You are on page 1of 7

BAB 1 PENDAHULUAN

a. Latar belakang Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Masa remaja adalah Masa di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis. Tanda - tanda remaja pada perempuan sudah mulai terjadinya menstruasi sedangkan pada laki-laki sudah mulai mampu menghasilkan sperma. Remaja diharapkan dapat menjalankan fungsi reproduksinya dengan tepat oleh karena itu dia harus mengenali organ reproduksinya, fungsi yang akan dijalankan dalam proses reproduksi tersebut tidak dapat dilakukan bila organorgan reproduksi tidak terawat sejak awal. Secara umum alat atau organ reproduksi wanita dibagi atas dua bagian yaitu alat kelamin atau genitalia luar dan alat kelamin bagian dalam. Organ genitalia luar terdiri dari vulva, mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum, bulbus vestibuli, introitus vagina dan perineum. Sedangakan organ genitalia bagian dalam vagina atau liang kemaluan, uterus, tuba fallopi dan uterus. Organ reproduksi merupakan alat dalam tubuh yang berfungsi untuk suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya atau reproduksi. Agar dapat menghasilkan keturunan yang sehat dibutuhkan pula kesehatan dari organ reproduksi. Salah satu yang menjadi faktor utama terciptanya kesehatan yaitu selalu menjaga kebersihan diri atau personal hygiene. Menjaga kesehatan organ reproduksi pada wanita diawali dengan menjaga kebersihan organ kewanitaan karena bila organ reproduksi tidak sehat akan rentan terhadap berbagai penyakit dan mudah terinfeksi oleh mikroorganisme seperti

Candida albican, Trichomonas vaginalis, dan Gardnerella vaginalis. Sekitar 25% dari kasus yang ada disebabkan oleh Candida albican, Trichomonas vaginalis, dan sisanya oleh G. Vaginalis.

Hasil penelitian yang dilakukan Daiyah di SMU Negeri 2 Medan tahun 2004 tentang perawatan organ reproduksi bagian luar dari 58 responden yang memiliki kategori baik 15 orang (25,86%), cukup 39 orang (67,24%) dan kategori kurang 4 orang (6,8%), penelitian yang dilakukan oleh Ikke Handayani di SLTP Jakarta Timur tahun 2003 yang mendapatkan hasil sebagian besar siswi SLTP di sana memiliki pengetahuan kurang terhadap Kebersihan Organ genitalia sebanyak

(93,4%).Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 2 Semarang pada tahun 2008, didapatkan bahwa 48 (96%) siswi mengalami keputihan dan yang tidak sekitar 23 (47,9%) di akibatkan kurangnya pengetahuan tentang merawat organ genetalia eksterna.6 Ketiga penelitian tersebut telah membuktikan bahwa pengetahuan yang rendah berhubungan dengan perilaku higine yang kuang baik. Kurangnya pengetahuan remaja putri dan informasi yang tepat tentang kesehatan organ reproduksi kemungkinan dapat menimbulkan kurangnya

memperhatikan kesehatan organ reproduksinya untuk mencegah terjadinya keputihan. Oleh karena itu perlu adanya pemberian informasi yang lengkap pada remaja putri untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga kebersihan diri terutama organ reproduksi termasuk resiko bila tidak dijaga.

b. Rumusan masalah 1. Bagaimana pengetahuan remaja puteri tentang keputihan 2. Bagaimana hubungan pengetahuan remaja puteri terhadap perilaku pencegahan keputihan

c. Tujuan 1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja puteri tentang keputihan 2. Untuk mengetahui perilaku remaja puteri untuk mencegah terjadinya keputihan

d. Manfaat Penelitian ini dapat memberikan gambaran informasi dan masukan mengenai pengetahuan kesehatan organ reproduksi serta pencegahan terjadinya keputihan

kepada siswi kelas IX SMP Wahid Hasyim dan instansi pendidikan agar dapat memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi Organ Genitalia yang benar secara dini.

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1

Kerangka Konsep

pengetahuan

perilaku

VARIABEL INDEPENDEN

PENCEGAHAN KEPUTIHAN

VARIABEL DEPENDEN

3.2

Hipotesis Ho : Pengetahuan tentang higiene peronal tidak memiliki hubungan perilaku pencegahan keputihan H1 : Pengetahuan tentang higiene personal memiliki hubungan dengan perilaku pencegahan keputihan

3.3

Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel dependen : perilaku pencegahan keputihan 2. Variable Independen : Pengetahuan tentang Higiene personal Siswi kelas IX

3.4

Definisi Operasional Tabel 3.1 definisi Operasional DEFINISI ALAT UKUR HASIL UKUR SKALA

NO. VARIABEL

Dependen 1 keputihan Cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina kuesioner Ya ( jika pernah mengalami keputihan) Tidak ( jika tidak pernah mengalami keputihan) 2 Pencegahan keputihan Semua kegiatan atau aktifitas remaja untuk untuk mencegah terjadinya keputihan Independen Pengetahuan Higienitas organ reproduksi Segala sesuatu yang diketahui remaja tentang kebersihan organ reporoduksi kuesioner Dinilai dari hasil kuesioner baik, bila jawaban 80% benar kurang, bila jawaban < 80% benar ordinal kuesioner Ya (jika pernah ) Tidak ( jika tidak pernah) nominal nominal

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1

Desain Penelitian Desain penelitian ini mengguanakan metode analitik dengan pendekatan scara cross sectional dimana variabel bebas dan variabel tergantung di observasi hanya sekali pada saat yang sama.

4.2

Tempat dan Watu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Wahid Hasyim jalan MT. Haryono no. 165 Malang dan waktu penelitian yaitu pada bulan April 2013.

4.3

Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua Siswi kelas IX di SMP Wahid Hasyim Malang yang berjumlah X orang

4.4

Kriteria Inklusi dan eksklusi a. Kriteria Inklusi 1. Siswi Kelas IX Wahid Hasyim Malang 2. Siswi yang sudah Menstruasi 3. Siswi yang suda menerima mata pelajaran sistem Reproduksi b. Kriteria eksklusi 1. Siswi kelas IX yang tidak hadir saat pengambilan Sampel 2. Siswi Bukan Kelas IX SMP Wahid Hasyim Malang 3. Siswi yang belum Menstruasi dan tidak bersedia menjadi responden.

4.5

Besar Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas IX di SMP Wahid Hasyim Malang yang di pilih secara random n = N : ( 1+N (d)2) keterangan : n = perkiraan jumlah sampel N = jumlah Populasi d = tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)

4.6

Tekhnik Sampling Menggunakan Simple Random Sampling, dimana semua individu memiliki kesempatan yang sama untu dipilih sebagai sampel yang di acak dari setiap kelas IX SMP Wahid Hasyim Malang.

4.7

Instrumen Penelitian Data yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan alat kuesioner.

4.8

Alur Kerja Penelitian Penelitian diawali dengan uji Presampling untuk menguji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner. Setelah diperoleh kuesioner yang valid dan reliabel, dilanjutkan dengan pengambilan data selanjutnya dilakukan analisis data penelitian.

Identifikasi Perumusan Masalah

Perumusan hipotesis

Menyususnan kuesioner

Perbaikan kuesioner

Pengambilan data pada siswi kelas IX di SMP Wahid Hasyim Malang periode april 2013

Kriteria inklusi

Kriteria eksklusi

Analisis data

hasil

kesimpulan

Gambar 4.1 Alur Penelitian

You might also like