You are on page 1of 6

Tugas gender

(pengentasan kemiskinan berbasisi pemberdayaan perempuan)

Oleh: Syamsul arifin 090910301066

Uni ersitas !ember "lmu kese!ahteraan s#sial $akultas ilmu s#sial dan ilmu p#litik

%011

Pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan prempuan &emiskinan seringkali menyeret manusia kepada tindakan yang merusak diri dan men!adi lahan pemanfaatan #rang lain' berapa banyak kasus bunuh diri yang dilakukan para ibu disertai anak(anaknya dengan dalih kemiskinan' )da se#rang ibu yang tega men!ual anak mereka dengan dalih agar punya uang' *erapa banyak anak(anak ter!erumus dalam !aringan trafi+king, karena tak mampu menahan fantasi mereka seandainya punya uang akan hidup me-ah, karena itu rela sa!a diba-a #rang lain dengan +ara apapun asalkan beker!a guna mendapatkan uang'.asih banyak hal(hal yang menyebabkan perempuan tergiur mendapatkan peker!aan meskipun mereka tidak memiliki kemampuan khusus' pemberdayaan pembangunan ba-ah yang (empowerment)perempuan, memiliki makna yaitu /Sebagai k#nsep

pengembangan,

memandirikan,

mens-adayakan dan memperkuat p#sisi ta-ar(mena-ar masyarakat lapisan terhadap kekuatan(kekuatan disegala bidang dan sekt#r kehidupan' 0isamping itu pemberdayaan !uga memiliki makna melindungi dan membela dengan dengan +ara berpihak kepada yang lemah, untuk men+egah ter!adinya persaingan yang tidak seimbang dan ekspl#itasi atas yang lemah maka dapat dipahami bah-a pemberdayaan masyarakat merupakan suatu +ara dengan masyarakat, #rganisasi dan k#munitas yang diarahkan agar mampu menguasai (berkuasa atas) kehidupannya' pemberdayaan diatas, terlepas dari pemahaman kemiskinan sebagai permasalahan yang memiliki dimensi k#mpleks' &emiskinan bukan hanya permasalahan yang berdimensi ek#n#mi' Pemberdayaan Sebagai Strategi Dalam Pengentasan Kemiskinan bah-a penanganan kemiskinan yang h#listik dan integratif, menuntut untuk tidak hanya melakukan pemberdayaan primer sa!a, tetapi lebih !auh kepada upaya pemberdayaan yang memungkinkan mun+ulnya kesadaran kritis masyarakat untuk meren+anakan dan melaksanakan serta menemukan +ara(+ara

melepaskan diri dari kemiskinan atas dasar pilihannya sendiri' 0engan kata lain bah-a pemberdayaan harus memungkinkan terpenuhinya kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis bagi masyarakat' )pabila dikaitkan dengan strategi pemberdayaan masyarakat, maka k#nsep pemberdayaan bersifat simultan antara improwement approach dengan transformation approach 1enerapan pendekatan pemberdayaan menurut Suhart# (1992 : %13(%19) disingkat 4 1 ialah: 1emungkinan, 1enguatan, 1erlindungan, 1eny#k#ngan, dan 1emeliharaan, diuraikan sebagai berikut : 1' Pemungkinan men+iptakan suasana atau iklim yang memungkinkan p#tensi kaum prempuan berkembang se+ara #ptimal' 1emberdayaan harus mampu membebaskan dari sekat(sekat kultural dan struktural yang menghambat' )dapun implementasi pemberdayaan penanggulangan hal seperti ini yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menyadarkan mereka bah-a sesungguhnya tingkat kehidupan mereka rendah dan meyakinkan mereka bah-a kemiskinan bukan merupakan budaya tetapi k#ndisi itu dapat diperbaiki dan di k#reksi 0engan kesadaran dan rasa per+aya diri akan tumbuh m#ti asi dikalangan kaum prempuan sehingga meraka akan lebih mudah menerima dan tanggap terhadap setiap pembaharuan' %' Penguatan 5 memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki kaum prempuan dalam meme+ahkan masalah dan memenuhi kebutuhan( kebutuhannya' 1emberdayaan harus mampu menumbuh(kembangkan segenap kemampuan dan keper+ayaan diri yang menun!ang kemandirian mereka' 0alam pr#ses pemberdayaan prempuan upaya yang dilakukan adalah membantu dan membimbing mereka dalam bentuk latihan magang dan kursus, baik se+ara teknis maupun dalam #rganisasi dan mana!emen sesuai kebutuhan dan p#tensi yang dimiliki sehingga mereka memiliki kemampuan untuk pengembangan usahanya serta dapat akses kepada sumberdaya, perm#dalan, tekn#l#gi dan pasar

*ah-a perempuan "nd#nesia bila mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan sesuai dengan bakat dan minatnya dapat berkarya dan berprestasi #ptimal' Seperti kaum lelaki' ' Sikap laki(laki pada umumnya yang belum selalu bersedia terlibat dalam kegiatan yang menyangkut perempuan se+ara langsung dan tidak langsung berpengaruh pada kenyataan lain' "alah bah-a hingga kini perempuan dan berbagai permasalahannya masih lebih dianggap sebagai urusan dan tanggun!a-ab perempuan dan bukan merupakan tanggung!a-ab bersama' 6#nt#hnya adalah dalam masalah pengentasan kemiskinan' Se!auh mana sudah dianggap bah-a pengentasan kemiskinan perempuan sama pentingnya sehingga perlu ditangani bersama, #leh laki(laki dan perempuan7 belum ada data statistik yang !elas berapa !umlah perempuan miskin' Tetapi angka(angka yang ada se+ara tidak langsung menun!uk pada kemiskinan yang dialami perempuan' )ntara lain: tingginya angka kematian ibu di "nd#nesia5 makin menurunnya anak perempuan yang mengikuti pendidikan f#rmal di tingkat sek#lah lan!utan5 terpusatnya peker!a perempuan di sekt#r yang rendah pendidikan, rendah ketrampilan dan rendah upah' bah-a kemiskinan perempuan tidak berbeda dengan kemiskinan pada umumnya' bah-a kemiskinan perempuan dipengaruhi #leh fakt#r seperti tradisi, agama dan !ender dengan implikasi yang k#mpleks dan negatif pada status kesehatan dan pendidikan perempuan' ' &arenanya, sebab dan k#ndisi kemiskinan permpuan harus mendapat perhatian khusus dalam upaya penghapusan kemiskinan di "nd#nesia' kemiskinan pada akhirnya bertu!uan untuk meningkatkan kualitas kehidupan bangsa, maka ada indikat#r lain yang perlu diperhatikan #leh para .enteri yang berkaitan dengan belum ter+apainya +ita(+ita &artini se+ara menyeluruh' "alah statistik pendidikan yang menun!ukkan bah-a angka putus sek#lah anak perempuan setelah sek#lah dasar masih tetap lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki(laki' Se!ak &artini sampai sekarang bah-a pendidikan merupakan fakt#r yang penting dalam meningkatkan status dan peranan perempuan sehingga mengupayakan agar setiap anak perempuan dapat menyelesaikan 8a!ib *ela!ar 9 tahun

&arena dalam keluarga miskin yang terd#r#ng keluar dari !alur pendidikan f#rmal biasanya adalah anak perempuan lebih dahulu' 9elas kiranya bah-a fakt#r s#sial(budaya seperti agama, tradisi dan !ender mempunyai implikasi terhadap kemiskinan perempuan yang tidak mudah dihapuskan bila tidak di mulai dengan memperhatikan !uga pendidikan anak perempuan' Sehingga dalam rangka :ari &artini 1992, perempuan "nd#nesia mengharapkan bah-a strategi yang akan dikembangkan #leh 1emerintah melalui .1.& akan !uga men+anangkan sebagai sasaran terhapusnya kemiskinan perempuan "nd#nesia' Supaya makin banyak perempuan bisa melepaskan diri dari kemiskinan dan dapat menikmati berbagai kesempatan yang kini terbuka baginya'

You might also like