You are on page 1of 6

Nama : Diah Syafitri NIM: 06111010035

Paradigma, Filsafat Ilmu, dan Ilmu Filsafat vs Filsafat Ilmu A. Pengertian Paradigma Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra subjektif seseorang mengenai realita dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi realita itu. Istilah paradigama ilmu pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn melalui bukunya yang berjudul The Structur of Science Revolution. Kuhn menjelaskan paradigma dalam dua pengertian. Di satu pihak paradigma berarti keselurahan konstelasi kepercayaan, nilai, teknik yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat ilmiah tertentu. Di pihak lain paradigma menunjukkan sejenis unsur pemecahan tekateki yang konkrit yang jika digunakan sebagai model, pola atau contoh dapat menggantikan kaidah-kaidah yang secara eksplisit sebagai atau menjadi dasar bagi pemecahan permasalahan dan teka-teki normal sains yang belum tuntas. Paradigma merupakan elemen primer dalam progress sains. Seorang ilmuwan selalu bekerja dengan paradigma tertentu, dan teori-teori ilmiah dibangun berdasarkan paradigma dasar. Melalui sebuah paradigma seorang ilmuwan dapat memecahkan kesulitan-kesulitan yang lahir dalam kerangka ilmunya, sampai muncul begitu banyak anomali yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kerangka ilmunya sehingga menuntut adanya revolusi paradigmatik terhadap ilmu tersebut. Menurut Kuhn, ilmu dapat berkembang secara open-ended(sifatnya selalu terbuka untuk direduksi dan dikembangkan). Kuhn berusaha menjadikan teori tentang ilmu lebih cocok dengan situasi sejarah dengan demikian diharapkan filsafat ilmu lebih mendekati kenyataan ilmu dan aktifitas ilmiah sesungguhnya. Menurut Kuhn ilmu harus berkembang secara revolusioner bukan secara kumulatif sebagaimana anggapan kaum rasionalis dan empiris klasik sehingga dalam teori Kuhn faktor sosiologis historis serta psikologis ikut berperan. Paradigma membantu seseorang dalam merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan jawaban yang diperoleh. Kata paradigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu model, teladan, arketif dan ideal. Berasal dari kata para yang berarti disamping memperlihatkan dirinya. Arti paradigma ditinjau dari asal usul beberapa bahasa diantaranya : Menurut bahasa Inggris : paradigma berarti keadaan lingkungan

Menurut bahasa Yunani : paradigma yakni para yang berarti disamping, di sebelah dan dikenal sedangkan deigma berarti suatu model, teladan, arketif dan ideal. - Menurut kamus psycologi : paradigma diartikan sebagai 1. Satu model atau pola untuk mendemonstrasikan semua fungsi yang memungkinkan adar dari apa yang tersajikan 2. Rencana riset berdasarkan konsep-konsep khusus, dan 3. Satu bentuk eksperimental Kesimpulan : secara etimologi arti paradigma adalah satu model dalam teori ilmu pengetahuan atau kerangka pikir. Secara terminologis arti paradigma sebagai berikut : - Paradigma adalah konstruk berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan konseptual terhadap suatu permasalahan dengan menggunakan teori formal, eksperimentasi dan metode keilmuan yang terpecaya. - Dasar-dasar untuk menyeleksi problem dan pola untuk mencari permasalahan riset. - Paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia alam sekitarnya, yang merupakan perspektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalah-masalah dunia nyata yang kompleks. Kesimpulan : secara terminologi paradigma adalah pandangan mendasar para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Jika mengikuti pendapat Kuhn, bahwa ilmu pengetahuan ini terikat oleh ruang dan waktu, maka sudah jelas bahwa suatu paradigma hanya cocok dan sesuai untuk permasalahan yang ada pada saat tertentu saja. Sehingga apabila dihadapkan pada permasalahan berbeda dan pada kondisi yang berlainan, maka perpindahan dari satu paradigma ke paradigma yang baru lebih sesuai adalah suatu keharusan. Sebagaimana dalam ilmu-ilmu sosial yang berparadigma ganda, usaha-usaha dalam menemukan paradigma yang lebih mampu menjawab permasalahan yang ada sesuai perkembangan jaman terus dilakukan. Pengertian paradigma menurut kamus filsafat adalah : 1. Cara memandang sesuatu 2. Model, pola, ideal dalam ilmu pengetahuan. Dari model-model ini fenomena dipandang dan dijelaskan. 3. Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan dan atau mendefinisikan suatu studi ilmiah kongkrit dan ini melekat di dalam praktek ilmiah pada tahap tertentu.

4. Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problemproblem riset. Pengertian paradigma menurut Patton(1975) : A world view, a general perspective, a way of breaking down of the complexity of the real world(suatu pandangan dunia, suatu cara pandang umum, atau suatu cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata). Pengertian paradigma menurut Robert Friedrichs(1970) : Suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Pengertian paradigma menurut George Ritzer(1980) : Pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Lebih lanjut Ritzer mengungkapkan bahwa paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan yang harus dijawab, bagaimana harus menjawabnya, serta aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang harus dikumpulkan informasi yang dikumpulkan dalam menjawab persoalan-persoalan tersebut. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. Pengertian paradigma menurut Masterman diklasifikasikan dalam 3 pengertian paradigma : 1. Paradigma metafisik yang mengacu pada sesuatu yang menjadi pusat kajian ilmuwan. 2. Paradigma sosiologi yang mengacu pada suatu kebiasaan sosial masyarakat atau penemuan teori yang diterima secara umum. 3. Paradigma konstrak sebagai sesuatu yang mendasari bangunan konsep dalam lingkup tertentu, misalnya paradigma pembangunan, paradigma pergerakan dll.. Masterman sendiri merumuskan paradigma sebagai pandangan mendasar dari suatu ilmu yang menjadi pokok persoalan yang dipelajari( a fundamental image a dicipline has of its subject matter). B. Filsafat Ilmu 1. Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingn terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari

pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian bukan suatu cabang yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya. 2. Peter Caws Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. 3. Lewis White Beck Filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan. 4. John Macmurray Filsafat ilmu terutama bersangkutan dengan pemeriksaan kritis terhadap pandanganpandangan umum, prasangka-prasangka alamiah yang terkandung dalam asumsiasumsi ilmu atau yang berasal dari keasyikan dengan ilmu. C. Ilmu Filsafat vs Filsafat Ilmu Banyak ilmuwan dan golongan akademis yang masih belum memahami perbedaan antara ilmu filsafat dan filsafat ilmu secara utuh. Jika direnungkan kembali, perkembangan IPTEK saat ini sudah lebih cepat dari sebuah kedipan mata. Yang paling mencengangkan lagi adalah tidak hanya sekadar sekat-sekat antar disiplin ilmu dan arogansi ilmu saja yang terjadi saat ini, tetapi yang paling mendasar adalah terpisahnya ilmu itu dengan nilai luhur ilmu yaitu untuk menyejahterakan umat manusia. Jika dicermati lebih lanjut, ilmu filsafat harus dipahami terlebih dahulu secara mendalam dan holistik, sebelum menerapkan ilmu filsafat ke dalam suatu ilmu (filsafat ilmu). Pada hakikatnya, ilmu filsafat memiliki peran yang sangat vital bagi perkembangan ilmu-ilmu sebab ilmu filsafatlah yang telah melahirkan ilmu-ilmu. Oleh sebab itu, ilmu filsafat dikatakan sebagai induk ilmu. Menurut Setia (1997) filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu dari akar kata; philein (cinta) dan shopos (hikmah, kebijaksanaan, kebenaran). Jadi filsafat bermakna cinta akan kebijaksaan (love to the wisdom). Sebagai manusia, kita adalah mahluk yang senantiasa berpikir karena memiliki idep (pikiran). Dengan kemampuan berpikir inilah, pada awalnya manusia merasa keheranan dengan segala sesuatu yang ada dan terjadi di alam. Hingga akhirnya dengan kemampuan berpikir inilah yang menghantarkan manusia untuk memperoleh suatu jawaban yang bersifat logis. Proses berfilsafat adalah proses berpikir, tetapi tidak semua proses berpikir adalah proses berfilsafat. Berpikir yang bagaimana dapat dikatakan berfilsafat? Berfilsafat adalah berpikir yang radikal, universal, konseptual, koheren, konsisten,

sistematik, komperehensif, kritis, bebas, bertanggung jawab, dan bijaksana. Ilmu filsafat yang diterapkan ke dalam suatu ilmu (filsafat ilmu) memperhatikan tiga penelahaan dasar ilmu yaitu aspek ontologi (teori hakikat / theory of being), epistemologi (teori pengetahuan/ theory of knowledge), dan aksiologi (teori nilai/ theory of meaning). Kajian ilmu filsafat dalam suatu ilmu (filsafat ilmu) sangat penting dan fundamental. Keramas (2008) membedakan antara kajian ilmu filsafat dan kajian filsafat ilmu dengan menyatakan bahwa kajian ilmu filsafat ditujukan untuk mendapatkan kebenaran mutlak (absolut) yaitu benar dilihat dari berbagai sudut pandang dan benar pula untuk sepanjang masa sedangkan kajian filsafat pada ilmu (filsafat ilmu) bertujuan untuk memegang etika keilmuan, mencari kegunaan yang terbaik dari ilmu itu untuk kesejahteraan manusia, mencegah agar ilmu tidak menghancurkan manusia tetapi menyejahterakannya, serta mencari kebenaran common sense (bukan kebenaran mutlak/ kebenaran yang masuk akal/ kebenaran sementara/ kebenaran dalam praktek), namun tetap diupayakan mencari kajian-kajian yang mendekati kebenaran mutlak. Lalu, apakah manfaat mempelajari ilmu filsafat dan filsafat ilmu? Menurut Purwati (2011) manfaat mempelajari ilmu filsafat adalah membantu kita untuk mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada, memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia, memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan memahami diri sendiri dan dunia, mengembangkan kemampuan kita dalam menalar, dan memberikan bekal untuk memperhatikan pandangan kita sendiri dan orang lain dengan kritis sedangkan manfaat mempelajari filsafat ilmu adalah memberikan pandangan yang luas sehingga dapat membendung egoisme dan ego-sentrisme, membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis dan dogma, memberikan landasan historisfilosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang ditekuni, filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu. Jika dilakukan suatu kontemplasi lebih lanjut, maka manfaat ilmu filsafat secara radikal adalah menjadikan seseorang bijaksana dalam hal menyikapi masalah hidup dan kehidupan karena telah berteman dengan kebijaksanaan, serta mengetahui dengan benar apa tujuan mereka berbuat (tidak merugikan orang lain dan untuk kemashlatan diri sendiri) sehingga ilmu filsafat berperan sebagai pandangan hidup, pegangan hidup bahkan sebagai pedoman hidup. Sedangkan manfaat filsafat ilmu adalah agar kita sebagai manusia lebih bijaksana dalam memanfaatkan suatu ilmu sehingga dapat menyejahterakan

kehidupan manusia atau dengan kata lain agar suatu ilmu tetap terintegrasi dengan nilai luhur ilmu yaitu untuk menyejahterakan umat manusia. Daftar Pustaka Nurlaela, Ela. 2011. Pengertian Paradigma. (http://elanurlaela.blogspot.com/2011/03/pengertian-paradigma.html) 12-02-2014 http://manusiapinggiran.blogspot.com/2013/02/pengertian-filsafat-ilmu-danfilsafat.html Online: diakses

You might also like