You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG Sub sektor peternakan yang hingga saat ini masih merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pembangunan yang harus menjadi skala prioritas, karena dengan penggalakkan usaha ini akan dapat mengatasi kekurangan kebutuhan protein hewani. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, yang mampu berpikir berkreasi dalam berkarya, hanya akan dapat dicapai bila masyarakat kita telah terpenuhi terpenuhi kebutuhan protein (terutama protein hewani). Sehingga dengan demikian, baik seluruh masyarakat sebagai peternak, para investor dan terutama bagi pemerintah daerah sebagai penentu kebijakan dalam pembangunan, harus dapat berbuat bersama untuk kesejahteraan bangsanya. Program Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan ehutanan (RPP ) yang telah

dicanangkan oleh Presiden RI tanggal !! "uni #$$%, perlu didukung sepenuhnya oleh seluruh jajaran instansi terkait di lingkup Pemerintah &aerah. Salah satu diantaranya adalah peningkatan program ketahanan pangan yang merupakan bagian intergral dari pembangunan pertanian. 'al ini, antara lain dapat dicapai melalui program intensi(ikasi, ekstensi(ikasi, dan diversi(ikasi peternakan. &i daerah sentra)sentra produksi atau daerah yang telah berkembang, peningkatan produksi peternakan dapat dilakukan melalui program intensi(ikasi atau diversi(ikasi. Sedangkan peningkatan produksi peternakan melalui program ekstensi(ikasi terutama diarahkan ke wilayah awasan *imur Indonesia ( *I), yang masih memiliki cadangan

sumberdaya lahan potensial yang sangat luas, tetapi dengan kepadatan penduduk yang masih rendah. +ntuk dapat mewujudkan program tersebut secara baik, diperlukan data dan in(ormasi awal tentang data spasial potensi wilayah yang handal dan mutakhir,

meliputi data kualitas dan karakteristik sumberdaya wilayah pendukung pengembangan peternakan secara keseluruhan, penggunaan lahan saat ini, alternative pengembangan berbagai jenis ternak, luas dan penyebarannya pada suatu wilayah. Penyediaan dan penyajian data yang potensial untuk pengembangan agribisnis terhadap komoditi unggulan ternak dalam bentuk buku pedoman agribisnis peternakan (R,-& .-P) di abupaten /anggai epulauan, dapat terwujud melalui proses

serangkaian riset pengamatan ketersediaan lahan yang potensial untuk pengembangan ternak, pengembangan pakan unggulan, peman(aatan limbah pertanian perkebunan sebagai alternati(, sosial budaya dan kecocokan daya dukung wilayah masing)masing terhadap komoditi atau jenis ternak yang dikembangkan. /erdasarkan hal tersebut, dipandang perlu dan penting untuk melakukan suatu pendekatan melalui upaya kegiatan riset menganai R,-& .-P untuk mendukung program pengembangan agribisnis peternakan oleh /adan Perencanan Pembangunan &aerah (/-PP0&-) abupaten /anggai epulauan. Pada akhirnya hasil pendekatan

yang dilakukan ini diharapkan dijadikan sebagai dasar menentukan kebijakan pengembangan agribisnis peternakan yang berbasis pada ekonomi kerakyatan oleh P0.&- -/+P-*01 /-122-I 0P+3-+-1. 1.2. DASAR KEBIJAKAN a. +ndang)+ndang 1o #% *ahun #$$4 *entang Sistem Perencanaan Pembangunan 1asional5 b. +ndang)undang 1$ 6# *ahun #$$4 *entang Pemerintahan &aerah5 c. +ndang)+ndang 1o !7 *ahun #$$7 *entang Rencana Pembangunan "angka Panjang 1asional #$$%)#$#%5

d. Peraturan Pemerintah 1o 8 *ahun #$$8 *entang *ahapan, *ata 9ara Penyusunan, Pengendalian dan 0valuasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan &aerah5 1.3. TUJUAN KAJIAN PEMETAAN *ujuan dari pemetaan potensi komoditas peternakan di abupaten /anggai kepulauan adalah sebagai berikut: a. -gar diketahui pasti kecocokan jenis ternak dengan wilayah pengembangannya masinh)masing, demikian halnya perlu dipertimbangkan kesesuaian sosial budaya (kultur) dan pola hidup masyarakat setempat dengan jenis komuditi ternak yang dikembangkannya. b. -gar diketahui pasti basis wilayah potensial untuk pengembangan usaha peternakan sesuai dengan jenis ternak. c. .emberikan arah perencanaan pembangunan peternakan khususnya &alam rangka program pembangunan Agribisnis Peternakan oleh /-PP0&- kabupaten /anggai epulauan, sehingga nantinya menjadi unggulan yang beraya saing, guna dapat memacu pertumbuhan pembangunan ekonomi wilayah. d. .enyahuti dan mendukung, program P0.&- Provinsi Sulawesi *engah yangtertuang dalam visi gubernur tentang -gribisnis Pertanian secara umum. e. .endorong masyarakat peternak dan pelaku usaha dibidang peternakan membuka usaha dan in(estasi baru dalam pengembangan agribisnis peternak. (. Sebagai bahan acuan untuk merumuskan rekomendasi yang mendukung kebijakan penetapan kahwasan sentral pengembangan agribisnis peternakan di kabupaten /anggai epulauan, yang nantinya diterbitkan dalam bentuk /+ + R,-& .-P

sebagai P0&,.-1 -2RI/IS1IS P0*0R1- -1. 1.4. OUT PUT KAJIAN

a. .enjadi /ahan acuan bagi P0.&- khususnya S P&)S P& tekhnis untuk mengembangkan komuditas unggulan peternakan secara bertahap dan berkelanjutan. b. .enjadi bahan acuan untuk merumuskan rekomendasi yang mendukung kebijakan penetapan kahwasan sentral pengembangan agribisnis peternakan di kabupaten /anggai epulauan, yang nantinya diterbitkan dalam bentuk /+ + R,-& .-P

sebagai P0&,.-1 -2RI/IS1IS P0*0R1- -1.

BAB II PROFIL KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

2.1. KONDISI UMUM WILAYAH 2.1.1. KONDISI GEOGRAFIS Secara geogra(is, abupaten /anggai epulauan terletak antara !; $<=> 6$?

3intang Selatan sampai dengan #; #$> $$? 3intang Selatan dan !##; 4$> $$? /ujur *imur sampai dengan !#4; !6> 6$? /ujur *imur di "a@irah *imur 3aut Pulau Sulawesi.

2.1.2. LETAK WILAYAH abupaten /anggai epulauan berbatasan dengan : Sebelah utara berbatasan dengan *eluk *omini Sebelah selatan berbatasan dengan *eluk *olo Sebelah timur berbatasan dengan 3aut .aluku Sebelah /arat berbatasan dengan Selat Peling

2.1.3. LUAS WILAYAH Secara administrati(, abupaten /anggai epulauan memiliki !# kecamatan yang terbagi menjadi #$% desa, dan < kelurahan. abupaten /anggai epulauan sebagai

bagian yang terintegrasi dari wilayah Propinsi Sulawesi *engah merupakan salah satu A abupaten .aritimB yaitu terdiri dari 64# pulau, dengan rincian % Pulau sedang, yang terdiri dari Pulau Peling (luas #.64$ km#), Pulau /anggai (#<8 km#), Pulau /angkurung

(!4% km#), Pulau Salue /esar (84 km#), Pulau 3abobo (8$ km#), dan 667 pulau)pulau kecil. -dapun luas wilayah abupaten /anggai epulauan adalah ##.$4#,%< km # (luas

wilayah daratan 6.!<$,4< km# dan luas wilayah lautan !8.8#8,!$ km#.

2.1.4. DEMOGRAFI /erdasarkan data dari /PS abupaten /anggai epulauan, jumlah penduduk

pada tahun !CC$ sebesar !#$.8%$ jiwa, kemudian pada tahun #$$$ jumlah penduduk meningkat sebesar !6C.#64 jiwa, dan pada tahun #$!! jumlah penduduk kembali meningkat sebesar !74.8$$ jiwa. 3aju pertumbuhan mengalami kenaikan sejak tahun !CC$, yaitu dari !,46D selama periode !CC$)#$$$ menjadi !,8%D per tahun selama periode #$!$)#$!!. 3aju pertumbuhan penduduk kecamatan selama periode #$!$)#$!! mengalami peningkatan di semua kecamatan dengan nilai sekitar !,84D)!,8<D. 'al ini meningkat sekitar $,4D untuk setiap kecamatan. "umlah penduduk yang begitu besar dan terus bertambah setiap tahun tidak diimbangi dengan pemerataan penyebaran penduduk. Sebagian besar penduduk masih terpusat di ecamatan /anggai. &ata tahun #$!! ecamatan /anggai. Sementara luas abupaten

menunjukkan sekitar !!,<4D penduduk tinggal di

ecamatan /anggai hanya sekitar #,7D dari seluruh wilayah daratan /anggai epulauan.

2.2. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN /idang peternakan di abupaten /anggai epulauan memiliki peluang yang

cerah sebagai salah satu komoditi andalan di masa mendatang. 'al ini terbukti dengan beraneka ragamnya jenis ternak yang ada seperti ternak sapi, kambing, babi serta unggas. Selain telah memiliki potensi ternak yang siap untuk dikembangkan,

pemerintah

abupaten /anggai

epulauan juga turut serta dalam usaha untuk terus

menggenjot populasi serta produktivitas ternak yang ada seperti kegiatan penyuluhan yang kontinyu dalam rangka mengarahkan peternak untuk memperbaiki manajemen pemeliharaan yang baik sehingga produktivitas dapat lebih optimal.

2.3. SUMBER DAYA ALAM Pembangunan bidang ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam tahapan pembangunan yang dilaksanakan diarahkan pada sektor industri dengan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian menjadi lebih penting lagi disebabkan jumlah penduduk yang berusaha di bidang pertanian masih sangat besar. 2ambaran mengenai keadaan pertanian di abupaten /anggai epulauan yang

menyangkut luas lahan yang digunakan, luas panen, dan produksinya disajikan pada bab ini. /eberapa subsektor pertanian yang tersaji dalam bab ini yaitu: a.Subsektor Pertanian *anaman Pangan b.Subsektor 'ortikultura c.Subsektor Perkebunan d.Subsektor Peternakan e.Subsektor Perikanan *abel #.! Produksi *anaman Pangan dan +bi)+bian Jenis K ! "i#i Type Of Commodities (!) $!. Padi Sawah $#. "agung $6. edelai $4. acang *anah $%. acang 'ijau $<. +bi ayu $7. +bi "alar L$%s P%nen &'%(1 (#) <4$ <87 < ! 6$! 6 %$8 676 P) "$*#i+i#%s2 &*,-'%( (6) 6C,#% 6$,!$ !$,<! !7,#8 7,48 #!<,%6 !!#,$# P) "$*si &# n( (4) # %!# # $<8 < # #48 # !! $$$ 4 !78

Sumber : /PS abupaten /anggai epulauan tahun #$!#

*abel #.# Produksi *anaman 'ortikultura L$%s P%nen P) "$*#i+i#%s &'%( &*,-'%( (!) (#) (6) /awang .erah ! 4% acang Panjang !6# 6 47$ 9abe /esar <# ! $6! 9abe Rawit !%8 6 ##< Sumber : /PS abupaten /anggai epulauan tahun #$!# *abel #.6 Produksi *anaman 'ortikultura J$!.%' P) "$*#i+i#%s T%n%!%n &*/-0'n( Men/'%si.*%n (!) (#) (6) -lpukat !8! !CC,$4 /elimbing 687 C4,4< &ukuE3angsatE okosan !4 <67 !47,!C &urian 6 C%! #<6,! "ambu /iji 66$ %%,!C "ambu -ir ! !6# %%,!8 "eruk SiamE eprok 474 8%,4% "eruk /esar 4C$ #7C,## .angga # %%% !C%,$C .anggis ! <7% !8$,%% 1angkaE9empedak 886 !8C,$! 1enas C $8C 7,4 Pepaya 6 84! !$#,4% Pisang #! 6$% 76,$% Rambutan #%7 <6,%C Sumber : /PS abupaten /anggai epulauan tahun #$!# 2.4. SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT &alam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaiamana termaktub dalam Pembukaan +ndang)+ndang &asar !C4% maka dibutuhkan (aktor)(aktor penunjang untuk merealisasikan tujuan mulia tersebut. Salah satu (aktor yang penting dalam Jenis K ! "i#i P) "$*si (4) 6<$ 6<< #! %44 !$ 6C% !8# <#% 4$% ! 6<8 4 C84 6 $#4 ! <<C <76 6 C6% !% %<4 !<6 Jenis K ! "i#i P) "$*si &# n( (4) 4%,#C #<,#C !<,<# #$,4#

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tersedianya kuantitas dan kualitas tenaga pengajar yang memadai beserta sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar, sehingga program belajar sembilan tahun yang dicanangkan dapat terlaksana dengan baik. Sedangkan pembangunan dibidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah, dan merata. +paya)upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah banyak dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan melakukan penyuluhan kesehatan dan penyediaan (asilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmasEpustu, poskesdes, posyandu. dan penyediaan sarana air bersih. Selanjutnya di abupaten /anggai

epulauan terdapat lima agama yang dianut oleh masyarakat. Pemeluk agama terbesar adalah agama Islam, kemudian risten atholik, 'indu dan /udha. Pada tahun #$!! tercatat penduduk yang bekerja di abupaten /anggai

epulauan sebanyak 86.#$< orang, pengangguran sebanyak #.76$ orang dan yang bukan angkatan kerja sebanyak #C.644. *erlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah penduduk yang bekerja dan peningkatan jumlah penduduk yang menganggur dari tahun #$!$.

BAB III METODE KAJIAN

3.1. RUANG LINGKUP egiatan penyusunan R,-& .-P pemetaan potensi komoditas peternakan di abupaten /anggai epulauan akan melibatkan beberapa sektor yang saling memiliki

hubungan serta yang dianggap memiliki potensi cerah untuk dikembangkan di masa mendatang, antara lain bidang peternakan, kehutanan, pertanian, perkebunan, serta perikanan. 3.2. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan kegiatan penyusunan R,-& .-P pemetaan potensi komoditas peternakan di abupaten /anggai epulauan di laksanakan melalui kajian riset dengan

metode deskripti( eksplorati( dengan maksud agar permasalahan yang dihadapi dapat digambarkan untuk selanjutnya menganalisis potensi wilayah peternakan. .etode deskripti( ejksplorati( digunakan, bertujuan untukmendapatkan dan menyampaikan (akta)(akta dan jelas dengan teliti. Studi deskripti( harus lengkap, tanpa banyak detail yang tidak penting dengan menunjukan apa yang penting atau tidak. &alam Grounded Research bahwa suatu cara riset bersi(at kwalitati( menjadi berpengaruh dengan suatu pedagang yang berbeda tentang hubungan antara teori dan pengamatan. .etode deskripti( dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselididki dengan melukiskan dengan keadaan subjek dan objek riset pada saat skrang berdasarkan (akta) (akta yang tampak atau bagaimana adanya. Pada umumnya riset deskripti( merupakan

non hipotetis sehingga dalam rangka risetnya bahkan tidak perlu merumuskan hipotesisnya (-rikuto, !CC<). .etode riset deskripti( adalah metode yang untuk mendapatkan gambar keseluruhan obyek riset secara akurat. Pelaksanaan proses riset deskripti( tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi dan interprestasi tentang arti dta tersebut, selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti (3eFy .oleong, #$$#). Pelaksanaan riset studi potensi agribisnis peternakan di wilayah abupaten /anggai epulauan, terdiri atas 4 tahapan, yaitu5 (a) digunakan

identi(ikasi jenis ternak, (b) identi(ikasi ketersediaan pakan, (c) penyusunan pewilayahan jenis ternak, dan (d) pelaporan. 3.3. JADWAL PELAKSANAAN Pelaksanaan penyusunan R,-& .-P pemetaan potensi komoditas peternakan di abupaten /anggai epulauan ini diperkirakan dapat diselesaikan dalam jangka waktu 6 (tiga) bulan dengan rincian sebagai berikut : *abel 6.! "adwal Pelaksanaan egiatan Ke/i%#%n Persiapan administrasi, dokumen dan kunjungan lapangan perdana Pengambilan data (observasi, G2& dan wawancara mendalam) Pembuatan laporan pendahuluan Pendampingan -nalisis data hasil kajian Seminar akhir (pemaparan dra(t kajian) Pembuatan laporan akhir Penyerahan dokumen laporan akhir O*# 1e) 1 2 3 4 N +e!1e) 1 2 3 4 Dese!1e) 1 2 3 4

BAB I2 HASIL KAJIAN

4.1. 2ISI DAN MISI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

4.2. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN PETERNAKAN

4.3. KONDISI PETERNAKAN DI KABUPATEN BANGKEP 4.3.1. POPULASI DAN JENIS TERNAK Peternakan dikelompokkan menjadi ternak dan unggas. *ernak yang ada di abupaten /anggai epulauan hanya berupa sapi potong, kerbau, kuda, kambing dan

babi. Sedangkan +ntuk ternak unggas hanya terdapat ayam kampung, ayam pedaging dan itik. *abel 4.! Populasi *ernak .enurut ecamatan di abupaten /anggai epulauan Ke3%!%#%n S%0i P # n/ K$"% K%!1in/ B%1i Sub-district 4 ,s Horses Goats Pigs (!) (#) (6) (4) (%) *otikum # #88 <% < 4<6 8# *otikum Selatan 48# !84 4 7#! !!$ *inangkung 8<% !< 8 #8% <$ *inangkung Selatan 844 7 4 4%$ C% *inangkung +tara ! 7$4 C < !$6 7$ 3iang !$% < 4 4%% 7$ Peling *engah 47# < % #C6 C$ /ulagi 77# #$ 4 4%C % 7<! /ulagi Selatan ! C8# !6 4 467 % 68%

/ulagi +tara 7<% 7 /uko <<7 #7 /uko Selatan 68< #7 Sumber: /PS abupaten /anggai epulauan tahun #$!#

4 8!$ 4 <88 % 666

# C%< % 4!$ % 486

*abel 4.# Populasi *ernak epulauan Ke3%!%#%n Sub-district

+nggas .enurut

ecamatan di

abupaten /anggai I#i* !uck (4) ! 477 <<$ ! 84< ! 8$$ ! 8C8 ! $<% C%C 88< <4! C84 ! 6<$ ! 7!!

A5%! A5%! K%!0$n/ Pe"%/in/ Native Chicken Broi er (!) (#) (6) *otikum 67 687 ) *otikum Selatan #C %8% ) *inangkung 6< $66 8 $$$ *inangkung Selatan 6$ 7$# ) *inangkung +tara 4! $#% ) 3iang 68 #4C ) Peling *engah 6# !4$ ) /ulagi 6C <#C ) /ulagi Selatan 67 <%4 ) /ulagi +tara 4# C66 ! 77% /uko 6C !!7 ) /uko Selatan 6# 77% ) Sumber: /PS abupaten /anggai epulauan tahun #$!# 4.3.2. POLA USAHA TERNAK

/erdasarkan hasil pengamatan sementara, pola usaha ternak yang dilaksanakan oleh peternak di abupaten /anggai epulauan masih dalam skala kecil (kepemilikan rata)rata 4 ekorErumah tangga) untuk ternak ruminansia besar dan kecil seperti sapi dan kambing, demikian juga untuk ternak non ruminansia seperti kuda dan babi. 4.3.3. SKALA USAHA DAN SISTEM PEMELIHARAAN /erdasarkan hasil pengamatan sementara, skala usaha ternak yang dilaksanakan oleh peternak di abupaten /anggai epulauan masih dalam skala kecil (kepemilikan

rata)rata 4 ekorErumah tangga) untuk ternak ruminansia besar dan kecil seperti sapi

dan kambing, demikian juga untuk ternak non ruminansia seperti kuda dan babi. Sementara untuk sistem pemeliharaan yang diterapkan oeh peternak, sebagian besar masih menganut sistem pemeliharaan tradisional, walaupun usaha untuk merubah sistem tersebut mulai nampak melalui bantuan penyuluh dalam kegiatan pembinaan peternak utamanya peningkatan S&.nya.

4.3.4. SDM PETERNAK DAN TENAGA PENYULUH LAPANGAN

4.3.6. SARANA DAN PRA SARANA PENUNJANG

You might also like