You are on page 1of 7

Rencana Pelat lantai Fungsi bangunan Luas bangunan Mutu beton (Fc) Mutu baja (Fy) Beban hidup

bangunan : Perkantoran : 33.6m x 17m = 571,2 : 35 Mpa : 400Mpa : 250 kg/m2

Gambar Denah Pelat

1.1 Menentukan Syarat dan Panjang Bentang Lx adalah bentang arah memendek dan Ly adalah bentang arah memanjang. Pelat dibedakan menjadi dua, yaitu pelat 1 arah ( Ly/Lx ) arah (Ly/Lx) 2. Pada kasus ini diasumsikan bentang terpanjang dipakai untuk perhitungan. 2 dan pelat dua

Lyn = 500 ( Lxn = 400 ( Ly / Lx =

= 465 cm = 355 cm = 1,31 (jenis pelat 2 arah)

1.2 Perhitungan Tebal Pelat Tebal minimum pelat dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi syarat sebagai berikut : Perancangan dimensi pelat dua arah berdasarkan SNI 03 2847 2002 pasal 11.5 (3(3)). a. b. Untuk 0.2 menggunakan pasal 11.5(3(2)) 0.2 < < 2 ketebalan minimum pelat harus memenuhi dab tidak boleh lebih dari 120mm H1 = c. Untuk kurang dari H2 = Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap pelat H min = = = 10,38 cm 2, ketebalan minimum harus memenuhi dan tidak boleh

H max = = = 13,78 cm

1.3 Kontrol Tebal Pelat Perhitungan control pelat menggukan rumus sebagai berikut :
( )

12 =

m =

= 1,01 (karena m < 2, maka dipakai tebal pelat 12 cm

1.4 Pembebanan pelat Untuk Beban Pelat Lantai a. Beban mati (WD) PBI 1983 berat sendiri pelat (tebal 12cm) = 0,12 x 240 x 1 x 1 berat spesi lantai (2cm) = 2 x (0,1 x 1 x 1 x 21) beban pasir (3cm) = 0,03 x 1 x 1 x 1600 beban keramik (1cm) = 1 x 1 x 1 x 24 beban plafond + penggantung = 1 x 1 x 18 Pipa & ducting AC = 1 x 1 x 40 = 288 kg/m2 = 42 kg/m2 = 48 kg/m2 = 24 kg/m2 = 18 kg/m2 = 40 kg/m2

WD = 460 kg/m2 b. Beban hidup (WL) ; PPIUG 1983 hal 17 Beban hidup untuk gedung Perkantoran = 250 kg/m2 c. Beban ultimate (WU) Beban pelat lantai ruangan : WU = 1,2 WD + 1,6 WL = 1,2 (460) + 1,6 (250) = 952 kg/m2

1.5 Tebal Efektif Pelat tebal pelat = 120 mm tebal selimut beton = 20 mm tulangan arah X = 10 mm tulangan arah X = 10 mm tulangan pokok = 10 mm

Tinggi Efektif Pelat : Dx = h p ( 0,5 . tulangan pokok arah x) = 120mm 20mm (0,5 x 10 mm) = 95 mm Dy = h p (0,5 . tulangan pokok arah y) ( tul pokok arah x) = 120 mm 20mm (0,5 x 10 mm) 10mm = 85mm 1.6 Perhitungan momen dan penulangan pelat Perhitungan pelat dengan bentang paling besar

Ly/Lx = 1,31 < 2 ..... pelat 2 arah nilai x1 x4 (PBI 1971 hal 202), didapatkan nilai sebagai berikut: a. X1 = 34 b. X2 = 18 c. X3 = 73 d. X4 = 57

Menentukan momen Moment moment yang ditimbulkan akibat gaya lentur yang bekerja pada jarak selebar b = 1 m, masing masing moment pada arah x dan pada arah y, sesuai dengan type penyaluran beban pada pelat berdasarkan metode amplop. Mlx = 0,001 x Wu x Lx2 . X = 0,001 . 952 . 42 . 40 = 609.28 kgm Mly = 0,001 x Wu x Lx2 . X = 0,001 . 952 . 42 . 27 = 411,26 kgm Mtx = 0,001 x Wu x Lx2 . X = 0,001 . 952 . 42 . 89 = 1355.65 kgm Mty = 0,001 x Wu x Lx2 . X = 0.001 . 952 . 42 . 74 = 1127.17 kgm Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel di bawah ini. Tipe Pelat Ly / Lx (m) 1,31 MLX (kgm) 609,28 MLY (kgm) 411,26 MTX (kgm) 1355,65 MTY (kgm) 1127,17

1,31

517,88

274,18

1096,7

715,9

1,31

548,35

258,94

1172,86

883,46

1,31

609,28

411,26

1355,65

1127,17

1,31

517,88

274,18

1096,7

715,9

Perhitungan tulangan lapangan dan tumpuan diambil momen yang terbesar dan tulangan lapangan dan tumpuan dianggap sama : Mtx = 1355,65 kgm = 13,56 kN,m Mntx = M = = = = 16,95 kN.m 16,95 . 106 mm = 13,44

= max = 0,75 x b = 0,75 x 0.0585 = 0,0439 min = dx Rn

= 0,0585

= 0,0035

= 120 - 20 - 10/2 = 95 mm = = = 1,88

(1 - (1 -

= 0,00486

< max > min, dipakai = 0,00486

Kebutuhan tulangan : As pakai = x b x d = 0,00486 x 1000 x 95 = 461,7 mm2 . (10)2 = 78,5 mm2

digunakan tulangan 10 = . Jumlah tulangan =

= 5,88 6 buah = 166,67 mm = 240 mm > As ....... OK!

jarak tulangan dalam 1 m1 = Jarak maksimum = 2 x h = 2 x 120 As yang timbul = 6 . .

. (10)2 = 471

Dipakai tulangan 10 175 mm

You might also like