Professional Documents
Culture Documents
Publikasi
Author
Tujuan
Hasil
Passive cooling of buildings by using integreted earth to air heat exchanger and Solar Chimney
Merancang sistem pendinginan pasif dengan menggunakan integrasi cerobong matahari dan pemanas udara bawah tanah
2. Membuat model matematik dari cerobong matahari (SC) dan EAHE serta ruang ventilasi dan temperatur
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem adalah radiasi matahari , suhu udara luar , serta konfigurasi dari keduasistem yaitu cerobong surya (SC) dan EAHE. Nilai SC menurun seiring dengan ketinggian SC karena menyebabkan ketidaknyamanan termal sehingga untuk menyesuaikan kebutuhan termal diperlukan lebih banyak jumlah pipa yang terkubur. Diameter optimum untuk pipa pendingin adalah 0,5 m. Panjang EAHE harus lebih dari 20 m. Semakin tinggi suhu lingkungan maka semakin sulit mencapai kenyamanan termal.
Passive Containtment Cooling System (PCCS) response with Drywell Gas Recirculation System (DGRS) activated during a severe accident scenario with release of noncondensable gas Passive System for Cooling the Inboard Region in Case of a Severe Accident
Mengamati efek dari aktivasi Drywell Gas Recirculation System ( DGRS ) pada Sistem pendinginan sungkup secara pasif ( PCCS ) saat kecelakaan parah
Melakukan uji T2.1menggunakan PANDA dengan melepaskann helium melalui 4 tahap yaitu : Tahap 1 dari 0s sampai 10.000s simulasi dari kecelakaan hilangnya pendingin Tahap 2 dari 10.000s sampai 17200 Helium diinjeksikan dan DGRS diaktifkan Tahap 3dari 17.200s sampai 42.000s Helium berhenti diinjeksikan sedangkan DGRS tetap aktif Tahap 4 dari 42.000s sampai 45.000s DGRS dimatikan dan mengamati respon PCCS
Adanya helium mempengaruhi kinerja PCCS Setelah DGRS dihentikan gas nonterkondensasi dibuang ke WW dan tekanan sistem meningkat dari 5,7 bar menjadi 6 bar, yaitu nilai yang sama seperti tes tanpa operasi DGRS.
Preliminary Study for the Passive Containtment Cooling System Analysis of the Advanced PWR
1. Membuat model sungkup AP1000 untuk sistem pendinginan sungkup secara pasif pada saat kecelakaan hilangnya pendingin 2. Menghitung termal hidrolik menggunakan kode RELAP5/MOD3.2 dan menujukan sebagai fungsi waktu 3. Nilai parameter diperoleh dari referensi digunakan sebagai nilai maksimum untuk kondisi awal puncak tekanan sungkup selama kejadian
Faktor-faktor yg mempengaruhi kinerja sistem adalah : Korelasi perpindahan panas dan masa, kelembaban awal dan temperatur pada sungkup serta pada lingkungan. Adapun yg dapat menyebabkan puncak tekanan transien pada sungkup tinggi yaitu : kelembaban awal pd sungkup rendah, kelembaban awal lingkungan tinggi, temperatur awal sungkup tinggi,dan temperatur lingkungan
Performance Evaluating of the AP1000 Passive Safety Systems for Mitigation of Small Break Loss of Coolant Accident using Risk Assessment Tool-II Software Review of Research on Flow Instabilities in Natural Circulation Boiling System Role of Passive Systems in Advanced Reactors Safety Margins Confidence Estimation for a
Progress in Nuclear Gonella Energy 49 V,dkk (2007) 429-451 Progress in Nuclear A.K. Nayak Energy 49 ; R.K. Sinha (2007) 486-498 Reliability Engineering and System Enrico Zio, dkk
Passive Residual Heat Removal System Studies of Various Single Phase Natural Circulation Systems for Small and Medium Sized Reactor Design Sufficient Conditions for Globally Asymptotic Selfstability of Pressurized Water Reactors
Zhe Dong
Analisis dan optimasi desain sistem reaktor gas temperatur tinggi RGTT 200K dan RGTT 200KT
Meningkatkan faktor utilisasi energi termal (EUF) dan membuat spesifikasi thermalflow yang sama untuk kedua teras reaktor
Evaluasi Parameter Desain Termohidrolika Teras dan Sub Kanal PLTN AP1000 pada Kondisi Tunak
Memvalidasi i parameter desain termohidrolika teras dan sub kanal PLTN AP1000
The Analysis Of
J.Tek.Reaktor.
Yohannes
Mengetahui daya
1. Memodelkan sistem dengan cyclepad menggunakan pendekatan metode kendali volume tetap 2. Membandingkan hasil cyclepad dengan desain konseptual GTHTR300 dalam kondisi tunak yg dikembangkan oleh JAEA 3. Mengatur parameter kondisi pada teras menggunakan parameter teras yg sudah optimal 4. Menyelesaikan pers aljabar linier sistem 1. Memodelkan dan menghitung pressure drop dan laju alir menggunakan COBRA-EN dan CAUDVAP 2. Menghitung pressure drop sepanjang bahan bakar aktif menggunakan kode COBRA-EN, CAUDVAP dan RELAP5 3. Menghitung termohidrolika teras (distribusi temperatur meat bahan bakar, kelongsong dan pendingin,distribusi fluks panas dan DNBR) menggunakan kode COBRA-EN pd kondisi tunak 4. Menghitung termohidrolika subkanal (distribusi temperatur meat bahan bakar, kelongsong dan pendingin,distribusi fluks panas dan DNBR) dlm perangkat bahan bakar. 1. Menyelesaikan persamaan finite-volume menggunakan
Faktor utilisasi meningkat dari 63% menjadi 80,14% untuk RGTT200K dan untuk RGTT200KT dari 63,6% menjadi 78,02%. Diperoleh spesifikasi thermal-flow yang sama pada kedua sistem
Dari hasil perhitungan menggunakan kode CAUDVAP, COBRA-EN dan RELAP5 sudah valid
Sardjono,dk k
kritis bundle
solusi numerik skema semi implisit dan implisit 2. Memodelkan aliran dan perpindahan panas dalam teras reaktor menggunakan paket program COBRAG
10.5 % lebih kecil dari BWR yang sekarang beroperasi dimana panjangnya mengalami pengurangan dari 12 ft menjadi 9 ft.
Nilai rugi kalor dipengaruhi oleh laju aliran massa air yang semakin meningkat seiring o membesarnya sudut kemiringan dari 0 45o o dan 90 yang terkorelasi dengan beda ketinggian antara heater dan cooler.Semakin besar sudut kemiringan maka semakin kecil nilai rugi kalor.Sedangkan besarnya serapan kalor rata-rata oleh air semakin meningkat berdasarkan perubahan sudut kemiringan Note : Perbedaan ketinggian (H) Laju aliran massa air : atau
Efek Perubahan Sudut Kemiringan Terhadap Perpindahan Kalor dan Laju Aliran Air pada Untai Sirkulasi Alamiah
Mengetahui pengaruh laju aliran masa air terhadap nilai rugi kalor yg terjadi pd sistem aliran tertutup 2. Mengisi untai dengan air kemudian merubah posisi untai berdasarkan sudut kemiringan 0o, 45o, 90o 3. Menghidupkan pendingin sampai temperatur konstan 4. Menaikan tegangan pada pemanas 20 volt setiap 5 menit sampai 180 volt 5. Melakukan pengolahan data hasil pengamatan temperatur
pada outlet heater dan inlet cooler sehingga diperoleh total nilai perpindahan kalor
Perpindahan kalor :
Desain sistem Pemantauan Lingkungan utk Evaluasi Lepasan Radionuklida dr Subsistem pd Kecelakaan Reaktor Daya PWR
Alat pendeteksi paparan radiasi J.Tek.Reaktor. Nukl Vol.14 No. 1 Februari 2012 Hal 54-69 Sri Kuntjoro,dk k Merancang suatu alat pendeteksi dosis radiasi
The design and simulation of a new spent fuel pool passive cooling system The statistical analysis of the passive system reliability in the Nuclear Power Plants (NPPs) Transient analyses of the passive
Annals of Nuclear Energy 58 (2013) 124 131 Progress in Nuclear Energy 52 (2010) 456 461 Nuclear Engineering
C. Ye, dkk
Zang Xinian,dkk
residual heat removal system Two phase natural circulation and the heat transfer in the passive residual heat removal system of an integral type reactor Two types of a passive safety containment for a near future BWR with active and passive safety systems Understanding of the operation behaviour of a Passive Autocatalytic Recombiner (PAR) for hydrogen mitigation in realistic containment conditions during a severe Light Water nuclear Reactor (LWR) accident