You are on page 1of 15

BUDIDAYA TANAMAN TIMUN (Cucumis Sativus.

L) DI DESA MEUNASAH ALUE KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

Written By Ta Mi on Senin, 07 November 2011 | 05.44


I.PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Meskipun bukan merupakan tanaman asli di Indonesia.Timun sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Jenis sayuran dengan mudah dapat di temukan di seluruh pelosok Indonesia. Timun berasal dari bahagian Utara India kemudian masuk kewilayah mediteran yaitu China pada tahun 1882 Decondolle memasukan tanaman ini kedalam daftar tanaman asli India dan di China timun baru dikenal 2 abad masehi. Jenis timun tersebut yaitu sejenis timun liar yang dikenal dengan nama ilmiah Cucucmis Hardwichini Royle. Timun atau bonteng (Cucumis sativus. L) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang yang berbentuk pilin (spiral). Panjang batangnya 0,5m-1,5m. Timun sangatlah digemari oleh setiap orang , walaupun tidak merupakan bahan sayuran. Buahnya segar jika dimakan dan rasanya dingin serta banyak mengandungi vitamin A,B, dan C. Timun dapat tumbuh di dataran rendah maupun di dataran tinggi sampai ketinggian 1.000m diatas permukaan laut. Akan tetapi yang terbaik didataran rendah orang banyak bertanam timun. Misalnya dermaga dan Ciumas (Bogor). Luas penanaman timun di Indonesia berkisar 13.500-17.500 hektar. Berdasarkan uraian di atas. Maka penyusun tetarik untuk mengadakan praktek kerja lapang (PKL) tentang budidaya timun agar dapat menghasilkan produksi yang optimal.

I.2. Tujuan Praktek Lapang Praktek kerja lapang ini bertujuan : 1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan study S1 pada Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh. 2. Untuk mengatahui sejauh mana cara Budidaya tanaman timun yang di lakukan sehingga dapat memperoleh hasil yang di inginkan.

I.3. Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapang a. Tempat Praktek Kerja Lapang Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di desa Mns. Alue Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara. Desa ini berjarak sekitar 3 Km dari Kota Nisam. b. Waktu Praktek Kerja Lapang Praktek kerja dilaksanakan selama 2 bulan yang dimulai 22 februari 2011 sampai dengan 15 April 2011. Adapun jadwal praktek kerja lapang tersebut sebagaimana tertera pada tabel 1. Tabel 1. Jadwal praktek kerja lapang. No Tanggal/Bulan/Tahun Jenis Kegiatan

1 2 3 4

22 februari 2011 25 februari 2011 27 februari 2011 29 februari 2011

3. 4. 5. 6.

Pengesahan judul Mencari data sekunder Berangkat ke lokasi praktek Survey mengumpulkan data dilokasi praktek

dengan cara mewawancarai Kepala Desa, Ketua Kelompok Tani juga dengan petani itu sendiri, yang bertani timun, PPL untuk mendapat data primer 7. 5 18 April 2011 Penyusunan laporan

I.4. Metode Praktek Kerja Lapang Metode yang digunakan dalam praktek lapang adalah metode survey yaitu mengadakan pengamatan langsung kelokasi praktek guna mendapatkan data primer yang diperoleh dari praktek petani, PPL, Kepala Desa dan Intansi terkait. II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Botani Tanaman Timun Timun atau ketimun di jawa barat disebut Bonteng (Cucumis sativus. L). Termasuk famili cucu rbitacea, yaitu suatu tanaman yang bunganya berbentuk terompet berjenis satu, berumah satu pula, artinya bunga jantan dan bunga betina terpisah. Akan tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina mempunyai bakal buah yang membengkak. Terletak di bawah mahkota bunga. Sedangkan pada bunga jantan bagian yang membengkakitu tak ada. Warna buah mentimun muda berkisar antara hijau, hijau gelap, hijau muda, dan hijau keputihan sampai putih.tergantung kultivar yang di usahakan. Panjang dan diameter buah timun 12-25 cm dengan

diameter antara 2-5 cm. Bentuk buah timun eliptika elongated (bulat panjang), timun berdaun tunggal. Bentuk, ukuran, dan kedalaman lekuk daun mentimun berpariasi, tergantung dari spesies dan kalvitarnya. Panjang daun antara 7-20 cm, panjang tangkai daun 5-15 cm. Pinggiran daun berlekuk antara 3-5 cm dengan susunan daun berselang-selang. Pada daun yang masih muda menyerupai pohon palem dan sudut-sudutnya meruncing. Sementara pada daun tua menyerupai bulat telur, tetapi pangkal daun mempunyai lekukan. 2.2. Syarat-Syarat Tumbuh Tanaman Timun 2.2.1. Tanah Pada dasarnya mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua tanah. Tanah mineral yang bertekstur ringan sampai pada bertekstur liat berat dan juga pada tanah organik seperti tanah gambut dapat di usahakan sebagai lahan penanaman timun. Kemasan tanah yang optimal untuk timun adalah antara 5,5-6,5. Jenis tanah yang cocok untuk tanaman timun adalah aluvia, latosol dan andosol. Tanaman timun dapat tumbuh baik diketinggian 0 1.000 M diatas permukaan laut. Diketinggian lebih dari 1.000 M diatas permukaan laut. Penanaman timun harus menggunakan mulsa plastik hitam perak karena diketinggian penggunaan mulsa tersebut dapat meningkatkan suhu tanah dan suhu disekitar tanaman.

2.2.2. Iklim Untuk tumbuh baik tanaman Timun menginginkan suhu tanah 18- 30 C. Namun untuk perkecambahan biji, suhu optimun yang dibutuhkan antara 25 35 C. Cahaya yang di butuhkan berlangsung antara 8 12 jam/hari. Kelembaban yang dikehendaki oleh tanaman timun antara 50 =- 85 %, curah hujan yang optimum 200 400 mm/bulan. Curah Hujan yang terlalu tinggi tidak

baik untuk pertumbuhan tanaman timun, terlebih pada saat mulai berbunga karena curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga.

III.KEADAAN UMUM DAERAH PRAKTEK KERJA LAPANGAN kecamatan Nisam merupakan salah satu wilayah yang berada dalam Kabupaten Aceh Utara, dengan jumlah desa 29 desa yang terdiri dari 3 pemukiman.

3.1. Letak,Luas dan Batas Wilayah Letak daerah Kecamatan Nisam secara astronomi menurut peta tofografi. Secara geografi Kecamatan Nisam mempunyai batas wilayah sebagai tertera pada tabel 2. Tabel 2, Batas-batas wilayah Kecamatan Nisam No 1. 2. 3. 4. Arah Mata Angin Utara Selatan Barat Timur Batas Kecamatan Dewantara dan Lhokseumawe Nisam Antara Banda Baro Kuta Makmur

Sumber : Badan Pusat Statistik

Desa Mns. Alue sebagai lokasi Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu desa yang barada dalam wilayah pemukiman keude Amplah Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara dengan ketinggian 5 10 m dari permukaan laut. Desa Mns. Alue secara geografis mempunyai batas wilayah sebagai tertera dalam tabel 3.

Tabel 3, batas-batas wilayah desa mns. Alue No 1. 2. 3. 4. Arah Mata Angin Utara Selatan Barat Timur Batas Kecamatan Paloh mambu Darussalam Jamuan peunayan

Sumber : data-data Mns. Alue

Desa menasah alue mempunyai luas 1.170 Ha. Yang dapat diperinci menurut penggunaan tanahnya sebagai tertera pada tabel 4.

Tabel 4. Luas desa Mns. Alue menurut penggunaan tanahnya No Jenis Penggunaan Tanah 1 2 3 4 Sawah Perkarangan Tegalan Ladang Jumlah Sumber : Badan Statistik 2011 Luas (Ha) 165 150 1 850 1.170

3.2. Keadaan Iklim Iklim di kecamatan nisam menurut data curah hujan dan jumlah hari hujan selama priode 2001-2010 diperoleh gambaran bahwa antara musing pengujan dan musim kemarau tidak

menunjukan perbedaan yang nyata.hujan turun hampir sepanjang tahun walaupun terdapat variasi bulan basah dan bulan kering. Adapun keadaan curah hujan, hari hujan, bulan basah dan bulan kering dikecamatan nisam dapat di lihat pada Tabel Data Curah Hujan (mm) dan Hari Huja Sepuluh Tahun Terakhir di Kabupaten Aceh Utara

3.3. Topografi Topografi merupakan salah satu faktor penting yang tidak hanya berpengaruh terhadap tanahnya. Kecamata Nisam umumnya menurut peta geografi mempunyai relief daerah datar pada tanah dengan drainase buruk, air yang berlebihan berakibat buruk terhadap pertumbuhan timun. Ditanah yang becek, benih timun akan membusuk dan tidak tumbuh. Oleh karena itu bagi tanah yang becek, saluran drainase dengan jarak 3- 4 Mperlu dibuat sepanjang petakan.

3.4. Jenis Tanah Menurut hasil pengamatan kami dilapangan jenis tanah di Menasah Alue umumnya adalah jenis tanah lempung berpasir dan padsolid merah kuning dengan struktur gumpal dan struktur halus, dengan derajat kemasaman Tanah (pH) antara 6,0-6,8

3.5.Keadaan penduduk Jumlah penduduk kecamatan Nisam tahun 2010 tercatat berdasarkan data yang di perinci kelompok umur seperti tertera pada tabel 6. Tabel 6. Penduduk menurut kelompok umur di kecamatan Nisam tahun 2010 No kelompok umur Jumlah penduduk

1 2 3

0-14 15-19 20 ke atas Jumlah

7.815 3.502 6.582 17.899

Sumber : Badan Pusat Statistik

Menurut data di atas dapatlah di ketahui di kecamatan Nisam mempunyai potensi tenaga kerja yang cukup besar untuk pengembangan usaha di bidang pertanian sebagai sumber mata pencaharian.

IV.BUDIDAYA TANAMAN TIMUN ( Cucumis Stivus.L)

Budidaya tanaman timun didesa mns. Alue telah lama di kenal oleh para petani. Namun mamfaat tanaman ini, masyarakat masih banyak yang belum tau nilai vitamin yang terkandung dalam buah timun.

4.1. Pengolahan tanah Tanaman timun berakar serabut sehingga lingkungan tanah bagi perakaran harus baik agar pertumbuhan dan hasil yang diperoleh memuaskan. Tanah diolah sedalam 20-30 cm. Lahan harus dibersihkan dari gulma. Drainase harus di atur dengan baik sedalam 30-40 cm. Kemudian membuat bedengan dengan lebarnya 1,2-1,5 M dan tinggi antara 30-50 cm. Diatas bedengan di

buat lubang larikan sedalam 10 cm untuk mendapatkan pupuk dasar (pupuk kandang ) dan penanaman biji timmun.

4.2. Benih Penanaman timun tidak melalui pesemaian. Tetapi biji langsung di tanam di lahan penanaman. Sebelum di tanam sebaiknya biji di rendam dengan air hanngat 37 atau dalam larutan previkul N dan Antracal dengan dosis 5 cc/liter air. Lama penyiraman 2 jam. Tujuan perendaman ini untuk menghilangkan sumber penyakit yang ada di permukaan benih. Selanjutnya benih di simpan di dalam baki dalam keadaan basah selama kurang lebih 24 jam dan di tutup dengan kain kasa sampai benih kelihatan muncul bakal kecambah kemudian langsung di tanam di lapangan. Benih yang di gunakan adalah varietas lokal kebutuhan benih 1-2 Kg/Ha.

4.3. penanaman Benih timun yang sudah di kecambahkan di tanam langsung di lubang tanam yang di buat dengan cara penugalan sedalam 5 cm. Benih di tanam sebanyak 2 biji/lubang. Selanjutnya lubang di tutup sedalam 1 cm. Jarak tanam yang di gunakan 30X60 cm.

4.4. Pemeliharaan Agar di peroleh hasil yang memuaskan tanaman timun harus di peliharab dengan baik : 4.4.1. Penyiraman Penanaman timur pada musim kemarou perlu dilakukan penyiraman 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari apabila kekurangan air tanaman akan tumbuh merana bahkan mudah mati. Sebaliknya pada saat musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman.

4.4.2. Pemupukan Jenis pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk organik. Pupuk organik berupa pupuk kandang biasanya di berikan pada saat pengolahan tanah. 4.4.3. Pemasangan Ajir Pemasangan ajir dilakukan pada umur 2 minggu untuk ajir di gunakan bambu yang dibelahbelah sebesar dua jari dengan panjang 2 meter. Ajir dipasang di atas bedengan tujuannya agar pembentukan buah tidak terhalang sehingga buahnya normal dan lurus. 4.4.4. Pemberantasan Gulma Jenis gulma yang biasanya ditemui diareal penanaman timur adalah jukutd paid, kawawatan dan galiasoga panniflora. Usaha pegendalian dengan penarapan sistem dengan tangan atau kared pada umur 2 - 4 minggu dalam pengendalian gulma dilakukan bersamaan pengemburan tanah.]

4.4.5. Pemberantasan Hanya dan Penyakit Hanya yang sering menyerang timun adalah oteng-oteng (Erilachna SP) yang sering memakan daun timun. Hama ini dapat diberantas dengan intektisida folidol atou diazinan 0,2 %. Serta penyakit layu yang disebabkan oleh virus mozaik. Biasanya banyak terjadi pada musim hujan yaitu apabila tanah terlalu basah. Bila keadaan malam hari mendung maka sering timbul penyakit embun. Pemberantasannya disemprot dengan Dithane M-45 atau Antracol 0,2% asalkan belum terlambat.

4.5. Pemanenan Timun dapat dipanen pada umur 30 -50 hari setelah tanam. Ciri buah sudah dapat dipanen adalah buah berukuran cukup besar, tetapi masih ada durinya. Panjang buah 10 30 cm

atau tergantung jenis yang diusahakan pemanenan dilakukan dengan interval waktu 2 hari sekali. Cara panen dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan pisou atau gunting.

V.PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi lapang selama pelaksanaan praktek kerja lapang ternyata budidaya tanaman timun (Cucuism Sativus L) di desa kecamatan nisam kabupaten Acah Utara masih menggunakan cara tradisional lebih kurang 50 %, sedangkan selebihnya sudah menggunakan cara modern:

5.1. Pengolahan Tanah Mengolah lahan sesuai dengan ketentuan teknik yaitu pengolahan sedalam 20-30 cm yang dilakukan dengan mecangkul. Lahan yang tidak luas dapat di kerjakan dengan mencangkul dalam mengolah lahan agar tanaman tumbuh dengan baik dan subur (Murcodiharjo dan Zaini Aroni 1995)

5.2. Benih Benih yang di gunakan adalah varietas local atou benih yang di buat sendiri dari hasil panen di kebun sendiri. Untuk mendapat produksi yang baik harus menggunakan benih yang berlabel yang diproduksi oleh stasiun benih. Kebutuhan benih antara 1 2 Kg/Ha.

5.3. Penanaman Penanaman di lakukan dengan tunggal sedalam 5 cm. Benih ditanam sebanyak 2 biji/lubang. Jarak tanam yang di gunakan 30x60 cm biji tumbuh setelah 3 5 hari kemudian.

5.4. Penyiangan Penyiangan yang di maksud untuk membuang gulma yang tumbuh di sekitar tanaman timum. Karena gulma dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Untuk penanaman timun di Desa Mns Alue penyiangan telah dilakukan dengan baik. 5.5. Hama dan Penyakit Untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit petani di Desa Mns Alue sebagian ada yang menyomprot dengan Dithene M-45 dan menurut jenis hama yang menyerang bahkan ada yang tidak menyomprot sama sekali.

5.6. Pemupukan Hasil yang diharapkan dari tanaman timun adalah buahnya. Sementara petani hanya memupuk pupuk kandang.pupuk kandang banyak mengandung unsur N. Sedangkan diperlukan untuk menghasilkan buahnya belum di laksanakan dengan sempurna.

5.6. Pemanenan dan hasil Penanaman di lakukan pada 2 3 bulan di panen 2 hari sekali. Timun dapat menghasilkan buah rata-rata 200 kwintal/Ha.

VI.KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Penanaman timun yang dilaksanakan di Desa Mns Alue yaitu secara langsung dimulai, ada yang menguntungkan ada yang tidak menguntungkan, yang menguntungkan bagi mereka yangf menggunakan benih yang berlabel, pemupukan yang berimbang, pemasangan ajin dan

perawatan yang benar. Sedangkan yang tidak menguntungkan bagi yang menggunakan benih sembaranngan dan tidak tahu cara membudidayakan yangn baik.

6.2. Saran-Saran Dalam praktek kerja lapang ini penyusun menyarankan beberapa hal : 6.2.1. Perlu adanya persediaan benih yang mencukupi oleh instasi terkait sehingnga petani tidak menggunakan sembarang benih. 6.2.2. Perlu adanya penellitian lebih lanjut tentang budidaya tananam timun. 6.2.3. Memberi informasi ada pengatahuan kepada petani dalam usaha budidaya sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien mungkin mencapai produksi yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sunarjono,H. 1990. Kunci Bercocok Tanam Sayur-Sayuran Penting Di Indonesia. Senior Baru. Bandung. 2. Murcodiharjo. Aroni,Z. 1995. Mari Berkebun Lombok.PT. Wangsa Lestari:Jakarta 3. Anonimous.1977.Pedoman Bercocok Tanam Padi,Palawija,Sayur-Sayuran. Depertemen Pertanian.Badan Pengendalian Bimas:Jakarta. 4. Trubus.Edisi xxxv.2004.buah-buahan yang sangat di gemari.Jakarta 5. UU Sumpena.2001.Budidaya Mentimun Instensif.PT. Wangga.Jakarta 6. AAK. 1992. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Yokyakarta: Kanisius. 7. Anonim. Benih Known You Seed No.2. Taiwan: Known You Seed. 8. Anonim.2001.Katalok 2001-2002. Kediri: PT.Benih Inti Subur Intani.

9. Anonim. Cara Menyamai. Pusat informasi benih hibrida Known You Seed Taiwan. Semarang: Tani Unggul Sarana 10. Budi Jaya, ddk.1990. Percobaan Varietas Ketimun (cucumis sativus L) di Bangkalan P.Maduradalam: Buletin Penelitian Hortikultura Volume XIX No.3. Balai Penelitian Hortikultura, Lembang. 11. Emma S.Wirakusumah.1994. Buah Dan Sayur Untuk Terapi. Jakarta: Penebar Swadaya

http://bustami-ibrahim.blogspot.com/2011/11/budidaya-tanaman-timun-cucumis-sativusl.html

You might also like