You are on page 1of 11

TUGAS/PRAKTIKUM EKONOMI PRODUKSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADA USAHATANI PADI (Aplikasi Fungsi Produksi Cobb-Douglass)

Oleh: Nama: ALIYA NIM : C1G011007

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2013

2 TUGAS/PRAKTIKUM EKONOMI PRODUKSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADA USAHATANI PADI (Aplikasi Fungsi Produksi Cobb-Douglass) Oleh: Nama: ALIYA NIM : C1G011007

TUJUAN ANALISIS Tujuan dari analisis adalah: 1. Untuk menganalisis input yang mempengaruhi produksi pada usahatani padi. 2. Mengidentifikasi daerah produksi berdasarkan elastisitas produksi. 3. Untuk menganalisis efisiensi penggunaan input pada usahatani padi. RUMUSAN HIPOTESIS Rumusan Hipotesis Secara Serentak: Ho : b1=b2= b3= b4= b5= b6= b7= 0 Ha : b1b2 b3 b4 b5 b6 b7 0 Kriteria Pengujian : 1) Jika Fhit Ftabel , maka Ho diterima berarti variabel bebas (Xi) secara serentak berpengaruh tidak nyata terhadap variabel terikat (Y). 2) Jika Fhit > Ftabel, maka Hi diterima berarti variabel bebas (Xi) secara serentak atau bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y). Rumusan Hipotesis Secara Parsial : Ho : bi = 0 Ha : bi 0 Kriteria Keputusan : a. Jika thitung ttabel atau - thitung - ttabel, Ho diterima dan Ha ditolak berarti bahwa secara parsial variabel bebas ke-i berpengaruh tidak nyata terhadap variabel terikat (Y). b. Jika thitung > ttabel atau - thitung < - ttabel, Ho ditolak dan Ha diterima berarti secara parsial variabel bebas ke-i berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y).
1

3 Efisiensi Penggunaan Input : Untuk menganalisis efisiensi penggunaan input pada usahatani digunakan formulasi sebagai berikut:

Efxi = bi [
NPM = bi [ Keterangan : ]

][

Exi = Efisiensi Input X ke-i bi = Koefisien Regresi ke-i Y* = Geoemetric Mean Produksi X* = Geoemetric Mean Input ke-i Py = Harga Produksi Pxi = Harga Input X ke-i NPM xi = Nilai Produk Marginal X ke-i Kriteria Pengujian : Bila Exi > 1, artinya penggunaan input Xi belum efisien. Untuk mencapai efisien, input Xi perlu ditambah. Bila Exi < 1, artinya penggunaan input Xi tidak efisien. Untuk mencapai efisien, input X perlu dikurangi. Bila Exi = 1, artinya penggunaan Xi sudah efisien.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi


Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pada usahatani padi sawah, terlebih dahulu mendapatkan parameter (i) melalui aplikasi fungsi Cobb-Douglass dengan variabel independent: luas lahan (X1), benih (X2), Urea (X3), SP36 (X4), KCL (X5), pestisida (X6), tenaga kerja (X7). Hasil analisis regresi fungsi Cobb-Douglass (Lampiran 2) disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Usahatani Padi di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, Tahun 2013
Uraian Simbol Koef. Koef.Regresi t-hitung p-value Keterangan

Konstanta Luas lahan Benih Urea SP36 KCL Pestisida Tenaga kerja R2 F-hitung F-Tabel t-tabel

0 1 2 3 4 5 6 7 0,9816 243,66 2,330 2,037

144,0992 1,1335 0,1236 -0,1570 -0,5978 0,3451 0,0027 0,1126

3,2595 3,4595 0,6020 -0,9190 -2,7362 2,6366 0,1447 0,9054

0,002648 0,001553 0,551432 0,364953 0,010055 0,012812 0,885840 0,372030

S NS NS S S NS NS

Keterrangan S = Signifikan, taraf nyata 5% NS = Non Signifikan, taraf nyata 5%

Berdasarkan hasil analisis dengan fungsi Cobb-Douglass diperoleh fungsi produksi sebagai berikut:

Y=144,0992 X1 1,1335X2 0,1236 X3 -0,1570 X4 -0,5978 X5 0,3451 X6 0,0027 X7 0,1126


Pengujian Koefisien Regresi Secara Serentak Berdasarkan hasil analisis data (Tabel 1) diperoleh nilai F-hitung = 243,66 > F-tabel(0,05) (2,330). Hal ini berarti model yang digunakan dalam analisis

5 memenuhi syarat Goodness of Fit atau model dapat diterima. Signifikasi tersebut menunjukkan bahwa variabel bebas (Xi) secara serentak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y). Variabel bebas (Xi) dimaksud meliputi: Luas lahan garapan (X1), benih padi (X2), Urea (X3), SP36 (X4), KCl (X5), pestisida (X6), dan tenaga kerja (X7). Lebih lanjut, situasi tersebut ditunjang oleh nilai koefisien determinasi (R2= 0,9816). Nilai tersebut berarti semua variabel bebas (Xi) yang masuk dalam model dapat menentukan variabel terikatnya sebesar 98,16%, sedangkan sisanya 1,84% ditentukan oleh variabel lain di luar model. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial Lahan. Berdasarkan hasil analisis fungsi Cobb-Douglas (Tabel 1) diperoleh nilai koefisien regresi untuk input lahan (1=1,1335) nilai tersebut artinya setiap penambahan luas lahan (X1) sebesar 1% akan memberikan tambahan produksi (Y) sebesar 1,1335. Setelah diuji dengan t-test pada taraf nyata 0,05 diperoleh p-value 0,0016 < 0,05 atau t-hit (3,4595) > t-tabel (2,037) yang berarti Ha diterima. Situasi tersebut menunjukkan bahwa penambahan input lahan sebesar 1% akan menyebabkan persentase tambahan produksi yang signifikan pada taraf nyata 0,05. Benih. Dari hasil analisis Tabel 1 diperoleh nilai koefisien regresi untuk input benih (2=0,1236), artinya setiap penambahan input benih (X2) sebesar 1% akan memberikan tambahan produksi (Y) sebesar 0,1236%. Setelah diuji dengan t-test pada taraf nyata 0,05 diperoleh p-value 0,5514 > 0,05 atau t-hit (0,6020) < t-tabel (2,037), yang berarti Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tambahan input benih sebesar 1% berpengaruh non signifikan terhadap tambahan produksi padi. Pupuk Urea. Hasil analisis (Tabel 1) menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk input urea (3) sebesar -0,1570 nilai tersebut berarti setiap penambahan pupuk urea (X3) sebesar 1% akan menyebabkan penurunan produksi sebesar -0,1570%. Setelah diuji dengan t-test pada taraf nyata 0,05 diperoleh t-test

6 (-0,9190) > t-tabel (-2,037) yang berarti Ha ditolak, artinya penurunan produksi akibat tambahan input pupuk urea adalah tidak nyata (non signifikan). Pupuk SP36. Hasil analisis (Tabel 1) diperoleh bahwa nilai koefisien regresi untuk input pupuk SP36 (4) sebesar -0,5978 nilai tersebut berarti setiap penambahan pupuk SP36 (X4) sebesar 1% akan memberi pengaruh penurunan produksi sebesar -0,5978%. Setelah diuji dengan t-test pada taraf nyata 0,05 diperoleh nilai t-test (-2,7362) < t-tabel (-2,037) dengan p-value 0,01005 < 0,05, signifikan pada taraf nyata 0,05 (Ho ditolak). Situasi tersebut menunjukkan bahwa penambahan pupuk SP36 sebesar 1% akan mengurangi produksi secara signifikan, dengan kata lain penggunaan pupuk SP36 oleh petani secara teknis sudah berlebihan (masuk daerah III irrasional pada kurve produksi). Pupuk KCl. Hasil analisis (Tabel 1) menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk input KCl (5) sebesar 0,3451. Nilai tersebut berarti setiap penambahan pupuk KCl (X5) sebesar 1% akan meningkatkan produksi sebesar 0,3451%. Setelah diuji dengan t-test pada taraf nyata 0,05 menunjukkan bahwa nilai t-test (2,6366) > t-tabel (2,037) dengan p-value 0,0128 < 0,05 yang berarti Ha diterima. Situasi tersebut menunjukkan bahwa penambahan pupuk KCl sebesar 1% akan meningkatkan produksi secara signifikan. Pestisida. Hasil analisis yang tampak pada Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk input pestisida (6) sebesar 0,0027 yang berarti setiap penambahan input pestisida (X6) sebesar 1% akan sebesar 0,0027%. Namun setelah diuji dengan t-test meningkatkan produksi pada taraf nyata 0,05

diperoleh t-hit (0,1447) < t-tabel (2,037) yang berarti Ha ditolak, artinya peningkatan produksi akibat penambahan pestisida signifikan). Tenaga Kerja. Dari hasil analisis (Tabel 1) diperoleh nilai koefisien regresi tenaga kerja (7) sebesar 0,1126 yang berarti setiap penambahan input tenaga kerja (X7) sebesar 1% akan menyebabkan penambahan produksi sebesar 0,1126%. Setelah diuji dengan t-test pada taraf nyata 0,05 diperoleh t-hit adalah tidak nyata (non

7 (0,9054) > t-tabel (-2,037) yang berarti Ha ditolak, artinya penambahan produksi akibat tambahan input tenaga kerja adalah tidak nyata (non signifikan).

Daerah Produksi dan Elastisitas Produksi


Elastisitas produksi (Ep) didefinisikan sebagai perubahan relatif produk (output) yang dihasilkan sebagai akibat perubahan relatif input yang digunakan. Jadi elastisitas produksi mengukur derajat kepekaan perubahan output yang disebabkan perubahan pemakaian input. Selanjutnya berdasarkan elastisitas produksi dapat dijelaskan tahap atau daerah produksi, yaitu yang terdiri dari 3 daerah produksi (Stage I, II, dan III) yaitu: 1. Daerah dengan Ep > 1 sampai Ep = 1 (Stage I) Dalam daerah ini penambahan input sebesar 1% menyebabkan penambahan output lebih besar dari 1 %. Bila produksi tersebut menguntungkan, produsen dapat mengembangkan usaha atau memperbesar pendapatannya dengan menambah penggunaan inputnya. Jadi pendapatan masih bisa diperbesar lagi. Daerah ini merupakan Daerah I yang merupakan daerah irrasional. 2. Daerah dengan Ep = 1 sampai Ep = 0 (Stage II) Pada daerah ini penambahan input sebesar 1 % menyebabkan penambahan output paling tinggi 1% dan paling rendah 0%. Tergantung harga input dan output, daerah ini akan dicapai keuntungan maksimum. Daerah ini ditandai dengan Daerah II yang merupakan daerah rasional. 3. Daerah dengan Ep < 0 (Stage III) Pada daerah ini penambahan input akan menyebabkan pengurangan (penambahan negatif) dari produksi, artinya penambahan input justru akan mengurangi pendapatan. Daerah ini ditandai Daerah III yang merupakan daerah irrasional. Berkaitan dengan elastisitas produksi dan daerah produksi, dalam analisis ini menggunakan fungsi Cobb-Douglass yang menghasilkan parameter (i) yang tidak lain merupakan nilai elastisitas produksi untuk penggunaan input Xi.

8 Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang telah dilakukan, diperoleh satu input, yaitu input luas lahan (X1) yang memiliki nilai elastisitas produksi (1=1,1335) lebih besar dari satu (Ep > 1) dan signifikan pada taraf nyata 5% (Tabel 1). Hal ini berarti bahwa penambahan input lahan sebesar 1% akan menyebabkan persentase tambahan produksi yang signifikan pada taraf nyata 0,05. Berdasarkan uraian tersebut, maka posisi input lahan memiliki nilai Ep (1,1335) > 1 dan merupakan Daerah I atau daerah irrasional. Pada daerah ini berarti produsen dapat mengembangkan usaha atau memperbesar pendapatannya dengan menambah penggunaan inputnya. Selanjutnya, selain input luas lahan, terdapat beberpa input yang memiliki nilai elastisitas di antara 1 dan 0 (Ep = 1 sampai Ep = 0). Input-input tersebut meliputi: input benih (X2), KCl (X5), pestisida (X6) dan tenaga kerja (X7). Keempat input tersebut berada pada daerah II stau daerah rasional. Pada daerah ini penambahan input sebesar 1 % menyebabkan penambahan output paling tinggi 1% dan paling rendah 0%. Tergantung harga input dan output, daerah ini akan dicapai keuntungan maksimum. Dari ke tujuh input, hasil analisis menunjukkan terdapat dua input yang memiliki nilai elastisitas negative (Ep < 0), yaitu input pupuk Urea (X3) dan SP36 (X4). Pada daerah ini penambahan input akan menyebabkan pengurangan

(penambahan negatif) dari produksi, artinya penambahan input justru akan mengurangi pendapatan. Daerah ini ditandai Daerah III yang merupakan daerah irrasional. Analisis Efisiensi Penggunaan Input Efisiensi penggunaan input dalam penelitian ini dimaksudkan apakah penggunaan input-input yang meliputi: input lahan, benih, Urea, SP36, KCl, pestisida, dan tenaga kerja telah dialokasikan sehingga memberi keuntungan maksimum. Hasil analisis efisiensi penggunaan input pada usahatani padi disajikan pada Tabel 2.

9 Tabel 2. Hasil Analisis Efisiensi Penggunaan Input pada Usahatani Padi di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, Tahun 2013
Koef. Reg. No Input-Output Simbol Koef. Geomean Harga input0utput 351250 6750000 8950 250000 256500 250000 103925 13250 3.0559320 4.5595257 -4.0335543 -39.5850549 27.7649297 0.0000024 0.8644235 >1 >1 <1 <1 >1 <1 <1 Belum Ef. Belum Ef. Tidak Ef. Tidak Ef. Belum Ef. Tidak Ef. Tidak Ef. Nilai ef. Bi(y/xi)*(py /pxi) Kriteria Efisiensi Kriteria Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8

Produksi (ku) Luas lhn (ha) Benih (ku) Urea (ku) SP36 (ku) KCl (ku) Pest. (Rp) TK(HKO) 1 2 3 4 5 6 7 1.1335 0.1236 -0.1570 -0.5978 0.3451 0.0027 0.1126

21.76 0.42 23.15 1.19 0.45 0.38 83676.4 75.14

Sumber: Data Primer Diolah Berdasarkan hasil analisis efisiensi penggunaan input sebagaimana yang tampak pada Tabel 2. dapat diketahui bahwa dari 7 (tujuh) jenis input yang dianalisis, terdapat 3 (tiga) jenis input yang penggunaannya belum efisien dan 4 (empat) jenis input yang penggunaannya tidak efisien. Input yang penggunaannya belum efisien (nilai efisiensi > 1) mengindifikasikan bahwa keuntungan masih dapat ditingkatkan dengan menambah penggunaan input-input tersebut, yaitu meliputi input lahan, benih, dan pupuk KCl. Peningkatan atau penambahan input dimaksud dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penambahan input yang bersifat kuantitatif artinya penambahan jumlah, sedangkan penambahan jumlah yang bersifat kualitatif berkaitan dengan kualitas input itu sendiri seperti: kualitas benih, jarak tanam, kualitas tenaga kerja, cara dan saat penggunaan pupuk serta saat pemebrantasan hama dan penyakit tanaman. Selanjutnya input yang penggunaannya tidak efisien (nilai efisiensi < 1) memberikan isyarat bahwa penambahan penggunaan input dimaksud justru dapat menurunkan nilai efisiensi atau secara ekonomi merugikan. Dari hasil analisis, terdapat 4 (empat) jenis input yang memiliki nilai efisiensi < 1, yaitu meliputi input pupuk urea, SP36, pestisida dan penggunaan tenaga kerja. Oleh karenanya penambahan secara fisik (kuantitas) input dimaksud perlu dipertimbangkan. Di

10 lain pihak, tidak efisiennya penggunaan keempat input di atas dapat disebabkan karena kualitas atau cara pelaksanaan/aplikasi teknologi yang kurang tepat. KESIMPULAN Dari hasil anailisis dapat disimpulkan sebagai berikut : Input yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di Kecamatan Lingsar meliputi luas lahan garapan (X1) dan input pupuk KCl (X5). Sementara itu, input benih (X2), Urea (X3), pestisida (X6) dan tenaga kerja (X7) berpengaruh tidak nyata (non signifikan) terhadap produksi, sedangkan input SP36 (X4) berpengaruh negative dan signifikan pada taraf nyata 5%. Input luas lahan (X1) berada pada Daerah I atau daerah irrasional dengan nilai elastisitas produksi (1=1,1335) lebih besar dari satu (Ep > 1) dan signifikan pada taraf nyata 5%. Terdapat beberapa input yang memiliki nilai elastisitas di antara 1 dan 0 (Ep = 1 sampai Ep = 0). Input-input tersebut meliputi: input benih (X2), KCl (X5), pestisida (X6) dan tenaga kerja (X7). Keempat input tersebut berada pada daerah II stau daerah rasional. Pada daerah ini penambahan input sebesar 1 % menyebabkan penambahan output paling tinggi 1% dan paling rendah 0%. Terdapat dua input yang memiliki nilai elastisitas negative (Ep < 0), yaitu input pupuk Urea (X3) dan SP36 (X4). Pada daerah ini penambahan input akan menyebabkan pengurangan (penambahan negatif) dari produksi, artinya penambahan input justru akan mengurangi pendapatan. Daerah ini ditandai Daerah III yang merupakan daerah irrasional. Dari dari 7 (tujuh) jenis input yang dianalisis, terdapat 3 (tiga) jenis input yang penggunaannya belum efisien dan 4 (empat) jenis input yang penggunaannya tidak efisien. Input yang penggunaannya belum efisien (nilai efisiensi > 1) yaitu meliputi input lahan (X1), benih (X2), dan pupuk KCl (X5). Nilai Ef : X1=3,06; X2=4,56; X5=27,76 Input yang penggunaannya tidak efisien (nilai efisiensi < 1) meliputi input pupuk urea (X3), SP36 (X4), pestisida (X6) dan tenaga kerja (X7). Nilai Ef : X3= 4,03; X4= 39,58; X6=0,0000024; X7= 0,86

1.

2.

3.

4.

5.

11 REFERENSI Dibertin, David L. (1986). Agriculture Production Economics. Macmillan Publishing Company, New York. 366 p. Nurhidayana (2013). Analisis Pendapatan dan Efisiensi Penggunaan Input Pada Usahatani Padi di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, Tahun 2013. SKRIPSI. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Teken, I GB. (1985). Beberapa Azas Ekonomi Produksi. Departemen Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

You might also like