You are on page 1of 20

Computed Tomography Scan (CT Scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Pada Sistem Neurologis Dipublish oleh:

Sunardi (Residensi Sp.KMB) CT Scan: Deskripsi CT scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang sangat tinggi. Tujuan utama penggunaan ct scan adalah mendeteksi perdarahan intra cranial, lesi yang memenuhi rongga otak (space occupying lesions/ SOL), edema sere ral dan adanya peru ahan struktur otak. Selain itu Ct scan juga dapat digunakan dalam mengidentikasi infark , hidrosefalus dan atrofi otak. !agian asilar dan posterior tidak egitu aik diperlihatkan oleh Ct Scan. Ct Scan mulai dipergunakan sejak tahun "#$% dalam alat antu dalam proses diagnosa dan pengo atan pada pasien neurologis. &am aran Ct Scan adalah hasil rekonstruksi komputer terhadap gam ar '()ay. &am aran dari er agai lapisan secara multiple dilakukan dengan cara mengukur densitas dari su stansi yang dilalui oleh sinar '. Pato isiologi *rinsip kerja *ada alat kon+ensional u e sinar ' erputar secara fisik dalam entuk sirkuler. Sedangkan pada alat elektron eam tomography (,!T) yang erputar adalah aliran elektronnya saja. -ata yang dihasilkan akan memperlihatkan densitas dari er agai lapisan. *ada saat sinar ' melalui se uah lapisan maka lapisan terse ut akan menga sor si sinar dan sisanya akan melalui lapisan terse ut yang akan ditangkap oleh detektor yang sensitif terhadap elektron. .umlah radiasi yang dia sor si akan tergantung pada densitas jaringan yang dilaluinya. *ada tulang energi yang melalui (penterasi) jaringan itu le ih sedikit maka akan muncul gam aran er/arna putih atau a u(a u yang terang. Sedangkan pada cairan sere rospinal dan udara akan menghasilkan gam aran le ih

"

gelap. Ct Scan dapat mem erikan gam aran pada potongan %,0 ("",1 cm dan mem erikan gam aran akurat pada a normalitas yang sangat kecil. CT Scan digunakan di dalam kedokteran se agai alat diagnostik dan se agai pemandu untuk prosedur inter+ensi. 2adang(kadang mem andingkan material seperti kontras yang diodinasi kedalam pem uluh darah . 3ni erguna agi menyoroti struktur seperti pem uluh darah yang jika tidak akan sukar untuk menggam arkan jaringan sekitarnya. *enggunaan material kontras dapat juga mem antu ke arah memperoleh informasi fungsional tentang jaringan/tisu. 4kuran gam ar (piksel) yang didapat pada CT scan adalah radiodensitas. 4kuran terse ut erkisar antara skala ("%56 to 71%$" pada skala housfield unit. 8ounsfileds sendiri adalah pengukuran densitas dari jaringan. *eningkatan teknologi CT Scan adalah menurunkan dosis radiasi yang di erikan, menurunkan lamanya /aktu dalam pelaksanaan scaning dan peningkatan kemampuan merekonstruksi gam ar. se agai contoh, untuk lihat di penempatan yang sama dari suatu penjuru/sudut er eda) telah meningkat dari /aktu ke /aktu. 9eski demikian, dosis radiasi dari CT meneliti e erapa kali le ih tinggi di anding penyinaran kon+ensional meneliti. Sinar(' adalah suatu format radiasi pengion dan tentunya er ahaya. &am aran jaringan pada CT Scaan .aringan 4dara Lemak Cairan sere rospinal Otak -arah Tulang <plikasi pada klinis 8ounsfield 4nit ("%%% ("%% % 1% "%% "%%% :arna a u(a u 8itam (;;;) 8itam (;;) 8itam (;) < u(a u (() *utih (==) *utih (===)

*ada cranial > ( ( ( ( ( diagnosa dari cere ro+ascular accidents dan intracranial hemorrhage deteksi tumor? Ct scan dengan kontras le ih sensitif dari 9)3 deteksi peningkatan intracranial pressure se elum dilakukan lum ar puncture atau e+aluasi fungsi +entriculoperitoneal shunt. ,+aluasi fraktur /ajah atau kranial *ada kepala/leher//ajah/mulut CT scanning digunakan pada rencana operasi agi deformitas kraniofasial dan dentofasial dan e+aluasi tumor sinus, nasal, or ital, dan rencana rekonstruksi implant dental *ada dada ( ( ( ( mendeteksi peru ahan akut ataupun kronik parenklim paru e+aluasi proses intrestitial kronik (emfisema, fi rosis) e+aluasi mediatinum dan limfadenopati menggunakan kontrast per 3@ metode pemeriksaan utama pada em oli paru, dan disecsi aorta menggunakan kontras 3@ *ada a domen dan pel+ik ( ( ( diagnosa pada atu ginjal, apendisitis, pankreatitis, di+erkulitis, anerisma aorta a domen, o struksi usus pilihan pertama mendeteksi trauma menelan enda solid CT scan ukan pilhan utama pada pel+ik, pilhan pertama adalah ultrasonografi

*ada ,kstremitas ( digunakan pada fraktur kompleks

!suhan "epera#atan Tidak ada kontraindikasi medis terhadap pelaksanaan CT Scan pada klien. Aamaun se agai radioaktif terle ih lagi adanya penggunaan Bat kontras maka pera/at harus memperhatikan e erapa hal. !erikut ini adalah asuhan kepera/atan yang dapat dilakukan pada klien yang akan dilakukan pemeriksaan diagnostik CT Scan *engkajian *engkajian terutama ditujukan kepada penggunaan Bat kontrast. Cat yang umum digunakan adalah iodium atau arium. 2aji apakah ada adanya reaksi terhadap Bat kontras seperti hematoma pada tempat injeksi dan nadi pada area sekitarnya Sedangkan se elum pem erian perlu diaji apakah klien memiliki elargi tertentu contohnya terhadap iodium atau terhadap ikan yang dikeringkan. *enggunaan kontras dapat er ahaya karena dapat mengiritasi pem uluh darah. Sedangkan klien yang memiliki kecenderungan alergi dapat mengalami shock anafilaktik. -iagnosa *elaksanaan CT Scan sendiri tidak memiliki ahaya yang fatal kecuali pada dosis radiasi yang tinggi atau telah terakumulasi. Sedangkan ahaya sesungguhnya dapat terjadi pada penggunaan kontrast. -iagnosa yang dapat muncul adalah resiko trauma .d iritasi dan alergi aki at pem erian enda kontras Se agai se uah alat yang asing maka CT Scan juga dapat memunculkan rasa cemas pada klien., pada klien dengan resiko tertentu ini akan mem ahayakan dirinya. 3nter+ensi ( ( ( ( kaji adanya alergi terhadap Bat kontras erikan informasi yang jelas dan lengkap tentang CT Scan termasuk prosedur pemeriksaannya jelaskan tentang adanya pem erian kontras pindahkan alat antu yang mengganggu se elum pemeriksaan

ajarkan klien gejala pada reaksi alergi (takipnea, distress pernafasan, urtikaria, mual dan muntah)

MRI: Deskripsi 9)3 adalah se uah metode pemeriksaan diagnoatik yang mulai digunakan sejak tahun "#D%. gam ar yang dihasilkan juga merupakan hasil rekonstruksi komputer. Aamun er eda dengan CT(Scan 9)3 tidak menggunakan radiasi ion melainkan menggunakan medan magnet dan radiofrekuensi. 9)3 merupakan studi pilihan agi e+aluasi pada se agian esar lesi pada otak dan spinal. 9)3 melakukan scan terhadap nukleus hidrogen yang merupakan atom ter anyak ditu uh manusia. Pato isiologi *rinsip kerja <lat yang digunakan akan menghasilkan medan magnet dengan kekuatan 1%%% kali dari medan magnet umi. 9edan magnet yang dihasilkan oleh alat ini akan mem erikan instruksi kepada proton yang ada dinukleus hidrogen. *ada keadaan normal proton akan erada dalam arah atau letak yang acak. Aamun saat di erikan medan magnet maka proton akan menempatkan diri pada kutu medan magnet. 2emudian akan dikirimkan radiofrekuensi yang akan menye a kan +i rasi dari proton. Sinyal radio yang dihasilkan akan direkan dan direkonstruksi menjadi gam aran jaringan. &am ar yang dihasilkan oleh 9)3 erla/anan dari CT scan. Tulang akan terlihat hitam pada 9)3. *enggunaan kontras dapat digunakan untuk memperkuat gam ar. 2euntungan CT Scan dan 9)3 2euntungan penggunaan CT Scan adalah > ( ( ( dapat digunakan pada pasien dengan implant metal le ih sedikit menghasilkan klaustrofo ia /aktu yang di utuhkan le ih sedikit sehingga tepat untuk pasien emergensi

2euntungan penggunaan 9)3 ( ( ( ( ( tidak terpapar radiasi diferensiasi yang le ih aik antara a u(a u dan putih sehingga sangat aik pada diagnosa 9S dan infrak lakunar gam aran le ih aik pada fossa posterior gam aran le ih aik pada medula spinal +isualisasi le ih aik secara nonin+asif menggunakan 9) angiografi

<plikasi *ada klinis 9)3 digunakan untuk mem edakan antara jaringan normal dengan patologis seperti tumor otak. Selain itu alat ini menye a kan klien tidak terpapar radiasi yang meningkatkan resiko malignansi terutama pada fetus. Selain penggunaan dalam diagnosa kon+ensional ada erapa penggunaan alternatif antara lain > ( ( 9)3 fungsional > penggunaan 9)3 untuk memperlihatkan aktifitas otak 9)3 3ntraoperatif > pada operasi neurologis, aman dan tidak menghasilkan komplikasi !suhan kepera#atan *engkajian <lat ini menggunakan medan magnet maka ahaya yang ada adalah adamya interferensi terhadap enda feromagnetik, seperti metal yang ditanam, alat pacu jantung, selain itu medan magnet ini juga tidak dianjurkan pada i u hamil ena dikha/atirkan akan mengganggu janin. Selain itu alat ini le ih dekat mengelilingi klien di andingkan CT Scan. Sehingga dapat menim ulkan rasa cemas, atau pada klien tertentu dapat menim ulkan klaustrofo ia. 3nter+ensi ( ( ajarkan prosedur pemeriksaan pindahkan alat antu terutama yang dapat menye a kan interferensi pada medan magnet

( (

jelaskan pada klien ah/a mereka memerlukan /aktu erada pada alat selama 1% menit kaji ke utuhan o at penenang

!plikasi "linis CT Scan Se agai alat penunjang diagnostik CT scan memiliki kemampuan mendeteksi struktur otak dengan sangat aik. Seperti pada perdarahan, space ocupation lesi maupun pada fraktur. !e erapa agian otak seperti agian asilar dan posterior tidak terlalu aik diperlihatkan pada CT scan. CT Scan tidak memiliki kontraindikasi medis namun penggunaan alat ini relatif mahal. Selain itu klien juga terpapar oleh ssinar '. selain itu perlu adanya pengkajian terhadap kemungkinan alergi terhadap Bat kontras pada penggunaan CT Scan, karena reaksi alergi sangat er ahaya mulai dari tim ulnya mual, muntah sampai kematian. 9)3 Se agai alat pemeriksaaan diagnostik pada sistem neurologis, alat ini dipergunakan untuk memeriksa se agian esar lesi pada otak dan spinal. Selain itu alat ini juga memiliki kemampuan mem edakaan struktur er/arna a u(a u dengan putih sehingga dapat dipergunakan pada multiple ssklerosis dan infark lakunar. 9)3 tidak menggunakan sinar ', sehingga klien tidak terpapar radiasi. Aamun dalam pemeriksaan klien harus erada dalam alat sekitar 1% menit sehingga memerlukan /aktu yang cukup lama. 2adang di utuhkan o at penenang dan penjelasan yang aik untuk mengatasi kecemasan klien.

Deskripsi Topik
Stroke adalah serangan mendadak pada otak aki at pem uluh darah di otak tersum at atau pecah. !iasanya kondisi ini akan diikuti oleh > nyeri kepala he at, penurunan kesadaran dan kejang mendadak. .uga terjadi gangguan daya ingat, gangguan keseim angan dan gangguan orientasi tempat, /aktu dan orang. .enis stroke ada 5 macam , yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. *ada stroke iskemik terjadi aterosklerosis atau em oli yang menye a kan pem uluh darah tersum at. Sedangkan stroke hemoragik adalah pecahnya pem uluh darah aki at dinding pem uluh darah yang rapuh. -iagnosis stroke yang tepat sangat penting karena tindakan pada stroke iskemik mungkin kontraindikasi pada hemoragik intra cere ral. *enanganan a/al stroke yang paling menentukan adalah dengan cara deteksi dengan teknik pemeriksaan imaging, yaitu Computed Tomography Scan (CT Scan) dan 9agnetic )esonance 3maging (9)3). CT scan diketahui se agai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan relati+e murah untuk kasus stroke. CT scan adalah pemeriksaan imaging terhadap otak, potongan aksial dari asis cranii sampai +erteF. !ila ada tanda(tanda stroke hemoragik maka pemeriksaan selesai sampai tahap ini. Aamun kalau CT scan normal atau tidak ada tanda(tanda akut infark maka pemeriksaan dilanjutkan dengan 9)3. 9)3 adalah suatu alat diagnostik gam ar erteknologi canggih yang menggunakan medan magnet, frekuensi radio tertentu dan seperangkat komputer untuk menghasilkan gam ar irisan penampang tu uh manusia. Pato isiologi Otak diperdarahi oleh 6 pem uluh darah esar uyang terdiri dari sepasang <.carotis dan <. +erte ralis yang di daerah asis cranii akan mem entuk circukluc :allisi. <rteri carotis interna masuk ke dalam rongga tengkorak melalui canalis caroticus dan setinggi chiasma opticus akan erca ang menjadi <. cere ri media dan anterior, iasanya dise ut system anterior atau system carotis. Sistem carotis akan memperdarahi 5/1 agian depan sere rum termasuk se agian esar ganglia asalis dan capsula interna. Sedangkan <. +erte ralis memasuki rongga tengkorak melalui foramen magnum dan ersatu di agian +entral atang otak mem entuk <. asilaris. Sistem ini iasa dise ut sistem +erte ro asiler. Sistem ini memperdarahi cere ellum, atang otak, se agian esar thalamus dan "/1 agian elakang sere rum.

!entuk dan posisi anatomis pem uluh darah dalam rongga kranium erpengaruh dalam terjadinya proses aterotrom otik pada pem uluh darah terse ut. Lesi aterosklerotik mudah terjadi pada tempat perca angan dan elokan pem uluh darah, karena pada daerah(daerah terse ut aliran darah mengalami peningkatan tur ulensi dan penurunan shear stres sehingga endotel yang ada mudah terkoyak. *roses aterosklerosis pada pem uluh darah otak sering kali mengaki atkan penyum atan yang eraki at terjadinya stroke infark. Terdapat dua kemungkinan mekanisme terjadinya stroke iskemik. Lepasnya se agian dari trom us yang ter entuk di pem uluh darah yang mengalami aterosklerosis merupakan penye a paling sering. Trom us ini menyum at arteri yang terdapat di se elah distal lesi. *enye a lain yang mungkin adalah hipoperfusi jaringan di se elah distal pem uluh darah yang terkena proses aterosklerosis yang dicetuskan oleh hipotensi dan jeleknya sirkulasi kolateral ke daerah distal lesi aterosklerosis terse ut. 9enurut :arlo/, 3nfark aterotrom otik merupakan penye a stroke yang paling sering terjadi, yaitu ditemukan pada 0%G penderita aterotrom otik (.apardi, 5%%5). *roses aterotrom otik terjadi melalui 5 cara, yaitu .

". !terotrom$otik in situ, terjadi ak at adanya plak yang ter entuk aki at proses
aterosklerotik pada dinding pem uluh darah intracranial, dimana plak terse ut mem esar yang dapat disertai dengan adanya trom us yang melapisi pem uluh darah terse ut. <pa ila proses terse ut terus erlangsung maka akan terjadi penum atan pem uluh darah dan penghentian aliran darah di se elah distal.

5. Trom$oem$oli (artery to artery em olus ), terjadi aki at lepasnya plak aterotrom otik
yang dise ut se agai em oli, yaitu akan menyum at arteri di se elah distal dari arteri yang mengalami aterosklerotik. Proses Pem$entukan !teroma *em entukan ateroma se enarnya telah terjadi dengan pem entukan streak fatty sejak masa kanak(kanak. *roses terse ut dimulai dengan adanya kerusakan jaringan . *ada hipotesa response to injury , penye a kerusakan pada endotel, aik peru ahan structural atau peru ahan fungsional, aki at adanya faktor(faktor seperti hiperkolesterolemia kronis, adanya peru ahan

fungsional shear stress aliran darah pada endotel pem uluh darah, ataupun adanya disfungsi toksin atau Bat lain. 2erusakan terse ut mengaki atkan peru ahan permea ilitas endotel, peru ahan sel(sel di a/ahnya dan peru ahan hu ungan antara sel endotel dan jaringan ikat di a/ahnya, sehingga daya aliran darah di dalamnya dapat menye a kan pelepasan sel endotel kemudian terjadi hu ungan langsung antara komponen darah dan dinding arteri. 2erusakan endotel akan menye a kan pelepasan faktor pertum uhan yang akan merangsang masuknya monosit ke lapisan intima pem uluh darah. Lipid akan masuk pem uluh darah melalui transport aktif dan pasif. 9onosit pada dinding pem uluh darah akan eru ah menjadi makrofag yang memfagosit kolesterol L-L, sehingga akan ter entuk foam sel. Oleh karena itu gam aran mikroskopis fatty streak akan erupa kumpulan sel(sel yang erisi lemak sehingga tampak seperti usa yang dise ut se agai foam cells. !e erapa tahun kemudian proses terse ut erlanjut dengan adanya pelepasan platelet deri+ed gro/th factor oleh makrofag, sel endotel dan trom osit. Selain itu sel(sel otot polos terse ut yang kontraktif akan erproliferasi eru ah menjadi le ih sintesis (fi rosis). 9akrofag, sel endotel, sel otot polos maupun limfosit T (terdapat pada stadium a/al plak (aterosklerosis) akan mengeluarkan sitokines yang memperkuat interaksi antara sel(sel terse ut. <danya penim unan kolesterol intra dan ekstraseluler disertai adanya fi rosis maka akan ter entuk plak fi rolipid. *ada inti dari plak terse ut, akan mengin+asi dan menye ar ke dalam tunika media dinding pem uluh darah, sehingga pem uluh darah akan mene al dan terjadi penyempitan lumen. -egenerasi dan perdarahan pada pem uluh darah yang mengalami sclerosis (aki at pecahnya pem uluh darah +asa +asorum) akan menye a kan kerusakan endotel pem uluh darah. 8al ini akan terjadi perangsangan adhesi, aktifasi dan agregasi trom osit, yang menga/ali koagulasi darah dan trom osis. Trom osit akan terangsang dan menempel pada endotel yang rusak. sehingga ter entuk plak aterom otik. Trom$osis *em entukan trom us arteri dipengaruhi oleh 1 agian penting , yaitu adanya keadaan su endotel +askuler, trom in, dan meta olisme asam arakhidonat. Trom osis dia/ali dengan ada kerusakan endotel, sehingga tampak jaringan kolagen di a/ahnya. ,ndotel pem uluhn darah yang normal ersifat antitrom osis, hal ini dise a kan karena adanya glikoprotein dan

"%

proteoglikan yang melapisi sel endotel dan adanya prostasiklin (*&35) pada endotel yang ersifat +asodilator dan inhi isi agregasi platelet. *ada endotel yang mengalami kerusakan, darah akan erhu ungan dengan serat(serat kolagen pem uluh darah kemudian akan merangsang trom osit dan agregasi trom osit. 2emkudian trom osit mengeluarkan Bat(Bat yang erasal dari makrofag yang mengandung lemak. *erlekatan trom osi dengan serat kolagen melalui @on :ille rand Hactor (@:H) akan merangsang pelepasan platelet faktor 1 . !ila terdapat kerusakan pem uluh darah, akan menye a kan ertam ah anyaknya serat(serat kolagen, katekolamin, adrenalin, noradrenalin, dan juga <-*, dimana akan menye a kan ertam ah eratnya perlekatan trom osit. In ark Trom$oem$oli *lak aterotrom otik yang terjadi pada pem uluh darah ekstrakranial dapat lisis aki at mekanisme fi rinotik pada dinding arteri dan darah, yang menye a kan ter entuknya em oli, yang kan menyum at arteri yang le ih kecil, distal dari pem uluh darah terse ut. ,m oli dapat menyum at stau atau le ih pem uluh darah. ,m oli terse ut mengandung endapan kolesterol, agregasi trom osit dan fi rin. ,m oli akan lisis, pecah atau tetap utuh dan menyum at pem uluh darah se elah distal, tergantung pada ukuran, komposisi, konsistensi dan umur plak terse ut, dan juga tergantung pola dan kecepatan aliran darah. Sum atan pada pem uluh darah ini akan menye a kan aliran darah jaringan otak erhenti sehingga oksigen dan glukosa yang diperlukan dalam pem entukan <T* akan menurun, kemudian terjadi penurunan Aa(2 <T* ase, sehingga mem rane potensial akan menurun. 27 erpindah ke ruang C,S sementara ioa Aa dan Ca erkumpul di dalam sel. 8al ini menye a kan permukaan sel menjadi le ih negatif sehingga terjadi depolarisasi mem ran. Saat a/al depolarisasi mem ran sel masih re+ersi el, tetapi ila menetap terjadi peru ahan struktur ruang menye a kan kematian jaringan otak. 2eadaan ini terjadi segera apa ila perfusi menurun di a/ah am ang atas kematian jaringan.

""

Diagnosis Stroke dengan CT scan%MRI CT Scan Computed Tomography S an juga dise ut CT scan, merupakan proses pemeriksaan dengan menggunakan sinar(' untuk mengam il gam ar otak. -engan menggunakan komputer, e erapa seri gam ar sinar(' akan memperlihatkan gam ar tiga dimensi kepala dari e erapa sudut. Cara !erja CT s an CT scan memiliki prinsip kerja yang sama dengan sinar(' yang lain. Sinar(' akan menyerap er eda terhadap agian tu uh yang er eda pula. Tulang menyerap le ih anyak sinar(', sehingga tulang akan menunjukkan /arna putih pada ayangan yang ditampilkan. <ir (dalam +entrikel cere ral, cairan dalam ruang tengah otak) menyerap sedikit dan menunjukkan /arna hitam. Otak agak padat dan menunjukkan /arna a u(a u. *ada stroke iskemik akan menunjukkan /arna le ih gelap di andingkan dengan otak normal sedangkan pada hemoragik le ih padat dan kelihatan er/arna putih pada CT scan. Tujuan "emeri!saan CT s an CT scan merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan untuk menge+aluasi stroke, terutama pada fase akut di ruang 4&-. CT scan dapat menunjukkan ? jaringan lunak, tulang, otak dan pem uluh darah. *emeriksaan ini dapat menunjukkan area otak yang a normal, dan dapat menentukan penye a stroke , apakah karena insufisiensi aliran darah (stroke iskemik), rupture pem uluh darah (hemoragik) atau penye a lainnya. CT scan juga dapat memperlihatkan ukuran dan lokasi otak yang a normal aki at tumor, kelainan pem uluh drah, pem ekuan drah, dan masalah lainnya. Diagnosis Stro!e *ada e erapa kasus, isa ditemukan area otak tidak menunjukkan a normalitas pada e erapa jam a/al stroke. kemungkinan region yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan menggunkan CT scan atau karena agian dari otak ( rainstem, cere ellum) dengan menggunakan CT scan tidak menunjukkan ayangan yang jelas.

"5

*erdarahan intracere ral akan mengalami kesalahan interpretasi se agai stroke iskemik jika computed tomography tidak dilakukan "%("6 hari setelah stroke. CT scan menunjukkan nilai positif pada stroke iskemik pada e erapa pasien dengan serangan stroke sedang sampai dengan erat setelah 5 sd. $ hari serangan akan tetapi tanda(tanda iskemik sulit didapatkan pada 1 sd. E jam kejadian. Tanda(tanda infark pada computed tomography yaitu grey matter mengalami isodense dengan /hite matter, kehilangan asal ganglia dan hyperdense artery (lihat gam ar ".) .ika tanda(tanda ini ditemukan sangat tepat untuk melakukan suatu keputusan misalnya apakah mem erikan/tidak mem erikan throm olysis. *emeriksaan CT 3maging (( 3nfark pada stroke akut

3nfarc > area hypodense focal, pada cortical, su cortical. 8emoragik > ayangan hyperdense pada gray / /hite matter, hematoma yang solid. !ayangan hyperdense pada arteri intrakanial mayor ? material em oli +askular. (lihat pada lampiran )

Resi!o CT s an *emeriksaan ini memiliki efek samping yang kecil dan tidak menye a kan nyeri. CT scan menggunakan radiasi sinar(' yang sedikit. .ika menerima Bat kontras akan menim ulkan reaksi alergi. )eaksi alergi ini isa serius dan mem utuhkan tindakan medikasi segera.

Computed tomography scan showing typical subtle signs of early infarct in the right temporoparietal and basal ganglia regions. Note the loss of the insular grey matter (long black arrow), sulcal effacement, and loss of cortical grey-white matter junction (short black arrows), loss of outline of the caudate and lentiform nuclei in the basal

"1

ganglia (arrowheadscompare with the left side of the brain) and the hyperdense artery in the yl!ian fissure (long white arrow) &am ar ". Magnetic Resonance Imaging (MRI) 9)3 adalah suatu lat diagnostic gam ar erteknologi canggih yang menggunakanmedan magnet, frekuensi radio tertentu dan seperangkat computer untuk menghasilkan gam ar irisan penampang otak. 9)3 mendeteksi kelainan neurology le ih aik dari CT scan misalnya stroke, a normalitas atang otak dan cere ellum, dan multiple scleroisis. Tujuan "emeri!saan MR# 9)3 dapat mengidentifikasi Bat kimia yang terdapat pada area otak yang mem edakan tumor otak dan a ses otak.*erfusi 9)3 dapat digunakan untuk mengestimasi aliran darah pada se agian area. -iffusi 9)3 dapat digunakan untuk mendeteksi akumulasi cairan (edema ) secara ti a(ti a. Diagnosis Stro!e 9)3 menggunakan medan magnet untuk mendeteksi peru ahan isi jaringan otak. Stroke dapat mengaki atkan penumpukan cairan pada sel jaringan otak segera 1% menit setelah terjadi serangan. -engan efek +isualisasi (9)3 angiogram ) dapat pula memperlihatkan aliran darah di otak dengan jelas. *emeriksaan 9)3 (( 3nfark pada stroke akut

akut > Lo/ signal ( hypointense ) pada area T", high signal ( hyperintense ) pada spin density dan/atau T5. !iasanya diikuti distri usi +ascular. 9assa parenkim eru ah. su akut > Lo/ signal pada T" , high signal pada T5 . -iikuti distri usi +ascular. )e+askularisasi dan rusaknya lood( rain arrier . Old > Lo/ signal pada T" , high signal pada T5, kehilangan jaringan dengan infark yang luas. ( lihat pada lampiran )

Implikasi kepera#atan pada CT scan%MRI

"6

*ersiapan klien 9em erikan form persetujuan tindakan *eriksa ke ijakan )S, iasanya pasien puasa D jam se elum pemeriksaan !erikan medikasi 5 jam se elum tes 2aji kemungkinan reaksi alergi iodine. Laporkan kepada dokter atau radiologist jika ditemukan ri/ayat alergi sea$ood. Lepaskan peralatan yang ter uat dari logam. "eng!ajian -engan menggunakan CT scan dan 9)3 dapat diketahui serangan stroke dise a kan oleh iskemik atau perdarahan. -efisit neurologi er+ariasi erdasarkan pem uluh darah yang mengalami penyum atan atau kerusakan otak yang terjadi. 9anifestasi klinik meliputi > defisit motorik, gangguan eliminasi, defsit sensori(persepsi, gangguan er icara, dan gangguan perilaku. 9anifestasi ini dapat muncul sementara atau permanen tergantung iskemia atau nekrosis yang terjadi juga treatmen yang dilakukan. Diagnosa !epera%atan *emeriksaan CT scan/9)3 dapat menunjang perumusan Idiagnosa kepera/atan tidak efektif perfusi cere ralJ . #nter&ensi !epera%atan 3nter+ensi kepera/atan ertujuan untuk mempertahankan perfusi sere ral. .alan nafas, pola nafas, sirkulasi dan status neurologis juga dimonitor dengan ketat. *em erian oksigen dapat menjurunkan resiko hipoksia dan hiperkapnea yang dapat meningkatkan iskemia sere ral dan tekanan intracranial. 8indari suctioning le ih dari "0 detik karena dapat meningkatkan tekanan intracranial. "enyuluhan pada pasien dan !eluarga 8indari makan atau minum sesuatu se elum tes kecuali instruksi medik *asien kemungkinan dilakukan pemasangan intra+ena, ketika Bat kontras disuntikkan, pasien akan merasa hangat dan merasa seperti logam dalam mulut. Tes dilakukan selama 1%(#% menit

"0

*asien akan ditempatkan di atas meja dengan scanner mengelilingi kepala yang titempatkan pada radle . Scanner akan menye a kan ke isingan. *emeriksaan ini tidak menim ulkan nyeri Seseorang akan selalu erada dekat pasien ketika dilakukan pemeriksaan.

"E

Da tar Pustaka

Lemone *, !urke 2.(5%%6). Medi al Surgi al 'ursing : lini al thin!ing in lient are. ed(1 . Ae/ .ersey > *earson. .apardi 3. (5%%5) "ato$isiolgi stro!e in$ar!a a!ibat tromboemboli. 9edan > 4S4 digital li rary. http>/////.strokecenter.org/pat/diagnosis/ct.htm http>/////./e md.com/h//healthKguideKatoB/h/5110#E.asp "0 He %E http>// mj. mjjournals.com/cgi/content/full/15D/$66"/E00 http>/////.intelihealth.com/38/iht38/:S38:%%%/D$$5/5"#%0.html http>/////.merck.com/mmhe/sec%E/ch%$$/ch%$$d.html Computed Tomography, diam il dari http >/en /iki//ikipedia/computed tomography.html diam il tanggal "% He ruari 5%%E 9)3,. -iam il dari http >/en./iki//ikipedia/9)3.httml diam il tanggal "% He ruari 5%%E Luckman Sorensen,"##0, 9edical Surgical Aursing, < *hsyco*hysiologic <pproach, 6th ,d, , :! Saunders Company, *hyladelpia ,llen !arker, 5%%5, Aeuroscience Aursing, < Spectrum of Care 5nd edition, 5%%5, 9os y 3nc, St Louis 9issouri

"$

Lampiran >
Case Study One (Part 1)
Case Description: This patient's imaging studies show evolution of a left cerebral artery infarct on CT scan and MRI.

Computed tomography of the head done 1/ /! shows a hyperacute infarct" which is seen only by the effacment of the cerebral sulci in the left parietal region and suggestion of loss of grey/white distinction. T#$ weighted MRI scan shows no obvious signal abnormality. Contrast$enhanced T1$weighted image shows slightly prominent intravascular contrast enhancement within the branches of the left middle cerebral artery. %therwise" the T1$ weighted images show no obvious abnormality.

"D

Case Study One (Part 2)


%ne month later" on #/ /! " the T#$weighted images show a typical wedge$shaped infarct in the distribution of the left middle cerebral artery.

& contrast$enhanced T1$weighted image shows asymmetric intravascular contrast enhancement. 'owever" there is minimal parenchymal contrast enhancement of the wedge$ shaped left middle cerebral artery infarct in the left parietal lobe. (on$contrast computed tomography of the head shows a hypodense left middle cerebral artery distribution infarct involving the left parietal lobe. Minimal contrast enhancement is seen.

"#

Case Study One (Part 3)


)ateral radiograph of the left carotid angiogram shows complete occlusion of the left internal carotid artery with minimal collateral flow via e*ternal carotid branches. +rontal radiograph of the left carotid angiogram shows complete occlusion of the left internal carotid artery with minimal collateral flow via e*ternal carotid branches.

Case Study One (Part 4)


%n #/#,/! " sagittal T1$weighted images show mar-ed contrast enhancement of the left parietal infarct following contrast administration. The images also show enhancement in the occipital and temporal lobes.

&*ial T#$weighted images now show minimal signal changes with linear T#$hypointensity in the gyri in the left parietal lobe" indicating minimal hemorrhagic component" but most of the signal changes of T#$weighted images have resolved. (ote high signal in the cavernous carotid artery on the lowest slice" indicative of carotid occlusion.

5%

You might also like