You are on page 1of 29

Nama-nama anggota kelompok

Suhendri
Cornelys Daniel Heriyanti

Maria Ika Putri


Fetrisya Syauta Engelbertus Usman Norhafizah binti Jamaludin Nurhidayah binti Mohd Zulkiflee Siti Nuraisyah binti Abdul Azizi

102006116 102007059 102007067 102007077 102007086 102007104 102007239 102007246 102007253

KASUS:
Seorang pasien berusia 62 tahun datang ke rumah sakit dengan karsinoma kolon terminal. Pasien masih cukup sadar, dan berpendidikan cukup tinggi. Ia memahami benar posisi kesehatannya dan keterbatasan kemampuan ilmu kedokteran saat ini. Ia juga memiliki pengalaman pahit sewaktu kakaknya menjelang ajalnya dirawat di ICU dengan peralatan bermacam-macam dan tampak sanagt menderita, dan alat-alat tersebut hanya memperpanjang penderitaannya saja. Oleh karena itu, dia meminta dokter apabila ia mendekati ajalnya agar menerima terapi yang minimal saja (tanpa antibiotika, tanpa peralatan ICU dll), dan dia ingin mati dengan tenang dan wajar. Namun ia tetap setuju apabila ia menerima obat-obatan penghilang rasa sakit bila memang dibutuhkan.

Identifikasi Istilah yang tidak Diketahui


-

Rumusan masalah
Pasien dengan Ca colon termianlmeminta terapi minimal (tanpa antibiotik, peralatan ICU dll) dan hanya menerima obat penghilang rasa sakit bila perlu.

Mind Map
Pemeriksaan Medis Terapi Permintaan Pasien

Rekam Medik

Pasien 52 thn dengan Ca Colon Terminal

Etika Kedokteran

Aspek Medikolegal Inform consent Aspek Hukum

Hipotesis
Pasien terminal meminta terapi minimal secara tertulis dan ditandatangani pasien di atas materai serta inform consent menolak tindakan medis maka dokter tidak dapat dihukum pidana tetapi dapat melanggar kode etik.

Sasaran Pembelajaran
Prinsip Moral Profesi Kedokteran
Prinsip otonomi
Prinsip beneficence Prinsip non maleficence

Prinsip justice

Hubungan Dokter-Pasien
autonomy (menghormati hak-hak pasien), beneficence (berorientasi kepada kebaikan pasien), non-maleficence (tidak mencelakakan atau memperburuk

keadaan pasien) dan justice (meniadakan diskriminasi) yang disebut sebagai prinsip utama; dan veracity (kebenaran = truthfull information), fidelity (kesetiaan), privacy, dan confidentiality (menjaga kerahasiaan) sebagai prinsip turunannya.

Hak Pasien dan Kewajiban Dokter


UU Kesehatan menyebutkan beberapa hak pasien: hak atas informasi, hak atas second opinion, hak untuk memberikan persetujuan atau menolak suatu tindakan medis, hak untuk kerahasiaan, hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

(a) kewajiban profesi sebagaimana terdapat di dalam lafal sumpah dokter, kode etik kedokteran, standar perilaku profesi (SOP), dan standar pelayanan medis (SPM), serta (b) kewajiban yang lahir oleh karena adanya hubungan dokter-pasien.

Bioetika
Etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari moralitas.

Etik terbagi ke dalam etik normatif dan metaetik (etik analitik).

Etika Klinik
Jonsen, Siegler dan Winslade (2002) mengembangkan teori etik yang menggunakan empat topik yang esensial dalam pelayanan klinik, yaitu : Medical indication. Patient preferrences. Quality of life. Contextual features.

Informed Consent
Menurut PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th 2004 Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun 2008: Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.

Informed Consent
Informed consent memiliki tiga elemen: Threshold Elements. Information Elements Consent Elements

Hal-hal yang di informasikan


Hasil Pemeriksaan
Risiko Alternatif

Konsultasi/rujukan
Prognosis

Informasi/keterangan yang wajib diberikan sebelum suatu tindakan kedokteran dilaksanakan adalah:

Diagnosis yang telah ditegakkan. Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut. Resiko resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada tindakan kedokteran tersebut. Konsekwensinya bila tidak dilakukan tindakan tersebut dan adakah alternatif cara pengobatan yang lain. Kadangkala biaya yang menyangkut tindakan kedokteran tersebut.

Contoh Informed Consent


PERNYATAAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS/OPERASI Nama pasien : Jenis kelamin : No. : Rm : Unit rawat : Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : . Umur : .. tahun Jenis kelamin : . Alamat : Suami/istri/ayah/ibu /keluarga dari pasien yang bernama: . Menyatakan setuju/tidak setuju bahwa pasien tersebut akan dilakukan tindakan medis operasi dalam rangka penyembuhan pasien Saya mengerti dan memahami tujuan serta resiko/komplikasi yang mungkin terjadi dari tindakan medis/operasi yang dilakukan terhadap pasien dan oleh karena itu bila terjadi sesuatu diluar kemapuan dokter sebagai manusia dan dalam batas-batas etik kedokteran sehingga terjadi kematian/kecacatan pada pasien maka saya tidak akan menuntut siapapun baik dokter maupun Rumah Sakit. Saya juga menyetujui dilakukannya tindakan pembiusan baik lokal maupun umum dalam kaitannya dengan tindakan medis/operasi tersebut. Saya juga mengerti dan memahami tujuan dan kemungkinan resiko akibat pembiusan yang dapat terjadi sehingga bila terjadi sesuatu diluar kemampuan dokter sebagai manusia ddan dalam batas-batas etik kedokteran sehingga terjadi kematian/kecacatan pada pasien maka saya tidak akan menuntut siapapun baik dokter maupu Rumah sakit. Yogyakarta, 2007 Mengetahui, Saya yang menyatakan, Dokter yang merawat, Suami/istri/ayah/ibu /keluarga -----------------------------------------------------------------(tanda tangan dan nama lengkap) (tanda tangan dan nama lengkap) Saksi dari Rumah Sakit, Saksi dari keluarga ----------------------------------------------------------------------------(tanda tangan dan nama lengkap) (tanda tangan dan nama lengkap) coret yang tidak perlu 12

Aspek Tentang Eusthanasia


Aspek Hukum Undang-undang yang tertulis dalam KUHP hanya melihat

dari sisi dokter sebagai pelaku utama euthanasia, khususnya euthanasia aktif Ikatan Dokter Indonesia (IDI) :SK PB IDI no.319/PB/4/88 mengenai Pernyataan Dokter Indonesia tentang Informed Consent : Manusia dewasa dan sehat rohani berhak sepenuhnya menentukan apa yang hendak dilakukan terhadap tubuhnya. Dokter tidak berhak melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan kemauan pasien, walau untuk kepentingan pasien itu sendiri.

Aspek Hak Azasi


Hak azasi manusia (HAM) selalu dikaitkan dengan

hak hidup, hak damai, dan sebagainya. Tapi tidak tercantum jelas adanya hak seseorang untuk mati.

Aspek Medikolegal
Permenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989 Pasal 1
Permenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989 Pasal 2 Permenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989 Pasal 3

Permenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989 Pasal 4


Permenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989 Pasal 5

Rekam Medik

Isu Etik
Isu etik dalam informasi kesehatan umumnya berhubungan dengan dokumentasi, pemberian

kode (coding), pengungkapan informasi, manajemen mutu kesehatan masyarakat dan manage care, informasi kesehatan yang sensitif dan teknologi.

Dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi, terdapat 3 masalah etik, yaitu : Pelanggaran prinsip kebutuhan tahu (need to know principle). Penyalahgunaan surat persetujuan atau otorisai yang tidak tertentu (blanket authorization). Pelanggaran privasi yang terjadi sebagai akibat dari prosedur pengungkapan sekunder (secondary release).

Setidaknya terdapat 3 isu hukum utama yang berkaitan dengan rekam medis, yaitu (1) Komplikasi, Pemeliharaan dan retensi Rekam Medis / Rekam Kesehatan, (2) Penggunaan dan pengungkapan informasi kesehatan, dan (3) Penggunaan catatan pasien dan informasi kesehatan dalam proses peradilan.

Berikut adalah acuan secara umum untuk menentukan bentuk dan isi rekam kesehatan: Rekam medis hendaknya disusun secara sistematik untuk memudahkan pencarian dan kompilasi data. Hanya orang-orang tertentu yang ditunjuk oleh kebijakan rumah sakit saja yang diperbolehkan mendokumentasikan dan menyimpan rekam medis. Kebijakan rumah sakit dan atau peraturan internal staf medis hendaknya menspesifikasi siapa yang berhak menerima dan menulis perintah verbal dokter dan tata caranya. Masukan pada rekam medis hendaknya dicatat pada saat perawatan yang diuraikan diberikan (tidak retrospektif) Penulis semua masukan harus tertera dengan jelas.

Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Psikososial Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Radiologi

Terapi
Kemoterapi
Radiasi Operasi

Kesimpulan
HAM yang terutama adalah hak untuk hidup, yang

dimaksudkan untuk melindungi nyawa seseorang terhadap tindakan sewenang-wenang dari orang lain. Oleh karena itu masalah euthanasia yang didefinisikan sebagai kematian yang terjadi karena pertolongan dokter atas permintaan sendiri atau keluarganya, atau tindakan dokter yang membiarkan saja pasien yang sedang sakit tanpa menentu, dianggap pelanggaran terhadap hak untuk hidup milik pasien.

You might also like