You are on page 1of 42

Pembimbing : Dr. M. Ilham Zein, Sp.

M
Disusun oleh : Muhammad Taufiq Harahap

Faktor fisiologi yang berpengaruh terhadap tajam penglihatan :


Media refraksi : kornea, humor aquous, lensa,

korpus vitreus Sel sel fotoreseptor dan sensitifitas fotoreseptor Makula

Optotip Snelen
Teknik Pemeriksaan : Pasien duduk menghadap optotipe Senllen dengan jarak 6m Pasang trial frame pada mata Satu mata ditutup dengan occuler. Pasien diminta membaca huruf pada optotip Snellen dimulai dari huruf yang terbesar sampai ke huruf yang terkecil.

Uji Hitung Jari


Teknik Pemeriksaan : Pasien diminta untuk menghitung jumlah jari dari pemeriksa yang dimulai dari jarak 5 m hingga jarak terdekat 1m dengan pasien

Uji Lambaian Tangan


Teknik Pemeriksaan : Pemeriksa melambaikan tangan dari jarak 1 m dengan pasien dan pasien diminta menyebutkan arah lambaian

Uji Proyeksi Sinar

Teknik Pemeriksaan : Senter diarahkan kedepan mata pasien yang akan diperiksa Pasien diminta menyatakan melihat sinar atau tidak serta menyatakan arah datangnya sinar.

Uji Lubang Kecil (Pin Hole Test)

Tujuan : Untuk menentuka adanya kelainan refraksi Bila belum didapatkan perbaikan tajam penglohatan (kemungkinan karena kelainan media rekraksi atau kelainan macula / saraf optic)

Dasar : Pinhole berfungsi untuk memperkecil diameter pupil Depth of focus bertambah, obyek tetap berada dalam focus dan blurr circle pada retina dapat dikurangi

Teknik Pemeriksaan : Pasien diminta membaca huruf optotipe snellen sampai baris terakhir yang masih dapat terbaca Kemudian pasang lempeng pin hole Pasien dmembaca kembali huruf optotipe snellen pada baris terakhir yang masih dapat terbaca sebelum dipasang lempeng pin hole.

Kelainan Refraksi

Sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada satu titik fokus.

Kelainan Refraksi

Miopia Hipermetropia Astigmatisme

Presbiopi

Miopia
Definisi

Miopia disebut juga sebagai rabun jauh bayangan dari benda yang jauh letaknya difokuskan tidak pada retina tetapi jatuh di depan dari retina pada mata yang tidak berakomodasi.

Miopia

Etiologi

Sumbu bola mata yang terlalu panjang Kornea lebih cembung Pembiasan sinar oleh kornea dan lensa terlalu kuat

Klasifikasi

Axial miopi:
Terjadi karena pertambahan panjang diameter antero-

posterior bola mata.

Kurvatural miopi
Karena peningkatan kelengkungan kornea dan atau lensa.

Positional miopi
Terjadi karena pergeseran lensa ke bagian anterior.

Index myopia
Tipe ini terjadi karena peningkatan index refraksi lensa,

missal pada nuclear sclerosis.

Miopi yang berhubungan dengan akomodasi yang berlebihan.

Klasifikasi Miopia berdasarkan beratnya

Miopia ringan < -3,00 D Miopia sedang -3,00 s/d -6,00 D Miopia berat -6,00 s/d -9,00 D

Miopia sangat berat >-9,00 D

Gejala Klinis
Subjektif:

penglihatan buram jika melihat jauh Mata lelah (astenopia konvergensi) Pusing Cenderung memicingkan mata bila melihat jauh (untuk mendapatkan efek pinhole), dan selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda pada mata

CARA PEMERIKSAAN KELAINAN REFRAKSI


TENTUKAN VISUS : OD OS PIN HOLE TAMBAHKAN S + 0,25

TERANG

KABUR
Ganti lensa (-)

Lanjukan lensa (+)

SAMPAI VISUS 6/6 atau

VISUS MAKSIMAL TERBAIK

Penatalaksanaan
Kacamata : kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal Lensa kontak

Koreksi dengan bedah: 1. Keratotomi radkial (RK) 2. Laser asisted insitu keratomileusis (LASIK)

Hipermetropia

Kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi ) akan dibias membentuk bayangan di belakang retina

Etiologi

panjang axial (diameter bola mata) anteroposterior pendek Berkurangnya konveksitas dari kornea atau kurvatura lensa Berkurangnya indeks refraktif Perubahan posisi lensa Adanya kelainan kornea dimana permukaan luar kornea tidak teratur Adanya kelainan pada lensa dimana terjadi kekeruhan pada lensa.

Berdasarkan Derajatnya
Hiperopia ringan, kesalahan refraksi +2.00 D atau kurang Hiperopia sedang, kesalahan refraksi antara +2.25 D hingga +5.00 D Hiperopia berat, kesalahan refraksi +5.25 D atau lebih tinggi

Gejala Klinis
Penglihatan jauh kabur Penglihatan dekat kabur Sakit kepala terutama daerah frontal dan makin kuat pada penggunaan mata yang lama dan membaca dekat Mata sensitif terhadap sinar Perasaan mata juling karena akomodasi yang berlebihan akan diikuti oleh konvergensi yang berlebihan.

Penatalaksanaan

Kacamata : diberikan kacamata sferis positif terkuat yang memberikan tajam penglihatan maksimal

Pembedahan 1. Keratotomi radial (RK) 2. Laser asisted insitu keratomileusis (LASIK)

Astigmatisme

Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis pandang oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari satu titik.

Etiologi
Lengkung jari-jari meridian kornea lebih panjang dari pada meridian yang tegak lurus Pembiasan sinar tidak sama pada semua bidang Kornea lonjong

Klasifikasi
Astigma miopi simplek Astigma miopi compositium Astigma hipermetrof simplek Astigma hipermetrof compositium Astigma mixtus

Astigmatism Simplek

Compound (Compositus)

Astigmatism mixtus

Gejala-gejala dan Tanda-tanda


Distorsi dari bagian-bagian lapang pandang Tampak garis-garis vertikal, horizontal atau miring yang kabur Cenderung Memegang bahan bacaan dekat dengan mata Sakit kepala Kelelahan mata Memiringkan kepala untuk melihat dengan lebih jelas

PIN HOLE MAJU INGAT ASTIGMAT TES FOGGING (DITAMBAH LENSA SPHERIS POSITIF) KARTU KIPAS ASTIGMAT LENSA SILINDER NEGATIF SAMPAI 6/6

PRESBIOPIA

Gangguaan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat :


Kelemahan otot akomodasi Lensa mata tidak kenyal atau berkurang

elastisitasnya akibat sklerosis lensa

Gejala-gejala dan Tanda-tanda

Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca

Penatalaksanaan Presbiopia
Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopia.

Tujuan koreksi adalah untuk mengkompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang dekat Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahan dengan lensa positif sesuai usia dan hasil pemeriksaan subjektif Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi +3.00 D adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada pasien

Pada pasien presbiop kacamata atau adisi diperlukan untuk membaca dekat yang berkekuatan tertentu

+ 1,0 D untuk usia 40 tahun +1,5 D untuk usia 45 tahun + 2,0 D untuk usia 50 tahun +2,5 D untuk usia 55 tahun +3.0 D untuk usia 60 tahun

ERIMAKASIH

You might also like