You are on page 1of 4

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN (Created by Ristari Okvaria) DEFINSI KLASIFIKASI adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas

normal yaitu tekanan darah 140/90 mmHg a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan. b. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria. c. Eklampsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang dan atau koma. d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklampsi adalah hipertensi kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria. e. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalin, kehamilan dengan preeklamsi tetapi tanpa proteinuria. Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti Faktor risiko a. Primigravida, primipaternitas b. Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multipel, dibetes mellitus,hidops fetalis, bayi besar c. Umur yang ekstrim d. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsi e. Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil f. Obesitas PREEKLAMPSIA RINGAN DEFINISI Preeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel. Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah kehamilan 20 minggu. Hipertensi : sistolik/distolik 140/90 mmhg. Kenaikan sistolik 30 mmHg. Dan kenaikan distolik 15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai criteria preeclampsia Proteinuria : 300 mg/24 jam atau 1 + dipstick Edema : edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeclampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata Pada setiap kehamilan disertai penyakit atau penyulit, maka selalu dipertanyakan, bagaimana : Sikap terhadap penyakitnya, berarti pemberian obat-obatan atau terapi medikamentosa Sikap terhadap kehamilannya; berarti mau diapakan kehamilan ini - Konservatif atau ekspektatif: kehamilan akan diteruskan sampai aterm - Aktif atau agresif: kehamilan akan diakhiri (diterminasi) Tujuan utama perawatan preeclampsia Mencegah kejang, perdarahan intrakranial, mencegah gangguan fungsi organ vital, dan melahirkan bayi sehat Rawat Jalan a. Ibu hamil dengan preeclampsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan. Dianjurkan ibu hamil banyak istirahat (berbaring/tidur miring), tetapi tidak mutlak selalu tirah baring. b. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam secukupnya, roboransi

ETIOLOGI

DIAGNOSIS

MANAJEMEN

pranatal Rawat Inap Kriteria: a. Tidak ada perbaikan tekanan darah dan kadar proteinuria selama 2 minggu b. Adanya satu atau lebih gejalan dan tanda-tanda preeklampsia berat Sikap terhadap kehamilan a. <37 minggu bila TD normotensif selama perawatan, persalinan ditunggu sampai aterm b. >37 minggu persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan induksi persalinan. Persalinan dapat dilakukan secara spontan bila perlu memperpendek kala II

PREEKLAMPSIA BERAT DEFINISI DIAGNOSIS Preeklamsi berat adalah preeklamsi dengan tekanan darah 160/110 mmHg, disertai proteinuria 5 g/24 jam atau 4+ atau lebih Diagnosis preeklampsia berat ditegakkan bila ditemukan salah satu atau lebih tanda/gejala berikut: a. TD 160/110 mmHg b. Proteinuria 5 g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif. c. Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500cc/24jam d. Kenaikan kadar kreatinin plasma e. Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur. f. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen. g. Edema paru-paru dan sianosis h. Hemolisis mikroangiopatik i. Trombositopenia berat: <100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat. j. Gangguan fungsi hepar k. Pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat l. Sindrom HELLP PEB tanpa impending eklampsia PEB dengan impending eklampsia Disebut impending eclampsia bila preeklampsia berat disertai dengan gejala- gejala subjektif berupa nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif tekanan darah Terhadap penyakit: medikamentosa 1. Pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring ke satu sisi (kiri) 2. Monitoring input dan output cairan. Jika terdapat tanda-tanda edema paru, dapat diberikan: - 5% ringer dextrose atau cairan garam faali jumlah tetesan < 125 cc/jam - Infus dextrose 5% tiap liternya diselingi dengan infus ringer laktat (60-125 cc/jam) 500cc 3. Pemberian obat anti kejang MgSO4 Cara pemberian: - Loading dose: initial dose 4 gram MgSO4 intravena (40% dalam 10 cc) selama 15 menit - Maintenence dose Diberikan infus 6 gram dalam larutan Ringer/6jam atau diberikan 4 atau 5 gram intramuskular selanjutnya diberikan 4 gram intramuskular tiap 4-6jam Syarat-syarat pemberian MgSO4: - Harus tersedia antidotum MgSO4 bila terjadi intoksikasi yaitu kalsium glukonan

PEMBAGIAN

MANAJEMEN

10%=1g (10% dalam 10 cc) diberikan 3 menit, - reflek patella kuat, - frekuensi pernapasan >16 kali/menit, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan MgSO4 dihentikan bila ada tanda-tanda intoksikasi atau setelah 24 jam setelah kejang terakhir 4. Diuretik seperti furosemid tidak diberikan secara rutin kecuali bila ada edema paru atau anasarka. Diuretik yang dipakai furosemid 5. Obat antihipertensi - Lini pertama: nifedipin 10-20 mg po, diulangi setelah 30 menit, maksimum 120 mg dalam 24 jam - Lini kedua: Sodium nitroprusside 0,25 g iv/kg/menit Diazokside 30-60mg iv/5menit. Atau iv infuse 10mg/menit/dititrasi - Sedang dalam penelitia: CCB: isradipin dan nimodipin Serotonin receptor antagonis: ketan serin 6. Glukokortikoid pada kehamilan 32-34 minggu, 2x24 jam, untuk pematangan paru janin. Terhadap kehamilan a. Konservatif: kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan pemberian pengobatan medikamentosa. Indikasi ialah bila kehamilan 37 minggu tanpa gejala impending eklampsia dengan keadaan janin baik b. Aktif/ agresif: kehamilan segera diterminasi/diakhiri bersamaan dengan pemberian medikamentosa. Indikasi perawatan aktif ialah bila didapatakan satu/lebih keadaan dibawah ini: Ibu - Umur kehamilan > 37 minggu untuk PER (TD 140/90 mmHg, proteinuria 1+ pada dipstik dan edema pada UK 20 minggu) dan 37 minggu untuk PEB - Adanya tanda-tanda impending eclampsia - Kegagalan terapi pada perawatan konservatif, yaitu: keadaan klinik danlaboratorik buruk - Diduga terjadi solusio plasenta - Timbul onset persalinan, ketuban pecah, atau perdarahan Janin - Adanya tanda-tanda fetal distress - Adanya tanda-tanda intra uterine growth restriction (IUGR) - NST nonreaktif (denyut jantung basal 120-160 kali/menit, variabilitaskurang dari 6 kali/menit, gerakan janin tidak ada atau kurang dari 6 dalam20 menit, tidak ada akselerasi denyut janin meski deberi rangsangan dariluar) dengan profil biofisik abnormal - Terjadinya oligohidramnion (air ketuban yang kurang dari normal, < 500cc) Laboratorik Adanya tanda-tanda sindroma HELLP khususnya menurunnya trombosit dengan cepat

EKLAMPSIA DEFINISI MANAJEMEN Kasus akut preeclampsia yang disertai kejang menyeluruh dan koma Tujuan: Menghentikan atau mencegah kejang. Mempertahankan fungsi organ vital Koreksi hipoksia atau asidosis Mencegah atau mengatasi penyulit, khususnya krisis hipertensi, Mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin
a.

Pengobatan medikamentosa Obat anti kejang: yang menjadi pilihan pertama ialah mangnesium sulfat. bila dengan jenis obat ini kejang masih sukar di atasi,dapat dipakai jenis obat lain misalnya tiopental. diazepam dapat dipakai sebagai altenatif pilihan, namun mengingat dosis yang diperlukan sangat tinggi,pemberian diazepam hanya dilakukan oleh mereka yang telah berpengalaman. Magnesium sulfat (MgSO4) Pemberian mangnesium sulfat ada dasar nya sama seperti pemberian mangnesium sulfat pada pre eklampsi berat. Perawatan pada waktu kejang Pada penderita yang mengalami kejang tujuan pertama pertolongan ialah mencegah penderita mengalami trauma akibat kejang kejang tersebut. Dirawat dikamar isolasi cukup terang agar bila terjadi sinosis segera dapat diatasi segera dapat diketahui. Hendaknya dijaga agar kepala dan ekstermitas penderita yang kejang tidak terlalu kuat menghentak hentak benda kuat disekitarnya selanjutnya masukkan sudap lidah kedalam mulut si penderita dan jangan mencoba melepas sudap lidah yang sedang tergigit karena dapat mematah kan gigi. Perawatan koma Tindakan pertama pada penderita koma adalah menjaga dan mengusaha kan agar jalan nafas atas tetap terbuka. Cara yang sederhana dan cukup efektif dalam menjaga terbukanya jalan nafas atas adalah dengan manuver tik neck lift,yaitu kepala direndahkan dan leher dalam posisi ekstensi kebelakang atau head tilt chain lift dengan kepala direndahkan dan dagu ditarik ke atas,atau jau-thrsut,yaitu mandibula kiri kanan diekstensikan keatas sambil mengangkat kepala kebelakang. Kemudian dapat dilanjutkan dengan pemasangan oropharyngeal airway Perawatan edema paru Sebaiknya penderita dirawat di ICU karna membutuhkan perawatan animasi dengan respirator Pengobatan obstetric Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri,tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin. Persalinan diakhiri bila sudah mencapai stabilitas (pemulihan)hemodinamika dan metabolisme ibu.

b.

You might also like