You are on page 1of 3

Arti penting globalisasi

Globalisasi memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia, yaitu kita dapat mengambil manfaat dari globalisasi dan menerapkannya di Indonesia. Manfaat globalisasi antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempermudah arus modal dari negara lain, dan meningkatkan perdagangan internasional. Globalisasi memiliki nilai-nilai positif namun juga memiliki nilai-nilai negatif. Untuk menyaring nilai-nilai negatif maka kita harus berpedoman pada nilai-nilai Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesia. Jika kita mengambil nilai-nilai negatif globalisasi, maka yang akan terjadi adalah kaburnya jati diri bangsa Indonesia dan masuknya kebiasaan-kebiasaan yang buruk.

Manfaat Globalisasi bagi Indonesia


Globalisasi merupakan hal yang sangat mengerikan jika bisa merubah semua tatanan kehidupan dengan meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional tidak akan terlepas dari pengaruh globalisasi. Namun, dari perubahan itu justru globalisasi juga memiliki dampak dan manfaat yang positif bagi bangsa indonesia.Oleh karena itu, bangsa indonesia harus memiliki filter untuk menangkal dampak negatif dari globalisasi. Respon bangsa Indonesia sendiri terhadap globalisasi itu adalah sebagai peluang dan tantangan. Peluang berarti setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memanfaatkan situasi ini dalam menghidupi kehidupannya dengan baik, sedangkan tantangan berarti setiap orang diberi kesempatan untuk berkompetisi dan menunjukkan kemampuannya.

Secara garis besar, ada manfaat yang berguna bagi bangsa Indonesia akibat dari globalisasi ini terjadi di bidang, diantaranya :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Sosial Budaya Teknologi dan Transportasi Ekonomi Politik Hukum Lingkungan hidup Bidang Ideologi Pertahanan dan Keamanan Nilai-nilai Nasionalisme

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP NEGARA INDONESIA


PERMASALAHAN Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benihbenih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia. Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia. Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indonesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini. Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.

1. Pengaruh positif globalisasi di Indonesia.


(*) Dari aspek globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis, karena pemerintahan adalah bagian dari suatu Negara. Jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya transaksi tidak hanya dilakukan di dalam negeri saja akan tetapi di luar negeri juga dilakukan. Globalisasi ekonomi berarti liberalisasi ekonomi. Semua itu terus dilakukan oleh Indonesia dengan bekerja sama dengan Negara lain. Mulai dari Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri, perdagangan Internasional, dan sebagainya. (*) Dari aspek globalisasi sosial dan budaya, masyarakat Indonesia dapat meniru pola berfikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin serta iptek dari Negara lain yang sudah maju untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Masyarakat Indonesia juga dapat bertukar ilmu pengetahuan terhadap kebudayaan suatu bangsa yang ada di dunia. Hal itu dapat dilihat dari makin aktifnya berbagai sekolah-sekolah, dan perguruan tinggi, serta instansi-instansi kebudayaan (seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) yang ada di Indonesia dalam menjalin kerjasamanya dengan sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan instansi kebudayaan di Negara lain. Tentunya hal itu dapat meningkatkan wawasan dan memperluas kawasan budaya. Salah satu contohnya, pertukaran pelajar/mahasiswa Indonesia ke Negara lain yang biasa kita kenal dengan students exchange baik itu dalam menempuh pendidikan maupun mengkaji kebudayaan, dan lain sebagainya.akan mendapat tenggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa jati diri terhadap Negara menjadi meningkat dan kepercayaan masyarakat akan mendukung yang dilakukan oleh pemerintahan. Hal ini tidak terlepas dari makin berkembangnya pendidikan terhadap disiplin ilmu politik. Oleh adanya globalisasi politik yang merupakan pergulatan global dalam mewujudkan kepentingan para pelaku yang

menjalankannya, pelaku globalisasi politik menjadi tidak terbatas pada pelaku yang ada di dalam negeri saja tapi pelakunya sudah meliputi semua Negara, organisasi antar pemerintah (seperti Asean, NATO, dll), dan perusahaan internasional dan transnasional. Penanaman politik yang demokrasi dapat dilihat melalui pemilu di Indonesia. (*) Dari aspek globalisasi ekonomi, kita lihat seperti sekarang ini sejak dibukanya pasar internasional, semakin meningkatkan kesempatan kerja yang banyak dan meningkatkan devisa Negara karena

2. Pengaruh Negatif Globalisasi di Indonesia


(*) Aspek Politik, Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalism dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga membuat ideologi Pancasila di Indonesia menjadi semakin kabur. Dengan semakin maraknya globalisasi Indonesia maka tidak menutup kemungkinan secara perlahan dapat menggeserkan ideologi Pancasila menjadi ideologi Liberalisme. (*) Aspek Ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti mainan, minuman, makanan, pakaian, dll) yang membanjiri sejumlah pasar di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukkan gejala berkurangnya jati diri bangsa Indonesia sehingga dapat menghilangkan beberapa perusahaan kecil yang memang khusus memproduksi produk dalam negeri yang kenyataannya keberadaan perusahaan kecil tersebut sudah semakin menurun pendapatannya setiap hari. Ketimpangan ekonomi dari kapitalisme pasar bebas membuat perusahaan besar semakin kaya, dan perusahaan kecil semakin miskin. Misalnya, sejak diberlakukannya AFTA, keberadaan pasar China yang menawarkan berbagai macam produk dengan harga jual rendah semakin menggeser perusahaan kecil dalam negeri di Indonesia. Produk Notebook (Laptop) buatan Luar Negeri (seperti: Axioo, Compaq, Acer, dsb) lebih diminati masyarakat Indonesia dibanding produk notebook (laptop) buatan dalam negeri Indonesia (Zyrex), dan lain sebagainya. (*) Aspek Sosial dan Budaya, akibat semakin berkembangnya kawasan budaya membuat Disorientasi, dislokasi, atau krisis social-budaya dalam masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia lebih cenderung terhadap kebudayaan asing, yang sampai saat ini masih dipuja-puji oleh masyarakat Indonesia khususnya di kalangan remaja (pemuda dan pemudi). Semakin merebaknya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme di Indonesia, membuat adat istiadat semakin terkikis. Mengakibatkan menurunnya moral dan kepribadian bangsa. Ditambah lagi dengan teknologi internet yang merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja, apalagi bagi anak muda, internet sudah menjadi santapan mereka setiap hari. Namun kehadiran internet disini lebih sering diselewengkan pemanfaatannya. Contohnya dalam aspek ini yakni dapat kita lihat dari cara berpakaian yang lebih cenderung mengadopsi budaya barat, perilaku yang cenderung sudah mengabaikan adat sopan santun, membuka situs-situs porno dalam ber-internet, dan masih banyak lainnya. Secara garis besar itulah berbagai pengaruh yang ditimbulkan akibat adanya globalisasi, namun jika kita kaji dan telusuri secara mendalam pengaruh tersebut tenyata banyak sekali di beberapa bagian dalam bidang tertentu, artinya globalisasi juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan teknologi dan informasi, industri dan jasa, telekomunikasi, kesehatan, pertahanan dan keamanan, dan lain sebagainya.

You might also like