Professional Documents
Culture Documents
Tolib Effendi
H. Boedi Mustiko,SH., M.Hum. A.Agus Ramdlany, SH., MH. Tolib Effendi, SH., MH.
Pokok Bahasan
1. 2. 3. 4. 5. 6. Landasan berlakunya KUHAP Asas-asas Hukum Acara Pidana Pihak dalam Hukum Acara Pidana I Pihak dalam Hukum Acara Pidana II Penyelidikan dan Penyidikan I Penyidikan II
Komponen Penilaian
1. Tugas I (10%) 2. UTS (25%) 3. Tugas II (15%) 4. UAS (35%) 5. Kehadiran (5%) 6. Aktivitas di Kelas (10%)
Setelah Kemerdekaan
Terjadi Unifikasi Hukum Acara Pidana dengan diberlakukannya UU Nomor 1 (drt) 1951; Berlaku HIR untuk wilayah Jawa dan Madura, sedangkan di luar itu berlaku RBG; Berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Munculnya KUHAP
Seminar Hukum Nasional II di Semarang 1968; Penyusunan naskah RUU KUHAP oleh Panitia Intern Departemen Kehakiman 1973; Menteri Kehakiman menyampaikan RUU KUHAP pada sekretaris negara 1974; Pembahasan RUU KUHAP di DPR 1979; Diundangkan tahun 1981
Landasan KUHAP
Landasan Filosofis (Pancasila); Landasan Konstitusional (UUD 1945); Landasan Operasional; Landasan Tujuan
UU 8/ 1981 = KUHAP
Sebutan kitab tidak ditujukan pada undang-undangnya melainkan ditujukan pada sifat kodifikasinya. Di dalam KUHAP secara lengkap meliputi pengertian keseluruhan acara pidana dari tingkat penyidikan sampai pelaksanaan putusan hakim, bahkan sampai peninjauan kembali (herziening). (Lihat Pontang Moerad, 2005: 173)
Van Bemmelen
Kumpulan ketentuan hukum yang mengatur negara terhadap adanya dugaan terjadinya pelanggaran pidana; Untuk mencari kebenaran melalui alatalatnya; Dengan diperiksa di persidangan; dan diputus oleh hakim; Dijalankan putusan tersebut; (Lihat Waluyadi, 1999: 10)
Van Apeldoorn
Peraturan yang mengatur cara bagaimana pemerintah menjaga kelangsungan pelaksanaan hukum pidana materiil (Lihat van Apeldoorn, 2005: 335)
Bambang Poernomo
Dalam arti sempit, kumpulan peraturan tentang proses pelaksanaan hukum acara pidana; Dalam arti luas, kumpulan peraturan pelaksanaan hukum acara pidana ditambah dengan peraturan lain yang berkaitan dengan itu; Dalam arti sangat luas, ditambah dengan peraturan tentang alternatif jenis pidana. (Lihat Waluyadi, 1999: 11)
Fungsi HAP
KUHAP sebagai salah satu instrumen dalam sistem peradilan pidana pada pokoknya memiliki fungsi utama yaitu: Mencari dan menemukan kebenaran; Pengambilan keputusan oleh hakim, dan Pelaksanaan daripada putusan yang telah diambil itu. (Lihat R. Achmad S. Soema Di Pradja, 1981: 4)
Tujuan HAP
Mencari dan menemukan kebenaran materiil
Kebenaran materiil yaitu kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan dan tepat.
Daftar Bacaan
1. Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, 1996 2. Bambang Poernomo, Pokok-pokok Tata Acara Peradilan Pidana Indonesia dalam Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1981, 1993 3. E. Utrecht, disadur dan direvisi Moh. Saleh Djindang, Pengantar dalam Hukum Indonesia, 1989 4. LJ. Van Apeldoorn, diterjemahkan oleh Oetarid Sadino, Pengantar Ilmu Hukum, 2008 5. M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan, 2008 6. Nico Ngani, et al, Mengenal Hukum Acara Pidana: Bagian Umum dan Penyidikan, 1984 7. Pontang Moerad, Pembentukan Hukum Melalui Putusan Pengadilan dalam Perkara Pidana, 2005 8. R. Achmad S. Soema Di Pradja, Pokok-Pokok Hukum Acara Pidana Indonesia, 1981 9. Waluyadi, Pengetahuan Dasar Acara Pidana (Sebuah Catatan Khusus), 1999
_/|\_
File bisa diunduh di http://te-effendi.blogspot.com