You are on page 1of 17

Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat
perhatian serius. Di suatu rumah sakit di Yogyakarta ISK merupakan penyakit
infeksi yang menempati urutan ke-2 dan masuk dalam 10 besar penyakit (data
Bulan Juli – Desember 2004).
Infeksi saluran kemih terjadi karena adanya invasi mikrooganisme pada
saluran kemih. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam
urin melalui biakan atau kultur (Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) dengan jumlah
yang signifikan (Prodjosudjadi, 2003). Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam
urin lebih besar dari 100.000/ml urin. Pada pasien dengan simptom ISK, jumlah
bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi
yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia,
Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah bakteri Eschericia
coli (Coyle & Prince, 2005). Penggunaan kateter terkait dengan ISK dengan
kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi.
Tujuan terapi penyakit ISK adalah: 1) mencegah atau mengobati meluasnya
infeksi (systemic infection), 2) eradikasi mikroorganisme penginfeksi, 3)
mencegah kekambuhan.
Secara ideal, antimikroba pilihan untuk tatalaksana penyakit ISK harus
memenuhi syarat-syarat: 1) dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien, tidak
menimbulkan reaksi hipersensitivitas, 2) diabsorbsi dengan baik, 3) kadar zat
berkhasiat dalam urin tinggi, 4) spektrum kerja yang lebih sempit mengarah pada
bakteri yang diduga menginfeksi (pada terapi empirik) atau pada bakteri hasil
identifikasi dengan kultur urin (terapi definitif), 5) memperhatikan masalah
resistensi terutama dengan bakteri E. Coli atau patogen lainnya (Coyle & Prince,
2005).
Pemilihan antimikroba untuk penatalaksaaan penyakit infeksi termasuk ISK
seharusnya bedasarkan hasil kultur spesimen dan hasil tes sensitivitas kuman
terhadap antimikroba. Terapi empirik dilakukan dengan seara educated guess

Infeksi Saluran Kemih 1


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

berdasarkan pola kuman penginfeksi, pola resistensi kuman setempat dan tingkat
keparahan penyakit. Pengambilan spesimen untuk kultur dan uji sensitivitas
dilakukan sebelum pemberian antibiotika empirik. Setelah diketahui jenis kuman
dari hasil kultur dan uji sensitivitas, maka segera dilakukan penyesuaian atau
penyempitan spektrum kerja antibiotika.
Kendala yang dihadapi terkait dengan kultur spesimen dan uji sensitivitas
adalah lamanya hasil kultur dan uji sensitivitas dapat diketahui oleh klinisi serta
pertimbangan biaya yang harus ditanggung pasien. Saat ini telah ada cara
identifikasi kuman secara lebih cepat dibanding dengan teknik konvensional yaitu
dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction), akan tetapi keuntungan teknik
ini jika dibandingkan dengan teknik mikrobiologi konvensional masih harus
dievaluasi (Rybak & Aeschlimann, 2000).
Mempertimbangkan fenomena resistensi antibiotika pada kuman penyebab
ISK yang relatif cepat, maka seleksi antibiotika yang tepat akan sangat
mendukung efektivitas terapi selain rute pemberian dan lama pemberian
antibiotika.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang infeksi saluran kemih.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya infeksi saluran kemih.
3. Untuk mengetahui cara pencegahan infeksi saluran kemih.

C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
yang berkaitan dengan infeksi saluran kemih kepada para pembaca.

Infeksi Saluran Kemih 2


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,
Ardaya, Suwanto, 2001) Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki
maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak remaja, dewasa
maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata wanita
lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5 – 15 %.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat
dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis
perkemiha, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker,
dkk, 1998) Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya
infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian,
panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya
bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.
Akibatnya UTI paa pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini
menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius.

B. Etiologi
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
o Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
o Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
o Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
o Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif
o Mobilitas menurun
o Nutrisi yang sering kurang baik
o Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral

Infeksi Saluran Kemih 3


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

o Adanya hambatan pada aliran urin


o Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

C. Anatomi Fisiologi

Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya
membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih
dan dua ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika
urinaria) yang berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang
menghantar kemih dari kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih.
Setiap hari ginjal menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1
juta nefron, yaitu suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan
satu ginjal pun sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya
21 % dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit.
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm
pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram
dan kira-kira sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian
belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada
hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang
cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran,
seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan ureter.

Gambar 1. Anatomi Ginjal

Infeksi Saluran Kemih 4


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada


dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah
luar dan dalam dan menembus dinding posterior kandung kemih secara serong
(oblik). Cara masuk ke dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung
kemih sedang terisi kemih akan menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan
mencegah kembalinya kemih ke dalam ureter. Kandung kemih bila sedang kosong
atau terisi sebagian, kandung kemih ini terletak di dalam pelvis, bila terisi lebih
dari setengahnya maka kandung kemih ini mungkin teraba di atas pubis.
Peritenium menutupi permukaan atas kandung kemih. Periteneum ini membentuk
beberapa kantong antara kandung kemih dengan organ-organ di dekatnya, seperti
kantong rektovesikal pada pria, atau kantong vesiko-uterina pada wanita. Diantara
uterus dan rektum terdapat kavum douglasi. Uretra pria panjang 18-20 cm dan
bertindak sebagai saluran untuk sistem reproduksi maupun perkemihan. Pada
wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan bertindak hanya sebagai system
Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra internal dari kandung kemih dan
berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat ke dinding anterior vagina.
Terdapat sfinter internal dan external pada uretra, sfingter internal adalah
involunter dan external dibawah kontrol volunter kecuali pada bayi dan pada
cedera atau penyakit saraf.

D. Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :
1). Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat (ascending).
2). Hematogen.
3). Limfogen.
4). Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih yaitu :
1. Bendungan aliran urine.
a. Anatomi konginetal.
b. Batu saluran kemih.
c. Oklusi ureter (sebagian atau total). Refluks vesi ke ureter.
2. Urine sisa dalam buli-buli karena :

Infeksi Saluran Kemih 5


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

a. Neurogenik bladder.
b. Striktur uretra.
c. Hipertropi prostat.
3. Gangguan metabolik.
a. Hiperkalsemia.
b. Hipokalemia
c. Agamaglobulinemia.
4. Instrumentasi, karena: Dilatasi uretra sistoskopi.
5. Kehamilan
a. Faktor statis dan bendungan.
b. PH urine yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan
kuman.
Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces
yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada
permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung
kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk
menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan
cetusan inflamasi.
Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak
lengkap, gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan
imunosupresi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara
mengganggu mekanisme normal. Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi
sistisis dan pielonefritis. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung
kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen.
Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi
akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu,
obstruksi lain, atau refluks vesikoureter. Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang
paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat
disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks
urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop. Uretritis suatu
inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan
sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gnoreal disebabkan oleh niesseria

Infeksi Saluran Kemih 6


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis nongonoreal ; uretritis


yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh
klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum. Pielonefritis (infeksi traktus
urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringan
intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih
melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 % sampai 25 % curah
jantung; bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah ; kasus penyebaran
secara hematogen kurang dari 3 %.

Gambar 2. Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih,


( 1. Kolonisasi kuman di sekitar uretra, 2. masuknya kuman melalui uretra ke
buli-buli, 3. penempelan kuman pada dinding buli-buli, 4. masuknya kuman
melalui ureter ke ginjal. )

E. Macam-macam ISK :
1. Uretritis (uretra)
Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
a. Mukosa memerah dan oedema
b. Terdapat cairan eksudat yang purulent
c. Ada ulserasi pada urethra
d. Adanya rasa gatal yang menggelitik
e. Good morning sign
f. Adanya nanah awal miksi
g. Nyeri pada saat miksi

Infeksi Saluran Kemih 7


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

h. Kesulitan untuk memulai miksi


i. Nyeri pada abdomen bagian bawah

2. Sistisis (kandung kemih)


Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
a. Disuria (nyeri waktu berkemih)
b. Peningkatan frekuensi berkemih
c. Perasaan ingin berkemih
d. Adanya sel-sel darah putih dalam urin
e. Nyeri punggung bawah atau suprapubic
f. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang
parah.

3. Pielonefritis (ginjal)
Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :
a. Demam
b. Menggigil
c. Nyeri pinggang
d. Disuria
Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan
pielonefritis akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat
menyebabkan gagal ginjal.
4. Komplikasi :
a. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal
b. Gagal ginjal

F. Pemeriksaan diagnostik
1. Urinalisis
a. Leukosuria atau Piuria: merupakan salah satu petunjuk penting
adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang
pandang besar (LPB) sediment air kemih

Infeksi Saluran Kemih 8


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

b. Hematuria: Hematuria− positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB


sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan
patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
Mikroskopis− Biakan bakteri.
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai
criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes
esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes
esterase lekosit positif: maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan
nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin
normal menjadi nitrit.
b. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS): Uretritia akut akibat
organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria
gonorrhoeae, herpes simplek).
c. Tes- tes tambahan: Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP),
msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan
apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu,
massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram
IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang
resisten.

G. Pengobatan penyakit ISK


1. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun
gram negatif.
2. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau
refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut.

Infeksi Saluran Kemih 9


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

3. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk


membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus
membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang
urethra oleh bakteri faeces.

Infeksi Saluran Kemih 10


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

H. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada klien ISK menggunakan pendekatan
bersifat menyeluruh yaitu :
a. Data biologis meliputi :
1)Identitas klien
2)Identitas penanggung
b. Riwayat kesehatan :
1)Riwayat infeksi saluran kemih
2)Riwayat pernah menderita batu ginjal
3)Riwayat penyakit DM, jantung.
c. Pengkajian fisik :
1)Palpasi kandung kemih
2)Inspeksi daerah meatus
a)Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b)Pengkajian pada costovertebralis
d. Riwayat psikososial : Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit.
e. Mekanisme kopin dan system pendukung Pengkajian pengetahuan
klien dan keluarga:
1)Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit
2)Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis

2. Diagnosa Keperawatan
a. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran
kemih.
b. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan
atau nokturia) yang berhubungan dengan ISK.
c. Nyeri yang berhubungan dengan ISK.
d. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi
perawatan di rumah.

Infeksi Saluran Kemih 11


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

3. Perencanaan
a. Intervensi Keperawatan
1). Dx 1 :
Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi
uretra, kandung kemih dan struktur traktus urinarius lain.
Kriteria evaluasi:
Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi panggul
Intervensi:
a). Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, baud an pola
berkemih, masukan dan haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil
urinalisis ulang
Rasional: untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan
b). Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri.
Rasional: membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan
penyebab nyeri
c). Berikan tindakan nyaman, seprti pijatan punggung, lingkungan
istirahat;
Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
d). Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus
Relaksasi: membantu mengarahkan kembali perhatian dan
untuk relaksasi otot.
e). Berikan perawatan perineal
Rasional: untuk mencegah kontaminasi uretra
f). Jika dipaang kateter indwelling, berikan perawatan kateter 2
kali per hari.
Rasional: Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasuki
kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan.
g). Kolaborasi:
Konsul dokter bila: sebelumnya kuning gading-urine kuning,
jingga gelap, berkabut atau keruh. Pla berkemih berubah, sring

Infeksi Saluran Kemih 12


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing,


menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit
Rasional: Temuan- temuan ini dapat memeberi tanda kerusakan
jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan luas
Berikan analgesic sesuia kebutuhan dan evaluasi
keberhasilannya.
Rasional: analgesic memblok lintasan nyeri sehingga
mengurangi nyeri
h). Berikan antibiotic. Buat berbagai variasi sediaan minum,
termasuk air segar . Pemberian air sampai 2400 ml/hari
Rasional: akibta dari haluaran urin memudahkan berkemih
sering dan membentu membilas saluran berkemih.
2). Dx 2:
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada
kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
Kriteria Evaluasi:
Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih
(urgensi, oliguri, disuria)
Intervensi:
a). Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristi urin
Rasional: memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan
adanya komplikasi.
b). Tentukan pola berkemih pasien
c). Dorong meningkatkan pemasukan cairan
Rasional: peningkatan hidrasi membilas bakteri.
d). Kaji keluhan kandung kemih penuh
Rasional: retensi urin dapat terjadi menyebabkan distensi
jaringan(kandung kemih/ginjal)
e). Observasi perubahan status mental:, perilaku atau tingkat
kesadaran
Rasional: akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan
elektrolit dapat menjadi toksik pada susunan saraf pusat

Infeksi Saluran Kemih 13


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

f). Kecuali dikontraindikasikan: ubah posisi pasien setiap dua jam


Rasional: untuk mencegah statis urin
g). Kolaborasi:
Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN, kreatinin−
Rasional: pengawasan terhadap disfungsi ginjal
Lakukan tindakan untuk memelihara asam urin: tingkatkan
masukan sari buah berri dan berikan obat-obat untuk
meningkatkan dalam urin.
Rasional: aam urin menghalangi tumbuhnya kuman.
Peningkatan masukan sari buah dapt berpengaruh dalam
pengobatan infeksi saluran kemih.
3). Dx 3:
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
Kriteria Evaluasi: menyatakna mengerti tentang kondisi, pemeriksaan
diagnostic, rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.
Intervensi:
a). Kaji ulang prose pemyakit dan harapan yang akan datanng
Rasional: memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat
membuat pilihan beradasarkan informasi.
b). Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk
mencegah penyebaran, jelaskna pemberian antibiotic, pemeriksaan
diagnostic: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan
sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.
Rasional: pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi
ansietas dan m,embantu mengembankan kepatuhan klien terhadap
rencan terap etik.
c). Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk
perawatan lanjut dan instruksi tertulis untuk perawatn sesudah
pemeriksaan
Rasional: instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan.

Infeksi Saluran Kemih 14


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

d). Instruksikan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, inum


sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari khususnya sari buah
berri.
Rasional: Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-
tanda penyakit mereda. Cairan menolong membilas ginjal. Asam
piruvat dari sari buah berri membantu mempertahankan keadaan
asam urin dan mencegah pertumbuhan bakteri
e). Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan
perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan.
Rasional: Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan
ketidakpatuhan dan membantu mengembangkan penerimaan
rencana terapeutik.

3. Pelaksanaan
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang
telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/ pelaksanaan
perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi
prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap
intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan
(Doenges E Marilyn, dkk, 2000)

4. Evaluasi
Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada
tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :
a. Nyeri yang menetap atau bertambah
b. Perubahan warna urine
c. Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit,
perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih.

Infeksi Saluran Kemih 15


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada dua jenis penyakit ISK, yaitu ISK bagian atas dan ISK bagian bawah.
ISK bagian bawah dinamakan sistitis. Pada ISK bagian atas kuman menyebar
lewat saluran kencing, ginjal, dan bahkan seluruh tubuh. Sehingga dampak
lanjutannya penderita akan mengalami infeksi ginjal dan urosepsis.
ISK merupakan gangguan pada saluran kemih yang disebabkan adanya
sumbatan. Biasanya, yang menyumbat itu adalah batu berbentuk kristal yang
menghambat keluarnya air seni melalui saluran kemih, sehingga jika sedang
buang air kecil terasa sulit dan sakit. Tapi, bila saat buang air seni disertai dengan
darah, itu petanda saluran kemih anda sudah terinfeksi.
Jenis batu yang dapat mengendap dalam ginjal dan saluran kemih sangat
beragam, di antaranya yaitu batu kalsium oksalat, dan batu kalsium karbonat yang
mengandung kapur, batu asam urat dan systin yang tidak mengandung kapur,
namun pada umumnya terdiri atas campuran berbagai jenis komponen tersebut.
Penyebab timbulnya batu tersebut disebabkan oleh berbagai hal, antara lain
terlalu lama menahan buang air kecil sehingga air seni menjadi pekat, dan kurang
banyak meminum air putih. Bahkan, terlalu banyak mengkonsumsi soda, kopi
manis, teh kental, vitamin C dosis tinggi dan susu, juga dikategorikan termasuk
sebagai pemicu terjadinya batu ginjal.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat pada kelainan
fungsi ginjal adalah :
• Penyesuaian dosis obat agar tidak terjadi akumulasi dan intoksikasi obat
• Pemakaian obat yang bersifat nefrotoksik seperti aminoglikosida,
Amphotericine B, Siklosporin.

B. Saran
Menjaga kebersihan diri terutama organ berkemih adalah sangat penting.
Dianjurkan untuk mencuci kemaluan dan sekitarnya dengan air setelah selesai
berkemih. Gunakan air yang bersih dan kemudian dikeringkan.

Infeksi Saluran Kemih 16


Dasep Juanda, NIP: 0290105A08046

Dafatar Pustaka

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-infeksi-saluran-kemih/
Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.
Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made
Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.

Infeksi Saluran Kemih 17

You might also like