You are on page 1of 9

KAJIAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) UNTUK PERBAIKAN PRODUKSI AIR BERSIH INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM (IPAM)

NGAGEL II PDAM SURABAYA DENGAN PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP)


Rahmanizar Maksum Yunianto, Udisubakti Ciptomulyono
Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email rahmanizar.maksum@yahoo.com ; udisubakti@ie.its.ac.id

Abstrak
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya merupakan perusahaan yang menyediakan dan mendistribusikan air bersih yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, PDAM saat ini memiliki 6 Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM), yaitu IPAM Ngagel I, Ngagel II, Ngagel III, KarangPilang I, KarangPilang II, dan KarangPilang III. Dalam menghasilkan air bersih yang memenuhi standar kualitas , diperlukan serangkaian pengelolaan usaha secara profesional dengan teknologi tepat guna. Namun, dalam setiap aktivitas proses pengolahan air bersih tersebut akan timbul dampak negatif pada lingkungan. Penelitian ini akan menganalisa dampak lingkungan yang terjadi dari serangkaian proses pengolahan air bersih di IPAM PDAM, khususnya IPAM Ngagel II. Analisa dampak lingkungan ini dilakukan menggunakan pendekatan Life Cycle Assessment (LCA). Dari hasil LCA, diketahui bahwa bagian pompa air baku memiliki dampak terbesar yaitu sebesar 73 kPt. Dari hasil LCA, diidentifikasi alternatif pengurangan dampak lingkungan di bagian pompa, yaitu Perubahan Kapasitas Pompa; Peningkatan Intensitas Maintenance; serta Pelatihan dan Pengembangan Operator. Metode yang digunakan untuk proses pemilihan alternatif pengurangan dampak pada penelitian ini adalah dengan pendekatan Analytic Network Process (ANP). Terdapat tiga kriteria dengan tujuh sub-kriteria yang kemudian diberikan nilai pembobotan untuk mengetahui tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria dan sub-kriteria tersebut. Dari hasil perangkingan diketahui bahwa alternatif pengurangan dampak lingkungan yang optimal sebagai rekomendasi perbaikan proses produksi untuk pihak IPAM Ngagel II adalah alternatif Perubahan Kapasitas Pompa. Kata kunci : Pengolahan Air Minum, PDAM, Life Cycle Assessment (LCA), IPAM Ngagel II, Analytic Network Process (ANP).

Abstract
City PDAM is a municipal company which produces and distributes clean water standarized to public health regulations. In order to meet a demand of clean waters, PDAM operates 6 drink water composing installations (IPAM), which are IPAM Ngagel I, IPAM Ngagel II, IPAM Ngagel III, Karang Pilang I, Karang Pilang II and Karang Pilang III. In production to high quality standard of water, they utilizaed an appropiate technology of process. Each of processes will cause a certain of enviromental impact. This research concerns the environmental impact that emerges from the clean water composing process in IPAM, specifically IPAM Ngagel II. The environmental impact assessment is assessment using Life Cycle Assessment (LCA) approach. Based on the LCA result, it is found that the intake pump has the biggest impact, which is 73 kPt. From the LCA result, it is also identified the alternative to reduce the environmental impact, which are changing the pump capacity, increase maintenance intensity and operator training. The method used in selecting the alternatives in this research is analytical network process (ANP). There are three criteria with seven sub-criteria which weighted to acquire the importance level of each criteria and sub-criteria. According to ranking, it is found that the best alternative for reducing environmental impact as the recommendation to improve production process on IPAM Ngagel II is to change the pump capacity. Keywords: Clean Water Composing Process, PDAM, Life Cycle Assessment (LCA), IPAM Ngagel II, Analytic Network Process (ANP).

1. Pendahuluan Permasalahan air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan masyarakat. Dimana setiap hari air bersih dibutuhkan masyarakat untuk memasak, air minum, mandi, mencuci dan sebagainya. Saat ini air bersih merupakan barang yang langka, apalagi di kotakota besar seperti Surabaya. Hal ini disebabkan karena banyaknya pencemaran yang ditimbulkan oleh industri dan juga masyarakat. Sebenarnya alam sendiri dapat melakukan pemurnian air yang tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan cara pemurnian air tanah, pasir, bebatuan dan mikroorganisme yang berada di alam sekitar kita. Akan tetapi pencemaran yang terjadi sudah sangat parah sehingga alam tidak dapat mengembalikan kondisi air seperti semula (www.organisasi.org). Oleh karena itulah diperlukan badan usaha yang dapat mengelola air agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat yaitu Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAM). Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAM) Kota Surabaya sendiri merupakan perusahaan monopoli yang menyediakan dan mendistribusikan air bersih yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, PDAM saat ini memiliki 6 Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM), yaitu IPAM Ngagel I, Ngagel II, Ngagel III, KarangPilang I, KarangPilang II, dan KarangPilang III. Dalam menghasilkan air bersih yang memenuhi kualitas yang baik maka diperlukan serangkaian pengelolaan usaha secara profesional dengan teknologi tepat guna. Dalam setiap aktivitas proses pengolahan air menjadi air bersih, tentunya pada tiap proses tersebut menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Salah satu proses yang mengakibatkan dampak lingkungan adalah proses pengolahan dari sumber air. Untuk menghilangkan kotoran dalam sumber air yang digunakan, misalnya zat organik, padatan tersuspensi, bau dan juga bakteri patogen, digunakan zat kimia seperti alum, garam besi atau koagulan dari bahan polimer, zat alkali dan juga senyawa untuk membunuh bakteri patogen misalnya gas khlorine atau kaporit atau zat oksidant lainnya. Dari proses penggunaan itulah akan meninggalkan zat sisa residu atau produk hasil samping di dalam air olahannya (www.kelair.bppt.go.id). Selain itu, dengan semakin buruknya sumber air, teknologi dan teknik pengolahan yang diperlukan akan

membutuhkan energi dan biaya yang semakin besar. Oleh karena itulah, penelitian ini akan menganalisa dampak lingkungan yang terjadi akibat dari serangkaian proses pengolahan air bersih di IPAM PDAM, khususnya IPAM Ngagel II. Analisa dampak lingkungan ini akan dilakukan di tiap prosesnya dengan menggunakan pendekatan Life Cycle Assessment (LCA). Setelah diketahui dampak lingkungan yang diakibatkan dari proses pengolahan air bersih, maka akan diberikan beberapa alternatif saran perbaikan. Dari alternatif perbaikan tersebut akan terdapat beberapa atribut dan kriteria yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Pendekatan yang digunakan dalam pemilihan alternatif tersebut adalah dengan metode Analytic Network Process (ANP). Keunggulan dalam metode ANP ini adalah subkriteria dari suatu kriteria dapat mempengaruhi sub-kriteria dari kriteria yang berbeda. Sehingga hal tersebut lebih dapat menggambarkan keadaan sebenarnya pada sistem permasalahan yang dihadapi. 2. Metodologi Penelitian Metode penelitian ini dibagi menjadi empat tahap yaitu sebagai berikut: Tahap Persiapan Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Tahap pendahuluan terdiri dari identifikasi masalah, studi literatur, studi lapangan, dan penentuan tujuan penelitian. Tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian dan mendukung penyelesaian permasalahan. Data yang dibutuhkan diperoleh dengan mengamati secara langsung proses pengolahan serta melakukan diskusi dengan operator terkait. Data juga diperoleh dengan menyebarkan kuisioner kepada para ahli dan para pengambil keputusan di IPAM Ngagel II PDAM yaitu Kepala Sie Pengolahan IPAM Ngagel II untuk mengetahui bobot dari tiap kriteria dan subkriteria. Selain itu juga dikumpulkan data sekunder di PDAM. Adapun data-data yang dikumpulkan dalam melakukan penelitian ini yaitu deskripsi perusahaan, proses pengolahan air bersih di IPAM Ngagel II, kandungan dalam proses pengolahan air, kadar dan jenis bahan kimia yang digunakan dalam proses pengolahan air, 2

mesin yang digunakan untuk pengolahan dan juga data yang mendukung penelitian ini. Tahap Pengolahan Data Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan adalah Life Cycle Assessment (LCA) dan Analytic Network Process (ANP). Dari hasil pengolahan data menggunakan metode LCA akan diidentifikasi bagian proses yang menimbulkan dampak lingkungan terbesar, sehingga akan dipilih alternatif untuk mengurangi dampak berdasarkan hasil LCA tersebut menggunakan metode ANP. Dalam tahap pengolahan data ini digunakan software SimaPro 7.1 untuk mengetahui dampak lingkungan dan jugadigunakan software Super Decisions untuk membobotkan dan memilih alternatif. Tahap Analisis dan Kesimpulan Tahap analisis dan kesimpulan merupakan tahap akhir dari rangkaian tahap dalam penelitian ini. Dalam tahap ini akan dilakukan analisis terhadap hasil-hasil pengolahan data yang telah didapatkan. Dari hasil analisis tersebut kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan. 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini dijelaskan proses pengumpulan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Data tersebut didapatkan dari proses pengumpulan data historis perusahaan, diskusi, wawancara, serta penyebaran kuisioner. Dari data tersebut kemudian diolah berdasarkan metodologi penelitian sebagaimana yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. 3.1 Proses Pengolahan di IPAM Ngagel II Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Ngagel II mengambil air baku dari hilir kali Brantas (pintu air Jagir Wonokromo) yang mengalir dari Mojokerto ke Surabaya. IPAM Ngagel II terdiri dari beberapa bagian proses seperti pada diagram dibawah berikut:

Dimana dalam setiap proses tersebut memiliki peralatan yaiut pompa air baku dan juga accelator dengan kapasitas dan konsumsi energy yang berbeda. Selain jenis peralatan yang digunakan, dalam sebuah proses pengolahan dibutuhkan bahan kimia yang mempunyai fungsi disetiap pengolahannya, baik itu sebagai pembantu pengendapan (flogulan) maupun untuk membunuh kuman (desinfektan). Bahan kimia yang digunakan di IPAM Ngagel II antara lain: 1. Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3) Berfungsi untuk mengikat partikel-partikel atau lumpur agar tetap mengendap. Kadar atau dosis yang diperlukan berkisar antara 20 ppm 120 ppm. Aluminum sulfat campuran air yang digunakan sebanyak 130 kg/jam dengan kadar aluminium sulfat sebesar 15%. Sehingga aluminium sulfat yang digunakan sebanyak 19,5 kg/jam atau 468 kg/hari. 2. Gas Chlorine (Cl2) Berfungsi sebagai desinfektan yaitu untuk membunuh bakteri dan kuman-kuman yang terkandung dalam air. Dosis yang digunakan sesusai dengan kebutuhan yaitu 0,75 ppm 1,5 ppm. Chlorine yang digunakan sebanyak 7 kg/jam atau 168 kg/hari. 3.2 Input Data ke Dalam SimaPro 7.1 Sebelum melakukan pengolahan data dengan menggunakan SimaPro, maka terlebih dahulu dilakukan proses input data. Dimana proses pengolahan air IPAM Ngagel II tidak semuanya menggunakan peralatan dan bahan kimia, sehingga input data dibagi menjadi 5 proses/bagian yang memberikan dampak terbesar, yaitu pompa air baku, pembuatan bahan kimia (ruang alum), accilator (variator), injeksi chlorine dan juga pompa distribusi. Setelah didapatkan keseluruhan data peralatan dan juga bahan kimia, maka dari setiap proses diatas diinputkan kedalam software SimaPro 7.1:

Gambar 1 Proses Pengolahan Air di IPAM Ngagel II

Gambar 2 Input Data Software SimaPro 7.1

3.3 Hasil Pengolahan Software SimaPro 7.1 Berikut merupakan hasil pengolahan data menggunakan software SimaPro yang dibagi menjadi tiga macam assessment yaitu, network, characterization impact assessment dan juga single score assessment. Hasil pengolahan dapat dilihat pada gambar dibawah berikut:

Gambar 5 Single Score Assessment

Dari gambar tersebut didapatkan hasil bahwa pompa air baku memiliki impact tertinggi. Hal ini akan dijadikan goal dalam proses pemilihan alternatif pengurangan dampak. 3.4 Penentuan Kriteria dan Sub-Kriteria Alternatif Pengurangan Dampak Berikut adalah kriteria dan sub-kriteria yang digunakan dalam proses pemilihan alternatif pengurangan dampak pada penelitian ini:
Tabel 1. Kriteria dan Sub-Kriteria Pemilihan Alternatif

No
Gambar 3 Network Pengolahan Air IPAM Ngagel II

Kriteria

Keterangan

Sub-Kriteria Adaptasi Operator Kompetensi Operator Biaya Investasi

Berkaitan dengan sumber daya manusia yang menjalankan alternatif pengurangan dampak dari Pompa Sumber Daya Manusia IPAM Ngagel II. Baik dari tingkat adaptasi operator dan Sedangkan hasil dari characterization 1 (SDM) juga kompetensi dari operator untuk melaksanakan impact assessment dapat dilihat pada gambar alternatif tersebut. dibawah berikut: Berkaitan dengan finansial yang akan dianggarkan untuk mendukung proses pengurangan dampak kinerja Pompa IPAM Ngagel II. Hal ini termasuk biaya investasi dan juga biaya maintenance yang akan dikeluarkan

Ekonomi

Biaya Maintenance

3
Gambar 4 Characterization Impact Assessment

Mesin Pompa

Berkaitan dengan mesin pengolahan yang digunakan untuk membantu proses pengolahan air, terutama pompa. Hal ini termasuk jumlah unit, konsumsi energi dan tingkat kemudahan pengoperasian yang dibutuhkan untuk tercapainya pengurangan dampak.

Jumlah Unit Konsumsi Energi

Sedangkan hasil dari single score assessment dapat dilihat pada gambar dibawah berikut:

Kemudahan Pengoperasian

3.5 Pengolahan Data ANP Sebelum membobotkan kriteria, diperlukan penggambarkan network ANP agar dapat mengetahui hubungan antara kriteria, sub criteria

dan juga alternative. Network ANP dapat dilihat ada gambar dibawah berikut:

pengembangan operator. Dalam super decision dilakukan langkah synthesis whole model dan hasilnya tampak seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 6 Perangkingan Alternatif Software Super Decisions

Dari perangkingan alternative didapatkan hasil alternatif dengan bobot tertinggi yaitu perubahan kapasitas pompa, kemudian peningkatan intensitas maintenance, dan urutan terakhir adalah pelatihan dan pengembangan operator.
Gambar 5 Network ANP

Berikut ini adalah rekap hasil pembobotan kriteria dan sub-kriteria menggunakan metode ANP:
Tabel 2. Hasil Pembobotan Kriteria dan Sub-Kriteria Metode ANP

3.7 Uji Sensitivitas Uji sensivitas dilakukan dengan menggunakan software decisions. Sehingga akan diketahui interval dari bobot prioritas dan juga bobot dari alternatif. Hasil uji sensitivitas dapat dilihat pada gambar berikut:

Kriteria SDM Ekonomi Mesin Pompa 0,11 0,27 0,61

Sub-kriteria Adaptasi Operator Kompetensi Operator Biaya Investasi Biaya Maintenance Jumlah Unit pompa Konsumsi Energi Kemudahan Pengoperasian

0,0121 0,0979 0,2025 0,0675 0,3965 0,1403 0,0732

3.6 Perangkingan Alternatif Setelah diketahui bobot per kriteria dan per sub-kriteria, maka langkah berikutnya adalah dengan mengurutkan alternatif yang telah ada berdasarkan bobot alternatif. Alternatif yang diperoleh dengan brainstorming dengan pihak ekspert dan didapatkan tiga alternatif yaitu perubahan kapasitas pompa, peningkatan intensitas maintenance, dan pelatihan dan

Gambar 7 Uji Sensitivitas Software Super Decisions

4. Analisa dan Interpretasi Data Bab ini berisi analisa hasil life cycle assessment serta implementasi metode ANP dalam pemilihan alternatif pengurangan dampak lingkungan di IPAM Ngagel II. 4.1 Analisa LCA Proses Pengolahan Air IPAM Ngagel II Proses pengolahan air pada PDAM khususnya IPAM Ngagel II memiliki 10 tahapan, yaitu kanal I, kanal II, bak prasedimentasi , Kanal III, pompa air baku, distributor, predicanteur, accelator, filtrasi,dan reservoir. Proses pengolahan air di IPAM Nggagel II ini sedikit berbeda dengan yang berada dengan karang pilang terutama dari luas lahan instalasinya. Sehingga dari 10 tahapan diatas, tahapan awal mayoritas memanfaatkan gaya gravitasi dengan mengalirkan air baku (sungai) dengan kecepatan yang rendah ke dalam kanal yang sangat panjang dan berliku sehingga zat-zat yang terkandung dapat mengendap secara alami. Hal ini didukung dengan membuat sistem paralel bagian predicanteur dan accelator di bagian selatan dan utara dengan tujuan melambatkan kecepatan aliran air. Hal ini akan berpengaruh terhadap peralatan dan juga treatment yang akan diterapkan karena flog-flog yang terkandung di air baku sudah banyak mengendap di proses sebelumnya. Selain pompa air baku dan pompa distribusi, pemanfaatan mesin yang digunakan untuk mengolah baru digunakan pada bagian bak accelator yaitu variator. Dari 10 tahapan proses pengolahan tersebut, data yang dapat diinputkan ke dalam software SimaPro 7.1 sebanyak 5 proses yaitu pompa air baku, ruang bahan kimia (alum), accelator (variator), injeksi chlor (cl2), dan juga pompa distribusi. Hal ini dikarenakan hanya kelima proses tersebut yang menggunakan fasilitas berupa mesin (pompa) yang dalam penggunaanya akan membutuhkan energi. Selain itu, ruang bahan kimia dan injeksi chlor juga turut diinputkan mengingat bahan kimia yang digunakan memberikan impact terhadap lingkungan. Dengan menggunakan software SimaPro 7.1 dan metode EDIP, analisa Life Cycle Assessment dibagi menjadi 2 bagian, yaitu network pengolahan air dan impact assessment.. 4.2 Analisa Network Pengolahan Air Hasil output dari network SimaPro 7.1 menunjukkan semua aliran proses dalam pengolahan air. Dari network ini juga terlihat

fasilitas dan energi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan untuk tiap prosesnya. Untuk keterangan panah ke arah atas, menunjukkan proses yang menyusun terjadinya pengolahan air, sedangkan untuk panah ke arah bawah menunjukkan waste yang ditimbulkan dari pengolahan air. Waste yang ditimbulkan dari pengolahan air ini adalah process-specific burdens dan sanitary landfill. Waste ini berasal dari pompa yang digunakan pada IPAM Ngagel. Hal ini disebabkan banyaknya penggunaan pompa untuk mengalirkan air baku, yaitu pada pengambilan air baku, mengalirkan aluminium sulfat, dan juga proses distribusi ke dalam konsumen. 4.3 Analisa Impact Assessment Analisa impact assessment disini terbagi menjadi dua analisa yaitu, analisa characterization impact assessment dan juga analisa single score impact assessment. Hasil characterization impact assessment dibagi menjadi beberapa impact seperti global warming, ozone depletion, aquatic eutropic, human toxicity air, dll. Besar dari impact yang ditimbulkan ditunjukkan dalam bentuk prosentase dalam setiap karakteristik impact. Pompa air baku dan juga pompa distribusi memiliki persentase impact rata-rata sebesar 45% pada setiap karakteristik impact, dan memiliki persentase impact terkecil pada impact ozone depletion sebesar 5%. Hal ini dikarenakan karena banyaknya unit pompa yang dipakai pada 2 bagian tersebut, yang menimbulkan waste terhadap lingkungan yang besar. Ruang bahan kimia memiliki dampak rata-rata terhadap setiap karakteristik impact dengan persentase sebesar 10%. Accilator (variator) memiliki persentase impact terbesar pada ozone depletion sebesar 90%, dan tidak memiliki impact pada human toxicity air, ecotoxicity water, dan bulk waste. Injeksi chlorine memiliki rata-rata impact terkecil dan memberikan dampak terbesar pada human toxicity water sebesar 2%. Pada analisa single score impact assessment digambarkan dengan pengkategorian setiap proses. Sehingga terlihat untuk tiap proses impact yang dihasilkan berupa apa saja. Contohnya saja, dalam proses pompa air baku impact yang ditimbulkan yaitu human toxicity air, human toxicity water, radioactive waste, bulk waste, dan human toxicity soil. Analisa single score ini kategori didasarkan pada proses yang terlibat dalam pengolahan air dan besar impact yang dihasilkan dinyatakan dalam kpt. 6

Dalam grafik tersebut, dapat dilihat pompa air baku memiliki dampak tertinggi dibandingkan dengan proses lainnya. Hal ini dikarenakan pompa air baku memiliki jumlah unit yang banyak dalam penyaluran air baku yaitu sebesar 52 unit. Sedangkan injeksi chlorine memiliki dampak yang sangat kecil hingga tidak terlihat pada single score. Hal ini dikarenakan injeksi chlorine hanya menginputkan data banyaknya chlorine dan hanya menggunakan pompa pendorong chlorine yang berkapasitas rendah sebanyak 1 unit. Dari hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa penggunaan pompa air, terutama pada pompa air baku memberikan impact terbesar dibandingkan dengan lainnya yaitu sebesar 73 kPt. Sehingga hal ini akan difokuskan menjadi goal pengurangan dampak lingkungan pada metode ANP 4.4 Analisa Kriteria dan Sub-Kriteria Alternatif Pengurangan Dampak Lingkungan Penentuan kriteria dan sub-kriteria merupakan cerminan dari hal-hal yang memiliki keterkaitan dan pengaruh dalam suatu sistem pemilihan alternatif. Terdapat tiga kriteria dan tujuh sub-kriteria yang digunakan dalam proses pemilihan alternatif pengurangan dampak pada pompa IPAM Ngagel II. Penentuan kriteria dan sub-kriteria didapatkan dari hasil proses diskusi dengan bagian Sie Pengolahan IPAM Ngagel II. Dari kriteria dan sub-kriteria tersebut kemudian akan diberikan nilai pembobotan yang menunjukkan tingkat pengaruh dari kriteria dan sub-kriteria tersebut. Dalam network ANP ditunjukkan hubungan baik antar kriteria, kriteria dengan sub-kriteria, maupun antar sub-kriteria. Hubungan itu menunjukkan bahwa antara kriteria atau subkriteria tersebut memiliki keterkaitan yang dapat mempengaruhi satu sama lain. Keunggulan dalam metode ANP ini adalah sub-kriteria dari suatu kriteria dapat mempengaruhi sub-kriteria dari kriteria yang berbeda. Sehingga hal tersebut lebih dapat menggambarkan keadaan sebenarnya pada sistem permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini, keterkaitan antar kriteria ditunjukkan dengan hubungan kriteria SDM dan mesin pompa yang dipengaruhi oleh kriteria ekonomi. Sedangkan keterkaitan antar sub kriteria terdapat pada sub-kriteria jumlah unit pompa dengan subkriteria biaya investasi.

4.5 Analisa Uji Alternatif Perbaikan Perubahan kapasitas menjadi 500 lt/dt akan mempengaruhi jumlah unit pompa yang terdapat dalam pompa air baku dan juga pompa distribusi. Hasil output dari SimaPro dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 8 Uji Alternatif Perbaikan dengan Software SimaPro 7.1

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, terjadi penurunan dampak yang semula bernilai 72 kPt menjadi 66 kPt. Hal ini disebabkan dengan banyaknya unit yang diinputkan ke dalam SimaPro yang pada awalnya 52 unit menjadi 49 unit. Dan juga besarnya energi yang dikeluarkan tereduksi dari 8640 kWh menjadi 7200 kWh. Hal ini membuktikan bahwa jika dilihat dari kriteria lingkungan atau impact assessment, alternatif terpilih memberikan dampak positif dalam proses produksi air bersih di IPAM Ngagel II PDAM. 4.6 Analisa Uji Sensitifitas Analisa sensitifitas dari model ANP dilakukan karena pada dasarnya hasil perhitungan sebelumnya menggambarkan suatu keadaan yang ideal. Untuk mengantisipasi perubahan dari perkiraan yang telah dilakukan sebelumnya maka dilakukan analisa sensitivitas terhadap perkiraan tersebut. Analisa sensitivitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana stabilitas dari prioritas dari alternatif yang ada. Garis vertikal menunjukkan nilai bobot pada 7

masing-masing alternatif, sedangkan garis titiktitik horizontal merupakan selang indikator untuk perubahan nilai bobot pada masing-masing alternatif. Apabila titik prioritas perubahan kapasitas pompa di geser sampai dengan 0,11 terjadi perubahan prioritas seperti pada gambar berikut:

4.

5.

kriteria Biaya Investasi (0.2025) dan Konsumsi Energi (0.1403). Dari hasil pengolahan data menggunakan pendekatan ANP, didapatkan bahwa rekomendasi alternatif pengurangan dampak pada bagian pompa yang terbaik untuk IPAM Ngagel II adalah Perubahan Kapasitas Pompa dengan bobot 0,559. Dari hasil uji alternatif, terjadi pengurangan dampak pada proses air baku yang semula 73 kPt menjadi 66 kPt.

6. Saran Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berkut: 1. Penelitian serupa dilakukan dengan membandingkan antara IPAM Ngagel dengan IPAM Karang Pilang 2. Melakukan kajian LCA hingga proses konsumsi di masyarakat. 3. Menggunakan metode MCDM lain untuk permasalahan sejenis untuk kemudian dibandingkan hasilnya. 7. Daftar Pustaka Brans, J Pierre, and Mareschal Bertrand. 1986. How To Decide With PROMETHEE. ULB and VUB Brussels Free Universities
Gambar 9 Perubahan Urutan Alternatif

. Perubahan yang terjadi yaitu, perubahan kapasitas yang awalnya menjadi prioritas pertama menjadi prioritas kedua dan peningkatan intensitas maintenance menjadi prioritas pertama dan pelatihan dan pengembangan operator tetap menjadi prioritas terakhir 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil analisa LCA pengolahan air IPAM Ngagel II PDAM, proses yang memberikan dampak paling besar adalah proses pada pompa air baku sebesar 73 kPt. 2. Dari hasil pembobotan nilai kriteria diketahui bahwa kriteria dengan tingkat prioritas terbesar adalah kriteria Mesin Pompa (0.61). Kemudian disusul berturutturut adalah kriteria Ekonomi (0.27), dan SDM (0.011). 3. Sedangkan dari 7 sub-kriteria, didapatkan sub-kriteria jumlah unit pompa sebagai nilai bobot terbesar dengan nilai 0.3965. Kemudian disusul berturut-turut adalah sub-

Ciptomulyono, U. 2000. Pengembangan Model Optimasi Keputusan Multi Kriteria MCDM (Multi Kriteria Decision Making) untuk Evaluasi dan Pemilihan Proyek. Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya. Degremont. 1979. Water Treatment Handbook. A Halsted Press Book. John Willey&Sons: New York. Graedel, T.E. 1998. Streamlined Life-Cycle Assessment. Prentice Hall: New Jersey Hennytasari, E. 2008. Pemilihan Alternatif Perbaikan Dampak Lingkungan Sektor Industri Potensial Di Jawa Timur Dengan Metode Economic Input-Output Life-Cycle Assessment (EIO-LCA) Dan Analytic Network Process (ANP). Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya: Surabaya. Idawati, P. 2009. Perancangan Sistem Efisiensi AC (Air Conditioning) Pada Bangunan 8

Dengan Menggunakan Pendekatan LCC (Life Cycle Cost) Dan Life Cycle Assessment (LCA). Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya: Surabaya. Kurniawan, M. 2007. Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) Dan Pendekatan Electre III Untuk Penilaian Aspek Lingkungan Pada Proses Produksi Kikir (Files) Di PT. Jaykay Files Indonesia. Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya: Surabaya. Lundin, M. & Morrison, G.M. 2002. A Life Cycle Assessment Based Procedure For Development Of Enviromental Sustainability Indicators For Urban Water Systems. Urban Water. Vol 4. pp. 142-152.

Mutiara,S. 2009. Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) Dengan Integrasi Pendekatan ANP Dan BOCR Untuk Pengembangan Green Supply Chain Produk Bogie Di PT.Barata Indonesia. Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya: Surabaya. Realis, D. 2008. Aplikasi Metode Fuzzy-Data Envelopment Analysis (Fuzzy-DEA) Untuk Menganalisa Efisiensi PDAM Surabaya Dan PDAM Sidoarjo. Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya: Surabaya. Saaty, T. L. 1994. Fundamentals of Decision Making and Priority Theory with The Analytic Hierarchy Process. Pittsburg RWS Publications. Tabucanon, Mario T. 1988. Multiple Criteria Decision Making in Industry. International Journal of Industrial Engineering.

You might also like