Professional Documents
Culture Documents
I. Pendahuluan
Reaktor 2 fasa gas-cair adalah contoh reaktor polifasa yang paling sederhana.
Disebut polifasa karena reaktor tersebut terdiri dari 2 fasa yang dapat dibedakan secara
jelas, termasuk fasa-fasa yang tidak saling melarut. Pada umumnya operasi/ proses
indusrtri kimia berlangsun dengan kehadiran banyak fasa pada saat yang sama. Reaktir 2
fasa gas cair sering disebut reaktor bergelembung (bubble reactor) yang dapat beraliran
searah atau berlawanan arah. Perbedaan antara aliran dua fasa dalam reaktor ini dengan
aliran dispersi padatan sepereti sedimentasi, pertukaran ion, dan sebagainya adalah
kemungkinan berubahnya ukuran gelembung gas sepanjang aliran.
Dalam konsepsi suatu reaktor pengetahuan kinetika reaksi harus dipelajari secara
komprehensif dengan peristiwa-peristiwa perpindahan panas, massa, dan momentum
untuk mengoptimalkan kinerja reaktor. Praktikum Modul Kontaktor Gas Cair ini baru
akan membahas sifat-sifat hidrodinamika dan parameter perpindahan massa jenis reaktor
yang dikemukakan.
II. Tujuan
III. Sasaran
-1/20-
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
IV.1 Hodrodinamika
Hal baru dalam reaktor multifasa yang tidak pernah terjadi dalam reaktor
homogen adalah distribusi ruang fasa-fasa yang terdiri dari gelembung, tetesan, film,
lemberan, dan sebagainya. Distribusi ini terjadi karena gaya-gaya yang berperan,
morfologi kolom, debit masing-masing fasa, dan sifat fluida yang bersangkutan. Berbagai
jenis aliran yang dapat terjadi dalam aliran gas-cair searah ke atas dalam suatu kolom
ditunjukkan pada Gambar 1.
Pemecahan persamaan gerak untuk aliran dua fasa akan lebih kompleks daripada
aliran satu fasa karena jumlah variabel dan parameternya secara praktis akan menjadi 2
kali lebih banyak. Banyak pendekatan dapat mengorelasikan data beda tekan dengan
debit dan sifat fluida dan kondisi operasi lainnya. Pendekatan dapat dilakukan secara
empirik, analitik, ataufenomologik yang kesemuanya ada kelebihan dan kekurangannya.
V. Rancangan Percobaan
Jika diambil suatu elemen deferensial dari kolom yang dibahas, keadaan volume
dh melintas aliran gas-cair searah ke atas dengan kecepatan seperfisial UL dan UG.
Dengan asumsi sebagai berikut:
1. rejim aliran adalah permanen sehingga tidak terdapat akumulasi kuantitas gerak
di dalam kolom. Akibatnya fluida keluar masuk dengan kecepatan yang sama
2. tidak terdapat gradien tekanan pada penampang tegak lurus arah aliran
3. Aliran gas cair adalah isotermal
L G
4. Fraksi penampang kolom yang diisi masing-masing
fasa adalah sama dengan fraksi volum fasa-fasa
bersangkutan yang diukur dalam kolom. Teorema
Dupuit dianggap berlaku baik untuk gas meupun
dh Z
cairannya
5. Tidak terdapat perpindahan massa antara fasa gas
h
can cairan.
∆H ρ .α + ρ G .(1 − α L )
δ LG = − L L
Z LG ρe
π.D
δ LG = .[τ LS .FLS + τ GS .(1 − FLS )]
ρ e .g
m air
sisi kiri dari persamaan terakhir memiliki bentuk adimensional yang harga
m
absolutnya sama dengan resultan gaya-gaya gesekan fasa fluida terhadap dinding. δLG
adalah term proporsional terhadap suatu gaya gesekan persatuan volume kolom.
Dengan batas:
untuk aliran gas saja, berarti L = 0 dan αL = 0, sehingga
∆H ρ
δG = − G
Z G ρe
untuk aliran air saja, sehingga α L = 1
∆H ρ L
δL = −
Z L ρ e
Perhitungan hilang tekan dalam aliran gas cair searah dianalisis dengan
menggunakan neraca energi.
Jika diambil suatu elemen diferensial dari kolom aliran gas-cair seperti
dikemukakan terdahulu, dan dengan asumsi yang sama, pendeferensialan pada
satuan waktu akan ditunjukkan oleh neraca energi sebagai berikut:
Untuk cairan :
dh Z dp.Ω.U L - ρ L .g.dh.ΩU L = (P.U L ) mekanik
Untuk gas :
h
dp.Ω.U G - ρ G .g.dh.ΩU G = (P.U G ) mekanik
L G
2
3
4
5
...
n
3. Venturi Srubber
V= mL
A= m2
z= m
V.4.3 Data Bilangan Hatta
1. Untuk Reaksi Rejim Lambat: Ha ≤ 1/3
2. Untuk reaksi rejim cepat Ha≥1/3
Penentuan Bilangan Hatta
pH = 8,5
tp = 301 K
m = 1; n = 2
Kmin = 1,27.107 m/kmol.detik
R = 1,987 kkal/kmol.K
Ea = 1231 kkal/kmol
Da = 1,6. 10-9 m2/detik
Qnyata
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0 10 20 30 40 50
Qskala
0.065
0.055
Qnyata
0.045 y = 0.0011x - 0.0363
R2 = 0.9841
0.035
0.025
60 70 80 90 100
Qskala
L = 21,343 kg/m3.s
Vol sampel
Titran yang digunakan Na2S2O3
Jika diperoleh data pada Vsampel = 1 mL, untuk merubah 10 mL I2 dibutuhkan
titran sebanyak 26,5 mL. Maka [Na2S2O3] yang dibutuhkan adalah:
[Na2S2O3]
2.30 R2 = 0.8301
2.10
1.90 y = 0.0196x + 1.6928
R2 = 0.9178
1.70
1.50
0 10 20 30 40 50
t (menit)
Dari kedua kurva tersebut didapat slope kurva reaksi rejim lambat adalah 0,0112
dan slope kurva reaksi rejim cepat adalah 0,0196.
Dari hasil regresi linier diperoleh slope rejim lambat = -0,0111, maka:
0,0111 kmol/m 3 .s * 0,005 m 3
k la =
0,00134 m 2 .s * 0,5 m * 1,174.10 -4 kmol/m 3
k la = 353,6113 s -1
0,005
a = 0,0196 * -7
0,00134 * 0,5 * 2 * 1,4746.10
a = 497073,3 L/m
V.6.10 Penentuan kL
k L.a
Persamaan yang digunakan: k L =
a
353,611 s -1
kL =
497,073 m -1
k L = 7,114.10 -4 m/s
Daftar Pustaka
1. Jones, M.P., Development of Ventury Scrubber, Ind. Eng. Chem., 41(11), pp. 2424-
2427
2. Mc Cabe, W.L., Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd Edition, McGraw-Hill
Book Co., New York, 1993, pp. 455-457
3. Charpentier, J.C., What’s New in Absorption with Chemical Reaction?, Trans. Inst.
Chem. Eng., 60, 1982, pp. 131-157.
4. Linek, V., and Vacek, V., Chemical Engineering Use of Sulfite Oxidation Kinetics
for the Determination of MAss Transfer Characteristic of Gas-Liquid Contactor,
Chem. Eng. Sci., 36(11), 1981, pp. 1747-1768
5. Manual-manual oleh M. Purwasasmita:
- Petunjuk Praktikum Kontaktor Gas Cair, 1985
- Menentukan Parameter Perpindahan Massa dalam Reaktor Gas-Cair dengan
Metoda Kimia, 1986
- Modelisasi Aliran Dua Fasa, 1986
- Absorpsi Disertai Reaksi Kimia, 1986
6. Menentukan Sifat-Sifat Fisika-Kimia Sistem Reaksi yang Akan Digunakan dalam
Penentuan Parameter-Parameter Perpindahan Massa dengan Metoda Kimia, 1986.