Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 8
Pak RT Koma.......
Pak RT sudah lama mengidap penyakit gula, saat ini berusia 58 tahun dan ini tahun ke tujuh dia menderita Diabetes Melitus. Pada tahun-tahun pertama sakit, Pak RT rutin kontrol ke dokter spesialis penyakit dalam. Lipid profil dan Hba1c nya stabil, tidak pernah naik dan selalu mengonsumsi obat diabet secara rutin.
Keywords
Laki-laki 58 tahun RPD : DM 7 tahun DM tipe 2 tidak terkontrol Hba1c Oral Anti Diabetik Febris Dispepsia
Lipid profil
Koma
Klarifikasi Istilah
DM Penyakit metabolik dg karateristik peningkatan kadar
Dispepsia
Keluhan atau gejala klini (sindrom) yang di rasakan di daerah abdomen bagian atas yg disertai dengan keluhan lain yaitu perasaan panas pada dada dan perut , regurgitas, kembung, rasa terasa penuh, cepat kenyang , anoreksia , mual muntah , dan mengeluarkan gas asam dari mulut. (almatsier , 2004)
Lipid Profil
Koma
Penurunan kesadaran yg paling rendah tau keadaan unrousable unresponsivness yaitu keadaan di mana semua rangsangan penderita tidak dapat di bangukan (Yoppi Wijaya,2007)
Rumusan Masalah
1. 2. Bagaimana mekanisme OAD pada pederita DM ? Mengapa pak RT mengalami koma ?
3.
4.
5. 6. 7.
Terapi awal apa yg dapat di berikan kepada pak RT? Bagaimana lipid profil Hba1c bisa di katakan stabil ? Hasil pemeriksaan seperti apakah yang dapat di katakan bahwa pak RT koma?
8. 9.
Apa saja gejala DM ? Hormon apa saja yg mempengaruhi glukosa dalam darah ?
Hipotesa
1. Bagaimana mekanisme OAD pada pederita DM ? Secara garis besar kerja OAD di bagi mjdi 5, yg utama menurunkan kadar glukosa utk mencegah hiperglikemi cth (metformin), kedua menstimulasi rilis insulin cth (sulfonilurea)ketiga meningkatkan uptake glukosa di otot seklet (metformin) , berikatan dg peroksisom , aktivator
2.
dehidrasi , koma) atau hipoglikemi (kebanyakan dosis , gula turun padahal otak butuh glukosa, pasien tidak peka terhadap fase-fase hipoglikemi) 3. Mengapa terjadi dispepsia dan febris? Hiperglikemi, terus terjadi lipolisis sama proteolisis (Glukagon tinggi, ph rendah , darah asam, mual muntah) yang mengganggu basal metabolisme atau karena salah satu OAD sehingga mengakibatkan febris dan dispepsia
4. Mengapa setelah penggunaan OAD dan di minum sesukanya kondisinya malah lemah dan Bagaimana etika penggunaan OAD ? Dosis kebanyakan, tidak di minum secara teratur. 5. Terapi awal apa yg dapat di berikan kepada pak RT? Hipo : px sadar minum larutan gula 10-...., klo tidak sadar bisa diinjeksikan bolus d ... 15-25gr, bila blum
6. Bagaimana lipid profil Hba1c bisa di katakan stabil ? Kolestrol total < 200, LDL <100 , HDL pria >40 perempuan >50, Hba1c : 4-5,9% 7. Hasil pemeriksaan seperti apakah yang dapat di
8.
penyembuhannya lama.
9. Hormon apa saja yg mempengaruhi glukosa dalam darah ? Hipo Ant : GH karena Gh butuh insulin untuk transport asam amino dan Kh ke sel, ACTH, TSH adl hormon yg menghasilkan tiroid yg dapat meningkatkan metabolisme glukosa tubuh sehingga meningkatakn kebutuhnn insulin di pankreas, Prolaktin 10. Jenis OAD apa yg dapat menyebabkan pak RT koma ? Gol. Sulfoniurea generasi 2 (yg rentan 1 dan 2), Gen, 3 (glimipirid)
DOKTER
Peta Konsep
DM tipe 2 Jenuh berobat
Komplikasi
Kronis
Hipoglikemia
Makro
Mikro vaskuler
vaskuler
Asidosis Koma
Learning Objective
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan : 1. Klasifikasi Diabetes Melitus 2. Patofisiologi Diabetes Melitus 3. Komplikasi Diabetes Melitus
LEARNING OBJECTIVE
LO 1
Klasifikasi Diabetes Melitus
Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Etiologi 1. Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang 2. Perubahan karena lanjut usia sendiri yang berkaitan dengan resistensi insulin, akibat kurangnya massa otot dan perubahan vaskular. 3. Aktivitas fisik yang berkurang, banyak makan, badan kegemukan. 4. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress, operasi. 5. Sering menggunakan bermacam-macam obat-obatan. 6. Adanya faktor keturunan.
Diabetes Melitus :
DM tipe 1 DM tipe 2
Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.
dan
glukosa
dalam
darah
menjadi meningkat.
LO 2
Patofisiologi Diabetes Melitus
Patofisiologi
DM Tipe I / IDDM
Disebabkan defesiensi insulin akibat destruksi sel
Predisposisi :
1. 2. 3. 4. Biasanya di bawah 30 tahun usia gangguan autoimun Tiba-tiba mengalami gejala yang parah Penurunan berat badan yang cepat
5.
6. 7.
8.
Patofisiologi 5 tahap
Cont..
Manifestasi
Polidipsia
Patofisiologi
Krn pe GD, air akan tertarik keluar dr sel, menyebabkan dehidrasi intraseluler & stimulasi rasa haus di hipotalamus Hiperglikemia glukosuri menyebabkan diuresis osmotik Sel mengalami starvasi krn KH, lemak &prot berkurang. Cairan tbh berkrg krn diuresis osmotik; Protein & lemak berkrg krn dipecah sbg sumber energi
Poliuria Polifagia
BB turun
Lelah
32
Patofisiologi
LO 3
Komplikasi Diabetes Melitus
Komplikasi akut Dapat terjadi akibat pemakaian obat hipoglikemik oral atau injeksi atau akibat dari perjalanan penyakit itu sendiri Komplikasi kronik Pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah di seluruh bagian tubuh (angiopati diabetik)
Komplikasi DM
Akut
Kronik
Makro vaskuler
Mikro vaskuler
HIPOGLIKEMIA
DEFINISI
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah
ETIOLOGI
Etiologi hipoglikemia antara lain: 1. Hipoglikemia pada DM stadium dini. 2. Hipoglikemia dalam rangka pengobatan DM a. Penggunaan insulin b. Penggunaan sulfonilurea 3. Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan DM
Faktor predisposisi terjadi hipoglikemia 1. Kadar insulin berlebihan a. Dosis yang berlebihan b. Peningkatan bioavailabilitas insulin: absorpsi cepat oleh karena latihan jasmani, penyuntikan insulin di perut, perubahan ke human insulin, penurunan clearance insulin 2. Peningkatan sensitivitas insulin a. Penyakit Addison, hipopituarisme b. Penurunan berat badan c. Latihan jasmani, post partum
3. Asupan karbohidrat berkurang a. Makan tertunda, porsi makan kurang b. Anorexia nervosa c. Muntah, gastroparesis 4. Lain-lain Alkohol, obat-obatan yang meningkatkan kerja sulfonilurea
PATOFISIOLOGI
Glikoneogenesis Glukoneogenesis
Ginjal Hati
Glukoneogenesis
Lipolisis
Gliserol
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
Sebagai dasar diagnosis dapat digunakan trias Whipple :
1. Hipoglikemia dengan gejala-gejala saraf pusat, psikiatrik atau vasomotorik
Sedang
Berat
Terapi hipoglikemia
Glukosa oral Glukosa intravena Glukagon 1 mg (SC/IM)
KADAR GLUKOSA
(mg/dl) < 30 mg/dl
TERAPI HIPOGLIKEMI
(DGN RUMUS 3-2-1) Injeksi IV DEX 40% (25CC) bolus 3 flakon
30-60 mg/dl
60-100 mg/dl FOLLOW UP :
PROGNOSIS
Kematian akibat hipoglikemia jarang terjadi. Kematian dapat terjadi karena keterlambatan mendapat pengobatan, terlalu lama dalam keadaan koma sehingga terjadi kerusakan
jaringan otak
DEFINISI
Ketoasidosis dekompensasi hiperglikemia, diabetik asidosis, (KAD) yang dan adalah ketosis. keadaan oleh Terutama metabolik ditandai
ETIOLOGI
1. Infeksi 2. Pengobatan insulin dihentikan 3. Stres 4. Hipokalemia 5. Obat
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
1. Hiperglikemia 2. Lipolisis 3. Proteolisis 4. Ketonuria 5. Asidosis (ketosis)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium 1. Glukosa 2. Natrium 7. -hidroksibutirat 8. Urinalisis
3. Kalium
4. Bikarbonat 5. Sel darah lengkap 6. Keton
9. Osmolalitas
10. Fosfor
b. Pemeriksaan Diagnostik
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosis KAD adalah sebagai berikut :
1. Klinis Poliuria, polidipsia, mual/muntah, pernapasan kusmaul, lemah,
DIAGNOSIS BANDING
A. Koma hipoglikemia B. Koma hiperosmolar nonketotik (KHONK) C. Koma Lakto-asidosis (KLA)
PENATALAKSANAAN
1. Cairan
Nacl 0.9 % 500-1000ml/jam selama 2-3 jam normal salin 0.45 % untuk pasien yang disertai hipertensi / hipernatremia / yang beresiko mengalami gagal jantung kongestif 200-500
2. Insulin
PROGNOSIS
Prognosis baik selama terapi adekuat, dan selama tidak ada penyakit lain yang fatal (sepsis,
DEFINISI
Koma Hiperosmolar Hiperglikemik NonKetotik ialah suatu sindrom yang ditandai dengan : hiperglikemia berat hiperosmolar dehidrasi berat tanpa ketoasidosis disertai penurunan kesadaran (Mansjoer, 2000)
ETIOLOGI
Defisiensi insulin DM, pankreatitis, pankreatektomi Stres (Ex : pembedahan, infeksi, stroke, penyakit
kardiovaskular dll)
Infeksi (selulitis, ISK, pneumoni) Pengobatan (antagonis calcium, glukokortikoid, phenitoin) DM non diagnosis Penyalahgunaan obat (alkohol, kokain) Penyakit penyerta (IMA, Cushing Syndrome, luka bakar berat)
Osmolaritas Volume intravaskuler Laju Filtrat Glomerulus Glukosa Diuresis Air keluar > Na Hiperosmolaritas KOMA KHONK
PATOFISIOLOGI
Haus
Hormon ADH
Dehidrasi Hipovolemik
MANIFESTASI KLINIS
Usia lanjut, > 60 tahun Tidak punya riwayat DM
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hipernatremia
Hiperkalemia Azotemia Blood Urea Nitrogen: kreatinin Bikarbonat serum> 17,4 mEq/L
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis dikenal dengan sebutan Terralogi HONK: 1 yes, 3 No
yaitu:
1. Glukosa dasar>600mg/dL (Hyperglikemia) dengan tidak ada riwayat lebih diabetes sebelumnya (No DM History), biasanya kurang 1000mg/dL, bikarbonat >15 mEq/l, pH darah normal (No shock, tidak ada Kussmaul, terdapat
Kussmaul), No Ketonomia, glukosa daqrah relatif bila ada nefropati 2. Dehidrasi berat, hipotensi gejala Neurologi, reduksi +++, bau aseton tidak didapatkan,
DIAGNOSIS BANDING
KAD Koma lakto-asidosis
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan KHONK memerlukan monitoring ketat terhadap kondisi
pasien dan responsnya terhadap terapi yang diberikan. Pasien-pasien tersebut harus dirawat, dan sebagian besar dari pasien-pasien tersebut sebaiknya dirawat di ruang rawat intensif atau intermediate.
Penggantian elektroiit
Pemberian insulin intravena Diagnosis dan manajemen faktor pencetus dan penyakit penyerta Pencegahan.
perkiraan defisit cairan (biasanya 100 sampai 200 mL per kg atau total rata-rata 9 L). pada awalnya sebaiknya diberikan 1L normal saline per jam Jika kadar glukosa darah tidak bisa diturunkan sebesar 75100 mg per dL per jam, hal ini biasanya menunjukkan penggantian cairan yang kurang atau gangguan ginjal.
Jika kadar kalium awal kurang dari 3.3 mEq per L (3.3 mmol per L), pemberian insulin ditunda dan diberikan kalium (2/3 kalium klorida dan l/3 kalium fosfat sampai tercapai kadar kalium setidaknya 3.3 mEq per L). Jika kadar kalium lebih besar dari 5.0 mEq per L (5.0 mmol per L),
PROGNOSIS
KHONK mempunyai prognosis yang buruk , yaitu dengan mortalitas kurang lebih 50 %
PEMBAHASAN
SKENARIO 1