You are on page 1of 1

Menurut Sutari (2010), aplikasi bio-urin berbeda dengan pupuk organik padat.

Bio-urin diaplikasikan pada tanaman setelah tanaman tumbuh, karena pada saat masa pertumbuhan dan perkembangbiakkan tanaman banyak membutuhkan nutrisi. Bio-urin langsung diserap oleh tanaman dan sebagian lagi masih diuraikan. Karena bio-urin mudah menguap dan tercuci oleh air hujan. Nitrat yang terbentuk akan hilang oleh faktor cuaca, seperti hujan dan sinar matahari. Bila cuaca berawan dan udara lembab, kehilangan unsur N akan lebih kecil dibanding kondisi cuaca panas, kering dan banyak angin. Sebelum diaplikasikan ke tanaman, bio-urin perlu diencerkan terlebih dahulu agar terhindar dari plasmolisis. Plasmolisis dapat menyebabkan tanaman layu dan mati. Cara pemberian bio-urin adalah dengan cara disiramkan disekitar tanaman.

Sutari, W. S. 2010. Uji Kualitas Bio-urine Hasil Fermentasi dengan Mikroba yang Berasal dari Bahan Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) (tesis). Denpasar : Universitas Udayana.

Hasil analisis kandungan hara yang dilakukan terhadap urin kambing mendapatkan kandungan hara N (0,89 %), P (89 ppm), K (7.770 ppm) dan C-organik (0,37 %) (Tim Prima Tani Busung Biu, 2006) Tim Prima Tani Busungbiu. 2006. Laboratorium Agribisnis Prima Tani di Lahan Kering Dataran Rendah Beriklim Basah. (laporan). Denpasar: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. 71 hal.

You might also like