You are on page 1of 5

JENIS-JENIS UPAYA MANAJEMEN LALULINTAS

a. Mass Rapid Transit (MRT) MRT (mass rapid transit) secara harfiah dapat diartikan sebagai moda angkutan yang mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak (massal) dengan frekuensi dan kecepatan yang sangat tinggi (rapid). Menurut modanya, MRT dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain: subway, tram, dan monorail. MRT bagian dari solusi transportasi. MRT mampu mengangkut penumpang dari satu titik asal ke titik tujuan secara cepat, dan dalam jumlah yang besar. Namun, selain MRT untuk mengatasi kemacetan diperlukan langkah-langkah lain seperti, peningkatan disiplin lalu lintas, pembatasan volume lalu lintas, mendorong pengguna kendaraan pribadi. Pemerintah Indonesia akan menerapkan sistem MRT untuk mengatasi kemacetan di Jakarta dan sekitarnya, Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) yang berbasis rel rencananya akan membentang kurang lebih 110.8 km , yang terdiri dari Koridor Selatan Utara (Koridor Lebak Bulus Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih 23.8 km dan Koridor Timur Barat sepanjang kurang lebih 87 km. Penetapan jalur ini sebagai prioritas didasarkan pada pertimbangan, jalur Selatan- Utara Jakarta bersama dengan jalur Timur-Barat adalah jalur perekonomian yang cukup pesat untuk masa kini dan masa depan. Pembangunan Koridor Selatan-Utara dari Lebak Bulus Kampung Bandan dilakukan dalam 2 tahap: Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15.7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016. Saat ini sedang dalam pembuatan basic design (sejak November 2009) dan ditargetkan selesai akhir tahun ini dan pembangunan fisik dimulai 2012 Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan-Utara dari Bundaran HI ke Kampung Bandan (8.1 Km) yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi paling lambat 2018 (dipercepat dari target awal 2020). Studi kelayakan untuk fase ini sudah selesai dilaksanakan. Pendanaan proyek sebesar kurang lebih 83% berasal dari pinjaman JICA (JBIC) Jalur Lebakbulus-Bundaran HI ini terdiri dari jalan layang dan terowongan bawah tanah dengan 13 stasiun. Tujuh di antaranya merupakan stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya seperti bus kota, busway, dan kereta api.

Untuk jarak tempuh Stasiun Lebakbulus-Bundaran HI diperkirakan hanya memakan waktu 30 menit, jauh lebih cepat dengan kondisi saat ini sekitar 1 sampai 2 jam pada saat-saat jam sibuk. Pada tahun pertama operasi nanti, tiap rangkaian MRT terdiri dari 6 gerbong. Masing-masing gerbong mampu memuat sekitar 250 penumpang. Sekali jalan, MRT mampu mengangkut sekitar 1.500 penumpang. b. Pembangunan Ruas Jalan Toll Dalam Kota Dalam beberapa tahun terakhir, telah dibangun beberapa ruas jalan toll di kota Jakarta sebagai upaya untuk menambah kapasitas jaringan jalan di Jakarta. Pembangunan ruas jalan toll di Jakarta belum mampu mengatasi kemacetan di Jakarta. Terdapat kecenderungan, peningkatan kapasitas jalan justru menjadi salah satu variabel yang mendorong penggunaan kendaraan pribadi. Berdasarkan data dari Dishub DKI Jakarta tahun 2010, pertumbuhan kendaraan mencapai 1.172 unit setiap hari. Sedangkan di tahun 2011, pertumbuhan naik sebesar 11,26 persen. Ditlantas Polda Metro Jaya mengungkapkan, jumlah kendaraan yang lalu lalang di jalanan ibukota tahun kemarin sebanyak 13.347.802 dan Republika baru baru ini memberitakan bahwa di tahun 2012 ini akan ada 1,3 juta kendaraan baru di Jakarta, dari hasil penelitian ini kita dapat bayangkan bagaimana keadaan kota Jakarta 3 tahun kedepan, maka saat ini pemerintah akan menerapkan Electronic Road Pricing (ERP) dan Mass Rapid Transit (MRT) c. Busway Busway yaitu bus mempunyai jalur tersendiri yang dipisahkan oleh median dengan jalur kendaraan lainnya. Jalur ini bertujuan agar ruang jalan tidak terganggu oleh kendaraan lain sehingga bus memiliki ketepatan jadwal dan headway yang tinggi. d. Memperlebar mulut simpang Hal ini dilakukan karena seringkali angkutan barang yang membelok mempunyai radius yang besar sehingga mengganggu kendaraan yang berlawanan arah selain itu karena arus belok kiri yang besar maka dapat diminimumkan titik konflik yang terjadi . e. Jalur khusus sepeda motor Mengingat pertumbuhan sepeda motor sangat tinggi, maka jalur ini tepat diterapkan di suatu kota agar tidak terjadi konflik dengan kendaraan lainnya. Dalam hal ini, dimisalkan suatu jalur mempunyai 4 lajur, maka lajur 1 dipakai untuk sepeda motor, lajur 2 dipakai untuk kendaraan lain dengan kecepatan

rendah, lajur 3 dipakai untuk kendaraan lain untuk mendahului, dan lajur 4 dipakai untuk bus. f. Jalur prioritas bagi pejalan kaki Di suatu kota seringkali fasilitas untuk pejalan kaki tidak diberikan sebagaimana mestinya. Padahal di UU 22 tahun 2009 telah dijelaskan mengenai hak pejalan kaki dalam berlalu lintas dimana tersedianya fasilitas untuk pejalan kaki. Seperti yang kita rasakan sekarang berjalan kaki seperti mengadu dengan maut, maksudnya peluang kecelakaan yang tinggi karena tiadanya trotoar sehingga menimbulkan kekhawatiran tersendiri untuk berjalan kaki. Padahal pejalan kaki juga merupakan bentuk transportasi yang penting di perkotaan dan pejalan kaki berada di posisi yang lemah jika bercampur dengan kendaraan. g. Pengalihan rute angkutan barang Angkutan barang di jalan memberi dampak negatif berupa speed blocking yang menurunkan kecepatan kendaraan dan dampak terhadap lingkungan khususnya rusaknya jalan akibat overloading dan tonase yang tidak sesuai kelas jalan. Jika aksesibilitas terhadap rute selain rute ini sulit, maka harus ada peningkatan kelas jalan terhadap angkutan barang yang melalui jalan ini. Hal ini harus dilakukan mengenai begitu banyaknya dampak negatif dari permasalahan ini sehingga harus dilakukan perubahan dalam sistem manajemen lalu lintasnya. h. Peningkatan Tarif Parkir Tarif parkir di daerah padat lalu lintas dapat dinaikkan hingga taraf yang dapat membuat orang lebih mengendalikan lagi perjalanannya. i. Pengurangan Ruang Parkir Suatu jalan dengan kepadatan lalulintas yang cukup tinggi dapat dikurangi ruang untuk parkir kendaraan. j. Pelarangan parkir di tepi jalan selama jam puncak Parkir di tepi jalan akan mengurangi lebar efektif jalan, akibat langsungnya adalah pengurangan kapasitas. Oleh sebab itu reduksi kapasitas dalam bentuk apapun termasuk akibat parkir di tepi jalan harus dihilangkan khususnya pada saat jam puncak k. Lokasi parkir khusus untuk parkir jangka pendek Hal ini perlu dilakukan untuk menjamin bahwa percampuran sirkulasi kendaraan uang memiliki jangka waktu parkir berbeda dapat dihindarkan. Parkir jangka pendek biasadilakukan oleh pemasok barang, konsumen toko tertentu, pengatar/penjemput murid sekolah, dll.

l. Penerapan road congestion pricing Kemacetan adalah hilangnya nilai waktu dan biaya yang berdampak langsung pada biaya yang harus dikeluarkan karena kerugian tersebut. Di kota London, walikota London Ken Livingston memperkenalkan biaya kemacetan London sebagai upaya untuk mengatasi kemacetan di London, dimana pengendara harus membayar atas kontribusi kemacetan yang dibuatnya. m. Jalan satu arah Bila kondisi aktual guna lahan tidak memungkinkan untuk pelebaran jalan, atau penambahan ruas jalan baru, maka jalan satu arah dapat menjadi alternatif optimasi jaringan jalan sehingga konflik di simpang dapat direduksi secara signifikan. n. Pengendalian akses ke jalan bebas hambatan Dengan meletakkan detektor, sinyal, rambu dan marka dapat dipasang untuk mengendalikan jalan akses ini. o. Melengkapi jalan dengan sistem navigasi yang canggih Di Jepang sistem navigasi yang memantau jalanan pun diperluas agar informasi jalan bisa didapat secara cepat dan bisa diinformasikan ke pengguna jalan agar masalah tidak bertumpuk. Berbagai teknologi pun juga diterapkan. Selain sistem navigasi serta ruang kontrol yang sudah mereka bangun sejak 1973, berbagai alat seperti 1.900 detektor kendaraan, 2.300 CCTV pemantau jalan, 10 anemometer dan 1.900 telepon darurat mereka pasang.

p. Pembuatan fly over Dapat mengurangi hambatan persimpangan yang selama ini menjadi penyebab adanya kemacetan karena walaupun membutuhkan dana yang sangat besar, pembuatan fly overs ini akan mengurangi kemacetan dalam jangka panjang.

q. Membatasi Kecepatan Untuk mendukung pergerakan yang efisien, kecepatan harus dibatasi, baik batas maksimum maupun minimum. Walau setiap tahun terdapat kecenderungan adanya kenaikan kecepatan rata-rata perjalanan, namun batas kecepatan sangat diperlukan, sehingga tidak ada kendaraan yang sangat cepat yang dapat berbahaya bagi keselamatan ataupun kendaraan yang berjalan sangat lambat sehingga menghambat kendaraan lain. r. Pemisahan kendaraan tidak bermotor Keberadaan kendaraan tak bermotor dalam hal ini kecepatan merupakan faktor yang sangat penting dalam interaksi. Semakin besar perbedaan kecepatan,semakin tinggi gangguan yang timbul dalam arus lalu lintas.

s. Mengurangi kebutuhan perjalanan Agar permasalahan lalu lintas dapat dikurangi maka kebuthan perjalanan harus dikurangi, yang secara tidak langsung akan mengurangi kepadatan aliran lalu lintas. t. Larangan berputar Fasilitas berputar dibutuhkan pada ruas jalan pada jaringan jalan yang terbatas. Fasilitas dilarang berputar dibuat pada jalan dua jalur atau jalan dengan separator ditengahnya, dimana untuk menuju ke sisi kanan jalan tidak memungkinkan disembarang tempat.

You might also like