You are on page 1of 2

Pak curiga sedang berbicara,tegas suaranya,matanya berkedip-kedipan atau memicing sebelah,kadang-kadang suaranya berdesis-desis berbisik.

Mas dongkol memberengut seperti jeruk masam,meludah-ludah,menyikut kekiri menyikut kekanan,merajuk-rajuk.Nona kecewa berkecak-kecak dalam mulutnya sambil menggigit-gigit ujung sapu tangannya.Empo marah membentak-bentak dan merentak-rentak kakinya dengan menyingsingkan kainnya sedikit ke atas,sedang Siti cemburu menggaung-gaung seperti anjing melolong-lolong di malam purnama. Manusia adalah mahluk yang mengandung perasaan perikemanusiaan dan pertimbangan susila atau gewetan ( hati nurani ).Manusia yang paling tinggi akal pikirannya dan yang paling dalam perasaan perikemanusiaan dan pertimbangan susilanya itu,maka dialah manusia yang paling tinggi derajatnya. Kepuasan telah berganti dengan kehampaan,dan harapan telah berubah menjadi kekecewaan. Sembahyanglah seperti kau ini akan mati besok. Uapnya putih tipis laksana sutra meriak-riak diatas air yang jernih kekuning-kuningan warnanya. Mengkilap pisau belati yang ku cabut secepat kilat dari sarungnya.Mengkilap seperti sebilah kaca yang runcing melepas dalan sinar matahari. Tumbang laksana pohon ditebang,baerguing-guling dia diatas tanah seperti kerbau yang sekarat dan darahnya berkelorok-kelorok masuk ke dalam kerongkongan hawa. Hawa dingin menyelinap ke dalam dari sela-sela di bawah pintu dan tingkap-tingkap berkaca.Dingin meresap tembus ke dalam tulang sendi. Angin di luar yang tadi sebelum hujan,meniup dengan derasnya,sekarang seolah telah puas dengan hasil pekerjaannya.Dia masuk kekandangnya,maka tak terdengar lagi dahan-dahan berderak-derak atau jeritan daun-daun yang mengiris sunyi seluruh alam tenang seolah-olah sedang tidur,karena capek sehabis dipukul dicambuk tadi oleh angin dan hujan. Bintang tak nampak satu pun diangkasa.Juga pada takut rupanya oleh mendung dan kabut gumpal diangkasa seperti samudera awan yang mengancam dengan gelombang-gelombangnya yang hitam kelabu. Kereta api merayap-rayap menaiki punggung gunung nagreg,merayap-rayap seperti seekor lipan menaiki tebing.Lokomotifnya berat menghela napas.Matahari membakar bumi.Rel mengkilap dalam tikungan sawah-sawah dan kolam-kolam,gemerlapan seperti kaca.Pohonpohon tak bergerak.Hawa bergetar di atas rumput yang kering kekuning-kuningan,bergetargetar,sehingga pandanganku seakan-akan menembus kaca yang tidak rata,berteriakteriak,lambat-lambat tiang tilpon tepi jalan lalu,malas-malas agaknya berjalan,karena teriknya matahari,lesu,seperti turut lesu dengan aku. Akan tetapi sekeras-kerasnya hatiku bersuara demikian,suara lain tersisip-sisip juga menyelinap ke dalam kesadaran seperti pelembungan-pelembungan air merembes dari bawah ke atas.

Wajan besi di atas api sudah merupakan sebuah kawah minyak yang bercericis-cericis suaranya,apabila tusuk besinya membolak-balikan pisang-pisang yang berbaju tepung. Anak yang nakal sudah membawa bakat untuk menjadi orang yang jahat.

UNSUR INTRINSIK 1. TEMA : Kepercayaan Terhadap Tuhan YME 2. AMANAT : Kita sebagai manusia yang beragama harus mempunyai pendirian yang teguh dan jangan mudah terpengaruh oleh berbagai ajakan dari orang lain khususnya ajakan dalam masalah agama. 3. ALUR : Maju mundur,artinya dalam novel ini menceritakan kehidupan dirinya sendiri pada jaman sekarang kemudian mundur dengan menceritakan kehidupan dirinya pada masa yang lalu. 4. TOKOH : Hasan,Kartini,Rusli,Anwar,Raden Wiradikarta ( Ayah Hasan ),ibu Hasan,H.Dahlan,Kiyai Mahmud,Fatimah,Rukmini, H.Kosasih,Nata,Siti,Mimi,Bibi kost dan Minah. 5. LATAR : a. Lereng gunung Telaga Bodas bernama kampung Panyeredan,Bandung. b. Wilayah Bandung Kota. 6. SUDUT PANDANG DAN GAYA PENULISAN a. Sudut Pandang : Menggunakan sudut pandang orang pertama (Aku ) b. Gaya Penulisan : Masih tercampur oleh bahasa asing ( jepang-belanda ) tapi bisa dimengerti oleh pembaca meskipun dari susunan kata maupun kalimatnya masih ada yang belum sistematis.

You might also like