You are on page 1of 3

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang Usia harapan hidup di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya taraf hidup dan pelayanan kesehatan. Pada tahun 2005, angka harapan hidup orang Indonesia adalah 70,0 tahun. Pada tahun 2006 meningkat menjadi 70,2 tahun. Jumlah ini terus meningkat menjadi 70,4 tahun pada tahun 2007 dan diperkirakan pada tahun 2025 angka harapan hidup penduduk Indonesia akan menjadi 73 tahun (BPS 2007). Masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olahraga dan stress. Perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif. Saat ini masalah kesehatan mulai bergeser dari penyakit-penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Dari penelitian-penelitian terakhir juga diketahui adanya pergeseran kelompok usia yang mengalami penyakit degeneratif, yaitu dari kelompok usia tua ke kelompok usia muda (Depkes 2007). Kebiasaan makan dan gaya hidup sudah berubah, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap epidemi penyakit-penyakit tidak menular. Poin penting dalam catatan WHO tahun 2005 adalah sebanyak 4,4 juta jiwa meninggal dunia dengan kasus kolesterol tinggi dan sebanyak 7,2 juta orang meninggal dunia akibat hipertensi. Gangguan tekanan darah sering disebut sebagai the silent disease atau penyakit tersembunyi. Sebutan tersebut berawal dari banyaknya orang yang tidak sadar telah mengidap gangguan tekanan darah sebelum mereka melakukan pemeriksaan tekanan darah. Gangguan tekanan darah dapat menyerang siapa saja, dari berbagai kelompok umur dan status sosial ekonomi (sutanto 2010). Tekanan darah sering naik dan turun sepanjang hari. Tekanan darah bisa berubah dalam hitungan menit, tergantung pada keadaan psikologis atau aktivitas fisik. Menurut Riskesdas (2007), berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur >18 tahun di Indonesia adalah sebesar 29,8 %. Penyakit hipertensi mulai banyak dijumpai pada kelompok usia muda 15-17 tahun (8,3%). Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dalam buku laporan TPB dalam angka (2010), mahasiswa yang menderita gangguan tekanan darah tinggi diketahui sebanyak 17,2%.Gangguan tekanan darah tinggi secara umum memiliki kadar kolesterol yang tinggi juga (Braverman 2008). Menurut Balitbangkes (2005) pada Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada usia 25-34 tahun sebesar 9,3%. Studi WHO menyatakan bahwa gaya hidup kurang aktifitas adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktifitas fisik. Pada kebanyakan negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktifitas fisik untuk memelihara fisik mereka. Sedentary life style pada masyarakat saat ini cenderung memicu penyakit-penyakit degeneratif. Kemajuan teknologi tanpa di sadari telah membuat aktivitas fisik berkurang. Data riskesdas 2007 menunjukkan angka prevalensi kurangnya aktivitas fisik pada penduduk usia > 10 tahun mencapai angka 48,2% (Balitbangkes 2008). Selain aktivitas fisik, pola makan sangat mempengaruhi kejadian beberapa penyakit degeneratif. Pola makan yang tidak sehat dan lebih bersifat praktis seperti maraknya aneka makanan siap saji maupun junk food banyak dikonsumsi oleh masyarakat termasuk kalangan muda yaitu mahasiswa. Jenis makanan tersebut biasanya hanya menyediakan makanan yang tinggi energi, lemak dan natrium. Pola makan yang tinggi natrium dan rendah serat sering dijumpai pada makanan-makanan tersebut. makanan tinggi natirum dan rendah serat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, tanpa disadari telah memicu gangguan tekanan darah dan kolesterol (Depkes 2007). Menurut Susantoro (2003) mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur antara 19-28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Mahasiswa berada dalam rentang usia dewasa awal pada umumnya selalu mengikuti setiap adanya perubahan terutama perubahan mengenai gaya hidup. Mahasiswa alih jenis adalah kelompok mahasiswa khusus yang mengikuti perkuliahan dengan bekerja dipagi hari dan mempunyai waktu kuliah khusus yaitu pada malam hari. Padatnya kegiatan membuat mereka cenderung mengkonsumsi makanan yang bersifat praktis dan cepat saji. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan antara konsumsi pangan dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol. Penelitian ini merupakan penelitian payung dari Andriani (2011) dengan judul Hubungan Pemberian Kapsul Serbuk Daun Torbangun Terhadap Tekanan Darah dan Kolesterol.

Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis konsumsi pangan dan aktifitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah 1. Mengidentifikasi karakteristik contoh (usia, berat badan, tinggi badan dab status gizi) 2. Mengidentifikasi konsumsi pangan contoh 3. Mengidentifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh 4. Mengidentifikasi tingkat aktivitas contoh 5. Mengidentifikasi tekanan darah dan kadar kolesterol contoh 6. Menganalisis hubungan asupan zat gizi dan tingkat aktivitas fisik terhadap tekanan darah, kolesterol, dan status gizi Hipotesis 1. Konsumsi pangan berhubungan terhadap tekanan darah dan kolesterol 2. Aktifitas fisik berhubungan terhadap tekanan darah dan kolesterol. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta menambah wawasan kepada masyarakat pada umumnya dan bagi para mahasiswa pada khususnya mengenai pengetahuan tentang pengaruh konsumsi pangan dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti mengenai konsumsipangan dan aktivitas fisik yang memberikan pengaruh terhadap tekanan darah dan kolesterol tersebut.

You might also like