You are on page 1of 2

Cerita Bocah yang Ditabrakkan Kereta: "Mbah...

Kakiku Copot" (1)

mengherankan, sejak kejadian hingga rumah sakit Tegar terdiam tanpa tangisan. Dan Devi makin ngenes, ternyata semua itu karena ulah suaminya sendiri, Puryanto. Aku tadi ditabrakkan Bapak ke kereta api!, kata Tegar. Cerita bocah itu membuat yang mendengar geleng-geleng kepala. Menurut Tegar, pagi itu ia tengah tidur terlelap di kamar depan. Sementara ibunya jualan kue di pasar. Tiba-tiba ayahnya yang sehari-hari berjualan pentol (bakso tanpa kuah) keliling kampung itu mengendongnya ke luar rumah. Ia masih ingat dalam kegelapan itu ia digendong dengan melintasi sawah, menuju rel kereta api yang berjarak sekitar 40 meter dari rumahnya.
/

Tegar dikelilingi teman-teman dan orang yang bersimpati padanya.


Kamis, 16 Juli 2009 | 14:13 WIB

Laporan wartawan Tabloid Nova Gandhi Wasono

SUASANA Dusun Robahan, Desa Mejayan, Caruban, Madiun (Jatim) Minggu (5/7) dini hari begitu sunyi. Warga yang sebagian besar bertani itu masih terbuai mimpi. Termasuk pasangan Sukemi dan Sukadi. Mendadak, pasangan ini terjaga saat mendengar teriakan cucunya, Endi Tegar Kurniadinata (4). Mbah..Mbah.. kakiku copot... Keduanya langsung beranjak bangun dan berlari menuju kamar sang cucu di ruang depan. Ternyata, Tegar tidak ada di sana. Dengan perasaan tak menentu pasangan ini langsung membuka pintu depan rumahnya. Astaga! Dada kakek nenek itu seolah berhenti bedetak. Dari keremangan cahaya lampu mereka melihat Tegar dengan posisi merangkak di tanah sementara darah mengalir dari kaki kanannya yang sudah buntung. Saya dan suami langsung menjerit sejadi-jadinya, sampai orang-orang kampung pagi itu bangun semua, kata Sukemi (50). Tanpa Tangisan Tak mau buang waktu, Tegar langsung dilarikan ke rumah sakit di Caruban. Tapi karena peralatannya tidak memungkinkan bocah yang aktif ini dirujuk ke RS Dr Soedono Madiun. Seketika itu pula, tetangga yang lain memberitahu Devi Kristiani, ibu Tegar yang setiap pagi buta berjualan kue di pasar Caruban. Mendapat kabar buruk itu, ibu dua anak tersebut langsung bergegas menyusul ke rumah sakit. Devi tak bisa mengendalikan emosi saat melihat anak sulungnya tergolek di ranjang dengan kaki kanan dibawah lutut sudah terlepas. Yang

Setelah itu tubuhnya diletakkan di atas rel. Begitu KA Bangunkarta jurusan JakartaJombang lewat, Puryanto kemudian meninggalkan anaknya. Kaki kanan Tegar pun langsung terlindas dan lepas. Setelah ayahnya kabur, bocah berusia empat tahun ini berusaha pulang ke rumah dengan merangkak. Ia sama sekali tidak menangis. Luka kakinya yang buntung itu hanya terlindungi oleh celana. Menurut bocah berkulit gelap itu, sebenarnya dia sempat meronta. Di rel itu aku sempat dicekik Bapak, kata Tegar sambil tetap asyik bermain mobil-mobilan bersama teman yang mengelilingi ranjangnya. Cemburu Apa yang membuat Puryanto gelap mata? Semua itu akibat percekcokan dengan Devi Kristiani. Tadi malam saya sempat bertengkar, saya sengaja minta cerai karena belakangan ini dia kerap berbuat kasar terhadap saya maupun Tegar, ujar Devi. Salah satu sumber percekcokan itu lanjut wanita tamatan salah satu SMK di Caruban tersebut, karena suaminya yang sudah menikahi lima tahun silam itu sering cemburu dengan seseorang penjual sayur di pasar. Padahal, saya tidak ada hubungan apa-apa, kata Devi yang tak menduga suaminya yang asal Pelembang itu begitu tega dengan anaknya. Selain kasar, Puryanto juga mulai lepas tanggung jawab. Belakangan ini, kata Devi, Pur tak lagi memberi uang belanja. Makanya. ia terpaksa jualan sayur untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Kalau tidak bekerja, kami dapat duit dari mana? Tapi setelah kerja

justru dicemburui, timpal Sukemi, ibu kandung Devi. Percekcokan itu bukan hanya kepada istrinya saja, tapi juga kepada Sukemi, mertuanya. Karena saya jengkel, tempo hari dia sempat saya usir dari rumah. Masak, saya membelikan kue untuk Tegar dan adiknya kok dia malah marah-marah, cetus Sukemi. Puryanto, lanjut Devi, belakangan berjualan pentol keliling kampung. Tapi, sebelumnya pekerjaan suaminya adalah pengamen, juga terkadang sebagai tenaga kasar di sawah. Dari hasil penjualan pentol sebenarnya lumayan, tapi tidak diberikan saya, justru untuk main playstation di dekat terminal.
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/07/16/1413516/Mbah....Kakiku.Co pot.1

soal ayahnya, buru-buru Tegar menjawab. Besok kalau ketemu, Bapak gantian aku lindaskan kereta, ucap Tegar sambil terus bermain mobil remote control pemberian seseorang yang simpati kepadanya. Tapi menurut Devi, ada satu hal yang membuat Tegar sedih. Dua hari setelah diamputasi anaknya berucap, Bu, aku sekarang tidak bisa jadi tentara, karena kakiku sudah tidak ada, kata Devi yang begitu mendengar tak bisa membendung air mata. Dokter Dwi Siwi Mardiati, dari RS Dr. Soebandono, Madiun, menjelaskan bahwa dokter tidak bisa menyambung kembali kaki Tegar, karena kondisi luka pada kedua potongan tubuhnya sangat parah. Itu sebabnya pihaknya melakukan amputasi. Padahal, lanjut Siwi, jika potongan itu rata bagus, serta waktunya terjadi kurang dari enam jam, maka hal tersebut bisa dilakukan penyambungan. Bahkan, kalau memang kedua sisi sambungan kondisinya bagus, maka nyaris sembuhnya bisa sempurna. Sementara itu Kastreskrim Polres Madiun, AKP Mochamad Zaini, Jumat (10/7) menjelaskan sampai saat ini pihaknya masih terus melakukan pengejaran kepada Puryanto yang diduga kuat sebagai pelakunya. Karena belum tertangkap, pihaknya belum mengetahui bagaimana kejadian sebenarnya. Kalau yang kami terima saat ini, bahwa perbuatan itu disebabkan oleh cemburu saja. Tapi apakah hanya itu, kami belum tahu, ujar Zaini yang berharap Puryanto segera tertangkap.
/

Cerita Bocah yang Ditabrakkan Kereta: "Mbah... Kakiku Copot" (2)

Dari rel ini Tegar merangkak menuju rumahnya yang berjarak sekitar 40 meter.
Kamis, 16 Juli 2009 | 14:15 WIB

http://regional.kompas.com/read/xml/2009/07/16/14150684/mbah....kakiku.co pot.2

Laporan wartawan Tabloid Nova Gandhi Wasono

YANG membuat Devi semakin geram dengan Puryanto, di tengah kesedihan, Kamis (9/7) lalu, Pur sempat menelepon dan mencemooh. Coba sekarang bagaiamana rasanya punya anak berkaki buntung, enak kan?, kata Puryanto. Tidak bisa dibayangkan, bagaimana perasaan saya. Makanya saya harap dia segera tertangkap dan dihukum seberat-beratnya, pinta Devi. Gagal Jadi Tentara Devi beruntung Tegar sangat hebat. Meski, dia kini harus mengalami cacat seumur hidup, tapi tidak mengurangi keceriaannya. Ia tetap menjawab setiap ditanya oleh siapa pun. Aku ingin jadi pembalap Rossi, ujar Tegar saat ditanya apa cita-citanya. Namun ketika ditanya

You might also like