You are on page 1of 13

2014

TABLET FAMODIN

TABLET FAMODIN Kelompok I B Simulasi Peran Langsung Industri Farmasi


SEKSI FORMULASI: 1. Ridha Frimasari, S.Farm 2. Yunirwanti, S.Farm SEKSI KEMASAN/REGISTRASI: 1. Hermansyah, S.Farm 2. Sri Maria Kartika Hs, S.Farm SEKSI METODE ANALISIS/ UJI STABILITAS: 1. Ria Elisa, S.Farm 2. Sri Wahyuningsih, S.Farm 2. Winda Rizal, S.Farm

APOTEKER IV FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013 1 2014

TABLET FAMODIN BULETIN SIMULASI PERAN LANGSUNG INDUSTRI FARMASI (SPIF) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER FAKULTAS FARMASI, UNIVERSITAS ANDALAS Grup Kelompok Angkatan Zat Aktif Bentuk Sediaan Obat B I IV Tahun 2013 Famotidin Tablet Salut Film

PT Andalas Farma, Tbk Padang, Sumatera Barat Pengesahan No Uraian 1 Kepala Seksi Formulasi Anggota Seksi Formulasi Nama dan Tanda Tangan Prof. Dr. H. Elfi Sahlan Ben, Apt 1. Ridha Frimasari, S.Farm 2. Yunirwanti, S.Farm 2 Kepala Seksi Kemasan/ Registrasi Anggota Seksi Kemasan/Registrasi 3 Kepala Seksi Metoda Analisis/ Uji Stabilitas Anggota Metode Analisis/ Uji Stabilitas 1. Ria Elisa, S.Farm 2. Sri Wahyuningsih, S.Farm 2 1. Hermasyah, S.Farm 2. Sri Maria Kartika Hs, S.Farm Prof. Dr. Dedi Prima Putra, Apt Syofyan, M. Farm, Apt

Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013

TABLET FAMODIN

Form 2 Pengembangan Metode Analisis Output: Metode Uji Produk Ruahan

PT Andalas Farma, Tbk Padang, Sumatera Barat

2.1 Uji Fisik (Organoleptis) Tablet diamati secara visual, meliputi warna (homogenitas), bentuk tablet bundar secara merata atau tidak, kehalusan baik permukaan atas dan bawah maupun sisisisi nya. 2.2 Uji keseragaman ukuran tablet (Departemen Kesehatan RI, 1979) Pengukuran dilakukan terhadap 20 tablet dengan menggunakan alat mikrometer. Cari rata-rata dan standar deviasinya, kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 2.3 Uji keseragaman bobot a. Persyaratan: Bobot rata-rata lebih dari 300 mg, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang penyimpangan bobotnya lebih dari 10% dihitung dari bobot rata-rata tablet. b. Cara penetapan: Keseragaman bobot tablet dapat diketahui dengan menghitung banyaknya tablet yang menyimpang dari bobot tablet rata-rata yang diperbolehkan. Pada tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut : untuk 20 tablet, dihitung bobot rata-ratanya. Jika ditimbang satu-persatu, tidak boleh 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dikolom A, dan tidak Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013 3 tebal tablet.

TABLET FAMODIN satupun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencakupi 20 tablet maka dapat digunakan 10 tablet, tidak satu tabletpun yang menyimpang lebih besar menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan dikolom A, dan tidak satu tabletpun yang menyimpang lebih besar dari bobot rata-ratanya dari harga yang ditetapkan kolom B. Bobot rata-rata 25 mg atau kurang 26 mg 150 mg 151 mg 300 mg Lebih dari 300 mg Penyimpanan bobot rata-rata dalam % A 15 % 10 % 7,5 % 5% B 30 % 20 % 15 % 10

2.4 Uji kekerasan a. Persyaratan: Syarat kekerasan tablet >10 kg/cm3 b. Cara Penetapan : Sebanyak 10 tablet diuji dengan alat uji kekerasan tablet. Tablet diletakkan di antara anvil dengan plat datar yang diam. Tablet dijepit dengan memutar alat penekan. Angka yang ditunjukin oleh jarum penunjuk pada skala dinyatakan sebagai titik nol. Alat penekan diputar sampai tablet retak atauu pecah dan angka pada skala dicatat. 2.5 Uji waktu hancur a. Persyaratan : Syarat waktu melarut tablet adalah 30 menit atau kurang. b. Penetapan : Alat uji terdiri dari keranjang berisi 6 silinder plastik yang terbuka bagian atasnya dan dasarnya tertutup dengan pengayak 10 mesh. Keranjang diisi dengan air suling bersuhu 370C dan volumenya diatur sedemikian rupa sehingga pada titik tertinggi gerakan keatas, kawat kasa berada paling sedikit 2,5 cm dibawah Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013 4

TABLET FAMODIN permukaan cairan dan pada gerakan kebawah berjarak tidak kurang dari 2,5 cm dari dasar wadah. Enam buah tablet masing-masing dimasukkan kedalam keranjang, kemudian keranjang dinaik turunkan secara teratur 29-32 kali permenit. 2.6 Uji penyerapan air Kemampuan swelling tablet dapat dilihat dari perubahan dimensi tablet, berat tablet dan banyak air yang diserap. Pengamatan dilakukan dengan cara: tablet dimasukkan dalam alat disolusi dalam 900 ml HCl (pH 1,2) dengan suhu yang terjaga 37 0,50C, dengan rotasi 50 rpm. Pada waktu-waktu tertentu hitung persentasi dari kemampuan swelling tablet, yang dilambangkan dengan persentase penyerapan air (Water Uptake (WU)). % WU = (Wt Wo) x 100/Wo Dimana :Wt = berat tablet yang telah mengembang Wo = berat awal tablet 2.7 Uji Kenaikan Bobot Uji kenaikan bobot dilakukan dengan cara menimbang 20 tablet salut kemudian dihitung bobot rata-rata tablet salut. Kenaikan bobot dihitung sebagai berikut: Kenaikan Bobot (%)= ( - ) : Keterangan: = Bobot rata-rata tablet salut = Bobot rata-rata tablet inti kenaikan bobot yang dipersyaratkan untuk tablet salut film adalah 2-5%. 2.8 Ketebalan salut Pengamatan dilakukan dengan alat Scanning Electron Microscope (SEM). Tablet salut film ekstrak meniran dipotong melintang, kemudian ketebalan lapisan salutnya diukur dengan SEM.

Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013

TABLET FAMODIN 2.9 Uji Permukaan Tablet Salut Pengamatan dilakukan untuk melihat tekstur permukaan tablet salut dengan alat SEM 2.10 Higroskopisitas Sejumlah 3 tablet salut film ditimbang dan dimasukkan pada pot plastik dengan 4 perlakuan : Pot tanpa tutup Pot dengan tutup Pot tanpa tutup dengan silika gel Pot dengan tutup dengan silika gel

Masing-masing pot diletakkan dalam desikator pada suhu kamar RH 70% yang telah diatur dengan larutan jenuh NaCl. Setiap hari sampel di timbang bobotnya selama seminggu. 2.11 Uji Disolusi Penentuan profil disolusi dilakukan sebagai berikut : o Sebagai medium digunakan HCl 0,1N sejumlah 1000 ml. o Suhu medium untuk percobaan 37 5 C. o Kecepatan putaran keranjang diatur dengan kecepatan 100 rpm o Pengambilan sampel larutan percobaan selalu diambil dari posisi yang tetap yaitu antara permukaan medium disolusi dengan bagian atas keranjang dan tidak kurang dari satu sentimeter dari dinding bawah. o Waktu pengambilan sampel dilakukan dengan periode waktu tertentu misalnya di dalam menit sebagai berikut berturut-turut : 5, 10, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120 selama 5 jam. o Prosedur perlakuan: Medium dipanaskan di dalam penangas air bertemostat hingga suhu larutan 37 5 C. Tablet ditempatkan di dalam keranjang, kemudian keranjang perlahan-lahan diturunkan ke dalam dan segera diputar. Pada waktu tertentu diambil 5 ml larutan percobaan. Setiap larutan yang diambil diganti Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013 6

TABLET FAMODIN kembali sehingga medium tetap berjumlah 1 liter. Setelah itu larutan 5 ml yang diambil diukur serapannya pada panjang gelombang maksimumnya dengan spektrofotometer atau alat yang sesuai. 2.12 Uji kimia Penetapan Kadar Penetapan kadar famotidin dengan menggunakan KCKT, caranya : Sejumlah 10 mg famotidin dilarutkan dalam 10 mL larutan fase gerak. Sejumlah 1 mL larutan diambil dan dilarutkan dalam 10 mL larutan fase gerak dan larutan standardnya. Dari larutan standard famotidin yang di deteksi disiapkan dalam fase gerak untuk mendapatkan konsentrasi final dalam rentang 25 50 m/ml. Beberapa tablet ditimbang dan diserbukkan untuk analisis obat famotidin. Kemudian dipindahkan ke dalam labu terukur 10 mL mengandung 10 mL fase gerak. Larutan ini terultrasonikasi dalam waktu 10 menit dan melewati filter membrane 0,45 m. Dalam tiap 20 L larutan di injeksikan 6 kali ke dalam kolom C18 pada HPLC.

Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013

TABLET FAMODIN

Form 6 Studi Stabilitas Output: Metode Uji Stabilitas

PT Andalas Farma, Tbk Padang, Sumatera Barat

6.1 Alat dan Kondisi Uji (Suhu dan Kelembaban) 1. Uji stabilitas dipercepat Alat : Climatic ChamberKondisi uji: suhu 40 200C dan pada kelembaban relatif/Relatif Humidity 75%. 2. Uji stabilitas real time Kondisi uji: suhu 25 20C dan kelembaban relatif/Relatif Humidity 60%. 6.2 Jumlah Sampel Uji Pengujian dilakukan pada 3 batch tablet famotidin dalam skala pilot atau skala produksi penuh. D.3. Metoda Uji 1. Uji stabilitas dipercepat Uji stabilitas jangka pendek dilakukan selama 6 bulan dengan kondisi ekstrim (suhu 4020C dan Rh 75% 5%). Interval waktu pengujiannya adalah 0, 1, 2, 3, 6 bulan. 2. Uji stabilitas real time Pengujiannya dilakukan setiap 3 bulan sekali pada tahun pertama dan setiap 6 bulan sekali pada tahun kedua. Pada tahun ketiga dan seterusnya, pengujian dilakukan setahun sekali. Misalkan untuk produk yang memiliki ED hingga 3 tahun pengujian dialkukan pada bulan ke-3, 6, 9, 12, 18, 24 dan 36. Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013 8

TABLET FAMODIN D.4. Analisis Data dan Perhitungan Umur Simpan Obat Konsentrasi zat yang diperoleh disubstitusikan ke dalam persamaan orde reaksi. Penentuan orde reaksi dapat ditentukan dengan mensubstitusikan data yang terkumpul dari hasil pengamatan jalannya suatu reaksi ke dalam bentuk integral dari persamaan berbagai orde reaksi. Jika persamaan itu menghasilkan harga k yang tetap konstan dalam batas-batas variasi percobaan, maka reaksi dianggap berjalan sesuai dengan orde tesebut. Orde 0 Ct = Co kt Orde 1 Ln Ct = Ln Co kt Orde 2 1/Ct = 1/Co - kt Nilai k masing-masing suhu dapat ditentukan dari nilai gradien persamaan. Persamaan yang menghubungkan antara k dengan T dapat dilihat dari persamaan Arrhenius dimana sumbu x adalah 1/T dan sumbu y adalah ln k Persamaan Arrhenius: Ln k = Ln A Ea/RT Dari persamaan antara k dan T dapat ditentukan nilai k saat suhu 250C (sesuai dengan suhu penyimpanan obat sebenarnya). Setelah didapatkan harga k, maka perhitungan umur simpan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan: t90= 0.105/k

Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013

TABLET FAMODIN

Form 7 Uji BE Output: Protokol Singkat Uji BE

PT Andalas Farma, Tbk Padang, Sumatera Barat

7.1 Pendahuluan Produk obat yang mengandung zat aktif berupa zat kimia baru (new chemical

entity = NCE) dibutuhkan penilaian mengenai efikasi, keamanan dan mutu


secara lengkap. NCE ini yang dipatenkan oleh pabrik penemunya disebut juga obat inovator. Sedangkan untuk produk obat yang merupakan produk copy hanya dibutuhkan standar mutu yang antara lain berupa bioekivalensi dengan produk obat innovator sebagai produk pembanding (reference product) yang merupakan baku mutu. 7.2 Tujuan Penelitian Umum : Untuk menjamin efikasi, keamanan dan mutu produk obat yang beredar. Khusus : 1. Untuk menjamin produk obat copy yang akan mendapat izin edar bioekivalen dengan produk obat inovatornya. 2. Untuk menentukan bioavailabilitas absolut dan relatif suatu zat kimia baru, serta bioekivalensi zat tersebut dalam formulasi untuk uji klinik dan dalam produk yang akan dipasarkan. 7.3 Metode Penelitian a. Disain Dapat dipertimbangkan untuk : Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013 10

TABLET FAMODIN - Obat dengan kadar plasma atau kecepatan eliminasi intra-subyek yang sangat bervariasi sehingga tidak memungkinkan untuk menunjukkan bioekivalensi dengan studi dosis tunggal, sekalipun pada jumlah subyek yang cukup banyak, dan variasi ini berkurang pada keadaan tunak. - Obat yang metode penetapan kadarnya dalam plasma tidak cukup sensitif untuk mengukur kadarnya dalam plasma pada pemberian dosis tunggal (sebagai alternatif dari penggunaan metode penetapan kadar yang lebih sensitif) b. Subjek Penelitian dilakukan pada 12 suka relawan (pria) sehat Indonesia yang berumur 18-55 tahun, bobot badan dalam kisaran normal. c. Pengambilan sampel darah Sampel darah sebanyak 5 mL diambil pada selang waktu tertentu (0,5; 0,75; 1,0; 1,5; 2,0; 4,0; 6,0; 8,0; 12,0; 24,0; 36,0 jam) dikumpulkan dalam tube yang berisi EDTA kemudian disentrifus pada 4000 rpm pada suhu kamar selama 5 menit, kemudian plasma dipisahkan dan disimpan dala freezer sebelum digunakan. Sampel darah menggambarkan fase-fase absorbsi, distribusi dan eliminasi obat. 7.4 Analisis obat Metode analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Sejumlah tablet famotidin diserbukkan, lalu dilarutkan dalam 10 mL larutan fase gerak pad labu ukur 10 ml. Sejumlah 1 mL larutan diambil dan dilarutkan dalam 10 mL larutan fase gerak, lalu ambil larutan famotidin 1 ml. Kemudian dicukupkan volumenya 10 ml dengan plasma darah sehingga konsentrasinya menjadi 1 g. Lakukan preparasi sampel famotidin dalam plasma yaitu dengan cara memipet 2,0 ml plasma dengan famotidin tambahkan dengan 4 ml metanol dalam tabung sentrifus, kemudian vortex selama 1 menit, dilanjutkan Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013 11

TABLET FAMODIN dengan sentrifus selama 10 menit pada kecepatan 4000 rpm. Ambil bagian supernatant, kemudian difilter dengan membrane 0,45 m. Dalam tiap 20 L larutan di injeksikan 6 kali ke dalam kolom C18 pada HPLC. Sistem KCKT Kolom : kolom 4.6 mm x 25 cm; 5 mm Fase Gerak : campuran Buffer:Acetonitril (93:7) Laju Alir : 1,4mL/menit Volume Injeksi : 20 L Detektor : UV-Vis Detector 7.5 Perhitungan Parameter Bioavailabilitas Obat dalam Darah AUC0 = AUC dari waktu 0 sampai waktu tak hingga AUC0 = AUCt + Ct/ke AUCt = AUC dari waktu 0 sampai obat terakhir diukur Cmax = kadar puncak (maksimal) obat (metabolit) dalam plasma (serum atau darah) yang teramati tmax = waktu sejak pemberian obat sampai dicapai Cmax t1/2 = waktu paroh obat (metabolit) dalam plasma (serum atau darah)

7.6 Analisis Statistika Jika pada t0 ditemukan obat dengan kadar 5% Cmax, maka data dari subyek ini dapat dimasukkan dalam analisis tanpa penyesuaian. Tetapi jika C0 5% Cmax maka subyek harus dikeluarkan dari analisis. Analisis statistika dari data darah parameter bioavailabilitas yang dibandingkan untuk penilaian bioeqivalensi adalah AUC, Cmax dan tmax cara menghitung AUC dan t1/2 Data bergantung pada kadar yakni AUC dan Cmax, harus ditransformasikan logaritmik (Ln) terlebih dahulu sebelum dilakukan analisis statistika karena kinetika obat mengikuti kinetik orde 1 sehingga dalam skala logaritmik akan diperoleh distribusi yang normal dan varian yang homogen. Selanjutnya nilainilai Ln AUC kedua produk dibandingkan menggunakan analisis varians (ANOVA) Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013 12

TABLET FAMODIN untuk disain menyilang 2-way yang memperhitungkan sumber-sumber variasi berikut: produk obat yang dibandingkan (Test dan Reference), periode pemberian obat (I dan II). Demikian juga nilai-nilai Ln Cmax kedua produk dibandingkan dengan cara yang sama.

Buletin Simpel Industri Farmasi Program Profesi Apoteker IV 2013

13

You might also like