You are on page 1of 18

TUGAS KELOMPOK

Disusun Oleh: Suharti Ade Minarni A!dul "ah#an Melda "ia &anti 1101121340 110111247 1101120$3% 11011%%304

P"OG"AM STUD' S1 ADM'('ST"AS' (EGA"A )AKULTAS 'LMU SOS'AL DA( 'LMU POL'T'K U('*E"S'TAS "'AU 2013

Halaman |2

MODEL '(K"EME(TAL (Policy as Variatons on the Past) Model inkremental muncul merupakan kritik terhadap model rasional. Model inkremental ini digunakan untuk menambah, mengurangi dan menyempurnakan programprogram yang telah ada sebelumnya. Pada model ini para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau melakukan peninjauan secara konsisten terhadap seluruh kebijakan yang dibuatnya karena beberapa alasan, yaitu: 1. idak punya !aktu, intelektualitas, maupun biaya untuk penelitian terhadap nilai-nilai sosial masyarakat yang merupakan landasan bagi perumusan tujuan kebijakan. 2. #. $. "danya kekha!atiran tentang bakal munculnya dampak yang tidak diinginkan sebagai akibat dari kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya "danya hasil-hasil program dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan demi kepentingan tertentu Menghindari kon%lik jika harus melakukan proses negosiasi yang melelahkan bagi kebijakan baru. MODEL '(K"EME(TAL DALAM PE(GAM+'LA( KE+',AKA( &erbagai keraguan tentang praktikalitas bahkan kegunaan model rasional memba!a pada usaha untuk mengembangkan sebuah teori pengambilan keputusan yang lebih dekat dalam memperkirakan perilaku aktual dari para pengambil keputusan. 'ituasi ini mendorong munculnya model inkremental yang memotret pengambilan keputusan kebijakan publik sebagai sebuah proses yang dikarakterisasikan oleh ta!ar mena!ar dan kompromi antara berbagai pengambil keputusan yang memiliki kepentingannya sendiri-sendiri. (eputusankeputusan yang dihasilkan tentu saja lebih merepresentasikan apa yang secara politik %isibel daripada diinginkan. )asa dalam mengembangkan model inkremental dalam analisa pengambilan keputusan kebijakan publik paling layak diatributkan pada ilmu!an politik *ale +ni,ersity, -harles .indblom. /a merangkum model ini sebagai sebuah model yang terdiri dari strategistrategi yang saling mendukung dalam melakukan penyederhanaan dan pemusatan %okus. 'trategi-strategi itu adalah: 1. Pembatasan analisis hanya pada beberapa alternati% kebijakan yang %amiliar hanya sedikit berbeda dari status 0uo1

Halaman |1

2. 'ebuah strategi yang mengedepankan analisis untuk mencari masalah yang ingin diselesaikan daripada tujuan-tujuan positi% yang ingin dikejar1 #. 'erangkaian percobaan, kegagalan, dan percobaan ulang1 $. "nalisis yang mengeksplorasi hanya sebagian, bukan keseluruhan, konsekuensikonsekuensi yang penting dari suatu alternati% yang dipertimbangkan1 2. 3ragmentasi kerja analitis untuk berbagai partisipan dalam pembuatan kebijakan 4setiap partisipan mengerjakan bagian mereka dari keseluruhan domain5. 6alam pandangan .indbolm, para pengambil keputusan mengembangkan berbagai kebijakan melalui sebuah proses membuat 7perbandingan terbatas yang berurutan dengan kebijakan sebelumnya8, yaitu keputusan-keputusan yang sudah %amiliar bagi mereka. 'eperti dikemukakan dalam artikelnya yang telah banyak dikutip, 7 he 'cience o% 9 Muddling Through:8, para pengambil keputusan bekerja dalam sebuah proses yang secara terus menerus 7terbangun dari situasi yang ada pada saat itu, setapak-demi-setapak dan dalam derajad yang kecil8. (eputusan yang diambil biasanya hanya sedikit berbeda dari keputusankeputusan yang sudah ada1 dengan kata lain, perubahan dari status-0uo bersi%at inkremental. "da dua sebab mengapa berbagai keputusan cenderung tidak terlalu jauh berbeda dengan status 0uo. Pertama, karena proses ta!ar mena!ar mensyaratkan distribusi sumber daya yang terbatas di antara berbagai partisipan, maka akan lebih mudah untuk melanjutkan pola distribusi yang sudah ada daripada membuat sebuah pola baru yang berbeda secara radikal. (euntungan dan kelemahan dari tatanan ada sudah diketahui dan dikenal oleh para aktor kebijakan, berbeda dengan ketidakpastian yang melingkupi tatanan yang masih baru, yang membuat kesepakatan untuk melakukan perubahan menjadi sulit dicapai. Hasil yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk muncul adalah kelanjutan dari status 0uo atau hanya perubahan kecil dari status 0uo. (edua, standard operating procedure yang menjadi batu penjuru seluruh sistem birokrasi cenderung untuk lebih mengedepankan keberlanjutan atau kontinuitas praktek-praktek yang sudah ada. -ara para birokrat mengidenti%ikasi berbagai opsi, metode dan kriteria untuk dipilih seringkali telah ditetapkan lebih dahulu, menghambat ino,asi dan hanya mengulang tatanan yang sudah ada. .indbolm juga berpendapat bah!a model inkremental yang mensyaratkan pemisahan antara tujuan dan cara ternyata tidak bisa dipraktekan dalam praktek, tidak hanya karena ada batasan !aktu dan in%ormasi seperti yang dikatakan 'imon, tetapi juga karena para pembuat kebijakan tidak pernah benar-benar bisa memisahkan antara tujuan dan cara. .indbolm berpendapat bah!a di sebagian besar area kebijakan, tujuan tidak bisa dipisahkan dari cara, Halaman |2

dan tujuan apa yang dituju seringkali bergantung pada e%ekti%itas cara yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut. (arena kesepakatan atas pilihan kebijakan sulit untuk dicapai, para pengambil keputusan menghindari membuka kembali isu-isu lama atau mempertimbangkan kembali pilihan-pilihan yang terlalu jauh berbeda dengan praktek-praktek yang ada, karena membuat kesepakatan menjadi semakin sulit dicapai. Hasilnya adalah berbagai keputusan kebijakan yang hanya sedikit berbeda dengan kebijakan-kebijakan terdahulu. Model inkremental melihat pengambilan keputusan sebagai sebuah kegiatan praktis yang ber%okus pada pemecahan masalah yang sedang dihadapi daripada berupaya mencapai tujuan jangka panjang. 6alam model ini, cara-cara yang dipilih untuk menyelesaikan masalah ditemukan melalui trial-and-error daripada melalui e,aluasi yang komprehensi% dari semua cara yang ada. Para pengambil keputusan hanya mempertimbangkan beberapa alternati% yang %amiliar, dan dianggap pantas, dan berhenti mencari alternati% lain ketika mereka percaya bah!a sebuah alternati% yang bisa diterima telah ditemukan. TE(TA(G MODEL '(K"EME(TAL .indblom, sebagai dikutip oleh 6ye, berpendapat bah!a para pembuat kebijakan publik tidak akan melakukan penilaian tahunan secara teratur terhadap seluruh kebijakankebijakan yang ada maupun yang telah diusulkan sebelumnya dengan cara misalnya : mengidenti%ikasi tujuan-tujuan masyarakat secara keseluruhan, meneliti man%aat dan biaya dari tiap-tiap alternati% dan biayanya, kemudian memilih alternati% terbaik. etapi justru hal sebaliknyalah yang dilakukan, terutama karena hambatan-hambatan baik dari segi !aktu, kecakapan maupun biaya, semua sehingga alternati% para pembuat berikut kebijakan semua enggan untuk mengidenti%ikasikan kebijakan akibat-akibatnya.

Model inkremental ini oleh para penganutnya 4.indblom, Hirschman, dan &raybrooke5 sering disebut-sebut sebagai lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya dalam proses pembuatan kebijakan publik bila dibandingkan dengan model rasional komprehensi%. -iri-ciri utama yang melekat dalam proses pembuatan kebijakan yang sebenarnya, menurut pengamatan .indblom, mempunyai logika internalnya sendiri. -iri-ciri perumusan;pembuatan kebijakan public yang dimaksud, antara lain meliputi hal-hal berikut: a. Para pembuat kebijakan seringkali enggan untuk ber%ikir dalam kerangka yang menyeluruh atau setidaknya menjelaskan secara terbuka tujuan-tujuan yang akan mereka capai. Hal ini mungkin mencerminkan adanya suatu kesadaran bah!a jika Halaman |#

mereka melakukannya maka yang akan mereka peroleh justru pertentangan yang hebat, bukannya persetujuan. b. )ika kemudian ternyata bah!a kebijakan-kebijakan yang ada tidak berhasil mengatasi masalah, maka langkah-langkah perbaikan yang ditempuh oleh para anggota de!an per!akilan rakyat dan para administrator akan cenderung bersi%at inkremental. "rtinya, mereka cenderung melakukan perubahan kecil-kecilan atau hanya melakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya terhadap kebijakankebijakan itu, bukannya melakukan perubahan-perubahan secara besar-besaran. 6alam melakukan hal ini mereka biasanya bertindak secara hati-hati dengan selalu berpegang pada pengalaman sebelumnya, dan tidak akan menempuh langkahlangkah besar menuju ke arah yang tidak pasti. c. Para pembuat kebijakan percaya bah!a hanya sedikit sekali, kalau tokoh ada, masalah yang dapat dipecahkan secara tuntas dan berlaku sepanjang masa. 'ebab mereka menyadari bah!a pembuatan kebijakan itu merupakan suatu siklus. "rtinya, kita akan kembali pada masalah tersebut begitu kesalahan-kesalahan telah diperbaiki dan cara-cara baru untuk menanggulanginya telah berhasil dikembangkan secara memuaskan. d. Hanya sedikit sekali kebijakan-kebijakan publik yang dibuat oleh indi,idu-indi,idu atau bahkan oleh badan-badan tunggal, karena kebanyakan justru dibuat melalui interaksi dari banyak pihak yang dapat mempengaruhi kebijakan 4policy influentials5 dan yang beroperasi dalam suatu jaringan kekuasaan 4polycentricity5. e. <alaupun para aktor yang terlibat dalam proses pembuatan kebijakan publik itu masing-masing mempunyai kebijakan publik itu masing-masing mempunyai kepentingan pribadi, namun mereka bukanlah peserta-peserta yang buta dan karena itu mereka mampu menyesuaikan diri satu sama lain, melalui ta!ar-mena!ar, negosiasi, dan kompromi 4partisan mutual adjustment5. %. 'uatu nilai yang dianggap melekat pada kebanyakan demokrasi liberal yang pluralistik ialah adanya upaya untuk mencari konsensus, sehingga yang muncul tidak selalu berupa kebijakan yang terbaik, melainkan kebijakan yang paling disepakti oleh kelompok-kelompok yang terlibat. &erdasarkan keenam ciri tersebut di atas, nampak dengan gamblang bah!a model inkremental ini menampilkan gaya konser,ati% dalam proses pembuatan kebijakan publik. =aya konser,ati% dari model ini dapat dilihat dalam caranya melakukan penilaian 4e,aluasi5 Halaman |$

terhadap program-program atau kebijakan-kebijakan baru, misalnya

apakah akan

ditingkatkan, dikurangi atau dimodi%ikasi, maka dasar pertimbangan yang dipakainya selalu mengacu pada program-program atau kebijakan-kebijakan lama dan biaya-biaya yang telah dikeluarkan di masa sebelumnya. 6engan perkataan lain, 9para pembuat kebijakan pada umumnya cenderung tutup mata, menerima keabsahan dari program-program yang sudah ada dan, secara diam-diam, mereka setuju untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan terdahulu:. Menurut pengamatan 6ye, ada sejumlah alasan yang dapat diketengahkan kenapa para pembuat kebijakan pada umumnya cenderung bersikap konser,ati% seperti itu. Pertama, karena para pembuat kebijakan pada umumnya menghadapi kendala internal yang tidak enteng, yaitu tidak mempunyai !aktu, kecakapan, atau dana yang cukup untuk meneliti secara cermat semua alternati% kebijakan yang ada. 6ana yang harus dikeluarkan untuk menghimpun seluruh in%ormasi ini terlalu besar. Para pembuat kebijakan juga tidak memiliki kemampuan daya ramal yang memadai, bahkan dalam era digital;komputer sekarang, untuk mengetahui semua akibat dari tiap alternati% kebijakan. Mereka juga tidak mampu bagi setiap alternati% kebijakan itu mengingat beraneka ragamnya nilai-nilai politik, sosial, ekonomi dan kultural. 6engan demikian kebijakan yang benar-benar rasional mungkin malah tidak e%isien, jika !aktu yang dicurahkan untuk mengembangkan suatu kebijakan yang rasional itu amat berlebihan. (edua, para pembuatan kebijakan pada umumnya menerima keabsahan dari kebijakan-kebijakan sebelumnya karena mereka tidak yakin akan akibat-akibat dari kebijakan-kebijakan yang sama sekali baru atau sama sekali berbeda. >leh karena itu dirasa aman berurusan dengan program-program yang telah dilaksanakan sebelumnya, tidak peduli apakah kebijakan atau program tadi terbukti e%ekti% ataukah tidak. (etiga, dalam program-program yang ada boleh jadi terdapat in,estasi besar-besaran 4sunk costs5 yang mencegah dilakukannya setiap perubahan yang bersi%at radikal. /n,estasiin,estasi tersebut mungkin dalam bentuk uang, bangunan, atau peralatan-peralatan berat lainnya, atau dalam bentuk sikap-sikap psikologis, kebiasaan-kebiasaan 4budaya5 administrasi, atau struktur organisasi. Misalnya, dianggap sebagai sesuatu yang bijaksana, kalau organisasi-organisasi cenderung melestarikan dirinya sepanjang masa apapun man%aatnya, kalau mereka mengembangkan rutinitas tertentu sehingga mempersulit perubahan, dan kalau indi,idu-indi,idu yang terlibat di dalamnya mengembangkan hasrat pribadi demi kelangsungan organisasi dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku, yang Halaman |2

menjadikan perubahan radikal sulit dilakukan. 6alam kondisi seperti itu !ajar jika tidak semua alternati% kebijakan 4kendati opsinya terbuka5 dipertimbangkan dengan serius, terkecuali beberapa yang sekiranya akan menimbulkan perubahan-perubahan kecil di bidang %isik, ekonomis, organisasi dan administrasi. (eempat, pendekatan inkremental juga dinilai memiliki tingkat kelayakan politik akan semakin mudah dicapai apabila pokok-pokok soal yang diperdebatkan hanyalah menyangkut masalah perubahan-perubahan kecil terhadap program-program yang ada. 'ebaliknya kon%lik akan semakin tajam apabila pembuatan keputusan itu berpangkal tolak dan terpusat pada perubahan-perubahan yang mendasar dalam kebijakan yang bersangkut paut dengan keputusan kebijakan mengenai perolehan besar-besaran atau kehilangan besarbesaran atau 9semua atau tidak sama sekali:, 9ya atau tidak:. (arena ketegangan-ketegangan politik yang menyertai pengesahan program-program baru atau kebijakan-kebijakan baru setiap tahunnya cenderung sangat besar, maka kebijakan yang telah berhasil disahkan di masa lampau cenderung untuk diteruskan di tahun-tahun mendatang, kecuali jika memang terdapat kesepakatan politik baru yang mendasar. 6engan demikian pendekatan inkremental ini penting sebagai upaya meredakan;mengurangi kon%lik, memelihara stabilitas, dan melestarikan kehidupan sistem politik itu sendiri. -iri-ciri yang melekat pada diri para pembuat kebijakan itu sendiri juga mendorong diterapkannya model inkremental ini. "mat jarang manusia yang bertindak untuk memuaskan semua nilai-nilainya1 lebih sering mereka bertindak untuk sekedar memuaskan jenis-jenis tuntutan tertentu. Manusia pada dasarnya bersikap pragmatis : mereka hanya kadang-kadang saja berusaha untuk mencari cara yang terbaik 4the best way5 namun akan segera mengakhiri usaha pencariannya ini apabila mereka kemudian menemukan suatu cara akan dapat segera dilaksanakan 4workable5. 6alam usaha pencariannya itu biasanya dimulai dengan sesuatu cara yang sudah dikenal sebelumnya, yakni alternati%-alternati% kebijakan yang dirasanya paling dekat dengan kebijakan-kebijakan yang ada sekarang. Hanya jika alternati%-alternati% kebijakan tersebut tidak lagi memuaskan maka pembuat kebijakan mulai berupaya keras untuk menempuh perubahan kecil terhadap program-program yang ada akan memuaskan jenis tuntutantuntutan tertentu, sehingga perubahan-perubahan kebijakan secara besar-besaran yang akan memaksimalkan nilai-nilai tidak lagi dipedulikan. "khirnya, dalam keadaan tiadanya tujuan-tujuan atau nilai-nilai kemasyarakatan yang dapat disepakatai bersama, kiranya jauh lebih mudah dan masuk akal bagi pemerintah dalam suatu Halaman |?

masyarakat yang majemuk untuk meneruskan program-program yang ada dari pada harus membuat perencanaan kebijakan yang menyeluruh menuju tercapainya tujuan-tujuan kemasyarakatan yang khusus. (ritik terhadap model rasional komprehensi% yang kemudian berusaha menutupi kekurangan yang ada dalam model tersebut dengan jalan menghindari banyak masalah yang ditemui dalam model rasional komprehensi%. Model ini lebih bersi%at deskripti% dalam pengertian, model ini menggambarkan secara aktual cara-cara yang dipakai para pejabat dalam membuat keputusan. Model inkremental;penambahan merupakan hasil dari praktik-praktik yang diterima secara luas di kalangan pembentuk kebijakan publik. Model ini mencoba untuk menyesuaikan dengan realitas kehidupan praktis dengan mendasarkan pada pluralisme dan demokrasi, maupun keterbatasan-keterbatasan kemampuan manusia. .andasan pokok rasional dari model ini adalah bah!a perubahan inkremental memberikan tingkat maksimal keamanan dalam proses perubahan kebijakan. 'emua pengetahuan yang bisa dipercaya didasarkan pada cara satunya-satunya untuk mengambil keputusan tanpa menimbulkan resiko dengan melanjutkan kebijakan sesuai dengan arah tujuan kebijakan lama @ membatasi pertimbangan-pertimbangan kebijakan alternati% dengan kebijakan-kebijakan yang secara relati% mempunyai tingkat perbedaan yang kecil dengan kebijakan sekarang yang berlaku. Menurut model ini, kebijakan atau keputusan selalu bersi%at serial, %ragmentari, dan sebagian besar remedial. 'uatu masalah bisa saja muncul, namun dapat dipecahkan oleh proses pengambilan keputusan inkremental, dan sejalan dengan berlalunya !aktu bisa menciptakan atmos%ir yang lebih menguntungkan bagi perubahan-perubahan, dan sekaligus memberikan peluang-peluang tambahan bagi penyesuaian perbedaan di kalangan pembuat keputusan. Aingkasnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempelajari model penambahan 4inkrementalisme5, yakni : 1. Pemilihan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran dan analisis-analisis empirik terhadap tindakan dibutuhkan. (eduanya lebih berkaitan erat dengan dan bukan berada satu sama lain. 2. Para pembuat keputusan hanya mempertimbangkan beberapa alternati% untuk menanggulangi masalah yang dihadapi dan alternati%-alternati% ini hanya berada secara marginal dengan kebijakan yang sudah ada.

Halaman |B

#. $.

+ntuk setiap alternati%, pembuat keputusan hanya menge,aluasi beberapa konsekuensi yang dianggap penting saja. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan dibatasi kembali secara berkesinambungan. /nkrementalisme memungkinkan penyesuaian-penyesuaian sarana-tujuan dan tujuan-sarana sebanyak mungkin sehingga memungkinkan masalah dapat dikendalikan.

2.

idak ada keputusan tunggal atau penyelesaian masalah yang dianggap 9tepat:. Pengujian terhadap keputusan yang dianggap baik adalah bah!a persetujuan terhadap berbagai macam analisis dalam rangka memecahkan persoalan tidak diikuti persetujuan bah!a keputusan yang diambil merupakan sarana yang paling cocok untuk meraih sasaran yang telah disepakati.

?.

Pembuatan keputusan secara inkremental pada dasarnya merupakan remedial dan diarahkan lebih banyak kepada perbaikan terhadap ketidaksempurnaan sosial yang nyata sekarang ini daripada mempromosikan tujuan sosial di masa depan. 'elain menggunakan model inkremental, dibutuhkan pula tipologi tertentu untuk menganalisis model kebijakan publik.

Menurut &udi <inarno : Model inkremental juga diartikan sebagai kritik terhadap model rasional komprehensi% akirnya melahirkan model penambahan atau inkrementalis. >leh karena model ini berangkat dari kritik terhadap model rasional komprehensi%, maka ia berusaha menutupi kekurangan yang ada dalam model tersebut dengan jalan menghindari banyak masalah yang ditemui dalam model rasional komprehensi%. Model ini lebih bersi%at deskripti% dalam pengertian, model ini menggambarkan secara actual cara-cara yang dipakai para pejabat dalam membuat keputusan. Perlu diperhatikan bah!a komentar dari para ilmu!an lain, termasuk *eheCkel 6ror yang menyatakan bah!a mereka sepakat mengenai model inkremental sebagai alat bantu deskripti% yang canggih untuk menganalisis proses-proses pembuatan kebijakan yang sebenarnya. Damun perlu diketahui pula kritik-kritik mereka terhadap model inkremental yang mengatakan bah!a model ini tidak mendorong pembuat keputusan untuk melakukan ino,asi dalam mencari alternati%-alternati% optimal, dan kenyataan menunjukkan bah!a model ini tidak memberi peluang untuk beradaptasi dan mengatasi kondisi-kondisi darurat dari sebuah masyarakat modern yang kompleks dan sedang mengalami perubahan yang cepat.

Halaman |E

'ebuah model pembuatan kebijakan yang sangat signi%ikan, mirip dengan model inkremental bisa ditemukan dalam tulisan "aron <ilda,sky yang berjudul 9 The Politics of The Budgetary Process. "sumsi utama <ilda,sky adalah bah!a proses penganggaran belanja pemerintah adalah inkremental, terpisah-pisah, non-pragmatik, dan se0uensial. /ni disebabkan karena si%at pluralistik dari situasi dan pembuatan anggaran belanja. 'elanjutnya <ilda,sky menjelaskan pemikiran ini dengan mengatakan bah!a proses yang dikembangakan guna melakukan komparasi interpersonal dalam pemerintahan tidak didasari kepentingan ekonomi, melainkan sarat dengan kepentingan politik. (on%lik-kon%lik dipecahkan 4dengan landasan kesepakatan pada peran5 dengan menerjemahkan pre%erensipre%erensi yang berbeda melalui sistem politik ke dalam unit-unit yang disebut pemilihan atau ke dalam tipe-tipe !e!enang, seperti a ,eto po!er. 'trategi melibatkan politik sebenarnya merupakan %aktor yang menentukan dalam proses anggaran belanja dan kinerjanya. .ebih jauh <ilda,sky mengatakan sebagai berikut : Budgeting is incremental, not comprehensive. The beginning of wisdom about an agency budget is that it is almost never actively reviewed as a whole every year in the sense of reconsidering the whole of all existing programs as compared ro all possible alternatives. Instead it is based on last year!s budget with special attention given to a narrow range of increase. Thus the men who make the budget are concered with relatively small increments to an existing base. Their attention is focused on a small number of items over which the budgetary battle is fought. 'ingkatnya, argumen pokok <ilda,sky adalah bah!a proses penganggaran belanja mempunyai alternati% terbatas, hanya penyesuaian-penyesuaian yang secara relati% kecil dari anggaran belanja sebelumnya bisa dibuat. "rgumen ini mirip dengan konsep yang diperkenalkan oleh .indblom, yaitu 9partitional mutual adjustment:. -O(TO. MODEL '(K"EME(TAL -ontoh masalah kebijakan di )akarta di mana dari tahun ke tahun, pemerintah telah memperbaiki kebijakan-kebijakannya namun tetap saja belum mendapatkan hasil yang memuaskan. (emacetan adalah kondisi dimana terjadi penumpukan kendaraan di jalan. Penumpukan tersebut disebabkan karena banyaknya kendaraan tidak mampu diimbangi oleh sarana dan prasana lalu lintas yang memadai. "kibatnya, arus kendaraan menjadi tersendat dan kecepatan berkendara pun menurun. Aata-rata kecepatan berkendara di )akarta saat ini berada di kisaran 12 km;jam, yang menurut standar internasional angka ini tergolong sebagai Halaman |F

macet. "ngka ini di ba!ah angka kecepatan berkendara di kota di dunia, seperti misalnya okyo. 6ata ini menunjukkan bah!a kondisi kemacetan di )akarta cukup parah. (emacetan ini disebabkan karena melonjaknya jumlah kendaraan bermotor yang ada di )akarta. ingginya tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor di )akarta ini tidak diimbangi oleh meningkatnya sarana dan prasarana lalu lintas yang memadai. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di 6(/ )akarta diperkirakan berada di kisaran 2-1GH per tahun dengan motor sebagai porsi terbesar penyumbangnya. &erbanding kontras dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, pertumbuhan panjang jalan bahkan kurang dari 1H per tahunnya. "kibatnya, kendaraan bermotor semakin menumpuk di jalanan )akarta dan kemacetan pun tidak terhindari. Pemerintah 6aerah 6(/ )akarta sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi kemacetan. Pelebaran dan pembangunan jalan adalah salah satunya. Pemerintah daerah telah banyak menggusur pemukiman di )akarta agar dapat melebarkan jalan yang telah ada. /ni dimaksudkan agar tingkat kemacetan di jalan-jalan tersebut dapat dikurangi dan arus kendaraan menjadi lebih lancar. 'ementara itu, pemerintah juga membangun sejumlah jalan baru sehingga alternati% jalan menjadi lebih banyak dan kepadatan kendaraan tidak terkonsentrasi hanya di satu titik. Damun semua upaya itu dianggap gagal. Pertumbuhan panjang jalan jauh tertinggal dibanding pertumbuhan jumlah kendaraan. Pertumbuhan panjang jalan yang hanya sekitar 1H per tahun tidak akan mampu mengakomodasi jumlah kendaraan yang tiap tahunnya meningkat 2-1GH. +paya lainnya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menerapkan aturan three in one. .angkah ini cukup e%ekti% untuk mengatasi kemacetan karena dengan adanya aturan ini, kendaraan pribadi dengan 1-2 penumpang tidak dapat melintasi jalan three in one. "kibatnya, penggunaan kendaraan pribadi dapat dihindari dan kemacetan pun dapat dikurangi. 'alah satu contohnya adalah di ka!asan 'udirman, )akarta. Damun kebijakan ini tidak lantas mampu menja!ab permasalahan kemacetan di )akarta. "turan ini relati% sulit untuk diterapkan di jalan-jalan lainnya. 'elain itu, penyimpangan-penyimpangan seperti joki three in one juga membuat kebijakan ini tidak e%ekti%. (ehadiran joki membuat pengguna kendaraan pribadi dapat mengelabui aturan dan kemacetan pun tidak akan berkurang. 6an program pemerintah daerah yang terakhir dan baru-baru ini berhasil direalisasikan adalah &us!ay. &us!ay yang telah beroperasi sejak 12 )anuari 2GG$ ini meniru sistem transportasi yang ada di &ogota, (olombia. /de angkutan transportasi massal ini diharapkan dapat mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke &us!ay. Damun hasilnya kurang memuaskan. H a l a m a n | 1G

'eperti yang telah disebutkan, jumlah kendaraan bermotor bertambah hingga 1GH per tahunnya. /ni menunjukkan bah!a &us!ay tidak berpengaruh signi%ikan untuk mengurangi jumlah kendaraan bermotor. idak adanya &us!ay di seluruh !ilayah )akarta membuat pemilik kendaraan pribadi lebih memilih untuk menggunakan kendaraannya. >rang akan berpikiran bah!a naik &us!ay akan menyulitkan mereka karena mereka harus berjalan ke halte &us!ay, naik ransjakarta &us!ay, turun, dan berjalan lagi ke kantor mereka. 'ebagian beranggapan akan lebih mudah dan simple bila menggunakan kendaraan pribadi. /nilah yang membuat &us!ay tidak terlalu signi%ikan mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi dan gagal mengatasi kemacetan. Masalah berikutnya, masalah banjir di )akarta. Masalah ini termasuk tipologi lo!i kategori regulatoris karena pada umumnya kebijakan ini bermaksud membatasi jumlah pihak pemberi pelayanan tertentu. &anjir merupakan salah satu akar permasalahan yang paling signi%ikan dijakarta. (arena pada dasarnya sampai saat ini pemerintah belum mampu untuk mengatasi masalah banjir tersebut. mulai dari kebijakan pertama yang dilakukan pemerintah. (ebijakan pertama diambil adalah pada tahun 1F1#, kebijakan Pemerintah Hindia &elanda di &ata,ia atau )akarta pada a!al abad ke-2G, tepatnya pada 1F1#, dengan membuat proyek kanal banjir. Proyek ini usai tujuh tahun kemudian. -ili!ung dipotong mulai dari Manggarai, sebagian dibelokkan arahnya melalui 6ukuh "tas, (aret, =rogol, dan bermuara di eluk =ong. 'etelah itu dibuat pula kanal atau grachten yang mele!ati )alan )uanda, Hayam <uruk, dan =ajah Mada. 'ekalipun kanal banjir sudah ber%ungsi pada tahun 1F2G. 'etelah itu untuk melindungi kota dari kenaikan permukaan air laut dan banjir, pada akhir 1FFG-an, pemerintah (ota Aotterdam membangun maeslantkering, yaitu dua gerbang besar yang bisa dibuka-tutup dengan total panjang ?GG meter. 6an kebijakan yang diambil oleh %auCi !ibo!o sekarang adalah kerjasama dengan program sister city pada tanggal B %ebruari 2G11 dengan penandatangnan penandatanganan Mo+ tersebut, Pemerintah Pro,insi 4Pemro,5 6(/ menggandeng Aotterdam untuk membuat tanggul raksasa di bagian utara )akarta untuk mengantisipasi kemungkinan tenggelamnya /bu (ota. 6engan hal seperti ini model incremental belum mampu untuk menyelesaikan masalah banjir di )akarta. (arena dengan perubahan-perubahan kebijakan yang terdahulu belum mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut. pemerintah harus memutar otak lagi untuk menanggulangi masalah banjir tersebut. (ebijakan dana &>' masuk dalam kategori kebijakan distributi,e karena pada dasarnya kebijakan ini merupakan subsidi dana pendidikan dari pemerintah untuk sekolahsekolah di tiap-tiap daerah. Program 6ana &os yang bertujuan untuk memberikan layanan H a l a m a n | 11

pendidikan gratis bagi seluruh sis!a miskin, "danya berbagai pungutan-pungutan biaya terhadap sis!a, hal ini menjadi salah satu opsi yang menunjukkan bah!a program pemberian 6ana &>' tidak konsisten dengan apa yang telah ditetapkan sebelumnya. +ang yang dikeluarkan oleh orang tua murid cenderung tidak berkurang !alaupun sudah ada dana &>'. 6ana &os sesungguhnya belum bisa dikatakan menggratiskan biaya pendidikan meskipun 6ana &>' telah memberikan 'PP gratis bagi seluruh sis!a, karena pada kenyataaannya biaya diluar 'PP lebih besar daripada 'PP. Program dana &>' sebagai salah satu upaya untuk memantapkan !ajib belajar pendidikan dasar F tahun memang belum dapat sepenuhnya memberikan layanan yang memadai, hal ini dikarenakan terbatasnya sumber dana yang digunakan operasional sekolah. 'umberdana sekolah yang berasal dari orang tua;!ali sis!a, bantuan "P&6 maupun dari dana &>' belum dapat menjangkau memberikan layanan bagi sis!a miskin berkisar secara keseluruhan, tetapi justru dengan program &>' sekolah agak bisa berna%as sehingga dapat memberikan kontribusi pengentasan kemiskinan bidang pendidikan sekitar 2GH - 22H. Masalah kebijakan yang akan di bahas dengan menggunakan model inkremental adalah masalah de%isit pangan nasional yang terjadi di /ndonesia, dan dari !aktu ke !aktu selalu dipecahkan oleh pemerintah melalui kebijakan peningkatan produkti,itas dan produksi pertanian pangan padi secara nasional. )ika terjadi de%isit pangan, pemerintah segera impor beras dari Degara-negara lain penghasil beras. (ebijakan pemerintah yang mendasarkan model inkremental ini tentu saja tidak e%ekti% karena memecahkan persoalan pangan hanya untuk sementara !aktu. 'elain itu, implikasi dari impor beras sangat merugikan kepada kaum petani penghasil padi karena harga beras yang sempat naik dan membuat mereka bersuka cita, lantas cenderung segera pula anjlok sehingga membuat para petani menangis, karena kenaikan harga beras dalam negeri yang si%atnya sementara itu tidak mempunyai pengaruh apapun bagi perbaikan kehidupan mereka. 'ementara jika terjadi panen raya, harga juga cenderung segera anjlok, dan kembali para petani menangis lagi karena mereka sangat dirugikan. Pemerintah tentu saja tidak bisa menjalankan kebijakan seperti ini terus-menerus, karena pada dasarnya kebijakan inkremental seperti dijelaskan sebelumnya merupakan pendekatan konser,ati% untuk melakukan ino,asi kebijakan. Perlu diingat pula bah!a sebenarnya telah terjadi perubahan yang sangat cepat dalam masalah kependudukan. Pertama, banyak penduduk desa yang cenderung meninggalkan daerah pedesaan mereka untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar atau di luar negeri sebagai tenaga kerja /ndonesia. &iasanya alasan klise yang menjadi pendorong mereka untuk meninggalkan daerah pedesaan H a l a m a n | 12

mereka, yaitu dalam pandangan mereka lapangan kerja di sektor pertanian pangan dan di sektor non pertanian tidak bisa lagi menjadi andalan bagi kehidupan mereka yang layak untuk masa sekarang, maupun untuk masa mendatang. (edua, pertambahan komulati% penduduk secara nasional terus meningkat. >leh karena itu, pemerintah tidak hanya harus segera tanggap terhadap %enomena kependudukan saat ini, tetapi perlu segera melakukan ino,asi kebijakan pangan nasional dengan melakukan kebijakan terobosan, yang dalam hal ini adalah kebijakan di,ersi%ikasi pangan secara nasional. 'udah saatnya pemerintah mempunyai komitmen yang kuat terhadap kebijakan pertanian pangan di /ndonesia yang telah dengan gencar dan semangat yang menggebu-gebu diluncurkan pada tahun 1F?F dan sempat menjadi prioritas dan bisa mencapai s!asembada pangan, justru sekarang ini menghasilkan anti klimaks, yang berupa tidak kunjung selesainya persoalan pangan dan kesejahteraan para petani. Padahal Degara-negara lain, seperti (orea 'elatan dan ai!an, kebijakan pertanian pangan bisa berhasil, dan mengantarkan Degara-negara itu memasuki tahap perkembangan industri dan perdagangan. 6ibandingkan dengan Degara-negara itu, /ndonesia merupakan Degara pertanian terbesar di "sia enggara. 'ungguh sangat ironis dan tragis, sektor pertanian /ndonesia, plus sumber-sumber kekayaan alam lain tidak mampu me!ujudkan impian seperti yang terjadi di Degara-negara "sia lainnya yang sekarang telah menjadi Degara-negara industri dan perdagangan. 'ecara agregat, produksi beras /ndonesia terus meningkat. 6emikian pula luas panen dan produkti,itas. Pada tahun 1$ luas panen, produkti,itas dan produksi hanya sebesar E.2GF.GGG ha, 2?,$ ton;ha, dan 12.2FB.GGG ton beras. ahun 2GG?, luas panen telah mencapai 11.BEG.GGG ha, dengan produkti,itas sebesar $,?2 ton;ha dan jumlah produksi mencapai #$.#E2.GGG ton beras. 'elama #$ tahun terakhir, hanya pada F tahun pertumbuhan produksi beras nasional bernilai negati,e, yaitu tahun 1FB2, 1FF1, 1FF#-1FF$, 1FFB-1FFF, 2GG1, dan 2GG2. Damun yang dibutuhkan bukan sekedar menjaga produksi beras bertumbuh positi%. *ang dibutuhkan adalah produksi per tahun itu mampu memenuhi permintaan atau konsumsi, dan pertumbuhan produksi beras dari tahun ke tahun mampu mengimbangi pertumbuhan penduduk atau konsumsi. (enyataannya, kecuali tahun 1FE$, produksi beras nasional senantiasa lebih rendah dari kebutuhan konsumsi nasional. (arena itu sebagian kebutuhan nasional dipenuhi dari impor. 'epanjang 1F?G-2GG?, proporsi impor terhadap total suplai 4imporIproduksi nasional5 yang bernilai kurang dari 2 persen hanya pada tahun 1FE$, 1FEF dan 1FFB. erdapat $ tahun dimana presentase impor terhadap total pasokan mencapai dua digit. *ang tertinggi di tahun H a l a m a n | 1#

1FFE sebesar 22,E1 persen. 'etelah krisis ekonomi 1FFB hingga 2GG$, proporsi impor beras /ndonesia tidak pernah kurang dari $,2 persen. 6e%isit produksi terhadap konsumsi beras terjadi karena, meskipun dari tahun ke tahun pertumbuhan produksi dan produkti,itas terus terjadi, laju dari pertumbuhan tersebut mengalami pelambatan. )ika pada antara tahun 1F?F-1FE$ pertumbuhan produksi mencapai 2 persen, maka pada periode 1FE2-1FFE produksi hanya naik 1,B1 persen. )ika periode 1FBF1FE# produksi dapat ditingkatkan ?,2F persen, maka pada periode selanjutnya pertumbuhan terus menurun, sehingga pada tahun 1FF$-1FFE produksi hanya 1,G1 persen per tahun pada 1FF2-2GG1. (ecenderungan ini bergerak sebaliknya dari laju pertumbuhan penduduk yang rata-rata terus meningkat dari tahun ke tahun, dan jikapun mengalami pelambatan pertumbuhan, tidak sedrastis pelambatan pertumbuhan produksi. Penurunan laju pertambahan produksi terkait dua hal utama, yaitu melambatnya laju perumbuhan produkti,itas dan menurunnya laju pertambahan lahan. Pelambatan laju pertumbuhan produksi pada periode 1FEG-1FE$ hingga periode 1FF2-2GG1 berkaitan dengan menurunnya laju pertumbuhan produkti,itas 4dari 2,#1H per tahun pada periode 1FEG-1FE$ menjadi G,2FH per tahun pada periode 1FFG-1FF$5, dan bahkan negati% 4-5 G,##H pada periode 1FF2-2GG15 dan laju pertambahan luas baku sa!ah 4turun dari E,EBH per tahun menjadi G,B2H pada periode 1FFG-1FF$ dan -1,E$H pada periode 1FF2-2GG15. Pemerintah menyiapkan dana ketahanan pangan yang dianggarkan Ap# triliun untuk mengatasi melambungnya harga pangan belakangan ini. Menko Perekonomian Hatta Aajasa menyatakan, pemerintah tengah mengatur penggunaan dana tersebut agar bisa menekan harga pangan secara tepat dan e%ekti%. J(ita juga mengatur dana cadangan Ap 1 triliun, dan Ap 2 triliun untuk kementerian negara. (ita akan susun agar penggunaannya bisa e%ekti%,J ungkap Hatta di kantornya, )umat 4B;15. /a melanjutkan, dana tersebut akan digunakan untuk menginter,ensi harga pangan terutama pada kantong-kantong yang ra!an harga. J(ita akan all out. /ni adalah program seluruh (;. 4(ementrian;.embaga5,J ujar Hatta. "dapun beberapa kebijakan yang akan dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi dampak melambungnya harga pangan adalah meningkatkan operasi pasar untuk beras. J(edua, kita lakukan pendekatan %iskal dan hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan perdagangan. 6an hal terkait dengan suplai juga harus cukup. 'tok &ulog harus 1,2 juta ton,J ujarnya.

H a l a m a n | 1$

'elanjutnya adalah kembali melakukan penyaluran raskin. Aencananya, ungkap Hatta, pada 3ebruari nanti akan ada raskin rapelan alias pengguyuran raskin untuk jangka !aktu 2 bulan ditarik ke 1 bulan. Pemerintah juga bakal melakukan pendekatan %iskal 4pajak atau kepabeanan5 guna mencegah harga pangan dalam negeri menjadi tinggi. J(ita juga tahu, harga pangan dunia meningkat sangat tajam di 6esember-)anuari. (ebijakan harus sukses, apapun iklimnya. Pertanian harus tetap tumbuh,J ungkapnya. Pemerintah juga akan membuka lahan baru untuk meningkatkan produksi pangan. J/tu jadi agenda mendesak. 'enin seluruh gubernur /ndonesia akan hadir. 'alah satunya membahas masalah ketahanan pangan harus sampai daerah. .ahan-lahan harus dilindungi, jangan ada yang terkon,ersi. PP 4peraturan pemerintah5 sudah selesai. idak boleh ada lahan pertanian dikon,ersi ke yang lain,J pungkasnya. -ontoh kasus kebijakan publik bermodel inkremental adalah kebijakan dalam (ementerian Pendidikan Dasional. Menteri Pendidikan Dasional ketika ditanya !arta!an mengapa setiap ganti menteri selalu ganti kebijaksanaan. Menteri Pendidikan Dasional mengeaskan bah!a setiap menteri baru melanjutkan kebijaksanaan menteri sebelumnya. (ebijaksanaan tersebut hanya disempurnakan tidak ada yang diganti. 6icontohkan oleh Mendiknas bah!a kurikulum pendidikan itu dalam seratus tahun belakang ini tidak pernah berubah. Hal ini menunjukkan pada kementerian pendidikan nasional menggunakan model incremental.

H a l a m a n | 12

DA)TA" PUSTAKA +u/u : "bdul <ahab, 'olichin. 2GGE. Pengantar "nalisis (ebijakan Publik. +MM Press. Malang <inarno &udi. 2G11. (ebijakan Publik: eori Proses dan 'tudi (asis. -"P'. *ogyakarta 0e!site http:;;ekonomi.kompasiana.com;bisnis;2G11;11;12;kemacetan-lalu-lintas-dki-jakarta; http:;;jeinClumbanraja.blogspot.com;2G11;GE;analisis-kebijakan-dana-bos.html http:;;litbang.bantenpro,.go.id;2G12;kebijakan-dana-bos-terhadap-keberhasilan-program!ajardikdas-di-pro,insi-banten; http:;;!!!.Ce%.de;module;register;media;#dd%KPolitikH2G(etahananH2GPangan H2G/ndonesiaH2G1F2G-2GG2.pd% http:;;sosbud.kompasiana.com;2G11;G2;1F;ketahanan-pangan-0uo-,adis; http:;;nttCine.com;articles;pertanian-pangan;1?G-produksi-nasional-turun-impor-beras.html http:;;ekonomi.inilah.com;read;detail;112##E2;+A. LLD"=L :

H a l a m a n | 1?

You might also like