You are on page 1of 6

Judul

Publikasi

Author

Tujuan

Metode 1. Membuat skema dari sistem

Hasil

Passive cooling of buildings by using integreted earth to air heat exchanger and Solar Chimney

Renewable Energy 35 (2010) 2316 2324

M. Maerefat*; A.P. Haghighi

Merancang sistem pendinginan pasif dengan menggunakan integrasi cerobong matahari dan pemanas udara bawah tanah

2. Membuat model matematik dari cerobong matahari (SC) dan EAHE serta ruang ventilasi dan temperatur

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem adalah radiasi matahari , suhu udara luar , serta konfigurasi dari keduasistem yaitu cerobong surya (SC) dan EAHE. Nilai SC menurun seiring dengan ketinggian SC karena menyebabkan ketidaknyamanan termal sehingga untuk menyesuaikan kebutuhan termal diperlukan lebih banyak jumlah pipa yang terkubur. Diameter optimum untuk pipa pendingin adalah 0,5 m. Panjang EAHE harus lebih dari 20 m. Semakin tinggi suhu lingkungan maka semakin sulit mencapai kenyamanan termal.

Passive Containtment Cooling System (PCCS) response with Drywell Gas Recirculation System (DGRS) activated during a severe accident scenario with release of noncondensable gas Passive System for Cooling the Inboard Region in Case of a Severe Accident

Nuclear Engineering and Design 247 (2012) 212-220

Domenico Paladino; Jorg Dreirer

Mengamati efek dari aktivasi Drywell Gas Recirculation System ( DGRS ) pada Sistem pendinginan sungkup secara pasif ( PCCS ) saat kecelakaan parah

Melakukan uji T2.1menggunakan PANDA dengan melepaskann helium melalui 4 tahap yaitu : Tahap 1 dari 0s sampai 10.000s simulasi dari kecelakaan hilangnya pendingin Tahap 2 dari 10.000s sampai 17200 Helium diinjeksikan dan DGRS diaktifkan Tahap 3dari 17.200s sampai 42.000s Helium berhenti diinjeksikan sedangkan DGRS tetap aktif Tahap 4 dari 42.000s sampai 45.000s DGRS dimatikan dan mengamati respon PCCS

Adanya helium mempengaruhi kinerja PCCS Setelah DGRS dihentikan gas nonterkondensasi dibuang ke WW dan tekanan sistem meningkat dari 5,7 bar menjadi 6 bar, yaitu nilai yang sama seperti tes tanpa operasi DGRS.

Fusion Engineering and Design 6364 (2002) 251256

L.V Boccaccini, dkk

Preliminary Study for the Passive Containtment Cooling System Analysis of the Advanced PWR

Energy Procedia 39 Wang Yan (2013) 240-247

Analisa sensitivitas faktor-faktor yg mempengaruhi kinerja sistem

1. Membuat model sungkup AP1000 untuk sistem pendinginan sungkup secara pasif pada saat kecelakaan hilangnya pendingin 2. Menghitung termal hidrolik menggunakan kode RELAP5/MOD3.2 dan menujukan sebagai fungsi waktu 3. Nilai parameter diperoleh dari referensi digunakan sebagai nilai maksimum untuk kondisi awal puncak tekanan sungkup selama kejadian

Faktor-faktor yg mempengaruhi kinerja sistem adalah : Korelasi perpindahan panas dan masa, kelembaban awal dan temperatur pada sungkup serta pada lingkungan. Adapun yg dapat menyebabkan puncak tekanan transien pada sungkup tinggi yaitu : kelembaban awal pd sungkup rendah, kelembaban awal lingkungan tinggi, temperatur awal sungkup tinggi,dan temperatur lingkungan

Performance Evaluating of the AP1000 Passive Safety Systems for Mitigation of Small Break Loss of Coolant Accident using Risk Assessment Tool-II Software Review of Research on Flow Instabilities in Natural Circulation Boiling System Role of Passive Systems in Advanced Reactors Safety Margins Confidence Estimation for a

253 (2012) 3240

Shahabeddi n Kamyab, Mohammad reza Nematollahi

Progress in Nuclear Gonella Energy 49 V,dkk (2007) 429-451 Progress in Nuclear A.K. Nayak Energy 49 ; R.K. Sinha (2007) 486-498 Reliability Engineering and System Enrico Zio, dkk

Passive Residual Heat Removal System Studies of Various Single Phase Natural Circulation Systems for Small and Medium Sized Reactor Design Sufficient Conditions for Globally Asymptotic Selfstability of Pressurized Water Reactors

Safety 95 (2010) 828-836

Nuclear Engineering and Design 262 (2013) 390-403

Andhika Feri Wibisono, dkk

Annals of Nuclear Energy 63 (2014) 387 398

Zhe Dong

Analisis dan optimasi desain sistem reaktor gas temperatur tinggi RGTT 200K dan RGTT 200KT

J.Tek.Reaktor. Nukl Vol.14 No. 1 Februari 2012 Hal 1-14

Mohammad Dhandhang Purwadi

Meningkatkan faktor utilisasi energi termal (EUF) dan membuat spesifikasi thermalflow yang sama untuk kedua teras reaktor

Evaluasi Parameter Desain Termohidrolika Teras dan Sub Kanal PLTN AP1000 pada Kondisi Tunak

J.Tek.Reaktor. Nukl Vol.14 No. 1 Februari 2012 Hal 15-31

Muh. Darwis Isnaini,dkk

Memvalidasi i parameter desain termohidrolika teras dan sub kanal PLTN AP1000

The Analysis Of

J.Tek.Reaktor.

Yohannes

Mengetahui daya

1. Memodelkan sistem dengan cyclepad menggunakan pendekatan metode kendali volume tetap 2. Membandingkan hasil cyclepad dengan desain konseptual GTHTR300 dalam kondisi tunak yg dikembangkan oleh JAEA 3. Mengatur parameter kondisi pada teras menggunakan parameter teras yg sudah optimal 4. Menyelesaikan pers aljabar linier sistem 1. Memodelkan dan menghitung pressure drop dan laju alir menggunakan COBRA-EN dan CAUDVAP 2. Menghitung pressure drop sepanjang bahan bakar aktif menggunakan kode COBRA-EN, CAUDVAP dan RELAP5 3. Menghitung termohidrolika teras (distribusi temperatur meat bahan bakar, kelongsong dan pendingin,distribusi fluks panas dan DNBR) menggunakan kode COBRA-EN pd kondisi tunak 4. Menghitung termohidrolika subkanal (distribusi temperatur meat bahan bakar, kelongsong dan pendingin,distribusi fluks panas dan DNBR) dlm perangkat bahan bakar. 1. Menyelesaikan persamaan finite-volume menggunakan

Faktor utilisasi meningkat dari 63% menjadi 80,14% untuk RGTT200K dan untuk RGTT200KT dari 63,6% menjadi 78,02%. Diperoleh spesifikasi thermal-flow yang sama pada kedua sistem

Dari hasil perhitungan menggunakan kode CAUDVAP, COBRA-EN dan RELAP5 sudah valid

Daya kritis bundle bahan bakar SBWR

SBWR Critical Power Bundle Using Cobrag Code

Nukl Vol.14 No. 1 Februari 2012 Hal 32-38

Sardjono,dk k

kritis bundle

solusi numerik skema semi implisit dan implisit 2. Memodelkan aliran dan perpindahan panas dalam teras reaktor menggunakan paket program COBRAG

10.5 % lebih kecil dari BWR yang sekarang beroperasi dimana panjangnya mengalami pengurangan dari 12 ft menjadi 9 ft.
Nilai rugi kalor dipengaruhi oleh laju aliran massa air yang semakin meningkat seiring o membesarnya sudut kemiringan dari 0 45o o dan 90 yang terkorelasi dengan beda ketinggian antara heater dan cooler.Semakin besar sudut kemiringan maka semakin kecil nilai rugi kalor.Sedangkan besarnya serapan kalor rata-rata oleh air semakin meningkat berdasarkan perubahan sudut kemiringan Note : Perbedaan ketinggian (H) Laju aliran massa air : atau

1. Melakukan eksperimen menggunakan Untai Simulasi


Sirkulasi Alamiah (USSA-FT02)

Efek Perubahan Sudut Kemiringan Terhadap Perpindahan Kalor dan Laju Aliran Air pada Untai Sirkulasi Alamiah

J.Tek.Reaktor. Nukl Vol.14 No. 1 Februari 2012 Hal 39-53

Yogi Sirodz Gaos,dkk

Mengetahui pengaruh laju aliran masa air terhadap nilai rugi kalor yg terjadi pd sistem aliran tertutup 2. Mengisi untai dengan air kemudian merubah posisi untai berdasarkan sudut kemiringan 0o, 45o, 90o 3. Menghidupkan pendingin sampai temperatur konstan 4. Menaikan tegangan pada pemanas 20 volt setiap 5 menit sampai 180 volt 5. Melakukan pengolahan data hasil pengamatan temperatur
pada outlet heater dan inlet cooler sehingga diperoleh total nilai perpindahan kalor

Perpindahan kalor :

Desain sistem Pemantauan Lingkungan utk Evaluasi Lepasan Radionuklida dr Subsistem pd Kecelakaan Reaktor Daya PWR

Alat pendeteksi paparan radiasi J.Tek.Reaktor. Nukl Vol.14 No. 1 Februari 2012 Hal 54-69 Sri Kuntjoro,dk k Merancang suatu alat pendeteksi dosis radiasi

The design and simulation of a new spent fuel pool passive cooling system The statistical analysis of the passive system reliability in the Nuclear Power Plants (NPPs) Transient analyses of the passive

Annals of Nuclear Energy 58 (2013) 124 131 Progress in Nuclear Energy 52 (2010) 456 461 Nuclear Engineering

C. Ye, dkk

Tae-Ho Woo ; UnChul Lee

Zang Xinian,dkk

residual heat removal system Two phase natural circulation and the heat transfer in the passive residual heat removal system of an integral type reactor Two types of a passive safety containment for a near future BWR with active and passive safety systems Understanding of the operation behaviour of a Passive Autocatalytic Recombiner (PAR) for hydrogen mitigation in realistic containment conditions during a severe Light Water nuclear Reactor (LWR) accident

and Design 206 (2001) 105111

Annals of Nuclear Energy 33 (2006) 262 270

Young-Jong Chung, dkk

Nuclear Engineering and Design 239 (2009) 16821692

Takashi Sato dkk

Nuclear Engineering and Design 248 (2012) 178196

Frdric Payot, dkk

You might also like