Professional Documents
Culture Documents
ParK Kelompok : 7
M. Iman Ananda Nabilah Afifah Rachma Novriesya Mayzura Risa Maulida Wijaya Sumarni Aprilia
SKENARIO
Seorang anak laki-laki usia 2 tahun diantar kedua orang tuanya ke rumah sakit dengan keluhan menangis setiap saat buang air kecil. Kencing menetes dan kadang-kadang disertai demam yang sudah dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Hari ini anak tersebut tidak bisa kencing. Tidak ada riwayat anggota keluarga mengalami keluhan seperti ini.
Kata Sulit : KATA KUNCI 1. Laki-laki 2 tahun 2. Kencing menetes 3. Kadang demam (5 hari yang lalu) 4. Datang dengan keluhan tidak bisa kencing (anuria) 5. Tidak ada riwayat keluarga
1.
2.
3.
4. 5.
6.
7.
8. 9. 10.
Jelaskan definisi dan etiologi dari penyakit di skenario! Dan jelaskan penyakit apa saja yang sesuai dengan gejala pada skenario! Jelaskan kelainan anatomi yang dapat ditemukan pada penyakit pada skenario! Dan jelaskan prevalensi umur dan jenis kelamin dari penyakit di skenario! Penyakit apa saja yang menyebabkan sulit berkemih tanpa disertai demam! Jelaskan mekanisme kencing menetes dan demam pada skenario! Jelaskan faktor resiko dan jelaskan apakah ada hubungan riwayat keluarga dengan keluhan sulit berkemih! Jelaskan alur diagnosis dan pemeriksaan penunjang pada penyakit di skenario! Jelaskan penatalaksanaan dan pencegahan pada penyakit di skenario! Jelaskan komplikasi dan prognosis pada penyakit di skenario! Jelaskan Differensial Diagnosis 1! Jelaskan Differensial Diagnosis 2!
phimosis Cystitis
balanitis
PHIMOSIS
PROSTATITIS
2. Jelaskan penyakit pada laki-laki 2 tahun dengan gejala pada skenario dan jelaskan kelainan anatominya !
PREVALENSI
INSIDEN
Hanya pada laki-laki FIMOSIS 4% pada bayi baru lahir, 90% pada umur 3 tahun ISK (Infeksi 5% anak dan perempuan Salurah Kemih) 1-2% anak
BSK (Batu > 85% batu pada laki-laki Saluran Kemih) > 70% batu pada perempuan Di Amerika Serikat 5-10%, di Dunia ratarata terdapat 1-12%
3. Jelaskan penyakit apa saja yang dapat menyebabkan sulit berkemih tanpa disertai demam!
Penimbuna n smegma
Sirkumsi si
Menutup
Urin menetes
Anuri a
Infeksi
Demam
Penggelembung an / Ballooning
Usaha berkemih
5. Jelaskan faktor resiko pada penyakit di skenario dan jelaskan apakah ada hubungan riwayat keluarga dengan keluhan sulit berkemih!
Anamnesis
Menanyakan Identitas Menanyakan Keluhan Utama Menanyakan Keluhan tambahan yang Menyertai Menanyakan riwayat penyakit dahulu Menanyakan riwayat penyakit keluarga Menanyakan riwayat pengobatan Menanyakan riwayat psikososial
Pemeriksaan darah lengkap: Didapatkan leukositosis, peningkatan LED atau di dapatkan sel-sel muda pada sediaan hapusan darah menandakan adanya proses inflamasi akut. USG penis
Terapi
Bedah
Non Bedah
Khitan
Non Medikamentosa
Medikamentosa
Terapi
Non Medikamentosa
Medikamentosa
Dari Abu Hurairah radiyallahu anhu ia berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: (Artinya) : Fitrah itu ada lima, yaitu : khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak.
1.
2.
3. 4.
5.
6.
Ketidaknyamanan/nyeri saat berkemih Benjolan lunak diujung penis (korpus smegma) Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin. Penarikan preputium secara paksa akan menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung preputiun sebagai phimosis sekunder Infeksi pada preputium (postitis), infeksi pada glans penis (balanitis) atau infeksi pada glans dan preputium penis (balanopostitis). Fimosis merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker penis.
Kebanyakan penderita penderita fimosis berprognosis baik apabila ditangani dengan tepat dan cepat Pada usia 3 tahun 90% preputium sudah dapat diretraksi
Definisi :
Phimosis adalah prepusium penis yang tidak dapat di retraksi (ditarik) ke proksimal samapai ke korona glandis
Epidemiologi : Phimosis banyak terjadi pada bayi terjadi sekitar 4% kasus anak laki laki baru lahir dan 20% pada anak laki laki umur enam bulan dan 50% terjadi pada usia 3 4 tahun. Sedangkan 1 -5 % kasus terjadi sampai usia16 tahun. Dengan demikian laki laki pada semua golongan umur mungkin mengalami phimosis
Etiologi :
Pada bayi laki-laki yang baru lahir biasanya terjadi karena ruang diantara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik. Pada fimosis kongenital umumya terjadi akibat terbentuknya jaringan parut di prepusium yang biasanya muncul karena sebelumnya terdapat balanopostitis.
Gejala Klinis : Benjolan lunak di ujung penis yang tak lain adalah korpus smegma yaitu timbunan smegma di dalam sakusprepusium Gangguan aliran urin berupa sulit kesing, pancaran urin mengecil Hygiene lokal yang berkurang bersih menyebabkan terjadinya infeksi pada prepusium (postitis) Infeksi pada gland penis (balanitis) Infeksi pada glans dan prepusium (balanopotitis) Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan tanda vital: Nadi, suhu, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Pada kasus ini ditemukan demam. Sehingga pada pemeriksaan suhu pasien meningkat. Inspeksi pada penis yatu terlihat benjolan pada ujung penis apabila di palpasi teraba lunak dan ditemukan kulit penis melekat pada bagian glans penis.
Penatalaksanaan dan pencegahan : Fimosis yang disertai dengan balantinis xerotica obliterans dapat diberikan salep dexamateson 0,1 % yang dioleskan 3 atau 4 kali Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi, menggelembungnya ujung prepusiumpada saat miksi, atau fimosis yang disertai dengan infeksi postitis merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi Menjaga kebersihan agar tidak terjadi infeksi yang dapat menghambat saluran kemih kembali
Komplikasi : Akumulasi secret dan smegma dibawah prepusium yang kemudian terkena infeksi sekunder dan akhirnya terbentuk jaringan parut Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin. Penarikan prepusium secara paksa dapat berakibat kontriksi dengan rasa nyeri dan pembengkakan glans penis yang disebut parafimosis. Timbul infeksi pada sluran air seni (ureter), menimbulkan kerusakan pada ginjal Faktor risiko terjadinya kanker penis. Prognosis : Kebanyakan penderita fimosis berprognosis baik apabila segera ditangani dengan tepat dan cepat
Kelompok kami mengambil kesimpulan bahwa laki-laki berusia 2 tahun dengan gejala kencing menetes dan demam sejak 5 hari yang lalu mengalami penyakit phimosis. Namun untuk lebih memastikan diagnosis maka harus dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Basuki B Purnomo, Dasar-Dasar Urologi, 2011 jakarta edisi ke-2, hal : 236 Sabiston, David C, Buku Ajar Bedah, 2010 jakarta bagian 2 Hull, David dan Derek I. Jhonston, Dasar Dasar Pediatri, 2008 jakartta edisi ke-2 Pabst,R dan R. Putz. Alih bahasa dr. rer. Physiol dan dr. Septelia Inawati Wanandi. Atlas Anatomi Sobotta Jilid 2,Edisi 21. EGC : Jakarta Patofisiologi edisi 6, price & William, vol.1 ,EGC Sudoyo, Aru W. dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2 ed. 5, Jakarta : Interna Publishing. Richard E. Behrman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.3. Jakarta : EGC Schwartz, M.William. 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta : EGC. Wilkins & William Lippincott. 2003. Buku pegangan uji diagnostik edisi 3. Jakarta: EGC Farmakologi Goodman & Gillman Medicine Blue Book fourth edition MIMS Indonesia