Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KINERJA SEKTOR INDUSTRI DAN Kinerja KeMenterian Perindustrian TaHun 2012
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KINERJA SEKTOR INDUSTRI DAN Kinerja KeMenterian Perindustrian TaHun 2012
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012 dapat diselesaikan. Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012 merupakan wujud pertanggungjawaban Kementerian Perindustrian terhadap kinerja yang menjadi tugas dan tanggung jawab untuk dilaksanakan pada program kerja Tahun 2012. Capaian kinerja dan program yang dilaporkan merupakan implementasi dari Renstra Kementerian Perindustrian Tahun 20102014. Dengan disusunnya laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perkembangan dan tindak lanjut program-program yang telah ditetapkan sebagai bagian dari pembangunan sektor industri serta dapat meningkatkan kinerja ekonomi nasional secara keseluruhan. Hasil-hasil yang telah dicapai sektor industri merupakan hasil kerjasama dan sinergi yang baik dari berbagai instansi terkait. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada semua pihak atas segala dukungan dan kerjasamanya. Meski disadari bahwa laporan ini masih memerlukan masukan untuk penyempurnaan, kami mengharapkan laporan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
Daftar Isi
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Ruang Lingkup 1.4 Sistematika Penyajian 5 6 9 9 10 10 11 13 13 15 19 23 23 23 23 24 25 26 26 26 26 27 27 28 30 31 32 32 32 32 33 34 34 35
BAB II KINERJA MAKRO SEKTOR INDUSTRI 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Sampai Dengan Triwulan III Tahun 2012 2.2 Perkembangan Sub Sektor Industri Non Migas Hingga Triwulan III 2012 2.3 Perkembangan Ekspo rdan Impor Industri Non Migas
BAB III KINERJA PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL 3.1 Kinerja Program Prioritas Nasional 1. Revitalisasi Industri Pupuk 2. Revitalisasi Industri Gula 3. Pengembangan Klaster Industri Hilir Kelapa Sawit 4. Fasilitasi Pengembangan Zona Industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 1. Hilirisasi Industri Berbasis Agro, Migas dan Bahan Tambang Mineral a. Industri Furniture b. Industri Hilir Karet c. Industri Hilir Kakao d. Industri Rumput Laut e. Industri Logam Dasar f. Industri Semen g. Industri Petrokimia & Kimia Hilir h. Industri Garam a. Industri Tekstil, Produk Tekstil dan Alas Kaki b. Industri Penghasil Barang Modal (Industri Permesinan, termasuk Listrik) c. Industri Perkapalan d. Industri Otomotif e. Industri Elektronika dan Telematika
2. Peningkatan Daya Saing Industri Berbasis SDM, Pasar Domestik dan Ekspor
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
3.3 Kinerja Kementerian Perindustrian Lainnya 1. Fasilitasi Pemanfaatan Tax Holiday 2. Fasilitasi Pemanfaatan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) 3. Pengamanan Industri Melalui Penetapan Obyek Vital Nasional Sektor Industri 4. Penyusunan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peraturan Teknis Konverter Kit 5. Perumusan SNI 6. Lembaga Pengujian Kesesuaian 7. Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
36 36 36 36 37 37 37 37 39 39 39 39 40 40 40 41 42
BAB IV KINERJA KELEMBAGAAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 4.1 Audit Laporan Keuangan Kementerian Perindustrian 4.2 Reformasi Birokrasi 4.3 Akuntabilitas Kinerja 4.4 Keterbukaan Informasi Publik 4.5 Anugerah Media Humas (AMH) 1. Majalah Media Industri 2. Website Kementerian Perindustrian
BAB V SASARAN PERTUMBUHAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2013 5.1 Proyeksi Pertumbuhan Industri Non Migas Tahun 2013 5.2 Program Prioritas Kementerian Perindustrian Tahun 2013 1. Hilirisasi Industri Berbasis Agro, Migas dan Bahan Tambang Mineral 2. Peningkatan Daya Saing Industri Berbasis SDM, Pasar Domestik dan Ekspor 3. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) 45 45 46 46 47 47 48 51
BAB VI PENUTUP
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka mempercepat pemulihan kinerja industri dan mendorong pertumbuhan industri pada tahun 2010-2014, Kementerian Perindustrian telah menyusun serangkaian program dan kegiatan yang tertuang dalam rencana pengembangan industri nasional dengan mengacu pada Kebijakan Industri Nasional (Perpres No. 28 Tahun 2008), RPJMN 2010-2014, dan Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2010-2014, serta strategi Kabinet Indonesia Bersatu I & II, yang disebut dengan Trilogi Pembangunan Industri, yang terdiri dari: 1. Pertumbuhan industri, melalui pengembangan dan penguatan klaster industri prioritas (pro-growth); 2. Pemerataan industri, melalui pengembangan dan penguatan industri kecil dan menengah (pro-growth dan pro-job); 3. Persebaran industri, melalui pengembangan industri unggulan di 33 provinsi dan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota (pro-job dan pro-poor). Kemudian, sesuai dengan perkembangan global, maka pembangunan industri juga harus memperhatikan kelestarian lingkungan (pro-environment). Arah pembangunan industri tersebut dijalankan untuk mencapai Visi Pembangunan Industri Jangka Panjang Tahun 2025 yaitu Membawa Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh Dunia, yang diturunkan ke dalam visi jangka pendek tahun 2014, yaitu Pemantapan Daya Saing Basis Industri Manufaktur yang Berkelanjutan Serta Terbangunnya Pilar Industri Andalan Masa Depan. Visi pembangunan industri tahun 2010-2014 tersebut dijabarkan ke dalam misi sebagai berikut: 1. Mendorong peningkatan nilai tambah industri; 2. Mendorong peningkatan penguasaan pasar domestik dan internasional; 3. Mendorong peningkatan industri jasa pendukung; 4. Memfasilitasi penguasaan teknologi industri; 5. Memfasilitasi penguatan struktur industri; 6. Mendorong penyebaran pembangunan industri ke luar Pulau Jawa; 7. Mendorong peningkatan peran IKM terhadap PDB. Perkembangan ekonomi global mengalami banyak perubahan terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang melanda Amerika dan Eropa mulai tahun 2007 hingga saat ini. Kondisi
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN
ini juga mempengaruhi pertumbuhan industri nasional, dimana terjadi penurunan ekspor hasil-hasil industri pada negara-negara utama di kawasan tersebut serta penurunan investasi sektor industri yang berdampak pada penurunan laju pertumbuhan industri. Adanya liberalisasi perdagangan melalui banyaknya perjanjian Free Trade Agreement (FTA) juga mengakibatkan tingginya persaingan di pasar dalam negeri terhadap produkproduk industri, yang berdampak negatif bagi sebagian industri yang daya saingnya belum begitu kuat atau masih memerlukan perlindungan. Selain itu, masih banyaknya aktivitas ekonomi yang bersumber pada ekstraksi sumber daya alam termasuk ekspor bahan mentah/baku ke luar negeri menjadikan proses penciptaan nilai tambah industri di dalam negeri masih relatif rendah. Untuk itu, diperlukan upaya percepatan pemulihan dan penumbuhan sektor industri (akselerasi industrialisasi) dengan berorientasi pada penciptaan nilai tambah melalui hilirisasi industri dan peningkatan daya saing industri dalam negeri baik di pasar lokal maupun internasional.
1.2
Laporan ini disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran atas kinerja sektor industri dan kinerja Kementerian Perindustrian pada tahun 2012 sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap amanat yang diberikan serta diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam penyusunan dan pelaksanaan pembangunan sektor industri. Adapun tujuan secara khususnya dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Menyampaikan hasil pelaksanaan program pokok, kinerja dan kontribusi pengembangan industri manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap amanat yang diberikan oleh Presiden kepada Menteri Perindustrian. 2. Memberikan gambaran mengenai perkembangan dan permasalahan yang dihadapi sektor industri manufaktur. 3. Menguraikan hal-hal yang memerlukan penanganan segera sebagai wahana evaluasi dan kajian, dalam rangka penyempurnaan langkah-langkah dan kebijakan strategis maupun peningkatan kinerja bagi segenap stakeholder sektor industri manufaktur.
1.3
Ruang Lingkup
Laporan ini akan membahas mengenai kinerja makro sektor industri selama kurun waktu 2012 dan kinerja program prioritas yang menjadi tanggung jawab Kementerian Perindustrian termasuk didalamnya memaparkan perkembangan Reformasi Birokrasi yang telah dilakukan oleh Kementerian Perindustrian. Disamping itu,dibahas pulatarget dan proyeksipertumbuhan ekonomi dan industri tahun 2013, dengan memperhatikan perkembangan pertumbuhan ekonomi dan industri tahun 2012 serta target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
10
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN
1.4
Sistematika PenYajian
Buku laporan kinerja sektor industridan kinerja Kementerian Perindustrian ini terdiri dari 6 (enam) Bab, yaitu: Bab I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang berupa arah kebijakan, visi dan misi serta tantangan pembangunan industri nasional. Bagian ini juga memberikan gambaran ringkas mengenai keseluruhan laporan kinerja sektor industri dan kinerja Kementerian Perindustrian tahun 2012. Bab II : KINERJA MAKRO SEKTOR INDUSTRI Bab ini memaparkan kinerja makro sektor industri terutama pertumbuhan ekonomi dan industri sampai dengan triwulan III tahun 2012, termasuk didalamnya perkembangan investasi, ekspor dan impor industri manufaktur. Bab III : KINERJA PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL Bab ini memaparkan mengenai kinerja program pengembangan industri nasional yang menjadi tugas dan tangung jawab Kementerian Perindustrian, terdiri atas Kinerja Program Prioritas Nasional, Kinerja Program Prioritas Kementerian Perindustrian, serta Kinerja Kementerian Perindustrian lainnya dalam rangka mendukung pelaksanaan programprogram prioritas. Bab IV : KINERJA KELEMBAGAAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Bab ini memaparkan mengenai kinerja kelembagaan, meliputi audit laporan keuangan Kementerian Perindustrian, kinerja Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Kinerja, Keterbukaan Informasi Publik, Anugerah Media Humas (AMH), serta Realisasi Anggaran Kementerian Perindustrian Tahun 2012. Bab V : SASARAN PERTUMBUHAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR TAHUN 2013 Bab ini menjelaskan mengenai target dan proyeksi pertumbuhan industri pengolahan non-migas tahun 2012 dan 2013, program prioritas Kementerian Perindustrian tahun 2013, serta rekomendasi kebijakan pengembangan industri nasional. Bab VI : PENUTUP Merupakan kesimpulan dari apa yang disampaikan pada bab-bab sebelumnya, meliputi gambaran ringkas kinerja makro sektor industri dan kinerja Kementerian Perindustrian tahun 2012.
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
11
12
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
13
Dari pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 6,17%, Sektor Industri Pengolahan menyumbang pertumbuhan sebesar 1,62%. Kemudian diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang menyumbang sebesar 1,22% dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi menyumbang sebesar 1,02%. Sedangkan sektor-sektor lainnya menyumbang di bawah 1%. Dari sisi pengeluaran, Pertumbuhan PDB triwulan III-2012 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011 (yoy) didukung oleh kenaikan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 10,02 persen dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 5,68 persen. Sedangkan komponen PDB lainnya mengalami penurunan seperti Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah turun sebesar 3,22 persen, Komponen Ekspor Barang dan Jasa turun sebesar 2,78 persen, dan Komponen Impor Barang dan Jasa turunsebesar 0,54 persen. Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran No 1. 2. 3. 4. 5. Jenis Pengeluaran Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Ekspor Barang dan Jasa Dikurangi Impor Barang dan Jasa Tw III 2012 (yoy) 5,68 -3,22 10,02 -2,78 -0,54 6,17 Tw I-III 2012 (Kumulatif) 5,29 2,93 10,77 2,21 6,04 6,29
Pertumbuhan ekonomi kumulatif sampai dengan triwulan III-2012 dibandingkan dengan periodeyang sama tahun 2011 (c-to-c) seluruh komponen PDB menurut pengeluaran mengalami peningkatan.Peningkatan terbesar terjadi pada Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang meningkat sebesar 10,77 persen, kemudian diikuti dengan Komponen Impor Barang dan Jasa sebesar 6,04 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 5,29 persen, Komponen PengeluaranKonsumsi Pemerintah sebesar 2,93 persen, dan Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 2,21 persen. Sumber utama pertumbuhan ekonomi secara yoy pada triwulan III-2012 adalah KomponenPengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 3,12 persen. Sumbangan terbesar berikutnya adalah Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 2,43 persen. Sedangkan komponen yang lain mengalami penurunan seperti Komponen Ekspor Barang dan Jasa turun sebesar 1,38 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah turun sebesar 0,26 persen, dan Komponen Impor Barang dan Jasa turun sebesar 0,20 persen.
14
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
2.2 PERKEMBANGAN SUB SEKTOR INDUSTRI NON MIGAS HINGGA TRIWULAN III 2012
Dari pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan keseluruhan yang sebesar 6,36% pada triwulan III 2012, pertumbuhan Sub Sektor Industri Non Migas pada triwulan III 2012 mencapai sebesar 7,27% (yoy).Pertumbuhan pada triwulan III 2012 ini merupakan pertumbuhan tertinggi yang pernah dicapai Industri Pengolahan Non Migas sejak tahun 2005, dan jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional, yang mencapai 6,17% (yoy) pada periode yang sama. Dengan pertumbuhan tersebut, maka secara kumulatif pada tiga triwulan pertama tahun 2012 (I-III), pertumbuhan industri pengolahan non migas mencapai 6,50%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi (PDB) pada tiga triwulan pertama tahun 2012 yang sebesar6,29%. Tabel 2.3 Pertumbuhan Ekonomi & Industri Pengolahan Non-Migas 2007-2012 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Lapangan Usaha Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih BANGUNAN Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Tw Iii 2012 (Yoy) 4,80 -0,09 6,36 5,56 7,98 6,91 10,48 7,41 4,44 6,17 6,88 Sumber Pertumbuhan (Yoy) 0,65 -0,01 1,62 0,04 0,51 1,22 1,02 0,70 0,42 6,17 Tw I-Iii 2012 (Kumulatif) 4,26 1,86 5,86 5,56 7,45 8,02 10,29 6,93 5,20 6,29 6,84
Dicapainya pertumbuhan yang cukup tinggi ini jelas merupakan prestasi yang cukup menggembirakan, di tengah masih melambatnya perekonomian dunia. Selain didukung oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat, meningkatnya investasi di sektor industri secara sangat signifikan menyebabkan tetap terjaganya kinerja sektor industri manufaktur hingga saat ini. Pada Januari-September 2012, nilai investasi PMA pada Industri Non Migas mencapai sekitar US$ 8,59 milyar atau meningkat sebesar 65,9% terhadap nilai investasi pada periode yang sama tahun 2011. Nilai investasi terbesar dicapai oleh Industri Kimia dan Farmasi sebesar US$ 2,48 miliar, Industri Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain sebesar US$ 1,31 miliar, Industri Logam, Mesin & Elektronik sebesar US$ 1,28 miliar, Industri Makanan sebesar US$ 1,15 miliar, serta Industri Kertas & Percetakan sebesar US$ 1,07 miliar.
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
15
Tabel 2.4 Perkembangan Investasi PMA Sektor Industri Sampai September Tahun 2012 (US$ Juta)
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. SEKTOR P Industri Makanan Industri Tekstil Industri Barang dari Kulit dan Alas Kaki Industri Kayu Industri Kertas dan Percetakan Industri Kimia dan Farmasi Industri Karet dan Plastik Industri Mineral Non Logam Industri Logam, Mesin, dan Elektronik Industri Instrumen Kedokteran, Presisi& Optik, dan Jam Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain Industri Lainnya Jumlah 42 67 20 19 15 42 50 11 2008 I 491,4 210,2 145,8 119,5 294,7 627,8 271,6 266,4 P 49 66 21 18 18 42 8 121 5 52 53 2009 I 552,1 251,4 122,6 62,1 68,7 208,1 19,5 654,9 5,1 583,4 120,1 P 110 30 31 32 159 100 8 269 2 97 59 2010 I 154,8 130,4 43,1 46,4 793,4 104,3 28,4 589,5 1,4 393,8 27,6 P 166 59 29 42 148 46 2011 I 497,3 255,0 51,1 257,5 370,0 137,1 Jan-Sep 2012 P 133 71 21 55 133 52 I 378,1 130,1 16,4 1.69,7 585,8 123,4 334 1.148,8
194 1.025,7
308 1.104,6
41 1.183,1
223 1.467,4
214 2.476,9
495 4.515,2
Sementara itu, nilai investasi PMDN pada Januari-September 2012 mencapai Rp 38,1 triliun, atau meningkat sebesar 40,19% dari periode yg sama tahun sebelumnya. Nilai investasi terbesar dicapai oleh Industri Mineral Non Logam sebesar Rp 9,09 triliun, Industri Makanan sebesar Rp 7,72 triliun, Industri Logam, Mesin & Elektronik sebesar Rp 5,84 triliun, Industri Kertas & Percetakan sebesar Rp 4,99 triliun, serta Industri Kimia & Farmasi sebesar Rp 4,21 triliun.
16
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
Tabel 2.5 Perkembangan Investasi PMDN Sektor Industri Sampai September Tahun 2012 (RpMiliar)
NO 1. 2. 3. SEKTOR 2008 P 49 20 2 4 14 23 27 7 31 2 I 8.129,9 719,6 10,1 306,6 1.797,7 503,7 797,8 845,3 2.381,1 7,0 P 34 23 1 2 8 15 31 4 31 0 2009 I 5.768,5 2.645,7 4,0 33,5 1.000,8 5.850,1 1,532,8 786,1 1.466,8 0,0 P 166 26 4 6 25 64 48 13 50 2010 I 16.405,4 431,7 12,5 451,3 1.102,8 3.266,0 522,8 2.264,6 789,6 0 P 258 52 3 14 53 106 81 39 76 1 2011 I 7.940,9 999,2 13,5 514,9 9.296,3 2.711,9 2.295,7 7.440,5 6.787,0 0,0 Jan-Sep 2012 P 176 51 6 5 56 81 78 36 68 I 7.719,4 3.247,2 62,9 52,1 4.997,2 4.213,0 2.310,7 9.088,4 5.838,6 0
Industri Makanan Industri Tekstil Industri Barang dari Kulit dan Alas Kaki 4. Industri Kayu 5. Industri Kertas dan Percetakan 6. Industri Kimia dan Farmasi 7. Industri Karet dan Plastik 8. Industri Mineral Non Logam 9. Industri Logam, Mesin, dan Elektronik 10. Industri Instrumen Kedokteran, Presisi & Optik, dan Jam 11. Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain 12. Industri Lainnya Jumlah
6 4
314,7 38,4
3 6,0
66,5 279,5
15 2
16 7
529,1 4,8
15 5
19.434,4 419
Pertumbuhan industri pengolahan non-migas juga tidak lepas dari meningkatnya kegiatan produksi di sektor industri manufaktur. Dicapainya pertumbuhan industri non migas sebesar 6,50% hingga triwulan III 2012 didukung oleh kinerja pertumbuhan sebagian besar kelompok industri non migas, yang mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kelompok industri pupuk, kimia & barang dari karet yang mencapai pertumbuhan sebesar 8,91%. Kemudian diikuti oleh kelompok industri semen dan barang galian bukan logam yang tumbuh sebesar 8,75%. Lalu kelompok industri makanan, minuman dan tembakau, yang mencapai pertumbuhan sebesar 8,22%, dan kelompok Industri Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya sebesar 7,52%. Setelah itu kelompok Industri Logam Dasar Besi dan Baja yang tumbuh sebesar 5,70%, dan kelompok Industri Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki yang tumbuh sebesar 3,64%.
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
17
2007 5,05 -3,68 -1,74 5,79 5,69 3,40 1,69 9,73 -2,82 5,15 6,35
2008 2,34 -3,64 3,45 -1,48 4,46 -1,49 -2,05 9,79 -0,96 4,05 6,01
2009 11,22 0,60 -1,38 6,34 1,64 -0,51 -4,26 -2,87 3,19 2,56 4,63
2010 2,78 1,77 -3,47 1,67 4,70 2,18 2,38 10,38 3,00 5,12 6,20
2011 9,19 7,52 0,35 1,50 3,95 7,19 13,06 7,00 1,82 6,83 6,46
TW III KUM 2011 7,50 8,77 1,07 2,50 4,30 6,21 14,43 7,13 4,66 6,63 6,45
TW III KUM 2012 8,22 3,64 -4,21 -4,50 8,91 8,75 5,70 7,52 -2,11 6,50 6,29
18
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
19
Tabel 2.8 Perkembangan Ekspor Industri Non-Migas Sampai November Tahun 2012 (US$ Juta)
JANUARI-NOVEMBER PERUBAHAN 2011 2012 (%) 21.108,1 21.574,6 2,21 12.080,2 11.385,6 -5,75 12.193,6 13.602,4 11,55 13.666,7 10.051,4 -26,45 8.660,9 8.882,5 2,56 6.978,0 4.947,5 -29,10 5.288,0 5.051,8 -4,47 5.695,0 4.465,9 -21,58 4.061,9 4.146,2 2,07 4.023,5 4.251,3 5,66 3.116,0 3.233,2 3,76 2.763,8 2.860,1 3,48 99.635,6 94.452,4 -5,20 112.262,7 107.048,1 -4,64
URAIAN Pengolahan Kelapa/Kelapa Sawit Tekstil Besi Baja, Mesin-Mesin, dan Otomotif Pengolahan Karet Elektronika Pengolahan Tembaga, Timah, dll Pulp dan Kertas Kimia Dasar Pengolahan Kayu Makanan dan Minuman Kulit, Barang Kulit, dan Sepatu/Alas Kaki Alat-Alat Listrik Total 12 Besar Industri Total Industri
2009 10.476,8 9.790,1 9.606,9 6.179,9 6.359,7 6.156,0 4.440,5 4.492,5 4.485,1 2.374,8 2.006,6 2.148,9 65.376,6 73.435,8
2010 17.253,8 11.205,5 10.840,0 9.522,6 9.254,6 6.506,0 5.708,2 4.577,7 4.280,3 3.219,6 2.665,6 2.657,9 87.691,8 98.015,1
2011 23.179,2 13.234,1 13.194,4 14.540,4 9.536,3 7.501,0 5.769,0 6.119,8 4.474,7 4.504,0 3.450,9 2.995,2 108.498,9 122.189,2
Sementara itu, total nilai impor nasional pada periode Januari-November 2012 mencapai US$ 176,09 miliar, atau meningkat sebesar 9,40% dibandingkan periode yang sama tahun 2011 yang mencapai US$ 160,96 miliar. Dari nilai impor tersebut, sebanyak US$ 128,55 miliar atau 71,07% merupakan impor produk-produk industri pengolahan non-migas. Nilai impor produk industri non-migas tersebut meningkat sebesar 12,64% dibandingkan periode yang sama tahun 2011. Berdasarkan kelompok industri, nilai impor produk industri tertinggi dicapai oleh Industri Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif sebesar US$ 57,83 miliar, yang meningkat sebesar 23,49% dibandingkan periode Januari-November 2011. Berikutnya, impor produk Industri Elektronika sebesar US$ 15,21 miliar (meningkat 3,44%), serta Industri Kimia Dasar US$ 14,88 miliar (meningkat 5,28%). Dapat dilihat bahwa nilai impor terbesar merupakan barang-barang modal (besi baja, mesin-mesin dan otomotif), yang banyak digunakan oleh industri dalam negeri untuk menjalankan aktivitas produksinya.
20
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
Tabel 2.9 Perkembangan Ekspor Industri Non-Migas Sampai Oktober Tahun 2012 (US$ Juta)
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. URAIAN Besi Baja, Mesin-Mesin, dan Otomotif Elektronika Kimia Dasar Tekstil Makanan dan Minuman Alat-Alat Listrik Pulp dan Kertas Barang-Barang Kimia lainnya Makanan Ternak Pengolahan Tembaga, Timah, dll Plastik Pupuk Pengolahan Alumunium Total 12 Besar Industri Total Industri
Sumber: BPS Diolah Kemenperin
2009 31.638,8 10.496,7 8.095,1 3.396,9 2.810,6 2.105,8 1.883,2 1.661,9 1.679,1 1.027,1 1.034,0 929,1 66.803,5 72.398,1
2010 43.218,6 14.176,2 11.431,5 5.031,2 4.514,2 3.142,8 2.731,8 2.199,3 1.871,6 1.822,1 1.525,1 1.509,2 93.173,6 101.115,4
2011 52.375,6 16.111,8 15.413,2 6.735,1 6.852,0 3.761,7 3.262,6 2.589,0 2.220,5 2.195,1 1.859,3 2.707,0 116.082,6 125.979,0
JANUARI-NOVEMBER 2011 46.829,7 14.705,8 14.136,8 6.195,1 6.242,2 3.456,2 2.874,1 2.371,0 2.010,4 2.043,4 2.415,5 1.772,5 105.052,6 114.130,0 2012 57.828,1 15.211,6 14.883,8 6.243,5 5.489,5 3.790,2 2.790,9 2.534,7 2.575,7 2.198,8 2.775,4 1.824,4 118.146,7 128.553,5
PERUBAHAN (%) 23,49 3,44 5,28 0,78 -12,06 9,66 -2,89 5,90 28,12 7,60 14,90 2,93 12,46 12,64
Neraca perdagangan produk industri non-migas adalah US$ -21,51 miliar atau mengalami defisit. Sedangkan total secara keseluruhan, neraca perdagangan nasional selama JanuariNovember 2012 juga defisit, yaitu US$ -1,33miliar.
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
21
22
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
23
b. Bantuan langsung mesin/peralatan pada tahun 2012 diberikan kepada 5 Perusahaan Gula (PTPN IX, X, XII, PT. PG Rajawali 1, PT. PG Rajawali 2) dengan nilai sebesar Rp. 152,4 Miliar, sebanyak 57 item mesin peralatan. c. Telah selesai dilakukan Audit Teknologi terhadap 20 PG eksisting terpilih. d. Rencana pembangunan 3 PG baru di Banyuwangi, Blitar dan Lamongan dengan kapasitas 5.000 TCD expandable 8.000 TCD oleh Konsorsium PTPN XI dan PTPN XII. e. Bimbingan dan konsultasi Sistem Manajemen Mutu terhadap 16 PG eksisting terpilih.
3. Pengembangan Klaster Industri Hilir Kelapa Sawit a. Telah ditetapkannya Kawasan Industri Sei Mangkei (KISM) sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui PP No 29 tahun 2012; b. Terlaksananya promosi investasi industri hilir kelapa sawit di dalam negeri (Jakarta & Pekanbaru) serta Asia (Dubai) dan Eropa (Jerman & Rusia)
24
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
c. Telah disusun FS Pembangunan Tangki Timbun Curah Cair di Maloy, Kalimantan Timur. d. Terselesaikannya kajian Pembangunan Klaster Industri Hilir Kelapa Sawit Gelombang II (second wave) di Kalbar, Kalteng dan Papua. e. Peningkatan utilisasi kapasitas produksi minyak goreng, dari 45% menjadi 75%. 4. Fasilitasi Pengembangan Zona Industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) a. Penetapan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan Pengembangan Industri Unggulan Provinsi dan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota di 42 daerah; b. Pengkajian Kompetensi Inti Industri Daerah di 11 daerah dan Kajian Pengelolaan Pusat Inovasi KEK Sei Mangkei; c. Pembangunan Gedung Pusat Inovasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dan Kawasan Industri Palu; d. Pengadaan Peralatan Laboratorium dan Meubelair untuk Pusat Inovasi KEK Sei Mangkei, peralatan uji untuk Pusat Inovasi Industri Palu, Peralatan Industri Rotan di Katingan, serta mesin/peralatan proses pengolahan & peralatan uji rumput laut di Tual Maluku Tenggara; e. Tersusunnya MasterPlan KEK Tangguh, serta MasterPlan Kawasan Industri: Tanjung Buton, Majalengka, Kulonprogo, Gresik, Karawang, Gresik Utara, Jeneponto, Sei Bamban, Bangka; f. Tersusunnya Rencana Strategis (Renstra) KEK Tanjung Api-Api dan Batu Licin, serta Renstra Kawasan Industri Kariangau; g. Tersusunnya Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial Pengembangan KEK Lamongan dan Kawasan Industri Jombang; h. Tersusunnya Detail Engineering Design (DED) KEK Bitung (Sulut).
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
25
b. Industri Hilir Karet 1) Pembangunan pabrik ban Hankook kapasitas 5,3 juta ban KBM roda 4 per tahun dan 840 ribu ban truk/radial pertahun dengan nilai investasi USD 1,1 miliar di Jawa Barat. 2) Tersusunnya kajian pengembangan industri karet terpadu di Sei Bamban yang direncanakan akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus, Sei Mangkei;
26
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
3) Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Industri karet dengan 30 pemangku kepentingan (stake holder). 4) Koordinasi peningkatan konservasi energi industri karet remah (crumb rubber). 5) Pelatihan peningkatan konservasi energi industri karet remah di Palembang. 6) Fasilitasi pengembangan industri karet karet hilir untuk meningkatkan kemampuan pembuatan kompon karet dan produksi vulkanisir ban melalui bantuan mesin pengolahan barang karet di Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan Barat. c. Industri Hilir Kakao 1) Pencanangan Hari Kakao Indonesia yang ditetapkan pada setiap tanggal 16 September. 2) Bantuan mesin dan peralatan industri pengolahan cokelat di Padang Pariaman. 3) Pelaksanaan talkshow dalam rangka peningkatan konsumsi cokelat dalam negeri di Padang, Sumatera Barat. 4) Penyusunan Rancangan SNI Cokelat dan Produk-Produk Cokelat 5) Penyusunan Business Plan Pengembangan Kakao di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat 6) Fasilitasi dan sinkronisasi pengembangan klaster industri pengolahan kakao. 7) Peningkatan konsumsi kakao nasional per kapita per tahun sebesar 40% dari 250 gram tahun 2011 menjadi 350 gram tahun 2012.
d. Industri Rumput Laut 1) Penyusunan Roadmap pengembangan industri rumput laut. 2) Pengembangan industri pengolahan rumput laut melalui bantuan mesin peralatan pengolahan rumput laut di 7 (tujuh) provinsi (NTB, NTT, Maluku, Sulsel, Sultra, Sulteng, dan Malut).
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
27
e. Industri Logam Dasar 1) Industri Baja a) Telah beroperasinya PT Meratus Jaya Iron & Steel secara komersial yang berlokasi di Batulicin, Provinsi Kalimantan Selatan yang mengolah Bijih Besi menjadi Sponge Iron dengan kapasitas 315 ribu ton per tahun dengan nilai investasi sebesar Rp 1,17 Triliun. b) Telah beroperasinya PT. Indoferro secara komersial yang berlokasi di Cilegon, Provinsi Banten yang memproduksi Pig Iron dengan kapasitas 500ribu ton/ tahun dan Nickel Pig Iron dengan kapasitas 250ribu ton/ tahun dengan nilai investasi sebesar USD 110 juta. c) Telah dilakukannya Ground BreakingPT. Batulicin Steel pada bulan Juli 2012 yang rencananya akan memproduksi baja dasar sebesar 3 juta ton/ tahun dengan nilai investasi sebesar USD 1,5 Milyar termasuk Pembangunan Pembangkit Listrik (Power Plant) dengan kapasitas 100 MW dengan rincian Besi Beton sebesar 1 juta ton/tahun dan Ferro Nickel sebesar 600 ribu ton/ tahun pada tahap awal serta H-Beam Steel dan Pelat Baja sebesar 2 juta ton/ tahun pada tahap selanjutnya. d) Rencana pembangunan Pabrik Pengolahan Pasir Besi menjadi Pig Iron (Main Concentrator Plant dan Pig Iron Plant) di Kulon Progo, Provinsi DI Yogjakarta yang akan dilakukan oleh PT. Jogja Magasa Iron dengan kapasitas 1juta ton/ tahun dan nilai investasi sebesar USD 1,2 Milyar. e) Rencana investasi PT. Sebuku Lateritic Iron & Steel untuk pembangunan Pabrik yang memproduksi Pig Iron dengan kapasitas 3juta ton per tahun di Sebuku, Provinsi Kalimantan Selatan dengan nilai investasi sebesar USD 1 Milyar. f) Rencana investasi PT. Delta Prima Steel untuk pembangunan Pabrik yang memproduksi Sponge Iron dengan kapasitas 100ribu ton per tahun di Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan dengan nilai investasi sebesar Rp. 1,2 Milyar.
28
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
2) Industri Aluminium a) Rencana pembangunan Smelter Grade Alumina (SGA) di Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat yang akan dilakukan oleh PT. Antam dengan kapasitas 1,2juta ton/tahun dan nilai investasi sebesar USD 1 Milyar yang ditargetkan beroperasi pada Kuartal I Tahun 2016. b) Rencana pembangunan Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan, Provinsi Kalimantan Barat yang akan dilakukan oleh PT. Antam dengan kapasitas 300ribu ton/tahun dan nilai investasi sebesar USD 450Juta yang saat ini sedang dalam proses konstruksi. c) Rencana investasi PT. Nalco untuk pembangunan Pabrik yang memproduksi Aluminium Ingot dengan kapasitas 500ribu ton per tahun di Kutai, Provinsi Kalimantan Timur dengan nilai investasi sebesar Rp. 4 Milyar.
3) Industri Tembaga a) Rencana investasi PT. Nusantara Smelting untuk pembangunan Pabrik yang memproduksi Katoda Tembaga dengan kapasitas 200ribu ton per tahun di Bontang, Provinsi Kalimantan Timur dengan nilai investasi sebesar USD 700Juta. b) Rencana investasi PT. Indosmelt untuk pembangunan Pabrik yang memproduksi Katoda Tembaga dengan kapasitas 100ribu ton per tahun di Maros, Provinsi Sulawesi Selatan dengan nilai investasi sebesar USD 700Juta. 4) Industri Nikel a) Telah dilakukannya Ground Breaking PT. FeNi Halmahera Timur yang rencananya akan memproduksi Nickel sebesar 27ribu ton/tahun di Halmahera, Provinsi Maluku Utara dengan nilai investasi sebesar USD 1,6 Milyar yang ditargetkan beroperasi pada Kuartal IV Tahun 2014. b) Rencana investasi PT. Antam untuk pembangunan Pabrik yang memproduksi Nickel Pig Iron dengan kapasitas 120ribu ton per tahun di Mandiodo, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan nilai investasi sebesar USD 400Juta.
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
29
c) Rencana investasi PT. Weda Bay Nickel untuk pembangunan Pabrik yang memproduksi Nickel dengan kapasitas 65ribu ton per tahun dan Cobalt dengan kapasitas 3,5ribu ton per tahun di Maros, Provinsi Sulawesi Selatan dengan nilai investasi sebesar USD 700Juta. f. Industri Semen 1) Realisasi pembangunan oleh PT. Semen Gresik Group: a) Unit pengantongan semen di Sorong, Papua Barat oleh PT. Semen Gresik yang direncanakan mulai beroperasi pada awal tahun 2013; b) Unit pabrik baru PT. Semen Gresik di Tuban, Jawa Timur (Tuban IV) dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun, telah beroperasi pada pertengahan tahun 2012; c) Unit pabrik baru PT. Semen Tonasa di Pangkep, Sulawesi Selatan (Tonasa V) dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun, akan beroperasi pada awal tahun 2013. 2) Realisasi pembangunan oleh PT. Semen Bosowa: a) Unit penggilingan semen di Banyuwangi, Jawa Timur dengan kapasitas 1,2 juta ton per tahun. Pembangunan dimulai bulan Mei 2012, dan direncanakan selesai pada tahun 2013; b) Unit pabrik baru di Maros, Sulawesi Selatan dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun. Pembangunan dimulai bulan November 2012, direncanakan selesai pada tahun 2014. 3) Realisasi pembangunan pabrik baru oleh PT. Holcim Indonesia di Tuban, Jawa Timur, dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun. Saat ini dalam proses konstruksi pabrik dan direncanakan selesai pada tahun 2014.
30
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
4) Realisasi pembangunan pabrik oleh investor baru: a) State Development and Investment Cooperation (SDIC) di Manokwari, Papua Barat dengan kapasitas 1 juta ton per tahun, saat ini dalam proses pembebasan lahan. b) Anhui Conch Cement Co., Ltd. di Tanjung, Kalimantan Selatan dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun, saat ini dalam proses pembebasan lahan. g. Industri Petrokimia & Kimia Hilir 1) Pembangunan Center of Excellence Industri Petrokimia di Banten dengan progres mencapai 30%. 2) Pembangunan pabrik butadiena PT. Petrokimia Butadiene Indonesia kapasitas 150 ribu ton/tahun dan investasi Rp 1,5 T di Banten 3) Pengembangan investasi PT. Chandra Asri dengan kapasitas produksi 1 juta ton olefin/tahun dan nilai investasi Rp 1,7 T di Banten. 4) Pembangunan pabrik kosmetika PT. LOreal Indonesia di Cikarang, dengan nilai investasi Rp 1,25 Triliun, kapasitas produksi 200 juta unit/tahun dan menyerap tenaga kerja lebih dari 1.700 orang. 5) Pembangunan pabrik Acrylic Acid kapasitas 80.000 ton/th dan Super Absorbent Polyer kapasitas 90.000 ton/th, PT. Nippon Shokubai Indonesia dan nilai investasi USD 332 juta. 6) Pembangunan RCC Off Gas to Propylene Project (ROPP) di Balongan kapasitas 180 ribu ton/th oleh PT. Pertamina dan PT. Chandra Asri dan nilai vestasi USD 270 juta 7) Persetujuan alokasi gas untuk pengembangan pusat industri petrokimia di Teluk Bintuni Papua Barat tahap I sebesar 180 MMSCFD untuk pembangunan pabrik pupuk urea kapasitas 2juta ton/th.
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
31
h. Industri Garam 1) Intensifikasi lahan dengan pemasangan Geomembrane pada meja kristalisasi di Kabupaten Sumenep, Madura; 2) Fasilitasi Pengembangan Garam Bahan Baku dan Pengolahan Garam Beryodium melalui Intensifikasi Lahan di Kabupaten Sampang dan Pamakasan, Madura; 3) Fasilitasi Pengembangan Garam Bahan Baku dan Pengolahan Garam Beryodium melalui Ekstensifikasi Lahan 349 Ha di Teluk Kupang. 2. Peningkatan Daya Saing Industri Berbasis SDM, Pasar Domestik dan Ekspor a. Industri Tekstil, Produk Tekstil, dan Alas Kaki 1) Telah diberikan bantuan potongan harga dalam rangka restrukturisasi permesinan industri TPT, alas kaki dan penyamakan kulit sebanyak 161 perusahaan dengan nilai bantuan sekitar Rp 145 Milyar dan investasi yang tercipta mencapai Rp 1,68 triliun. 2) Sebanyak 9 perusahaan Industri TPT, Alas Kaki dan Penyamakan Kulit masih dalam waiting list sebagai peserta restrukturisasi dengan perkiraan nilai bantuan sebesar Rp 15,52 Milyar.
3) Perluasan investasi dan pembangunan pabrik baru PT. Indorama Polyester Industries di Karawang, dengan total nilai investasi US$ 400 juta. 4) Telah dilatih tenaga kerja siap pakai di industri garmen dan alas kaki sebanyak 10.000 orang di Jateng, Jatim, dan Jabar. b. Industri Penghasil Barang Modal (Industri Permesinan, termasuk Listrik) 1) Pemberian bantuan mesin/peralatan ke Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan; 2) Verifikasi capaian TKDN dalam Proyek Pembangunan Infrastruktur
32
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
3) 4) 5) 6)
Ketenagalistrikan (Proyek PLTU 10000 MW Tahap II); Promosi kemampuan industri alat berat (termasuk komponen) dalam rangka pengembangan akses pasar dalam negeri dan luar negeri; Penyusunan Peraturan Teknis (Pertek) dalam rangka mendukung Program Konversi BBM ke BBG; Pengembangan kelembagaan (Alsintan Center) di daerah-daerah potensial pertanian di Sumbar, Kallbar dan Kaltim. Penambahan investasi baru di bidang industri permesinan antara lain PT Caterpillar Indonesia produksi alat berat (dump truck) di Pulau Batam sebesar USD 165 juta; PK Manufacturing investasi sebesar USD 21 juta di daerah Karawang untuk produksi komponen alat berat; dan PT Hitachi Manufacturing di Karawang investasi sebesar USD 10 juta untuk produksi komponen alat berat.
c. Industri Perkapalan 1) Pengembangan prototype produk industri maritim melalui desain kapal Berbasis Pantai. 2) Peningkatan kapasitas SDM melalui diklat dan sertifikasi pengelasan kapal, pengelasan bawah air, pelatihan coating dan pengelasan non-ferro sebanyak 140 orang. 3) Penambahan investasi baru di bidang industri pekapalan sebesar Rp. 800 milyar di Lamongan, serta perluasan dan pengembangan perusahaan sebesar Rp 354,77 Milyar di Surabaya, Banyuwangi, dan Semarang. 4) Telah siap operasionalnya galangan kapal PT. Lamongan Marine Industri di Lamongan, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 300 Milyar.
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
33
d. Industri Otomotif 1) Peningkatan investasi baru PT. Denso Indonesia dengan nilai Rp 1,3 Trilliun. 2) Sampai bulan Oktober 2012, produksi KBM Roda-4 mencapai 888 ribu unit dan sampai dengan bulan Oktober 2012 Produksi KBM Roda-2 mencapai 5,9 Juta unit. 3) Dalam rangka pengembangan Low Cost Green Car (LCGC), terjadi peningkatan investasi (perluasan dan pembangunan pabrik baru) oleh PT. Toyota Motor, PT. Astra Daihatsu Motor, PT Honda Prospect Motor, PT. Suzuki Indomobil dan PT. Nissan dengan total investasi sebesar US$ 2,2 Milyar untuk industri perakitan dan US$ 2,3 Milyar untuk industri komponen, yang diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 7.000 orang untuk industri perakitan, 8.000 orang untuk industri komponen, dan 10.000 orang untuk aftersales service.
e. Industri Elektronika dan Telematika 1) Ekspor produk industri elektronika dan telematika pada periode Januari September 2012 sebesar US$ 9,38 miliar, atau meningkat sebesar 16,74% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011, dengan negara tujuan utama yaitu: Singapura, Jepang, Amerika, Hongkong, China, Jerman, Belgia dan Korea Selatan. 2) Sampai triwulan dua tahun 2012 telah terjadi investasi sebesar US$ 328 Juta. Dan diperkirakan pada tahun 2012 ini akan menyerap tambahan tenaga kerja sebesar 6.300 orang. 3) Panasonic Manufacturing Indonesia, Sharp, Samsung, dan LG telah dipilih sebagai basis produksi untuk kulkas di ASEAN, khusus untuk LG Indonesia telah dijadikan basis produksi untuk mengisi pasar Australia, Kuba dan Rusia. 4) Dalam rangka penerapan standard produk, telah difasilitasi penguatan terhadap
34
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
infrastruktur/lab uji di Balai Besar Bahan & Barang Teknik (B4T) Bandung, dan Balai Riset dan Strandardisasi (Baristand) Surabaya. Sampai saat ini telah diterapkan SNI produk untuk Lampu CFL (Lampu Hemat Energi), Baterai Primer, Pompa Air, TV CRT, Setrika listrik. Sedangkan untuk produk Lemari Es, Pendingin Ruangan (AC), dan Mesin Cuci sudah notifikasi WTO untuk diberlakukan secara wajib. 3. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) a. Telah dilakukan pengembangan IKM melalui pendekatan klaster di 43 Kabupaten/ Kota, melalui: FGD klaster, dampingan tenaga ahli, bimbingan teknis dan desain, bantuan mesin/peralatan, pelatihan-pelatihan, dan partisipasi pameran dan promosi. b. Telah dilakukan pembinaan IKM melalui pendekatan OVOP di 62 sentra di 55 Kab/ Kota, melalui: pelatihan teknis, dampingan tenaga ahli, bantuan mesin/peralatan, dan partisipasi pameran produk OVOP. c. Telah diberikan bantuan potongan harga dalam rangka restrukturisasi mesin/ peralatan kepada 106 IKM dengan nilai bantuan Rp 9,32 milyar serta fasilitasi peningkatan pelayanan IKM kepada 19 UPT.
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
35
d. Telah dilatih sebanyak 2.199 calon wirausaha baru IKM di 28 provinsi, pelatihan di bidang garment sebanyak 380 orang sebagai antisipasi moratorium pengiriman TKI ke luar negeri, serta pelatihan peningkatan kemampuan teknis dan manajemen kepada 1.866 perajin (IKM). e. Telah difasilitasi pendaftaran HKI sebanyak 123 merk, 1 hak cipta, 2 paten, 3 desain industri, serta berpartisipasi pada Forum Koordinasi HKI yang diselenggarakan oleh PM-HKI Kementerian Perindustrian dan POLRI di Manado dan Medan. f. Telah difasilitasi sertifikasi sistem mutu yang diterapkan oleh IKM sebanyak 40 paket Halal, 8 paket HACCP/SNI, 12 paket Barcode, 9 Ce-Mark, 30 GMP. g. Terealisasinya penyaluran KUR di IKM sampai dengan Agustus 2012 sebesar Rp 617,1 miliar (industri pengolahan), atau IKM berkontribusi sebesar 3% dari total penyaluran KUR.
36
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
4. Penyusunan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peraturan Teknis Konverter Kit Dalam mendukung program Konversi BBM ke BBG untuk kendaraan bermotor, Kementerian Perindustrian telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 70 Tahun 2012 yang mewajibkan setiap produk tabung dan converter kit memiliki sertifikat UN ECE R67, UN ECE R110, dan/atau ISO 15500. Untuk menunjang penerapan spesifikasi teknis/standar tersebut, diperlukan investasi yang ditujukan untuk menambah fasilitas uji yang dimiliki oleh laboratorium uji sehingga laboratorium uji dalam negeri dapat terakreditasi oleh KAN. 5. Perumusan SNI Tahun 2012 telah disusun RSNI sebanyak 106 buah, sedangkan selama 3 (tiga) tahun terakhir telah disusun sebanyak 307 buah RSNI, untuk 11 Kelompok industri, yaitu: permesinan, alsintan, elektronika dan rumah tangga, tekstil, kulit dan alas kaki, makanan, minimunan dan tembakau, logam, karet dan plastik, dan kertas. 6. Lembaga Penguji Kesesuaian Tahun 2012 Kementerian Perindustrian telah menerbitkan 37Permenperin untuk penunjukan LPK bagi 79 SNI wajib, dan sampai dengan tahun 2012 telah ditetapkan 45 LPK untuk mendukung pemberlakuan SNI. 7. Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Upaya untuk penurunan GRK, telah diterbitkan; Peraturan Menteri Perindustrian No. 12/M-IND/PER/1/2012 tentang Peta Panduan (Road Map) Pengurangan Emisi CO2Industri Semen Indonesia; pedoman dan teknis konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 di sektor Industri (11 pedoman).
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
37
38
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
39
RB melakukan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dari hasil evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB, Kementerian Perindustrian mendapat nilai 69,21 dengan predikat penilaian B atau naik sebesar 8,46 poin dibandingkan tahun 2011 yang masih mendapat predikat CC. Penilaian dilakukan terhadap 5 (lima) komponen, yaitu: 1. Perencanaan Kinerja, 2. Pengukuran Kinerja, 3. Pelaporan Kinerja, 4. Evaluasi Kinerja, dan 5. Capaian Kinerja.
40
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
EDISI 2 - 2012
No. 02.2012
REPUBLIC OF INDONESIA
MADE IN INDONESIA
Soci Mas Permata Hijau Group Natur Mustika Ratu Inaco Teh Kepala Djenggot Cimory Garudafood Sumber Yalasamudra Rumah Abon Jus-Sirup Buah Lie Lie Bandung Yoghurt Ratna Bakery & Cake Manik The Beadz Bambu Kaligrafi Mahanagari
INDUSTRY
F A C T S & F I G U R E S
TEKNOLOGI
Langit Impian Animasi Penyulingan Air Laut
MINISTRY MINISTRY OF OFINDUSTRY INDUSTRY REPUBLIC REPUBLICOF OF INDONESIA INDONESIA 2012 2010
2. Website Kementerian Perindustrian Website Kemenperin (www.kemenperin.go.id) juga mendapatkan penghargaan Juara I Kategori Pelayanan Informasi Melalui Website. Kriteria yang dinilai: kemudahan akses informasi publik, ketersediaan kontak dan informasi, ketersediaan informasi publik, penempatan informasi berdasarkan teknik yang benar, keterbacaan, dan desain grafis yang sesuai harapan pengguna. Sampai dengan bulan November 2012, jumlah hit pada Website Kemenperin mencapai 8,76 juta, dengan rata-rata sebesar 796.024 hit per bulan. Jumlah artikel yang telah dipublikasikan adalah 4.882 buah. Sebagian besar merupakan beritaberita yang terkait dengan industri (65%), foto kegiatan Menteri Perindustrian (17%), dan siaran pers (6%). Jumlah permintaan data yang dilayani secara online tercatat 139.858 kali, dengan jumlah data yang diberikan sebanyak 7,15 juta record. Tiga jenis data yang paling sering diminta adalah direktori perusahaan (76%), data ekspor impor (11%), direktori eksportir (6%). Kedua penghargaan tersebut (Majalah Media Industri dan Website Kemenperin) mengantarkan Kementerian Perindustrian menjadi Juara Umum dalam Anugerah Media Humas (AMH) tahun 2012 tersebut.
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
41
Unit
Ket: Prognosa dibuat sebelum tanggal 26 Desember 2012, sehingga realisasi sebagian unit eselon I telah melampaui prognosa.
Realisasi penyerapan anggaran Kementerian Perindustrian tahun 2012 relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi tahun-tahun sebelumnya, hal ini disebabkan oleh: 1. Persiapan pelaksanaan Anggaran yang lebih baik; 2. Pelaksanaan lelang yang dilakukan lebih awal sebelum tahun anggaran berjalan; 3. Disiplin waktu dalam proses pelaksanaan anggaran sesuai Disbursment Plan; 4. Memprioritaskan penggunaan mekanisme pembayaran langsung/LS. Perbandingan realisasi anggaran Kementerian Perindustrian tahun 2009-2012 ditunjukkan oleh grafik berikut.
42
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
Anggaran Realisasi
2009
2010
2011
2012
Ket: Realisasi Tahun 2012 per Ket: Realisasi Tahun 2012 per 26 Desember 2012 26
Desember 2012
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
43
BAB V SAsARAN PERTUMBUHAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUsTRi MANUFAKTUR TAHUN 2013
44
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
BAB V SAsARAN PERTUMBUHAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUsTRi MANUFAKTUR TAHUN 2013
BAB 5 Sasaran Pertumbuhan dan Program Pengembangan Industri Manufaktur Tahun 2013
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
45
BAB V SAsARAN PERTUMBUHAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUsTRi MANUFAKTUR TAHUN 2013
Target pertumbuhan sektor industri non migas pada tahun 2012 dan tahun 2013 selengkapnya pada tabel berikut. Tabel 5.1 Target & Proyeksi Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-Migas
LAJU PERTUMBUHAN PDB TRIWULANAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN NO LAPANGAN USAHA I Industri Tanpa Migas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Makananm Minuman, dan Tembakau Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya Kertas dan Barang Cetakan Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet Semen dan Barang Galian Bukan Logam Logam Dasar Besi dan Baja Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatannya Barang Lainnya Produk Domestik Bruto 5,90 4,23 10,56 -0,35 4,34 0,09 4,47 17,56 8,94 1,20 6,43 II 6,80 9,56 8,37 3,34 4,00 6,82 5,79 14,81 4,57 6,33 6,45 2011 III 7,16 8,58 7,43 0,31 -0,74 5,94 8,38 11,09 7,92 6,39 6,46 IV 7,40 14,02 3,99 -1,76 -1,35 2,95 10,04 9,30 6,63 -6,49 6,49 JUMLAH 6,83 9,19 7,52 0,35 1,50 3,95 7,19 13,06 7,00 1,82 6,46 I 6,12 8,17 1,41 -0,86 0,50 9,19 6,11 5,57 6,23 4,21 6,32 2012 II 6,07 6,01 4,30 -8,22 -7,44 2,21 9,22 1,86 11,67 -6,47 6,37 III 7,27 10,39 5,19 -3,56 -6,54 15,37 10,83 9,72 4,85 -3,63 6,17 2012* 6,75 8,15 3,75 2,90 4,90 5,75 4,05 4,00 7,78 6,00 6,50 2013** 7,13 8,1 4,7 0,8 1,0 8,5 8,3 6,4 7,7 1,0 6,70 PERTUMBUHAN
Ket: *) Target Renstra Kemenperin; **) Proyeksi (Sumber: BPS Diolah Kemenperin)
46
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
BAB V SAsARAN PERTUMBUHAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUsTRi MANUFAKTUR TAHUN 2013
5) Insentif Tax Holiday bagi 5 bidang industri dan Tax Allowance bagi 37 bidang usaha tertentu dan 39 bidang usaha tertentu di daerah tertentu. 6) Pengembangan Kawasan Industri. 2. Peningkatan Daya Saing Industri Berbasis SDM, Pasar Domestik dan Ekspor a. Permasalahan Yang Dihadapi Ketergantungan bahan baku impor, teknologi yang tertinggal, kualitas SDM yang masih rendah dan membanjirnya produk impor. b. Program dan Kebijakan 1) Pemberian Insentif fiskal (BMDTP, Tax Holiday dan Tax Allowance, pembebasan PPN/PPNBM, serta pembebasan bea masuk impor mesin dan komponen) 2) Restrukturisasi permesinan 3) Peningkatan SDM industri 4) Program: Low Carbon Emission Technology 5) Promosi Investasi dan Produk Industri 6) Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) 3. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) a. Permasalahan Yang Dihadapi Ketergantungan bahan baku impor masih tinggi, terbatasnya kemampuan SDM dalam pengembangan desain, serta terbatasnya akses ke sumber pendanaan. b. Program dan Kebijakan 1) Usulan penurunan bea masuk bahan baku perak sebesar 10%, 2) Pembentukan modal ventura, 3) Fasilitasi kemudahan penyediaan bahan baku, 4) Penyediaan tenaga desainer pada industri fesyen, 5) Fasilitasi pameran baik dalam maupun luar negeri, 6) Fasilitasi IKM dalam mendapatkan KUR dan akses ke sumber pendanaan lainnya, 7) Pengembangan dan penguatan Pusat-pusat pengembangan Telematika (RICE/ IBC) di daerah potensial.
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
47
BAB V SAsARAN PERTUMBUHAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUsTRi MANUFAKTUR TAHUN 2013
48
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
BAB V SAsARAN PERTUMBUHAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUsTRi MANUFAKTUR TAHUN 2013
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
49
BAB VI PENUTUP
50
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
BAB VI PENUTUP
BAB 6 Penutup
Di tengah masih berlangsungnya ketidakpastian perekonomian dunia dan memburuknya kinerja neraca perdagangan nasional, kondisi perekonomian Indonesia tetap berlangsung dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pada triwulan III tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh sebesar 6,17% (yearon-year/yoy), dan merupakan pertumbuhan tertinggi kedua di Asia setelah China, dan ke-5 tertinggi di dunia. Cukup tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2012 terutama didukung oleh pertumbuhan yang relatif tinggi pada Sektor Industri Pengolahan, khususnya Sub-Sektor Industri Non Migas. Pada triwulan III 2012, Sektor Industri Pengolahan mencatat pertumbuhan sekitar 6,36% (yoy), dimana Industri Non Migas mencapai pertumbuhan sebesar 7,27% (yoy). Dengan pertumbuhan tersebut, maka Sektor Industri Pengolahan menjadi motor pertumbuhan utama dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar pada triwulan III 2012. Pertumbuhan pada triwulan III 2012 ini merupakan pertumbuhan tertinggi yang pernah dicapai Industri Pengolahan Non Migas sejak tahun 2005, dan jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama. Dengan pertumbuhan tersebut, maka secara kumulatif pada tiga triwulan pertama tahun 2012 pertumbuhan industri pengolahan non migas mencapai 6,50%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi (PDB) kumulatif tiga triwulan pertama tahun 2012 yang sebesar 6,29%. Dicapainya pertumbuhan yang cukup tinggi ini jelas merupakan prestasi yang cukup menggembirakan, di tengah masih melambatnya perekonomian dunia. Selain didukung oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat, meningkatnya investasi di sektor industri secara sangat signifikan menyebabkan tetap terjaganya kinerja sektor industri manufaktur hingga saat ini.
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
51
BAB VI PENUTUP
Dari sisi kinerja program pengembangan industri nasional, Kementerian Perindustrian telah melaksanakan program-program prioritas nasional dengan capaian kinerja yang cukup memenuhi target, di antaranya: (1) Revitalisasi Industri Pupuk dengan terpenuhinya sebagian pasokan gas untuk bahan baku pupuk dan dibangunnya pabrik pupuk organik di 4 (empat) kabupaten, (2) Revitalisasi Industri Gula dengan realisasi bantuan keringanan pembiayaan mesin/peralatan pada 46 pabrik gula senilai Rp 49,8 miliar dan bantuan langsung mesin/peralatan kepada 5 perusahaan gula senilai Rp 152,4 miliar, (3) Pengembangan Klaster Industri Hilir Kelapa Sawit dengan ditetapkannya Kawasan Industri Sei Mangkei (KISM) sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui PP No 29 tahun 2012, serta (4) Fasilitasi Pengembangan Zona Industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan capaian pembangunan gedung pusat inovasi KEK Sei Mangkei dan Kawasan Industri Palu. Kementerian Perindustrian juga menjalankan program-program prioritas Kementerian Perindustrian dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan industri, yang dijabarkan ke dalam tiga kelompok program utama, yaitu: (1) Hilirisasi Industri Berbasis Agro, Migas dan Bahan Tambang Mineral (Industri Furniture, Hilir Karet, Hilir Kakao, Rumput Laut, Logam Dasar, Semen, Petromikia & Kimia Hilir, serta Garam); (2) Peningkatan Daya Saing Industri Berbasis SDM, Pasar Domestik dan Ekspor (Industri TPT dan Alas Kaki, Penghasil Barang Modal, Perkapalan, Otomotif, serta Elektronika & Telematika); dan (3) Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (Pengembangan klaster IKM, Pembinaan OVOP, bantuan mesin/peralatan IKM, pelatihan kewirausahaan & keterampilan industri, fasilitasi HKI & sistem mutu, serta fasilitasi permodalan melalui KUR). Selain kinerja pengembangan industri nasional, beberapa capaian penting juga diperoleh Kementerian Perindustrian dalam kinerja kelembagaan, antara lain: berhasil mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh BPK atas audit laporan keuangan tahun 2011 (sejak 2009), mendapatkan tunjangan kinerja (remunerasi) tahun 2012 atas capaian reformasi birokrasi sejak tahun 2005, mendapatkan predikat B atas evaluasi akuntabilitas kinerja oleh Kementerian PAN & RB, meraih penghargaan sebagai Badan Publik Terbaik I dalam pelaksanaan UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, mendapatkan Juara Umum dalam Anugerah Media Humas (AMH) 2012 karena memperoleh Juara I Kategori Penerbitan Media Internal Kelompok Kementerian/ LPNK & Perguruan Tinggi Negeri dan Juara I Kategori Pelayanan Informasi Melalui Website. Di tengah berbagai kondisi yang dihadapi sektor industri non migas, masih ada peluang untuk mempertahankan kinerja pertumbuhan industri non migas agar tetap meningkat sampai akhir tahun 2012. Peluang tersebut terutama adanya perbaikan ekonomi di Amerika Serikat dan Jepang yang pertumbuhannya akan meningkat pada 2012 dan 2013 (proyeksi World Bank). Sementara itu, di dalam negeri masih terjadi peningkatan investasi di sektor industri baik PMA maupun PMDN. Peluang pertumbuhan ini juga didukung oleh adanya beberapa sektor tersier yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada Triwulan I-III 2012 (pengangkutan dan komunikasi, perdagangan, hotel & restoran, serta bangunan/konstruksi) yang dapat dimanfaatkan oleh sektor industri dalam penyediaan produk-produk pendukungnya.
52
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
BAB VI PENUTUP
Berdasarkan kondisi tersebut, Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri non migas sebesar 6,75% pada tahun 2012 dan memproyeksikan sebesar 7,13% pada tahun 2013. Target dan proyeksi pertumbuhan industri non-migas tersebut lebih tinggi dari target dan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu sebesar 6,50% pada tahun 2012 dan 6,70% pada tahun 2013. Meskipun diprediksi bisa tumbuh cukup tinggi pada tahun mendatang, namun tantangan bagi sektor industri manufaktur masih sangat besar pada tahun 2013. Disamping belum didukung oleh kondisi infrastruktur yang memadai dan mahalnya biaya investasi, sektor ini juga masih berhadapan dengan berbagai permasalahan terkait dengan peningkatan daya saing industri. Oleh karena ini, Kementerian Perindustrian merekomendasikan beberapa kebijakan untuk meningkatkandaya saingindustri nasional, antara lain: optimalisasi insentif fiskal (tax holiday, tax allowance, BMDTP, pembebasan PPnBM, pembebasan bea masuk), penyelesaian hambatan investasi, optimalisasi pasar ekspor yang mulai pulih dan mencari pasar alternatif, peningkatan upaya pengendalian impor melalui kebijakan non-tariff barrier, Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), pembangunan infrastruktur, penyediaan pasokan gas dan listrik untuk kebutuhan industri, pembentukan lembaga pembiayaan khusus IKM, perumusan dan pemberlakuan SNI, serta pemberian insentif untuk industri hijau khususnya penggunaan teknologi ramah lingkungan bagi penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
53
54
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012
55
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jalan Gatot Subroto Kav.52-53 Jakarta 12950 T : (021) 5255609 F : (021) 5255609 W : www.kemenperin.go.id