You are on page 1of 6

Pendahuluan

Pneumonia merupakan suatu infeksi paru-paru, tepatnya lagi infeksi saluran pernafasan yang mengenai jaringan paru (alveoli) dan bersifat akut (mendadak). Pneumonia. Dapat membahayakan jiwa anak-anak dan usia lanjut, seseorang yang oleh karena suatu sebab harus berbaring, atau dapat pula menyerang mereka yang memiliki kelemahan system kekebalan tubuh (misalnya;penderita dalam terapi steroid atau anti kanker). !nsiden pada usia lanjut resiko terjadinya infeksi saluran nafas bagian bawah (!"P ), khususnya pneumoni #ukup tinggi. $ejadian pneumoni pada usia lanjut tergantung pada tiga hal, ialah%(a) kondisi fisik penderita (umumnya daya tahan tubuh rendah atau immuno#ompromised #onditions); (b) lingkungan dimana mereka berada (komunitas atau lingan rumah sakit); dan (#) kuman penyebabnya atau virulensinya. "e#ara epidemologik, pneumoni pada usia lanjut juga di bedakan menjadi pneumoni komunitas dan pneumoni nosokomial. !nsidens pneumonia komunitas pada usia lanjut sekitar &,'-((,)* (mangunegoro, (++,). Di rumah sakit insiden pneumoni pada usia lanjut kira-kira tiga kali lebih besar dibanding pneumoni pada usia muda. D! -".P Dr. $ariadi "emarang insidens pneumonia (#ampuran komunitas dan nosokomial) sebesar (&,,* (-ahmatullah, (++)). Pneumonia pada usia lanjut mempuny&ai angka kematian yang tinggi, kira-kira )/*. Penyebanya ada tiga hal % (a) karena pneumoninya sendiri; (b) pada penderita sering disertai berbagai kondisi atau penyakit penyerta; dan (#) pada kenyataannya penderita pneumonia usia lanjut lebih sulit diobati (0arasawa (+'+). $ondisi ataupun penyakit penyerta pada usia lanjut yang sering menyebabkan kematian, misalnya diabetes mellitus, payah jantung kronik, penyakit-penyakit vaskuler, PP12 dan sebagainya (2angunegoro, (++,). !D", leukemia atau sedang

Penyebab.

Penyebab pneumoni pada usia lanjut dapat berma#am-ma#am, yang paling sering penyebanya adalah kombinasi beberapa kuman. Pada usia lanjut, pneumoni sering disebabkan oleh bakteri gram positif, sebagian besar adalah oleh kuman streppneumoniae. Pneumonia nosokomial sering terjadi sebagai komplikasi pada pemasangan ala-alat (misalnya endotracheal tube) mempunyai insidens sekitar (/-3/* (2angunegoro, (++,). Penyebab pneumoni nosokomial pada lanjut usia kebanyakan adalah bakteri gram negative (0arasawa, (+'+). Pada usia lanjut, persentase bakterigram negative sebagai penyebab pneumini komunitas lebih tinggi dibandingkan dengan usia muda. Pneumonia aspirasi, juga sering terjadi pada usia lanjut ((/-4/* kasus), terjadi pada penderita yang megalami bed rest atau penurunan kesadaran, pada kasus-kasus pneumoni aspirasi, kuman penyebab infeksi sukar diketahui, tetapi pada '3* kasustadi terdeteksi kumankuman aerob aspiratnya (0arasawa, (+'+). Patofisiologi

Pneumonia adalah infeksi saluaran pernafasan bagian bawah. Penyakit ini adalah infeksi akut jaringan paru oleh mikro-organisme. "ebagian besar pneumonia disebabkan oleh bekteri, yang timbul se#ara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakteterialis adalah bakteri positif-gram, strepto#o##us aureus dan strepto#o##us beta-hemolitikus grup juga sering menyebabkan pneumonia, demikian sering di jumpai, juga pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influen5a. Pneumini mikoplasma, suatu pneumoni yang relatif disebabkan oleh suatu mikro organisme yang, berdasarkan beberapa aspeknya,berada di anatara bakteri dan virus. !ndividu yang mengidap a#6uired immunodefi#ien#y syndrome, ( !D") sering mengalami pneumonia yanmg pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumo#ystis #anii. !ndividu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan ( 7) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia legionelle. !ndividu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia aspirasi. 8agi

individu tersebut, bahan yang terraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme dengan men#etuskan suatu reaksi peradangan -esiko untuk mengidap pneumonia seperti dijelaskan diatas lebih besar dari pada para bayi, orang berusia lanjut atau mereka yang mengalami gangguan kekebalan atau menderita penyakit atau kondisi kelemahan lain. $erusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu organisme di paru banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu. "elain itu toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat se#ara langsung merusak sel-sel system pernafasan bawah. Pneumonia bakterialisis menimbulkan respons imun dan peradangan yang paling men#olok, yang perjalanannya tergambar jelas pada pneumonia pneumokokus. Gejala klinik

Pada pneumonia usia lanjut, kebanyakan berbentuk bronkopneumoni, sedangkan pneumoni lobaris ter#atat pada (/-4/* kasus (harasawa,(+'+). Pada usia lanjut, apabila menderita infeksi akut, onset penyakit berlangsung pelanpelan, tidak mendadak seperti pada busia muda. $eluhan utamanya adalah demam ringan, batuk dengan produksi sputum pada &/* kasus. Pada 4/* kasus keluhan permulaannya hanya berupa kelemahan dan anaroksia, tanpa ada demam yang nyata. Permulaan penyakit yang pelan-pelan tadi disebabkan karena menurunnya reaktifitas fisik usia lanjut dan biasanya karena adnya dehidrasi. "uatu kenyataan, penderita yang waktu masuk rumah sakit demamnya ringan, sesudah mendapat rehidrasi dirumah sakit dan tekanandarahnya menjadi normal, baru mun#ul demam( 0arasawa, (+'+). 9ambaran klinik penderita pneumoni pada usia lanjut sering-sering tidak menunjukan gambaran yang nyata. Dilaporkan tidak ada penurunan kesedaran pada ,/* kasus, distensi abdomen :* kasus, tanda dehidrasi pada :/* kasus. Penurunan keadaran tersebut tidak ada kolerasi dengan perubahan tekanan darah, tetapi mempunyai kolerasi dengan kondisi dehidarsi yang mungkin ada pada penderita. $elainan fisik yang lajim ditemukan pada penderita pneumini, misalnya perkusi redup; pekat pada daaerah p<aru yang terkena kelainan, ron#hi basah, suara nafas brhon#ial, whispered pe#torilo6uy jarang ditemukan. 0al ini mungkin berkenaan dengan adanya pemanjangan diameter

muka-belakang dada pada usia lanjut (0arasawa, (+'+). =rekwensi pernafasan ,) kkali atau lebih dari )/ kali permenit merupakan hal yang bermakna bagi adanya pneumoni pada usia lanjut. Pneumoni pada usia lanjut dapat disertai syok septi# dengan gejala kelelahan, anoreksia dengan penurunan kesadaran (2angunegoro,(++,). Pemerikasaan laboratorium pada sebagian kasus menunjukan jumlah leukosit normal atau sedikit meninggi, kadang-kadang leukositosis. Pada hitung jenis terdapat >geser ke kiri?. Dan dapat dipakai sebagai pentunuk diagnostik adnya infeksi akut yang penting. $elainan lain yang ditemukan adalah peningkatan ureum darah ( pada 4/* kasus), peningkatan ringan serum transsaminase (pada ,/* kasus), dan peninggian kreatinin dan gula darah dapat terjadi. Ditemukan pula hiponatremi dan hipofosfateni (2angunegoro, (++, ; 0arasawa, (+'+). Pada pneumonia usia lanju nilai Pa1, rendah seperti pada orang sehat. Pada usia lanjut penurunan nilai Pa1, lebih besar disbanding pada usia muda hal ini terjadi pada usia muda. 0al ini kaarena terjadi proses penuaan yaitu terjadi penambahan perkusi darah kle lobus paru (2angunegoro, (++,). 0alinilah yang memudahkan terjadinya gagal nafas pada kebanyakan penderita pneumoni usia lanjut (0arasawa, (+'+). 9ambaran radiologik pneumoni usia lanjut, bila jelas akan tampak gambaran infiltrat paru kadang-kadang sulit mernilai gambaran foto tora@ pada pneumoni usia lanjut, terutama apabila terdapat dehidrasi, sehingga infiltrat belum terlihat dalam waktu ,)-)' jam pertama perawatan. pada pneumoni yang dini, pneumoni oleh bakteri gram negatif, foto traks kadang-kadang normal (2angunegoro, (++,). 9ejala % a) Demam, berkeringat. b) Aesu, lemah. #) 8atuk dengan;tanpa dahak. Dahak bisa berwarna kuning;hijau atau dengan ber#ak darah. d) Bapas #epat, sesak napas, nyeri jika bernapas. e) 2engantuk terutama pada usia lanjut dan penderita sakit berat. $omplikasi% Cenis penyakit paru ini memang tidak dapat dianggap sepele, karena dapat menyebabkan kematian.

Diagnosis.

Diagnosis pneumoni pada usia lanjut ditegakkan atas dasar anamnesis, pemerikasaan fisik dan pemerikasaaan penunjang diagnosis kadang kadang sulit dilakuakan karena gambaran klenik dan pemeriksaan penunjang hasilnya memberi gambaran tidak khas. Didak ada gambaran patognomonik untuk infeksi saluran nafas akut atau pneumoni usia lanjut. dnya frekuensi pernafasan ,) kali atau lebih teruatama diseratai demam, anoreksia pada seseorang usia lanjut merupakan petunjuk #ukup kelemahan atau

bermakna terhadap adanya pneumoni pada usia lanjut (2angunegoro,(++,). Diagnosis banding terhadap pneumoni pada usia lanjut, yang perlu dipikirkan ialah % gagal jantung, emboli paru, sindroma kegawatan pernafasan orang dewasa, pneumoni aspirasi lambung, keganasan lambung, pneumonitis, radiasi dan reaksi hipersensitifitas terhadap suatu obat (mngunogor,(++,). Penanganan dan rehabilitasi.

Pengobatan ispa;pneumoni dilakukan dengan pemberian kemoterapi dan pengobatan umum ( terapi oksigen, terapi hidrasi dan fisioterapi). $emotrapi merupakan kun#i utama pengobatan pneumoni. Dujuan pemberian kemotrapi adalah untuk membasmi kuman penyebab pneumoni. Pemberian kemoterapi harus berdasarkan petunjuk penemuan kuman apa yang menjadi penyebab infeksinya (hasil kultur sputum dan tes sensitifitas kuman terhadap anti biotika). 8erhubung satu dan lain hal, misalnya% penyakit penderiata sangat serius, dan perlu pengobatan segera, kuman penyebab infeksi belum dapat di ketahui pasti menjelang terapi, sehingga antibioti# pemberiannya dilakuakan se#ara empirik ( pengobatan empiri#). Pengobatan empiri# ini harus di dasarkan atas diagnosis mikrobiologik empirik Dengan #ara ini diagnosis yang dibuat diharapkan dapat menunjukan spektrum kuman penyebnya, sehingga antibiotik yang tepat dan rasional dapat dipilih dan hasilnya dapat di andalkan ("oeria-"umantri dan Dahlan, (++,). 8ila penyakitnya ringan dan sedang, antibiotik diberiakan se#ara oral, sedang bila berat diberiakan se#ara parenteral pengobatan umumnya diberiakan selama 3-(/ hari

pada kasus tanpa komplikasi atau antibiotik diteruskan sampai 4 hari bebas panas. pabila terdapat penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan, maka harus diingat kemungkinan penggunaan antibiotika tertentu paerlu penyasuaian dosis (0arasawa, (+'+). 0idrasi penderita harus diperhatikan.Pada keadaan penyakit yang ringan hidrasi dapat dilakukan se#ara oral, sedangkan pada penyakit yang berat, rehidrasi dilakukan se#ara parenteral, menggunakan larutan elektrolit. Pada pneumoni usia lanjut, fisioterapi harus diberikan.penderita perlu tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk menghindari timbulnya pneumoni hipostatik, kelemahan dan dekubitus (0arasawa, (+'+). Prognosis.

Prognosis umumnya baik sama dengan penderita pneumoni usia muda, apabila sebelum sakit dalam keadaaan sehat. =aktor penentu prognosis penderita pneumoni usia lanjut tergantung pada hal-hal yang ada diluar paru, terutama tingginya derajat dehidrasi dan gangguan faal ginjal."eorang penderita pneumoni usia lanjut prognosisnya jelek apabila didapati adanya komplikasi kardiopulmonal, gangguan kesadaran peninggian kadar ureum darah, gambaran abnormal pada foto toraks (0arasawa, (+'+).

You might also like