tanda-tanda istirahat
dan organ-organ tubuh terutama mata dan muka. Tidur para penghuni gua
itu, menyimpang dari sunah alam yang berlaku, karena Pencipta Alam
berkehendak untuk memperlihatkan kepada manusia yang ingkar pada
kekuasaan dan kedaulatan Nya atas alam semesta ini.
1

Meskipun mereka dalam tidur mereka digerakkan Tuhan dengan
membalikkan mereka ke kiri dan ke kanan sebagaimana lazimnya orang
hidup yang sedang tidur, namun hal demikian tidaklah mengurangi keluar

1
Jabir bin Musa aljazairi,Aisaruttafasir, Maktabah ululm wal haikmah, Madinah,2003
5

biasaan peristiwa tidur itu sendiri. Tidaklah dapat disamakan dengan
berbaliknya seseorang yang tidur biasa agar supaya badan terpelihara.
Tuhan Maha Kuasa memelihara badan mereka, walaupun mereka tidak
membalik ke kiri dan ke kanan. Tuhan menggerakkan mereka pada waktu
tertentu, untuk menunjukkan adanya kehidupan pada mereka dan
membedakan mereka dengan patung-patung atau mumi yang merupakan
benda-benda mati. Walaupun misalnya mereka berbalik ke kiri dan ke
kanan sekali dalam setahun, sudah cukup menunjukkan pula keajaiban
yang luar biasa bagi orang-orang yang menyaksikan sebab mereka tidur
lebih tiga ratus tahun lamanya.
Ahli tafsir bermacam-macam pendapat, ada yang mengatakan enam
bulan sekali mereka berbalik, ada pula yang mengatakan sekali setahun
pada hari Asyura, ada pula yang mengatakan sembilan tahun dan
sebagainya; dan perhitungan waktu itu tidaklah penting untuk diketahui.
Anjing peliharaan mereka sama pula halnya dengan keadaan mereka.
Anjing itu dalam keadaan membujurkan badan dengan kedua tangannya
berada di dekat pintu gua. Suasana dalam gua itu sangat menyeramkan.
Siapa saja yang ingin masuk hendak melihat keadaannya, tentulah mereka
akan merasa takut, dan melarikan diri. Tak seorangpun yang berani masuk
menyentuh gua itu. Tuhan menciptakan suasana seram dan menakutkan
dalam gua itu, menurut Ibnu Kasir agar jangan seseorangpun yang
mendekat dan menyentuh mereka.
Sampai kelak datang ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT,
sebab peristiwa itu mengandung hikmah yang benar, dan atasan yang kuat
bahwa janji Allah itu benar dan hari kiamat pasti datang.
2

2. Menurut Pendapat Penulis

2
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=1&SuratKe=18#12
6

Ayat seterusnya menyempurnakan pemandangan yang
mengkagumkan , di mana pemuda-pemuda di balik-balikan tubuh mereka
ke kanan dan ke kiri, mereka berada dalam keadaan tidur yang lama
sehingga orang yang melihat mereka menyangka bahawa mereka sedang
berjaga., sedangkan mereka tidur. Manakala anjing mereka pula seperti
kebiasaan sifat anjing yang sedang menghulurkan kedua-dua lengan di
depan pintu gua, seolah-olah menjaga mereka.
Keadaan mereka yang tidur berbalik-balik itu, boleh menimbulkan
perasaan takut kepada orang yang melihat mereka kerana mereka seperti
orang berjaga sedangkan mereka tidur. Itulah takdir Allah supaya tidak
ada orang yang dapat mengganggu mereka sehingga sampai masa yang
ditentukan oleh Allah.

2. al-Rahman ayat 1-4.
a. Ayat dan Terjemah
}EuOO- ^ =^U4
4p-47O^- ^g 4UE
=}=Oee"- ^@ +OE^U4N
4p4O4:^- ^j

1. (tuhan) yang Maha pemurah, 2. yang telah mengajarkan Al Quran.
3. Dia menciptakan manusia. 4. mengajarnya pandai berbicara.
3


b. Mufrodat
Kalimat adalah salah satu nama yang dikhususkan untuk
Allah, berbeda dengan asma Allah yang lain seperti
maka bisa di ungkapkan untuk yang lainnya seperti halnya lafadz .

3
Al-Quran Kharim
7

adalah khobar dari lafadz , lafadz khobar kedua ,
sedangkan adalah khobar ketiga
Sedangkan pengertian ada pendapat yang menyatakan Nabi
Adam, ada yang menyatakan semua jenis manusia, ada yang mengataakan
Nabi Muhammad. artinya menciptakan dari tidak ada menjadi ada
dengan segala kemampuan yang diberikanNya. adalah mantiq yang
fasih dan ta`lim adalah mempelajari yang tampak dan segala sesuatu yang
tidak tampak yang berhubungan dengan lainnya.
c. Asbabunnuzul
Ayat ini diturunkan setelah terjadi pelecehan orang kuffaar setelah ada
perintah untuk bersujud pada Arrahman yang terdapat dalam surat al furqon
ayat 60

, orang kafir mengungkapkan


kita tidak kenal dengan sesoraang yang namanya Rohman kecuali Rohman
dari Yamamah maka ayat ini menegaskan bahwa Arrahman bukanlah dia
tetapi Allah yang maha yang maha rahman yang telah mengajarkan Alquraan
dan telah menciptakan manusia.
d. Munasabah
Munasabah ayat ini dengan ayat sebelumnya ada dula hal, pertama
ayat sebelumnya diawali dengan mu`jizah yang menunjukkan kekuasaan dan
dan kebesaranNya, sedang ayat ini menun jukkaan mu`jizah dengan kasih
sayangnya dzat maha rohman dengan mengajarkan manusia atas alquran.
Kedua pada akhir ayat surah sebelumnya adalah kalimat

makna
yang terkandung pada akhir ayat ini menunjukkan kewibawaan Allah sedang
pada ayat Arrahman menunjukan kelembutanNya.
e. Tafsir
1. Pustaka
Ayat 1 dan 2 : Pada ayat ini Allah yang maha pemurah
menyatakan bahwa Dia telah mengajar Muhammad Al-Quran dan
Muhammad telah mengajarkan umatnya. Ayat ini turun sebagai bantahan
8

bagi penduduk Makkah yang mengatakan Sesungguhnya Al-Quran itu
diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad). 364)
4

Oleh karena ayat ini mengungkapan beberapa nikmat Allah atas
hambaNya, maka surat ini dimulai dengan menyebut nikmat yang paling
besar faedahnya danpaling banyak manfaatnya bagihamba-Nya, yaitu
nikmat mengajar Al-Quran. Maka manusia dengan mengikuti ajaran Al-
Quran akan berbahagialah di dunia dan di akhirat dan dengan berpegang
teguh pada petunjuk-petunjuk-Nya niscaya akan tercapailah tujuan di
kedua tempat tersebut. Al-Quran adalah induk kitab-kitab samawi yang
diturunkan kepada sebaik-baik makhluk Allah yang berada di bumi ini.
Ayat 3 dan 4 : Dalam ayat ini Allah menyebutkan nimat kejadian
manusia yang menjadi dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu.
Sesudah Allah menyatakan nikmat mengajar Al-Quran pada ayat yang
lalu, maka pada ayat ini Allah menciptakan jenis makhluk-Nya ini dan
diajarka-Nya pandai membicarakan tentang apa yang tergores dalam
jiwanya dan apa yang terpikir oleh otaknya, kalaulah tidak mungkin tentu
Muhammad tidak akan mengajarkan Al-Quran kepada umatnya.
Manusia adalah makhluk yang berbudaya, tidak dapat hidup
kecuali dengan berjamaah, maka haruslah ada alat komunikasi yang dapat
menghubungkan antara dia dengan saudaranya yang menulis kepadanya
dari penjuru dunia yang jauh dan dari benua-benua serta dapat memelihara
ilmu-ilmu terdahulu untuk dimanfaatkan oleh orang-orang kemudian dan
menambah kekurangan-kekurangan yang terdapat dari orang-orang
terdahulu.
Ini adalah suatu anugerah rohaniah yang sangat tinggi nilainya dan
tidak ada bandingannya dalam hidup, dari itu nikmat ini didahulukan
sebutannya dari nikmat-nikmat yang lain. Pertama-tama dimulai dengan

4
Ahmad bin Muhammad almahdy asyyadili, bahrul Murid, Darul Kutub,Bairut,2002 hal 22
9

sesuatu yang harus dipelajari, yaitu Al-Quran yang menjamin
kebahagiaan, lalu diikuti dengan belajar kemudian ketiga cara dan metode
belajar, dan seteusrnya berpindah kepada membacakan benda-benda
angkasa yang diambi manfaat darinya.
5

2. Pendapat Penulis
Pada ayat ini Allah yang Maha Pemurah menyatakan bahwa Dia
telah mengajar Muhammad saw Alquran dan Muhammad telah
mengajarkan umatnya. Ayat ini adalah turun sebagai bantahan bagi
penduduk Mekah yang mengatakan:
Artinya:
Sesungguhnya Alquran itu diajarkan oleh seorang manusia
kepadanya (Muhammad)". (Q.S. An Nahl: 103).
Oleh karena isi ayat ini mengungkapkan beberapa nikmat Allah
atas hamba-Nya, maka surah ini dimulai dengan menyebut nikmat yang
paling besar faedahnya dan paling banyak manfaatnya bagi hamba-Nya,
yaitu nikmat mengajar Alquran. Maka manusia dengan mengikuti ajaran
Alquran akan berbahagialah di dunia dan di akhirat dan dengan berpegang
teguh pada petunjuk-petunjuk Nya niscaya akan tercapailah tujuan di
kedua tempat tersebut. Alquran adalah induk kitab-kitab samawi yang
diturunkan kepada sebaik-baik makhluk Allah yang berada di bumi ini.
Dalam ayat ini Allah menyebutkan nikmat kejadian manusia yang
menjadi dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu. Sesudah Allah
menyatakan nikmat mengajar Alquran pada ayat yang lalu, maka pada
ayat ini Dia menciptakan jenis makhluk Nya ini dan diajarkan Nya pandai
membicarakan tentang apa yang tergores dalam jiwanya dan apa yang
terpikir oleh otaknya, kalaulah tidak mungkin tentu Muhammad tidak
akan mengajarkan Alquran kepada umatnya.

5
Ahmad bin Muhammad almahdy asyyadili, bahrul Murid, Darul Kutub,Bairut,2002 hal 23
10

Manusia adalah makhluk yang berbudaya, tidak dapat hidup
kecuali dengan berjemaah, maka haruslah ada alat komunikasi yang dapat
menghubungkan antara ia dengan saudaranya yang menulis kepadanya
dari penjuru dunia yang jauh dan dari benua-benua serta dapat memelihara
ilmu-ilmu terdahulu untuk dimanfaatkan oleh orang-orang kemudian dan
menambah kekurangan-kekurangan yang terdapat dari orang-orang
terdahulu.
Ini adalah suatu anugerah rohaniah yang sangat tinggi nilainya dan
tidak ada bandingannya dalam hidup, dari itu nikmat ini didahulukan
sebutannya dari nikmat-nikmat lainnya. Pertama-tama dimulai dengan
sesuatu yang harus dipelajari, yaitu Alquran yang menjamin kebahagiaan,
lalu diikuti dengan belajar kemudian ketiga cara dan metode belajar, dan
seterusnya berpindah kepada membacakan benda-benda angkasa yang
diambil manfaat dari padanya.
3. Surat al-Najm ayat 5-6
a. Ayat Dan Terjemahan
+O4-4N CgE- O4O^-
^) O EOg` O4O4-c ^g
yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.
yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri
dengan rupa yang asli.
6

b. Mufrodat

yang di maksud adalah malaikat Jibril


. yang mempunyai kecerdasan yang kuat.
menampakkan diri dari langit dalam wujud aslinya.
c. Tafsir
1. Pustaka

6
Al-Quran Kharim
11

Mengenai dua ayat tersebut, dalam Tafsir Al Qurthuby
dijelaskan bahwa seluruh mufasir mengatakan adalah
malaikat Jibril, kecuali Al Hasan, ia menyatakan bahwa
adalah Allah SWT. Adapun kalimat berarti memiliki kekuatan
dan kecerdasan/wawasan luas.
Demikian pula yang dinyatakan oleh Ibn Katsir. Dengan
merujuk kepada pendapat jumhur mufasir, ayat ini berbicara tentang
Malaikat Jibril yang menjadi guru besar Nabi Muhammad SAW.
Terlepas dari ikhtilaf mengenai figur yang disebut pada ayat 5, seluruh
mufasir sepakat bahwa figur dimaksud bersifat memiliki kekuatan
dalam segala dimensinya serta kecerdasan khusus. Dengan demikian,
makna tarbawy dalam ayat ini adalah bahwa seorang pendidik
seyogyanya merupakan sosok yang kuat, baik dari segi fisik, mental,
ekonomi, maupun intelektual.
7

2. Menurut Penulis
Seorang pendidik merupakan cermin bagi pelajar, pelajar
sedikit tidak akan mengikuti karakter dan sifat dari seorang pendidik.
Sehingga sepantasnya bagi pendidik memberikan tauladan yang baik
bagi pelajar, akan tetapi realita yang terjadi dalam dunia pendidikan
kontemporer sudah tidak menunjukkan hal tersebut. Pendidik bersaing
dengan pelajar dalam berperilaku buruk yang tidak sepantasnya
dilakukan bagi seorang pendidik maupun pelajar.
Karena seorang pendidik merupakan cermin bagi pelajar. Maka
seorang pendidik harus melihat dan mengevaluasi kembali segala
bentuk sikap khilafnya agar kedepannya bisa diperbaiki. Karena,
ketika pendidik mampu melakukannya dan mampu memperbaiki
kesalahan ataupun kekhilafannya, maka perilaku pelajarpun sedikit

7
Ahmad bin Muhammad almahdy asyyadili, bahrul Murid, Darul Kutub,Bairut,2002 hal 26
12

tidak akan berubah dan mengikuti pendidik. Dalam proses belajar-
mengajar pendidik menunjukkan kasih sayangnya dalam mengajar,
maka pelajarpun akan memunculkan rasa kasih sayang kepada sesama,
sehingga tidak ada lagi tawuran antar pelajar dan segala bentuk
kekerasan lainnya.
4. Surat al-Nahl ayat 43
a. Ayat Dan Terjemahan
.4`4 4LUEcO ;g` El)U:~
) L~E}jO /^O-^ jgO) _
W-EOU4*O u-
@O^g]~.- p) +-47
4pO+u> ^j@
ge4L)O4l^)
@O+O-4 .4L^4O^4
El^O) 4O-g]~.-
4))-4l+g +EELUg 4`
4@O+^ jgO) _^UE4
]NO-E4-4C ^jj
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab.
Dan Kami turunkan kepadamu Al quran, agar kamu menerangkan kepada
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan,(QS. 16:43-44)
8



8
Al-Quran Kharim
13

b. Mufrodat

: kecuali orang-orang lelaki, bukan malaikat. Ini merupakan


bantahan terhadap orang-orang Quraisy yang mengatakan : Allah lebih
agung dari pada rasul-Nya seorang manusia. Dan ini juga merupakan dalil
yang tegas kenabian tidak diberikan kecuali kepada orang laki-laki, tidak
ada nabi dari kalangan wanita.

: orang yang mempunyai pengetahuan, yaitu ulama ahlul kitab


yang mengetahui taurat dan injil.

: jika kamu tidak mengetahui, yakni jika kamu tidak


mengetahui hal itu, karena mereka mengetahuinya, kalian lebih
mempercayai mereka dari pada kepercayaan orang-orang yang beriman
kepada Nabi Muhammad saw.

: keterangan-keterangan (mukjizat), yakni kami mengutus mereka


dengan keterangan-keterangan yaitu argumentasi-argumentasi
yang jelas. Al-Bayyinah adalah mukjizat yang menunjukkan kebenaran
Rasul.

: kitab-kitab, yakni kitab-kitab syariat dan kewajiban-kewajiban


manusia.

: al-Quran. Al-Quran dinamakan

karena ia merupakan
pelajaran dan peringatan.

: agar kamu menerangkan kepada umat manusia, yakni


menerangkanrahasia-rahasia syariat.

: apa yang telah diturunkan kepada mereka, yaitu al-Quran,


: dan supaya mereka memikirkan,


14



c. Tafsir
a) Pustaka
Allah SWT menyatakan bahwa Dia tidak mengutus Rasul
sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw terkecuali laki-laki yang
diutusnya itu diberi wahyu. Ayat ini menggambarkan bahwa Rasul-
rasul yang diutus untuk menyampaikan wahyu hanyalah laki-laki dari
keturunan Adam as sehingga Muhammad saw diutus untuk
membimbing umatnya agar mereka itu beragama tauhid dan mengikuti
bimbingan wahyu.
Maka yang pantas diutus ialah Rasul-rasul dari jenis mereka
dan berbahasa seperti mereka. Pada saat itu Rasulullah saw diutus
orang-orang Arab menyangkal bahwa Allah tidak mungkin mengutus
utusan yang berasal dari manusia seperti mereka, tetapi kalau Allah
mau mengutus seorang malaikat, seperti firman Allah SWT:

Artinya:
Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul ini memakan makanan
dan berjalan di pasar-pasar?. Mengapa tidak diturunkan
kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan
peringatan bersama-sama dengan dia?"Q.S Al Furqan: 7)

Dan firman-Nya:

15

Artinya:
Patutkah menjadi keheranan bagi manusia, bahwa kami
mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka: "Berilah
peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman
bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan
mereka". Orang-orang kafir berkata: "Sesungguhnya orang ini
(Muhammad) benar-benar tukang sihir yang nyata". (Q.S Yunus: 2)
Mengenai penolakan orang-orang Arab pada kerisalahan
Muhammad karena ia seorang manusia biasa, dapatlah diikuti sebuah
riwayat dari Ad Dahhak yang disandarkan kepada Ibnu Abbas bahwa
setelah Muhammad saw diangkat menjadi utusan, orang Arablah yang
mengingkari kenabiannya, mereka berkata: "Allah SWT lebih Agung
bila Rasul Nya itu bukan manusia. Kemudian turun ayat-ayat surah
Yunus.
Sesudah itu Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang
musyrik agar bertanya kepada orang-orang Ahli Kitab sebelum
kedatangan Muhammad saw, baik kepada orang-orang Yahudi
ataupun kepada orang-orang Nasara. Apakah di dalam kitab-kitab
mereka itu disebutkan suatu keterangan bahwa Allah pernah mengutus
malaikat kepada mereka.
Maka kalau disebutkan di dalam kitab mereka itu bahwa Allah
pernah menurunkan malaikat sebagai utusan Allah bolehlah mereka itu
mengingkari kerisalahan Muhammad. Akan tetapi apabila yang
disebutkan di dalam kitab mereka Allah hanya mengirim utusan
kepada mereka manusia yang sejenis dengan mereka maka tidak
16

benarlah apabila orang-orang musyrik itu mengingkari kerisalahan
Muhammad saw.
Sesudah itu Allah SWT menjelaskan bahwa rasul-rasul itu
diutus dengan membawa keterangan-keterangan yang membuktikan
kebenarannya, yaitu mukjizat dan kita-kitab. Yang dimaksud dengan
keterangan di dalam ayat ini ialah dalil-dalil yang membukakan
kebenaran kerisalahannya dan di maksud dengan Az Zabur ialah kitab
yang mengandung tuntunan hidup dan tata hukum yang diberikan oleh
Allah kepada hamba Nya.
Dan Allah SWT menerangkan pula bahwa Dia telah
menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad saw, agar supaya Kitab
Alquran itu dijadikan pedoman untuk memberikan penjelasan kepada
manusia apa saja yang telah diturunkan kepada mereka yaitu perintah-
perintah dan larangan-larangan serta aturan-aturan hidup lainnya yang
harus mereka perhatikan dan mengandung kisah-kisah umat-umat
terdahulu agar supaya dijadikan suri tauladan, dalam menempuh
kehidupan di dunia. Juga agar Alquran itu dijadikan sebagai dasar
mengenai hal-hal yang mereka merasa sukar, yaitu menjelaskan
hukum-hukum yang terkandung dalam Alquran itu serta memerinci
kandungan yang bersifat global sesuai dengan kemampuan berpikir
dan kepahaman mereka terhadap tujuan-tujuan hukum.
Di akhir ayat Allah SWT menandaskan agar mereka suka
memikirkan kandungan isi Alquran dengan pemikiran yang jernih baik
terhadap prinsip-perinsip hidup yang terkandung di dalamnya, tata
aturan yang termuat di dalamnya serta tamsil ibarat yang ada di dalam
ayat-ayat Alquran itu, agar mereka itu memperoleh kesejahteraan
hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat, terlepas dari berbagai
macam azab dan bencana seperti yang menimpa umat-umat
sebelumnya.
17

b) Pendapat Penulis
Di akhir ayat Allah SWT menandaskan agar mereka suka
memikirkan kandungan isi Al-Quran dengan pemikiran yang jernih
baik terhadap prinsip-perinsip hidup yang terkandung di dalamnya,
tata aturan yang termuat di dalamnya serta tamsil ibarat yang ada di
dalam ayat-ayatnya, agar mereka itu memperoleh kesejahteraan hidup
di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat.




5. Surat al-Kahfi Ayat 66
1. Ayat Dan Terjemahan
4~ +O _/E<ON` E-
ElN)lE> -O>4N p
^}EggUE> Og` =e;ggUNN
-4;-+O ^gg
Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah
diajarkan kepadamu?"
9

2. Mufrodat

Mengajarkan Kepadaku

Petunjuk/kebenaran

Musa


9
Al-Quran Kharim
18

3. Tafsir
a) Pustaka
Dalam ayat ini Allah menyatakan maksud Nabi Musa as datang
kepada Al Khidir, yaitu untuk berguru kepadanya. Nabi Musa
memberi salam kepada Al Khidir berkata kepadanya: "Saya adalah
Musa". Al Khidir bertanya: "Musa dari Bani Israel?" Musa menjawab:
"Ya, benar! Maka Al Khidir memberi hormat kepadanya seraya
berkata: "Apa keperluanmu datang kemari?" Nabi Musa menjawab,
bahwa beliau datang kepadanya supaya diperkenankan mengikutinya
dengan maksud supaya Al Khidir mau mengajarkan kepadanya
sebagian ilmu yang telah Allah ajarkan kepada Al Khidir itu, yaitu
ilmu yang bermanfaat dan amal saleh.
Dalam ayat ini Allah menggambarkan secara jelas sikap Nabi
Musa sebagai calon murid kepada calon gurunya dengan mengajukan
permintaan berupa bentuk pertanyaan itu berarti Nabi Musa sangat
menjaga kesopanan dan mohon diperkenankan mengikutinya, supaya
Al Khidir sudi mengajarkan sebagian ilmu yang telah Allah berikan
kepadanya.
Sikap yang demikian menurut Al Qadi, memang seharusnya
dimiliki oleh setiap pelajar dalam mengajukan pertanyaan kepada
gurunya.
Keterangan-keterangan ini menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi
antara guru dan murid, harus berlangsung dalam suasana yang saling
menghargai / menghormati. Sikap ini ditunjukkan oleh Nabi Musa
belajar kepada Nabi Khidr a.s. sementara Nabi Musa a.s
mempersilakan Nabi Musa a.s untuk ikut belajar dengannya. Sikap
Nabi Musa a.s, ini merupakan cerminan kesopanan yang harus
dilakukan oleh seorang peserta didik kepada gurunya. Sedangkan
sikap Nabi Khidr a.s merupakan cerminan dari kesabaran dan sikap
19

lapang dada dalam memberikan bimbingan / pengajaran.
Dengan demikian, seorang mendidik harus memiliki
kompetensi dan kepribadian yang luhur dalam proses pembelajaran,
diantaranya ada lah dengan memiliki sikap sabar dalam menghadapi
prilaku peserta didiknya. Jika sikap seperti ini dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran, maka akan tercapai suasana yang kondusif
terhadap upaya memperoleh hasil belajar yang berkualitas baik, salah
satunya dengan menerapkan model pembelajara PAKEM
(pembelajaran aktif, kreatif, efektif danmenyenangkan).
Ayat ke-66 ini menjelaskan bahwa ucapan Nabi Musa as.
terhadap Nabi Khidir as. adalah ucapan yang lemah lembut (tanpa
paksaan). Oleh karena itu wajib bagi seorang mutaallim (pelajar)
apabila menanyakan sesuatu hal kepada muallim (guru) dengan
ucapan yang lemah lembut. Kata attabiuka ialah mengikuti dengan
sungguh-sungguh.

b) Penulis
Seorang mendidik harus memiliki kompetensi dan kepribadian
yang luhur dalam proses pembelajaran, diantaranya ada lah dengan
memiliki sikap sabar dalam menghadapi prilaku peserta didiknya. Jika
sikap seperti ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, maka
akan tercapai suasana yang kondusif terhadap upaya memperoleh hasil
belajar yang berkualitas baik, salah satunya dengan menerapkan model
pembelajara PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif,
efektif danmenyenangkan).



20












Kesimpulan

Surat Ar-Rahman ayat 1 4 :
a. Kata Ar-Rahman menunjukkan sifat-sifat pendidik adalah murah hati, penyayang
dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia khususnya kepada peserta didik
dan kepada masyarakat pada umumnya
b. Al-Quran merupakan sumber pendidikan Islam yang pertama dan utama, karena
Al-Quran memiliki nilai absolut yang diturunkan dari Alla
c. Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah mencetak manusia yang sempurna,
berilmu, berakhlak dan beradab
d. Ayat ini kaitannya dengan proses pendidikan adalah seorang guru apapun
pelajaran yang disampaikan, sampaikanlah dengan sejelas-jelasnya, sampai pada
tahap seorang siswa (subyek didik) benar-benar faham.

Surat An-Najm :
21

Seorang guru itu harus mempunyai kekuatan, baik kekuatan secara jasmani
maupun rohani. Kekuatan jasmani yakni berupa totalitas dalam mengajar, penampilan
dan perilaku yang baik,karena perilaku kita akan dijadikan cerminan oleh murid-
murid kita.
Surat An-Nahl 43 - 44 :
Q.S. An-Nahl ayat 43-44 terdapat hubungan yang sangart erat dengan
pendidikan, khususnya tentang subyek pendidikan. Hal ini ditunjukkan dengan
pengajaran yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril
tentang ketauhidan dan sebagainya dan Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk
menyampaikannya kepada umatnya.
Subyek pendidikan meliputi pendidik dan peserta didik, keduanya merupakan
suatu yang tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu diantara keduanya tidak ada maka
tidak akan terjadi proses pendidikan, sehingga tujuan pendidikan untuk mencapai
insan kamil tidak akan dapat tercapai.

Surat Al-Kahfi 66 :
Seorang mendidik harus memiliki kompetensi dan kepribadian yang luhur
dalam proses pembelajaran, diantaranya ada lah dengan memiliki sikap sabar dalam
menghadapi prilaku peserta didiknya. Jika sikap seperti ini dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran, maka akan tercapai suasana yang kondusif terhadap upaya
memperoleh hasil belajar yang berkualitas baik, salah satunya dengan menerapkan
model pembelajara PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif,
efektif danmenyenangkan).

22








23

DAFTAR PUSTAKA

Jabir bin Musa aljazairi,Aisaruttafasir, Maktabah ululm wal haikmah,
Madinah,2003
Ahmad bin Muhammad almahdy asyyadili, bahrul Murid, Darul
Kutub,Bairut,2002
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=1&SuratK
e=18#12
As Sayuthi, Darrul Manstur, Darul Fikr, Bairut,1993
Ar Razi, Mafatihul Ghoib, Darul Kutub Bairut, 2000
Al Qotton, taisiruttafsir, Mauqi` tafsir
Haqi, Tafsir Haqi, Almauqi`Altafasir, TT





24

MAKALAH
TAFSIR TARBAWI
Ayat Tentang Subjek Pendidikan







DISUSUN OLEH :
Diatul Fauria
Ria Harmiati
Benny
Larasni




DOSEN PEMBIMBING :
Pasma Chandra, M.Pd.U







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
I IN NS ST TI IT TU UT T A AG GA AM MA A I IS SL LA AM M N NE EG GE ER RI I
I IA AI IN N ( (B BE EN NG GK KU UL LU U) )
2 20 01 13 3

25

You might also like