You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

KROMATOGRAFI

NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN

: A.NUR AMALIA A. : H 311 05 015 : I (SATU) : NANANG HERMA AN

HARI/TGL PERC : RABU/5 DESEMBER 2007

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK !URUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNI"ERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2007

BAB I PENDAHULUAN

1.1 L#$#% B&'#(#)* Pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya adalah hal yang penting dalam semua cabang kimia dan tidak kalah pentingnya dalam banyak bidang lain di mana teknik-teknik kimia digunakan untuk memecahkan berbagai macam masalah. Jadi, dampak dari suatu teknik pemisahan yang ampuh dan serba guna akan dirasakan oleh seluruh ilmu pengetahuan modern. Kimia analitik adalah ilmu kimia yang mengidentifikasi dan memisahkan zat menjadi komponen-komponennya dan penentuannya lebih lanjut. Metode pemisahan dalam kimia analitik dibagi menjadi dua bagian, yaitu ekstraksi dan kromatografi. Kromatografi adalah metode fisika untuk pemisahan, dimana komponen-komponen yang akan dipisahkan didistribusikan antara dua fase, salah satunya merupakan lapisan stasioner dengan permukaan yang luas dan fase yang lain berupa zat alir (fluida yang mengalir lambat (perkolasi menembus atau sepanjang lapisan stasioner itu. Pemisahan dengan cara kromatografi dibagi menjadi beberapa macam, yaitu kromatografi adsorpsi dalam kolom, kromatografi partisi dalam kolom, kromatografi kertas dan kromatografi lapisan tipis serta kromatografi gas. Kromatografi adalah suatu metode analitik untuk pemurnian dan pemisahan senya!a-senya!a organik dan anorganik. Metode ini berguna untuk fraksionasi campuran kompleks dan pemisahan untuk senya!a-senya!a yang sejenis. Pada tahun "#$" Martin dan %ynge mengembangkan kromatografi partisi

sedangkan &ordon menemukan kromatografi kertas. %ebagai perkembangan dari cara kromatografi partisi tersebut telah dibuat suatu metode kromatografi dengan menggunakan kertas sebagai absorbennya. 'leh karena itu cara kromatografi ini disebut kromatografi kertas. (ntuk lebih jelasnya tentang metode kromatografi kertas, maka dilakukanlah percobaan tentang pemisahan dan identifikasi campuran zat-zat

yang tidak diketahui dengan menggunakan metode kromatografi kertas. 1.2 M#(+,- -#) T,.,#) P&%/01##) 1.2.1 M#(+,- P&%/01##) (ntuk mengetahui dan mempelajari metode pemisahan dan identifikasi dengan cara kromatografi kertas. 1.2.2 T,.,#) P&%/01##) ". Mengidentifikasi kation )g*, Pb+* dan ,g++* dalam larutan cuplikan dengan menggunkan metode kromatografi kertas. +. Menentukan nilai -f dari larutan standar )g*, Pb+* dan ,g++* dan larutan cuplikan. 1.3 P%2)+23 P&%/01##) Mengidentifikasi suatu kation )g*, Pb+* dan ,g++* dari larutan cuplikan dengan menggunakan metode kromatografi kertas dengan jalan membandingkan harga -f kation standar, dimana nilai -f dapat ditentukan dengan membagi jarak tempuh fase gerak zat terlarut dengan jarak tempuh fase gerak pelarut yang ditandai dengan adanya noda setelah penyemprotan dengan menggunakan K+.r'$.

BAB II TIN!AUAN PUSTAKA

Kromatografi

merupakan

suatu

teknik

untuk

menganalisis

atau

memisahkan campuran gas, cairan atau zat-zat terlarut. Pada umumnya, semua jenis kromatografi melibatkan dua fase yang berbeda, yaitu fase stasioner dan fasse gerak. Pemisahan bergantung pada persaingan berbagai molekul dalam cuplikan di antara fase stasioner dan fase gerak (/aintith, "##$ . Kromatografi melibatkan pemisahan terhadap campuran berdasarkan perbedaan-perbedaan tertentu yang dimiliki oleh senya!anya. Perbedaan yang dapat dimanfaatkan meliputi kelarutan dalam berbagai pelarut serta sifat polar. Kromatografi biasanya terdiri dari fase diam (fase stasioner dan fase gerak (fase mobil . 0ase gerak memba!a komponen suatu campuran melalui fase diam, dan fase diam akan berikatan dengan komponen tersebut dengan afinitas yang berbeda-beda. Jenis kromatografi yang berlainan bergantung pada perbedaan jenis fase, namun semua jenis kromatografi tersebut berdasar pada asas yang sama. Kromatografi dapat digunakan sebagai alat analitik untuk memantau reaksi atau untuk mengenali hasil reaksi. Kromatografi juga dapat digunakan sebagai alat sintesis untuk memurnikan sejumlah besar zat (1resnick, +22$ . Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Metode ini berguna untuk fraksionasi campuran kompleks dan pemisahan untuk senya!a-senya!a yang sejenis. %eluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama. %eluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang

didukung pada padatan dan fase gerak (cairan atau gas . 0ase gerak mengalir melalui fase diam dan memba!a komponen-komponen dari campuran bersamasama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula ()nonim, +223 . Kromatografi kertas adalah pemisahan zat-zat terlarut melalui migrasi nyadiferensial mele!ati medium kertas datar yang analog dengan suatu kolom. Pada kromatografi kertas, zat terlarut dari campuran yang asli akan bergerak disepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda-beda, membentuk sederetan noda yang terpisah. Jika noda tersebut ber!arna maka noda tersebut dapat dilihat. 4amun jika tidak maka harus dilihat dengan cara lain antara lain dengan beberapa senya!a berpendar, dimana noda-noda dapat bersinar di ba!ah lampu ultra5iolet. (ntuk tujuan identifikasi, noda-noda sering dikarakterisasikan berdasarkan nilai Rfnnya. 4ilai Rf adalah rasio jarak yang dipindahkan oleh zat terlarut terhadap jarak yang dipisahkan oleh garis depan pelarut selama !aktu yang sama.
R /f = Jarak yang ditempuh senyawa terlarut Jarak yang ditempuh pelarut

(/ay dan (nder!ood, +22" . ,arga Rf cukup konstan asal semua 5ariabel dikendalikan baik-baik jika kemurnian pelarut, temperatur, dan penjenuhan atmosfernya benar-benar dijaga,mka harga Rf dipengaruhi antara lain oleh faktor-faktor berikut (%5ehla, "##2 6 ". Kehadiran ion-ion lain. +. Keasaman larutan asliya yang dapat disebabkan oleh kebutuhan akan asam dalam pembentukan kompleks yang dapat larut dalam pelarut organik, untuk mencegah hidrolisis garam.

7. 8aktu melakukan percobaan untuk sepotong kertas, kadang harga-harga -f meningkat dengan bertambahnya !aktu dan ini mungkin berpadanan dengan berkurangnya laju gerak garis depan pelarut. $. )danya kation-kation lain dan konsentrasi mereka. %usunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk mengallirnya fase bergerak. 1erbagai macam kertas yang secara komersial tersedia adalah 8hatman ", +, 7" dan 7 MM. (ntuk memilih kertas, yang menjadi pertimbanganadalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan, difusi5itas pementukan spot, efek tailing dan pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending. %eringkali nilai -f berbeda dari satu kertas ke kertas lainnya (Khopkar, "##2 . 9erdapat tiga teknik pelaksanaan analisis pada kromatografi keratas. Pertama, descending adalah salah satu teknik dimana cairan bergerak menuruni kertas akibat gra5itasi. Kedua, ascending, dimana pelarut bergerak ke atas dengan gaya kapiler. 4ilai -f harus sama baik pada descensing maupun ascensing. %edangkan yang ketiga dikenal sebagai cara radialatau kromatografi kertas sirkuler (Khopkar, "##2 . )dapun beberapa keuntugan dari kromatografi kertas, yakni sebagai berikut (%5ehla, "##2 6 ". Prosedur yang digunakan sederhana dan cukup cepat. +. 9ak diperlukan alat dan reagensia khusus yang mahal. 7. ,anya diperlukan kuantitas kecil dari zat-zat itu. $. Metode itu terbukti berhasil untuk pemisahan dan detekssi golongangolongan logam yang sukar ditangani dengan analisa kualitatif yang rutin.

DAFTAR PUSTAKA

)nonim, +223, Kromatografi Kertas, (online http6::!!!.chem-is-try.org: science:chromatografy.html, diakses ; /esember +223. 1resnick, %., +22$, Intisari Kimia Organik, ,ipokrates, Jakarta /aintith, J., "##$, Kamus Lengkap Kimia, <rlangga, Jakarta. /ay, -,), dan (nder!ood, ).=., +22", Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keenam, <rlangga, Jakarta. Khopkar, %.M., "##2, Konsep Dasar Kimia Analitik, (> Press, Jakarta. %5ehla, &., "##2, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Edisi Kelima, P9 Kalman Media Pusaka. akro dan !emimikro

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 B#4#) 1ahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain akuades, tissue roll. - =arutan 6 - .uplikan yang mengandung ion-ion Pb, )g dan ,g+. - =arutan standar dalam bentuk nitrat 6 Pb+*, )g* dan ,g++*. - larutan cuplikan berupa ekstrak dari sampel rokok classmild. - Pereaksi 6 larutan K+.r'$

- Pelarut (eluen 6 .ampuran air "? @, etil asetoasetat "2 @ dan n-butanol 3? @. - Kromatogram 6 kertas saring 8hatman - Pensil, detergen, tissue roll, selotip, ,4'7, etanol, kertas p,, staples dan kertas label. 3.2 A'#$ )lat-alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu gelas kimia +?2 m=, gelas kimia ?2 m=, chamber, pipa kapiler, labu semprot, hot plate, ca!an porselen, batang pengaduk, penggaris, gegep, batang pengaduk, botol semprot, gunting, penggaris, pensil, dan sikat tabung. 3.3 P%0+&-,% P&%/01##) 3.3.1 P%0+&-,% P%&3#%#+2 %ampel campuran dibuat dengan cara mencampurkan ketiga larutan, yaitu larutan Pb4'7, larutan )g4'7 dan larutan ,g4'7 ke dalam gelas kimia dengan perbandingan " 6 " 6 " m=. %edangkan pada sample rokok, tembakau yang ada

pada rokok ($-? batang ditampung ke dalam gelas kimia ?2 m= kemudian direndam alkohol sambil diaduk selama "? menit. %etelah itu didiamkan beberapa menit lalu didekantasi. 0iltrat yang dihasilkan diuapkan dengan menggunakan ca!an porselein diatas hoplet dalam lemari asam hingga 5olumenya "-+ m=. 3.3.2 P%0+&-,% P&)&$#3#) /ibuat kromatogram pada buah kertas saring (ukuran +"A"$ +,? cm dari batas ba!ah dengan menggunakan pensil setipis mungkin kemudian kertas saring dibagi menjadi ; titik pada titik +, $, dan ; berturut-turut adalah larutan )g4' 7, Pb4'7 dan ,g4'7. Pada titik " dan 7 adalah sampel " (sampel rokok sedangkan pada titik ? adalah sampel + (sampel campuran . /engan menggunakan kelip kedua kertas saring dibuat menjadi suatu silinder (jangan sampai terjadi tumpukan kertas pada tepi kertas . Kertas silinder tersebut ditempatkan dalam chamber dengan sisi kertas yang mengandung tetesan-tetesan zat berada pada bagian ba!ah. /iupayakan agar kertas bekas tetesan:totolan tidak menyentuh eluen dan silinder kertas tidak menyinggung dinding kaca. %etelah permukaan pelarut berjalan hingga kurang lebih B bagian dari tinggi kertas tersebut, silinder kertas dikeluarkan dari chamber:silinder kaca. 1uka kelip kertas dan dikeringkan. Kertas saring " langsung disemprotkan dengan larutan K+.r'$ dan yang satunya dikeringkan terlebih dahulu kemudian disemprot dengan larutan K+.r'$. 4odanoda yang tampak kemudian diberi tanda dan diukur jarak noda dari tempat penotolan. 8arna-!arna dapat diidentifikasi dari setiap ion-ion yang terdapat pada larutan sampel (cuplikan . /ihitung nilai -f untuk larutan standar dan cuplikan.

BAB I" HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 H#+2' P&)*#6#$#) #. P&)7&63%0$#) B#+#4 4o. ". +. 7. =arutan .uplikan )g* .uplikan Jarak 9empuh (cm 2 ",3 "," ",3 3," $. ?. ;. Pb+* .uplikan ,g++* " 2 ;,3 8arna 4oda Kuning Kuning Merah Merah Kuning Merah

Jarak tempuh eluen C #,3 cm 1. P&)7&63%0$#) K&%2)* 4o. ". +. =arutan .uplikan )g* Jarak 9empuh (cm 2 ",3 8arna 4oda Merah

7.

.uplikan

"," ",# 3," "," 2 ?,D

Kuning Merah Merah Kuning Merah

$.

Pb

+*

?. .uplikan ;. ,g++* Jarak tempuh eluen C #,+ cm

5.2 R&#(+2 + )g* bening * K+.r'$ kuning K+.r'$ kuning )g+.r'$ * +K* merah Pb.r'$ * +K* kuning ,g+.r'$ * +K* merah

Pb+* * bening ,g++* bening

* K+.r'$ kuning

5.3 P&%42$,)*#)
Rf = Jarak gerak "at terlarut Jarak gerak pelarut

#. P&)7&63%0$#) B#+#4 ". (ntuk larutan sampel " -f C #,3 #m =2 +. (ntuk larutan )g* -f C #,3 #m =2,"3?7 7. (ntuk larutan Pb+*
"," #m =2,""7$ #,3 #m ",3 #m 2 #m

-fC C

$. (ntuk larutan ,g++*

-f C #,3 #m =2,;#23 ?. (ntuk larutan sampel + -f C #,3 #m =2,"#?#


",# #m

;,3 #m

-f C #,3 #m =2,""7$

"," #m

-f

3," #m = 2,37"# #,3 #m

1. P&)7&63%0$#) (&%2)* ". (ntuk larutan sampel " -f C #,+ #m =2 +. (ntuk larutan )g* -f C #,+ #m =2,"D$D 7. (ntuk larutan Pb+* -f C #,+ #m =2,"2D3 $. (ntuk larutan ,g++* -f C #,+#m =2,;72$ ?. (ntuk larutan sampel + -f C #,+ #m =2,"D$D
",3 #m " #m ",3 #m 2 #m

?,D #m

-f C #,+ #m =2,""#;

"," #m

-f

3," #m =2,33"3 #,+ #m

5.5 P&61#4#+#)

Kromatografi

merupakan

suatu

teknik

untuk

menganalisis

atau

memisahkan campuran gas, cairan atau zat-zat terlarut. Pada umumnya, semua jenis kromatografi melibatkan dua fase yang berbeda, yaitu fase stasioner dan fasse gerak. Pemisahan bergantung pada persaingan berb)lai molekul dalam cuplikan di antara fase stasioner dan fase gerak. Metode kromatografi yang digunakan pada percoban kali ini adalah kromatografi kertas. Pada kromatografi kertas, zat terlarut dari campuran yang asli akan bergerak disepanjang kertas dengan kecepaatn yang berbeda-beda membentuk sederetan noda yang terpisah. 9eknik untuk menganalisis campuran melalui kromatografi yang fase stasionernya berupa kertas penyerap. %ejumlah kecil campuran yang akan diselidiki, ditotolkan di dekat salah satu sisi kertas kemudian lembaran kertas tersebut digantung tegak lurus dengan sisi yang berisi noda menyentuh pelarutE pelarut bergerak melalui kapiler kertas dengan memba!a serta zat-zat dalam campuran. (ntuk tujuan identifikasi, noda-noda sering dikarakteristikan berdasarkan nilai -f-nya. 4ilai -f adalah rasio jarak yang dipindahkan oleh suatu zat terlarut terhadap jarak yang dipindahkan oleh garis depan pelarut selama !aktu yang sama. )tau dengan kata lain nilai -f didefenisikan oleh hubungan 6 Jarak (cm dari gris a!al ke pusat zona -f C Jarak (cm dari gris a!al ke garis depan pelarut Percobaan ini dilakukan proses as#ending, dimana pelarut yang digunakan bergerak ke atas karena adanya gaya kapilaritas. )dapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses elusi ini, yaitu bekas penotolan (ke enam titik tidak boleh terendam dalam eluen karena apabila hal tersebut terjadi maka sampel dan

standar yang telah ditotolkan akan larut dalam eluen sehingga noda yang diharapkan nantinya tidak akan tampak. Kertas kromatogram tidak boleh tersentuh dengan dinding tabung, karena apabila hal tersebut terjadi maka kromatogram akan terkontaminasi dengan zat-zat di dinding tabung, selain itu kemungkinan besar bisa terjadi proses descending (oleh bekas eluen yang melekat pada dinding chamber dimana pelarut akan bergerak ke ba!ah karena adanya gaya kapilaritas dan gaya gra5itasi. 1ila hal tersebut terjadi maka akan terjadi kekacauan pada proses elusi karena pada prosedur ini digunakan teknik ascending dimana terjadi pertemuan pelarut dari dua arah dan ini akan berpengaruh pada hasil noda yang nantinya akan diperoleh (kemungkinan mempengaruhi nilai -f . Pada percobaan kali ini digunakan kromatografi kertas dan bukan dengan kromatografi lainnya misalnya dengan metode kromatografi lapis tipis, sebab lebih ekonomis dan praktis, cepat, alat dan bahannya mudah didapat dan prosedur analisisnya tidak begitu rumit. /engan metode ini maka dapat dilakukan pemisahan dan identifikasi campuran zat-zat yang tidak diketahui dengan menggunakan suatu larutan standar. =arutan standar di sini berperan sebagai pembanding. /alam percobaan ini digunakan larutan yang mengandung ion-ion Pb+*, )g*, dan ,g++* untuk diidentifikasi. .ampuran eluennya dibuat dari air, etil asetoasetat dan n-1utanol dengan perbandingan "?@ 6 "2@ 6 3?@. .ampuran tersebut digunakan karena berdasarkan pada tingkat kepolarannya, dimana air merupakan pelarut yang paling polar diantara ketiga pelarut lain yang digunakan dan n-1utanol merupakan yang paling tidak polar diantara ketiganya (airF <til asetoasetat F n-1utanol . )ir merupakan suatu pelarut polar dan bertindak sebagai fase diam yang akan

diadsorpsi oleh kertas sedangkan n-butanol adalah pelarut nonpolar(organik yang bertindak sebagai fase bergerak. )danya asam asetat glasial menyebabkan p, menjadi asam, kisaran p, yang diperlukan yaitu 7,? G ? sehingga tidak akan terjadi endapan pada ion-ion totolan yang akan mengganggu pembentukan noda pada kertas. =arutan ditempatkan pada chamber supaya terjadi proses penjenuhan di dalam chamber. ,al ini dimaksudkan agar terjadi kesetimbangan antara larutan eluen dengan atmosfir di dalam chamber sebelum pengaliran pelarut pada kertas sehingga proses elusinya dapat berlangsung dengan baik dan cepat sebab jika kertas kromatografi dimasukkan ke dalam chamber sebelum eluennya jenuh maka prosesnya akan berjalan lambat. Penjenuhan eluen dilakukan selama kurang lebih +$ jam dan chamber harus tertutup rapat dengan diplester pada bagian pinggir dari tutup chamber agar tidak terjadi kontaminasi dengan udara luar. Pada percobaan ini digunakan dua kertas saring 8hatman sebagai absorbennya. %atu kertas saring untuk metode penyemprotan dalam keadaan basah dan yang lainnya untuk penyemprotan dalam keadaan kering. %elanjutnya dilakukan penotolan dengan hati-hati jangan sampai penotolan yang dilakukan terlalu banyak. Penotolan dilakukan dengan arah tegak lurus bidang kertas dan jangan sampai miring karena akan menyebabkan penotolan tidak merata. /isamping itu penotolan tidak boleh ditekan terlalu keras atau terlalu lama karena akan banyak larutan yang akan terserap oleh kertas sedangkan penotolan disini dilakukan " kali agar noda bekas tempat penotolan tidak terlalu lebar sebab apabila terlalu lebar maka kemungkinan besar perembesan noda atau menimbulkan ekor (komet pada noda dapat terjadi sehingga nantinya akan sulit

untuk diidentifikasi serta jangan sampai kertas kromatografinya sampai sobek atau rusak akibat penotolan sebab akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. %elanjutnya dilakukan proses elusi yang merupakan proses dalam kromatografi partisi cair dimana medium yang mengandung sampel dan standar dalam hal ini kertas kromatogram yang telah ditotolkan dengan sampel dan standar dicelupkan ke dalam eluen sehingga nantinya eluen akan bergerak sepanjang kertas (minimal B bagian dari kertas terle!ati eluen . %etelah eluen diperkirakan menempuh B panjang kertas, maka proses elusi dihentikan dan dilakukan penyemprotan. Pada percobaan yang dilakukan kali ini digunakan + perlakuan yang berbeda yakni penyemprotan basah dan penyemprotan kering. ,al tersebut dimaksudkan agar dapat diketahui pengaruh dari eluen yang digunakan dengan penampakan noda yang ditimbulkan. /ari hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bah!a pengaruh penyemprotan terhadap penampakan noda semakin cepat bila kertas dalam kondisi kering (bebas eluen:pengaruh eluen kecil dibandingkan bila kertas dalam kondisi basah. Pada penyemprotan tersebut digunakan larutan pereaksi kalium kromat (K+.r'$ karena K+.r'$ merupakan oksidator dan juga merupakan indikator spesifik serta bisa untuk banyak ion sekaligus serta yang tak kalah pentingnya adalah lebih ekonomis, mudah diperoleh, dan tersedia dalam jumlah yang banyak. /ari hasil yang diperoleh, terdapat noda disekitar tempat penotolan dimana dari ; titik penotolan terdapat ? noda. 4oda yang diperoleh tersebut mengindikasikan terdapatnya ion-ion logam dalam sampel yang kita totolkan. )dapun dari standar yang kita gunakan terdapat noda dengan !arna yang berbeda

dimana pada titik + yang kita totolkan dengan ion )g*, terdapat bekas noda yang ber!arna merah. 1egitupun pada titik ke-$ yang kita totolkan dengan ion Pb +* diperoleh noda yang ber!arna kuning, sedangkan pada titik ke-; yang kita totolkan dengan ion ,g++* terdapat noda yang ber!arna merah. %edangkan pada titik sampel (titik ", 7 dan ? terdapat dua noda yakni noda merah dan kuning. 9api pada sampel pertama yaitu rokok tidak terdapat noda, jadi didalam sampel rokok untuk percobaan yang menggunakan kromatografi kertas tidak terdapat ion Pb+*, )g*, dan ,g++*. (ntuk mengidentifikasi suatu ion dengan menggunakan kromatografi kertas tidak hanya dilihat dari sisi !arna khasnya saja, melainkan dapat juga dilihat dari nilai -f yang dihasilkan. 9iap ion memiliki nilai -f yang berbeda-beda, perbedaan nilai -f tersebut disebabkan karena adanya perbedaan bobot jenis dan koefisien distribusi dari masing-masing ion sehingga jarak tempuh pada proses elusinya pun berbeda pula. ,asil yang diperoleh dapat dibedakan antara ion-ion Pb+*, )g*, dan ,g++* dengan melihat !arna yang dihasilkan oleh noda yakni berturut-turut merah, kuning, dan merah. /ari hasil perhitungan diperoleh nilai -f pada penyemprotan kering nilai -f yang diperoleh pada sampel kedua yaitu campuran Pb+*, )g*, dan ,g++* berturut-turut adalah ","E ",3E dan 3," dan pada sampel Pb +*, )g*, dan ,g++* yang tidak tercampur adalah "E ",3E ?,D sedangkan pada sampel rokok tidak ditemukan ion Pb+*, )g*, dan ,g++*. Pada penyemprotan basah nilai -f yang diperoleh pada yaitu campuran Pb+*, )g*, dan ,g++* berturut-turut adalah ","E ",#E dan 3," dan pada sampel Pb+*, )g*, dan ,g++* yang tidak tercampur adalah ","E ",3E ;,3 sedangkan pada sampel rokok tidak ditemukan ion Pb+*, )g*, dan ,g++*.

1erdasarkan literatur nilai -f untuk Pb+* sebesar 2,2D dengan !arna kuning terhadap pereaksi K+.r'+, nilai -f untuk )g* yaitu 2,"; dengan !arna merah sedangkan ,g++* nilai -f sebesar 2,D" dengan !arna merah terhadap K+.r'+. )dapun penyimpangan yang terjadi pada hasil yang diperoleh pada percobaan ini, dapat disebabkan oleh tidak jenuhnya pelarut dengan chamber, kesalahan dan kekurangtelitian dalam pengerjaan prosedur analisis baik dalam penotolan yang kurang baik dan sempurna, kemungkinan adanya perubahan p,, penyemprotan yang tidak merata, maupun pengeringan yang terlalu berlebihan sehingga !arna yang dihasilkan sudah berbeda dengan !arna aslinya.

BAB " KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 K&+263,'#) 1erdasarkan hasil percobaan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut 6 ". >dentifikasi pada penyemprotan basah %ampel > tidak mengandung ion )g*, ,g++* dan Pb+* %ampel >> mengandung ion Pb+*. +. >dentifikasi pada penyemprotan kering Penotolan > tidak mengandung ion )g*, ,g++* dan Pb+* Penotolan >> mengandung ion )g*. 7. 4ilai -f pada penyemprotan basah %ampel > >on )g* >on Pb+* >on ,g++* %ampel >> C 2 C 2,"3?7 C 2,""7$ C 2,;#23 C 2,"#?#E 2,""7$E dan 2,37";.

$. 4ilai -f pada penyemprotan kering %ampel > >on )g* >on Pb+* >on ,g++* %ampel >> C 2 C 2,"D$D C 2,"2D3 C 2,;72$ C 2,"D$D, 2,""#;, dan 2,33"3.

5.2 S#%#) %aran yang perlu diperhatikan disini adalah sebaiknya metode yang digunakan tidak hanya kromatografi kertas saja tapi digunakan juga sampel lain dan digunakan sampel lain dalam penentuan kadar logam misalnya seperti logamlogam Mg+*, )l7*, 0e+* atau yang lainnya sehingga hasil yang diperoleh dapat dibandingkan satu sama lainnya.

LEMBAR PENGESAHAN

M#(#++#%8 10 D&+&61&% 2007 A+2+$&) P%#($2(#)

( NANANG HERMA AN )

( A. NUR AMALIA )

You might also like