You are on page 1of 25

BAB I PENDAHULUAN

Undang-undang Dasar adalah peraturan negara yang tertinggi dalam Negara, yang memuat ketentuan ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber daripada perundangan lainnya yang kemudian dikeluarkan oleh negara itu. Undang undang dasar ialah hukum dasar tertulis. Hukum adalah himpunan peraturan peraturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu sendiri.1 lmu !edokteran "orensik merupakan kumpulan ilmu pengetahuan medis yang menunjang pelaksanaan penegakan hukum.# lmu $orensik bekerja atas landasan hukum dan undang undang. lmu-ilmu $orensik yang menangani tindak kriminal sebagai masalah hukum. Dalam kelompok ini termasuk hukum pidana dan hukum a%ara pidana. !ejahatan sebagai masalah hukum adalah aspek pertama dari tindak kriminal itu sendiri, karena kejahatan merupakan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum. lmu- lmu $orensik yang menangani tindak kriminal sebagai masalah teknis.# Hal ini dapat dilaksanakan kalau permintaan yang ber&enang meminta bantuan dokter-dokter ahli kedokteran kehakiman atau ahli lainnya sesuai dengan pasal 1'' !UH( ayat 1. Dimana pihak tersebut penyelidik, hakim, jaksa penuntut tidaklah mungkin mengetahuhi seluruh ilmu dibidang kedokoteran yang nantinya akan dipergunakan untuk memutuskan perkara kriminal yang berhubungan dengan tubuh manusia misalnya) kekerasan, poembunuhan, bunuh diri. Untuk maksud tersebut maka pihak yang ber&enang akan meminta bantuan kepada seorang dokter sebagai saksi ahli yang mana kesaksian dokter ini diatur oleh undang-undang. "ungsi utama kedokteran $orensik sebagai berikut) 1. *embantu penegak hukum menentukan apakah suatu peristi&a yang sedang diselidiki merupak peristi&a pidana atau bukan. #. *embantu penegak hukum mengetahui bagaimana proses tindak pidana tersebut '. *embantu penegak hukum mengetahui identitas korban. +. *embantu penegak hukum mengetahui identitas pelaku tindak pidana.#,'

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Undang Undang Yang Berkaitan Dengan Ilmu Ked kteran ! ren"ik 2.#. Undang undang 2.#.#. Undang undang Da"ar Undang-undang Dasar adalah peraturan negara yang tertinggi dalam Negara, yang memuat ketentuan ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber daripada perundangan lainnya yang kemudian dikeluarkan oleh negara itu. Undang undang dasar ialah hukum dasar tertulis.1 Hukum adalah himpunan peraturan peraturan (perintah-perintah dan laranganlarangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu sendiri.1 2.2. Ilmu Ked kteran ! ren"ik 2.2.#. De$ini"i ,da berbagai pengertian yang dikemukakan oleh ahli !edokteran "orensik , diantaranya -idney -mith mende$inisikan .Forensic medicine may be defined as the body of knowledge which may services in the administration of the law, yang maksudnya ilmu !edokteran "orensik merupakan kumpulan ilmu pengetahuan medis yang menunjang pelaksanaan penegakan hukum. -impson !. mende$inisikan ./which deals with the broad field where medical matters come into relation with the law certification of live and dead, the study of sudden or violent or unexplained death, scientific criminsl investigation, matters involving the coroners, court procedure, medical ethnics and the like. 0erjemahan bebasnya ialah ilmu kedokteran yang berhubungan dengan pengeluaran surat-surat keterangan untuk orang hidup maupun mati demi kepentingan hukum, mempelajari kematian tiba-tiba, karena kekerasan atau kematian yang men%urigakan sebabnya, penyidikan tindakan kriminal se%ara ilmiah, halhal yang berhubungan dengan penyidikan, kesaksian, etika kedokteran dan sebagainya.# 2.2.2. %uang lingku& &ela'anan 0ernyata pelayanan dibidang medikolegal dalam beberapa kasus masih diperlukan disiplin lain. Dibidang kesehatan bantuan tersebut dapat men%akup (atologi "orensik, (sikiatri "orensik, 0oksikologi "orensik, ,ntropologi "orensik, 1dontologi "orensik dan #

2adiologi "orensik. 3uga jurusan biologi yang dekat dengan ilmu kedokteran yaitu 4ntomologi "orensik yang dalam # dekade terakhir menunjukan peranan yang meningkat.#,' 2.2.(. !ung"i utama ilmu ilmu $ ren"ik 1. *embantu penegak hukum menentukan apakah suatu peristi&a yang sedang diselidiki merupakan peristi&a pidana atau bukan. #. *embantu penegak hukum mengetahui bagaimana proses tindak pidana tersebut, meliputi ) a. !apan dilakukan b. Dimana dilakukan %. Dengan apa dilakukan d. 5agaimana %ara melakukan e. ,pa akibatnya '. *embantu penegak hukum mengetahui identitas korban. +. *embantu penegak hukum mengetahui identitas pelaku tindak pidana.#,' 2.2.). Perundangan*undangan mengenai &r "edur &emerik"aan ke+akiman Dalam menyadari ke&ajiban dan $ungsi dokter dalam membantu proses peradilan pemeriksaan kedokteran) a. *enjelaskan dasar hukum yang me&ajibkan dokter untuk membantu proses peradilan. b. *engenal siapa yang ber&enang untuk meminta bantuan dokter dalam proses peradilan. %. *engenal kuali$ikasi dokter yang dapat diminta dalam proses peradilan. d. *enjelaskan sanksi yang dapat dikenakan bila dokter tidak memenuhi permintaan membantu proses peradilan.

-eseorang selain ke&ajibannya untuk men%egah menjangkitnya penyakit ada lagi tugas yang dibebankan kepadanya yaitu membantu pihak yang ber&enang dalam menegakkan keadilan ditengah-tengah masyarakat.

'

Hal ini dapat dilaksanakan kalau permintaan yang ber&enang meminta bantuan dokter-dokter ahli kedokteran kehakiman atau ahli lainnya sesuai dengan pasal 1'' !UH( ayat 1. Dimana pihak tersebut penyelidik, hakim, jaksa penuntut tidaklah mungkin mengetahuhi seluruh ilmu dibidang kedokoteran yang nantinya akan dipergunakan untuk memutuskan perkara kriminal yang berhubungan dengan tubuh manusia misalnya) kekerasan, pembunuhan, bunuh diri. Untuk maksud tersebut maka pihak yang ber&enang akan meminta bantuan kepada seorang dokter sebagai saksi ahli yang mana kesaksian dokter ini diatur oleh undang-undang. 6ang perlu diketahui oleh kalangan kedokteran adalah .#,'

2.2.).#. D kter ,a-i. mem.antu &i+ak &eradilan dalam menegakkan ke.enaran atau keadilan Pa"al #/0 KUHAP (1) -etiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakirnan atau dokter atau ahli lainnya &ajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. (#) -emua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bah&a mereka mengu%apkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.#,', 2.2.).2. Pemerik"aan 1a'at Untuk Peradilan Pa"al #() KUHAP (1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik &ajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban. (#) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik &ajib menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut. (') ,pabila dalam &aktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang diberi tahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1'' ayat (') undang-undang ini. #,',+ Pa"al #(2 KUHAP +

Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan penggalian mayat, dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1'' ayat (#) dan pasal 1'+ ayat (1) undang-undang ini. #,',+ Pa"al #(3 KUHAP -emua biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ditanggung oleh negara. 2.2.).(. Sank"i .agi d kter 'ang tidak mau mem.antu &r "e" &eradilan Pa"al 222 KUHP 5arang siapa dengan sengaja men%egah,menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan,dipidana dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pa"al 22) a'at 4#5 KUHP 5arang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang dengan sengaja tidak memenuhi ke&ajiban berdasarkan undang-undang yang harus dipenuhinya, dian%am) a. Dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan. b. Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 7 bulan. #,',8 2.2.).). Peraturan &emerinta+ re&u.lik ind ne"ia n m r #6 ta+un #033 tentang ,a-i. "im&an ra+a"ia ked kteran Pa"al #. 6ang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal ' pada &aktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran. Pa"al 2. (engetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut dalam pasal ', ke%uali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi daripada (eraturan (emerintah ini menentukan lain. Pa"al (. 6ang di&ajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah) a. 0enaga kesehatan menurut pasal # Undang-undang tentang 0enaga !esehatan (9embaran Negara tahun 1:7' No. ;:). b. *ahasis&a kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan<atau pera&atan, dan orang lain yang ditetapkan oleh *enteri !esehatan. #,' 8

2.2.).2. S'arat "'arat untuk mem.uka ra+a"ia -a.atan Pa"al )7 KUHP 5arang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa, tidak dipidana. Pa"al 26 KUHP 5arang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang undang, tidak dipidana. Pa"al 2# KUHP a'at 4#5 (1) 5arang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang ber&enang, tidak dipidana.#,',8 2.2.).3. D kter da&at mengundurkan diri dari ke"ak"iann'a Pa"al #/6 KUHAP menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari ke&ajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang diper%ayakan kepada mereka. (#) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut.#,',+ 2.2.)./.An8aman mem.uka ra+a"ia -a.atan Pa"al (22 KUHP

(1) *ereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya di&ajibkan

(1) 5arang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang &ajib disimpannya karena jabatan atau pen%ariannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu, dian%am dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah. (#) 3ika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.#,',8 2.2.2. 9i"um et %e&ertum a. Da"ar &engadaan 9i"um et %e&ertum Pa"al #(( KUHAP 1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan mengenai seorang korban baik luka, kera%unan ataupun mati yang diduga karena peristi&a yang merupakan tindak pidana, ia ber&enang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.

#. (ermintaan keterangan ahli sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan se%ara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. '. *ayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan se%ara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilakukan dengan memberi %ap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat. *enurut pasal 1'' !UH,( permintaan =isum et repertum merupakan &e&enang penyidik , resmi dan harus tertulis, =isum et repertum dilakukan terhadap korban bukan tersangka dan ada indikasi dugaan akibat peristi&a pidana. 5ila pemeriksaan terhadap mayat maka permintaan =isum disertai identitas label pada bagian badan mayat, harus jelas pemeriksaan yang diminta, dan =isum tersebut ditujukan kepada ahli kedokteran $orensik atau kepada dokter di rumah sakit.#,',+,7 ..Yang .er,enang dalam meminta :i"um Pa"al 3 a. pejabat polisi negara 2epublik ndonesia> b. pejabat pega&ai negeri sipil tertentu yang diberi &e&enang khusus oleh undang- undang. (#) -yarat kepangkatan pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur ebih lanjut dalam peraturan pemerintah.#,',+,7 8. Permintaan Se.agai Sak"i A+li Pa"al #/0 4#5 KUHAP -etiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya &ajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. Pa"al 22) KUHP 5arang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang dengan sengaja tidak memenuhi ke&ajiban berdasarkan undang-undang yang harus dipenuhinya, dian%am dalam perkara pidana dengan penjara paling lama -embilan 5ulan.#,',+,8,7 ;

(1) (enyidik adalah)

d. Pem.uatan 9i"um Et %e&ertum Bagi Ter"angka 49e% P"ikiatri5 Pa"al #26 KUHAP yang memiliki keahlian khusus. Pa"al #76 KUHAP pengadilan, hakim ketua siding dapat minta keterangan saksi ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan. Pa"al 2( UU Ke"e+atan terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan.#,',+,7 e. Keterangan A+li Pa"al I Butir 27 KUHAP !eterangan ahli adalah keterangan yang diberikan seseorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan ( pengertian keterangan ahli se%ara umum). ,gar dapat diajukan kesidang pengadilan sebagai upaya pembuktian, keterangan ahli harus .dikemas? dalam bentuk alat bukti sah.#,',+,7 $. Alat Bukti Sa+ Pa"al #(7 KUHAP Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang ke%uali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti sah ia memperoleh keyakinan bah&a suatu tindakan pidana benar-benar terjadi dan bah&a terdak&alah yang bersalah melakukannya. Pa"al #7) KUHAP a'at 4#5 ,lat bukti yang sah adalah ) (a) !etererangan saksi @

(1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang

(#) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul disidang

(') 0enaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat melakukan tindakan medis

(b) !eterangan ahli (%) -urat (d) (etunjuk (e) !eterangan terdak&a #,',+,7 Keterangan a+li di.erikan "e8ara li"an Pa"al #73 !eterangan ahli adalah apa yang ahli nyatakan di sidang pengadilan. Pen-ela"an &a"al #73 !eterangan ahli dapat juga sudah diberi pada &aktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut umum yang dituangkan dalam suatu bentuk laporan dan dibuat dengan mengingat sumpah di&aktu menerima jabatan atau pekerjaan ( 5,( saksi ahli).#,',+,7 Keterangan A+li Di.erikan Se8ara Tertuli" Pa"al #7/ KUHAP -urat sebagaimana tersebut pada pada 1@+ ayat (1) huru$ %, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah adalah ) (%) surat keterangan dari seseorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau suatu keadaan yang diminta se%ara resmi daripadanya. #,',+,7 2.2.3. Pr "e" &eradilan (enyelesaian se%ara hukum kasus kasus yang tergantung dari jenisnya, yaitu pidana atau perdata. !asus pidana atau perdata. !asus pidana terjadi jika ada pelanggaran terhadap hukum pidana> meliputi pelanggaran yang si$atnya intensional (kesengajaan), re%klessness (ke%erobohan) atau negligen%e (kekurang hati-hatian). (elanggaran tersebut dapat merugikan Negara, mengganggu ke&ibaan pemerintah atau mengganggu ketertiban umum. Aontohnya antara lain pembunuhan, penganiayaan, perkosaan dan sebagainya. -edangkan kasus perdata terjadi jika ada pelanggaran terhadap hak seseorang seperti diatur dalam hokum perdata sehingga menyebabkan kerugian bagi yang bersangkutan. Aontoh dari kasus perdata antara lain> perbuatan-perbutan yang dapat menyebabkan kerugian materiil atau pun materiil, per%eraian, perselisihan tentang keayahan seoran anak dan sebagainya... :

Dikenal dua ma%am proses peradilan yang sering melibatkan kalangan dokter, yaitu) 1. #. (erkara pidana (erkara perdata #,'

2.2.3.#. Perkara &idana ,dalah (erkara pidana adalah perkara yang menyangkut kepentingan dan ketentraman masyarakat dimana pihak yang berperkara adalah antara jaksa penuntut umum me&akili Negara dengan tertuduh. (roses peradilan pidana terdiri atas ' tahap, yaitu ) 1. (enyelidikan oleh penyidik. #. (enuntutan oleh penuntut umum '. *engadili perkara oleh hakim 3ika penyelidik yakin adanya peristi&a pidana, maka tindakan selanjutnya adalah membuat dan menyampaikan laporan kepada penyidik. Dalam tahap ini keterlibatan ahli (pemeriksaan dokter dalam perkara yang berkaitan dengan kekerasan pada manusia) untuk membantuk penyidik sangat penting yaitu sebagai kompas dalam mengarahkan penyidikan.#,'

a. A. rtu" Pr : 8atu"
(engertian Abortus Provocatus menurut rumusan (asal '+7 !itab Undang-Undang Hukum (idana adalah .-eorang &anita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannnya atau menyuruh orang lain untuk itu, din%am dengan pidana penjara maksimal empat tahun?.; a.#. Undang*undang tentang menggugurkan kandungan a.#.#. Pengguguran Kandungan (segi hukum) 0indakan penghentian kehamilan (ada unsur kesengajaan) sebelum &aktunya dilahirkan. Hukum tidak membatasi usia kehamilan dan tidak mempersoalkan apakah dengan pengguguran kehamilan tersebut telah lahir bayi hidup atau mati. 6ang penting adalah bah&a pada saat tindakan itu dilakukan, kandungan tersebut masih hidup. Hukum juga tidak melihat alasan atau indikasi dilakukannya tindakan pengguguran kandungan. a.#.2. A. r"i (segi medis)

1B

5erhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan #B minggu. 0indakan aborsi dalam dunia medis dapat diiCinkan apabila ada indikasi medis atau trauma psikis dengan syarat tertentu.; a.2. Da"ar Hukum Pa"al ()3 KUHP

.-eseorang &anita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, dian%am dengan pidana penjara paling lama empat tahun.? Pa"al ()/ KUHP A'at # .5arangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang &anita tanpa persetujuannya, dian%am dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.?

A'at 2 .3ika perbuatan itu mengakibatkan matinya &anita tersebut, dikenakan penjara paling lama lima belas tahun.? 8,; Pa"al ()7 KUHP A'at # .5arangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang &anita dengan persetujuannya, dian%am dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.? A'at 2 .3ika perbuatan itu mengakibatkan matinya &anita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.?8,; Pa"al ()0 KUHP

.3ika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal '+7, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal '+; dan '+@, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat di%abut hak untuk menjalankan pen%arian dalam mana kejahatan dilakukan.8,; a.(. UU N . (3 Ta+un 2660 tentang Ke"e+atan A'at # 11 Pa"al /2

.-etiap orang dilarang melakukan aborsi.? A'at 2 .9arangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dike%ualikan berdasarkan) a. ndikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengan%am nya&a ibu dan<atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan<atau %a%at ba&aan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan> atau b. !ehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.? A'at ( .0indakan sebagaimana dimaksud pada ayat (#) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan<atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pas%a tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan ber&enang.? A'at ) ? !etentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (#) dan ayat (') diatur dengan (eraturan (emerintah.? Pa"al /3

.,borsi sebagaimana dimaksud dalam (asal ;8 hanya dapat dilakukan) ,. -ebelum kehamilan berumur 7 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir,ke%uali dalam hal kedaruratan medis> 5. 1leh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan ke&enangan yang memiliki serti$ikat yang ditetapkan oleh menteri> A. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan> D. Dengan iCin suami, ke%uali korban perkosaan> dan 4. (enyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh menteri.? Pa"al //

.(emerintah &ajib melindungi dan men%egah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam (asal ;8 ayat (#) dan ayat (') yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung ja&ab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang undangan.?; 1#

..Pem.unu+an Anak Sendiri (infanticide5


(embunuhan anak sendiri (infanticide) selanjutnya disebut (,- menurut perundangundangan di ndonesia yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah melahirkan anak. ..#.Da"ar da"ar +ukum &em.unu+an anak "endiri Dalam !itab Undang-Undang Hukum (idana (!UH(), pembunuhan anak sendiri ter%antum di dalam bab kejahatan terhadap nya&a orang, yang terkait masalah pembunuhan anak sendiri yaitu pasal '+1, '+# dan '+'. ,dapun bunyi pasal-pasal tersebut yaitu) Pa"al ()# -eorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nya&a anaknya, dian%am karena membunuh anak sendiri dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pa"al ()2 -eorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bah&a ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nya&a anak sendiri dengan ren%ana, dengan pidana penjara paling lama -embilan tahun. Pa"al ()( 5agi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang diterangkan dalam pasal '+# !UH( diartikan sebagai pembunuhan atau pembunuhan beren%ana.8,@

8. Kekera"an Dalam %uma+ Tangga


8.#. de$ini"i UU (enghapusan !ekerasan dalam 2umah 0angga No. #' 0ahun #BB+ (asal 1 angka 1 (UU (!D20) memberikan pengertian bah&a ) .!ekerasan dalam 2umah 0angga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan se%ara $isik, seksual, psikologis, dan<atau penelantaran rumah tangga termasuk an%aman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan se%ara mela&an hukum dalam lingkup rumah tangga.? :, 1'

1enurut UU PKD%T N . 2( Ta+un 266) Pa"al 2 lingku& ruma+ tangga meli&uti . a. -uami, isteri, dan anak b.1rang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang suami, istri, dan anak karena hubungan darah, perka&inan, persusuan, pengasuhan, dan per&alian, yang menetap dalam rumah tangga> dan<atau %. 1rang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut. 8.2. Bentuk* .entuk kekera"an dalam ruma+ tangga *enga%u kepada UU No. #' 0ahun #BB+ (asal 8 tentang (enghapusan !ekerasan dalam 2umah tangga, kekerasan dalam rumah tangga dapat ber&ujud. 1. !ekerasan "isik #. !ekerasan (sikis '. !ekerasan -eksual +. (enelantaran rumah tangga 1. !ekerasan $isik menurut UU No. #' 0ahun #BB+ (asal 7 !ekerasan $isik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat. !ekerasan $isik yang dialami korban seperti) pemukulan menggunakan tangan maupun alatseperti (kayu, parang), membenturkan kepala ke tembok, menjambak rambut, menyundut dengan rokok atau dengan kayu yang bara apinya masih ada, menendang, men%ekik leher. #. !ekerasan psikis menurut UU No. #' 0ahun #BB+ (asal ; !ekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa per%aya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan<atau penderitaan psikis berat pada seseorang. !ekerasan psikis berupa makian, an%aman %erai, tidak memberi na$kah, hinaan, menakut-nakuti, melarang melakukan akti=itas di luar rumah. '. !ekerasan seksual menurut UU No. #' 0ahun #BB+ (asal @ 1+

!ekerasan seksual meliputi pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut, maupun pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan<atau tujuan tertentu. !ekerasan seksual seperti memaksa isteri melakukan hubungan seksual &alaupun isteri dalam kondisi lelah dan tidak siap termasuk saat haid, memaksa isteri melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain. +. (enelantaran rumah tangga menurut UU No. #' 0ahun #BB+ (asal : (enelantaran rumah tangga adalah seseorang yang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia &ajib memberikan kehidupan, pera&atan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. -elain itu, penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan %ara membatasi dan<atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di

ba&ah kendali orang tersebut. (enelantaran seperti meninggalkan isteri dan anak tanpa memberikan na$kah, tidak memberikan isteri uang dalam jangka &aktu yang lama bahkan bertahun-tahun.: 8.(. Ketentuan &idana ter+ada& &elanggaran KD%T diatur .erikut ) UU N m r 2( Ta+un 266) Pa"al )) 1. -etiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan $isik dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam (asal 8 huru$ a dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (9ima) tahun atau denda paling banyak 2p 18.BBB.BBB,- (9ima belas juta rupiah). #. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan korban jatuh sakit atau luka berat, dipidanakan penjara paling lama 1B tahun atau denda pal- ing banyak 2p'B.BBB.BBB,- (0iga puluh juta rupiah). 18 le+ Undang*undang

%e&u.lik Ind ne"ia N . 2( Ta+un 266) tentang Peng+a&u"an KD%T "e.agai

'. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (#) mengakibatkan matinya korban, dipadana penjara paling lama 18 (9ima belas) tahun atau denda paling banyak 2p+8.BBB.BBB,-(4mpat puluh lima juta rupiah). +. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suami ter hadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pen%aharian atau kegiatan sehari-harian, dipidana dengan pidana penjara paling lama + (empat) bulan atau denda paling ban- yak 2p 8.BBB.BBB,-(9ima juta rupiah).

UU N m r 2( Ta+un 266) Pa"al )2 gaimana dimaksud dalam (asal 8 huru$ b dipidana dengan pidana penjara paling lama ' (tiga) tahun atau denda paling banyak 2p :.BBB.BBB,- (-embilanjuta rupiah).

1. -etiap orang yang melakukan kekerasan $isik dalam lingkup rumah tangga seba-

#. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suami ter hadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pen%aharian atau kegiatan sehari-hari, dipidana- kan penjara paling lama + (empat) bulan atau denda paling banyak 2p'.BBB.BBB,- (0iga juta rupiah). UU N m r 2( Ta+un 266) Pa"al )3 -etiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan seksual sebagaimana

dimaksud dalam (asal @ huru$ a dipidana dengan pidana penjara paling lama 1# (dua belas) tahun atau denda paling banyak 2p'7.BBB.BBB,- (0iga puluh enam juta rupiah). UU N m r 2( Ta+un 266) Pa"al )/ -etiap orang yang memaksa orang yang menetap dalam rumah tangganya melakukan hubungan seksual sebagaimana dimaksud dalam pasal @ huru$ b dipidana dengan pidana penjara paling singkat + (empat) tahun dan pidana penjara paling lama 18 (lima belas) tahun atau denda paling sedikit 2p 1#.BBB.BBB,BB-(dua belas juta rupiah) atau paling banyak 2p 'BB.BBB.BBB,BB-(tiga ratus juta rupiah).

17

UU N m r 2( Ta+un 266) Pa"al )7 Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam (asal +7 dan +; mengakibatkan

korban mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya pikir atau keji&aan sekurang-kurangnya selama + (empat) minggu terus menerus atau 1 (satu) tahun tidak berturut-turut, gugur atau matinya janin dalam kandungan, atau mengakibatkan tidak ber$ungsinya alat reproduksi, dipidana dengan pidana penjara palingsingkat 8 (lima) tahun dan pidana penjara paling lama #B (dua puluh) tahun atau denda paling sedikit 2p #8.BBB.BBB,BB-(dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak 2p8BB.BBB.BBB,BB- (lima ratus juta rupiah).: UU N m r 2( Ta+un 266) Pa"al )0 Dipidana dengan pidana penjara paling lama ' (tiga) tahun atau denda paling banyak 2p. 18.BBB.BBB,BB-(lima belas juta rupiah), setiap orang yang) a. *enelantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangganya sebagaimana dimaksud dalam (asal : ayat (1). b. *enelantarkan orang lain sebagaimana dimaksud (asal : ayat (#).: UU N m r 2( Ta+un 266) Pa"al 26 -elain pidana sebagaimana dimaksud dalam bab ini hakim dapat menjatuhkan pidana tambahan berupa ) a. (embatasan gerak pelaku baik yang bertujuan untuk menjauhkan pelaku dari korban dalam jarak dan &aktu tertentu, maupun pembatasan hak-hak tertentu dari pelaku. b. (enetapan pelaku mengikuti program konseling di ba&ah penga&asan lembaga tertentu.: 8.). Pemuli+an k r.an kekera"an dalam ruma+ tangga (emulihan korban berdasarkan kepada Undang-undang No. #' tahun #BB+ tentang (enghapusan !ekerasan dalam 2umah 0angga UU Nomor #' 0ahun #BB+ (asal ': Untuk kepentingan pemulihan, korban dapat memperoleh pelayanan dari) a. b. %. d. 0enaga kesehatan> (ekerja sosial> 2ela&an pendamping> dan<atau (embimbing 1;

rohani.:

UU N m r 2( Ta+un 266) Pa"al )6 1. 0enaga kesehatan &ajib memeriksa korban sesuai dengan standar pro$esinya #. Dalam hal korban memerlukan pera&atan, tenaga kesehatan &ajib memulihkan dan merehabilitasi kesehatan korban. UU N m r 2( Ta+un 266) Pa"al )2 Dalam rangka pemulihan terhadap korban, tenaga kesehatan, pekerja sosial, rela&an pendamping dan<atau pembimbing rohani dapat melakukan kerja sama.:

d. Pelanggaran ke"u"ilaan dan &erk "aan


Di ndonesia pengertian perkosaan harus disesuaikan dengan ketentuan hukum yang terdapt dalam !UH( pasal #@8,#@7 dan #@;. d.#. ketentuan +ukum Pa"al 272 KUHP 5arang siapa dengan kekerasan atau an%aman kekerasan memaksa seorang &anita bersetubuh dengan dia di luar perka&inan, dian%am karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. 6ang dian%am hukuman dalam pasal ini adalah dengan kekerasan atau an%aman kekerasan memaksa perempuan yang bukan istrinya untuk bersetubuh dengan dia. Pa"al 70 KUHP

*embuat orang pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan. Pa"al 273 KUHP 5arang siapa bersetubuh dengan seorang &anita di luar perka&inan, padahal diketahui bah&a &anita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, dian%am dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Pa"al 27/ KUHP diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bah&a umumya belum lima belas tahun, atau kalau umurnya tidak jelas, ba&a belum &aktunya untuk dika&in, dian%am 1@

(1) 5arang siapa bersetubuh dengan seorang &anita di luar perka&inan, padahal

dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. (#) (enuntutan hanya dilakukan atas pengaduan, ke%uali jika umur &anita belum sampai dua belas tahun atau jika ada salah satu hal berdasarkan pasal #:1 dan pasal #:+.#,1B

e. Pengania'aan
e.#. De$ini"i 9uka yang menyebabkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan, jabatan<pen%aharian untuk sementara &aktu. e.2. Jeni" -eni" &engania'aan Dalam !UH( tindak pidana penganiayaan dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut ; a. Pengania'aan .ia"a "e.agaimana diatur dalam Pa"al (2# KUHP (1) (enganiayaan dian%am dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,

(#) 3ika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dian%am dengan pidana penjara paling lama lima tahun. (') 3ika mengakibatkan mati, dian%am dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. (+) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan. (8) (er%obaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana. .. Pengania'aan ringan "e.agaimana diatur dalam &a"al (22 KUHP (1) !e%uali yang tersebut dalam pasal '8' dan '87, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pen%arian, dian%am, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. (idana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi ba&ahannya. (#) (er%obaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana. 8. Pengania'aan .eren8ana "e.agaimana diatur dalam &a"al (2( KUHP (1) (enganiayaan dengan ren%ana lebih dahulu, dian%am dengan pidana penjara paling lama empat tahun. (#) 3ika perbuatan itu mengakibatka luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana 1:

penjara paling lama tujuh tahun. (') 3ika perbuatan itu mengkibatkan kematian yang bersalah dian%am dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun d. Pengania'aan .erat "e.agaimana diatur dalam &a"al (2) KUHP (1) 5arang siapa sengaja melukai berat orang lain, dian%am karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun. (#) 3ika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah dian%am dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun.

e. Pengania'aan .erat .eren8ana "e.agaimana diatur dalam &a"al (22 KUHP (1) (enganiayaan berat yang dilakukan dengan ren%ana terlebih dahulu, dian%am dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. (#) 3ika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah dian%am dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. $. Pengania'aan ter+ada& rang 'ang .erkualita" tertentu "e.agaimana diatur dalam &a"al (23 KUHP (1) 5agi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah, istrinya atau anaknya> (#) 3ika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejsbat ketika atau karena menjalankan tugasnya yang sah> (') 3ika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang herbahaya bagi nya&a atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.8,11

$. Ketentuan Hukum Aut &"i


(emeriksaan autopsy diatur dengan jelas dalam ketentuan hukum. Dalam 2 5(2eglemen ndonesia yang diperbaharui), hukum a%ara pidana sebelum !UH,( yang berlaku sejak '1 Desember 1:@1, dinyatakan ada &e&enang pega&ai penuntut umum dan magistrat pembantu(termasuk kepolisian) untuk meminta bantuan dokter melakukan pemeriksaan jenaCah. %IB &a"al 37 #B

!alau .hal itu dianggap perlu oleh pega&ai penuntut umum, maka ia akan memba&a seorang atau dua orang ahli untuk menemaninya, yang dapat menimbang si$at dan keadaan kejahatan itu %IB &a"al 30

(1) Dalam hal mati karena perbuatan kekerasan, atau sebab mati itu mendatangkan syak, demikian juga dalam hal luka parah atau per%obaan mera%un orang dan makar-makar yang lain untuk membinasakan nya&a orang, maka ia akan memba&a seorang atau dua orang tabib untuk menemaninya> tabib itu memberi ren%ana tentang sebab mati itu atau sebab luka itu dan tentang keadaan mayat itu atau badan orang yang dilukai dan tentang hal itu kalau perlu diperiksa badan mayat itu sebelah dalamnya. (#) 1rang-orang yang dipanggil dalam hal yang tersebut pada pasal ini dan pada pasal yang lalu hendaklah disumpah di hadapan pega&ai penuntut umum, yaitu bah&a mereka itu harus memberi ren%ana kepadanya menurut kebenaran yang sesungguh-sungguhnya, yakni sepanjang pengetahuannya yang sebaik-baiknya.

Dalam ketentuan hukum ini tidak dijelaskan siapa yang menentukan perlu dilakukan bedah mayat. ,pakah pihak penyidik atau dokter. Dilema ini akhirnya diatasi dengan diterbitkannya nstruksi !apolri tahun 1:;8, yaitu nstruksi !apolri) ns< "3#B<DU<;8, yang mengharuskan aparat kepolisian meminta pemeriksaan lengkap yaitu pemeriksaan luar dan dalam(autopsy) kepada dokter. Dijelaskan dalam instruksi tersebut) .Dengan =isum atas mayat, badan mayat harus dibedah. -ama sekali tidak dibenarkan mengajukan pemeriksaan =isum et repertum atas mayat berdasarkan pemeriksaan luar saja.? (lampiran ') 0ernyata instruksi kapolri ini tidak mudah dilaksanakan. *asih banyak =isum yang dikeluarkan berdasarkan pemeriksaan luar. 0atalaksana pen%abutan belum dilaksanakan sesuai ketentuan. Dalam !UH,( yang berlaku pada penutup tahun 1:@1, terdapat ketentuan yang menjelaskan keterlibatan dokter dalam melakukan autopsy.1# KUHAP &a"al #((

(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, kera%unan ataupun mati yang diduga karena peristi&a yang merupakan tindak pidana, #1

ia ber&enang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. (#) (ermintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan se%ara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. KUHAP &a"al #()

(1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik &ajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban. (#) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik &ajib menerangkan dengan sejelasjelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut. (') ,pabila dalam &aktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang diberi tahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1'' ayat (') undang-undang ini. ni berarti di ndonesia menurut !UH,( autopsy hanya dilakukan jika terpaksa. -ementara dari segi medis pemeriksaan jenaCah tanpa autopsy akan menyulitkan dokter dalam menentukan sebab kematian. Dalam ketentuan hukum ini dengan tegas dijelaskan bah&a penyidiklah yang menentukan perlu dilakukan bedah mayat dan penyidiklah yang menerangkan kepada keluarga korban bah&a mayat akan diperiksa bagian luar saja atau melalui bedah mayat. Untuk keperluan penyidikan bila keluarga korban keberatan dilakukan bedah mayat, penyidik dapat menggunakan pasal ### !UH(, yaitu sanksi hukum bagi yang menghalang-halangi bedah mayat untuk pengadilan. KUHP &a"al 222 .5arang siapa dengan sengaja men%egah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat $orensik, dian%am dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.12

g. Penggalian 1a'at
$.#. A"&ek Hukum De&enang penyidik untuk meminta dilakukan pemeriksaan mayat dari penggalian kubur ini diatur dalam !UH,( pasal 1'8 dan disini terkait pula (,-,9 1'',1'+ dan 1'7 sudah dijabarkan dipembahasan lain..1' ##

KESI1PULAN

lmu $orensik (biasa disingkat $orensik) adalah sebuah penerapan dari berbagai ilmu pengetahuan untuk menja&ab pertanyaan-pertanyaan yang penting untuk sebuah sistem hukum yang mana hal ini mungkin terkait dengan tindak pidana. Namun disamping keterkaitannya dengan sistem hukum, $orensik umumnya lebih meliputi sesuatu atau metodemetode yang bersi$at ilmiah (bersi$at ilmu) dan juga aturan-aturan yang dibentuk dari $akta$akta berbagai kejadian, untuk melakukan pengenalan terhadap bukti-bukti $isik (%ontohnya mayat, bangkai, dan sebagainya). -e%ara umum ilmu $orensik dapat diartikan sebagai aplikasi atau peman$aatan ilmu pengetahuan tertentu untuk kepentingan penegakan hukum dan keadilan. lmu $orensik bekerja atas landasan hukum dan undang undang. lmu-ilmu $orensik yang menangani tindak kriminal sebagai masalah hukum. Dalam kelompok ini termasuk hukum pidana dan hukum a%ara pidana. !ejahatan sebagai masalah hukum adalah aspek #'

pertama dari tindak kriminal itu sendiri, karena kejahatan merupakan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum. lmu- lmu $orensik yang menangani tindak kriminal sebagai masalah teknis. !ejahatan dipandang sebagai masalah teknis, karena kejahatan dari segi &ujud perbuatannya maupun alat yang digunakannya memerlukan penanganan se%ara teknis dengan menggunakan bantuan diluar ilmu hukum pidana maupun a%ara pidana. -eseorang selain ke&ajibannya untuk men%egah menjangkitnya penyakit ada lagi tugas yang dibebankan kepadanya yaitu membantu pihak yang ber&enang dalam menegakkan keadilan ditengah-tengah masyarakat. Hal ini dapat dilaksanakan kalau permintaan yang ber&enang meminta bantuan dokter-dokter ahli kedokteran kehakiman atau ahli lainnya sesuai dengan pasal 1'' !UH( ayat 1. Dimana pihak tersebut penyelidik, hakim, jaksa penuntut tidaklah mungkin mengetahuhi seluruh ilmu dibidang kedokoteran yang nantinya akan dipergunakan untuk memutuskan perkara kriminal yang berhubungan dengan tubuh manusia misalnya) kekerasan, poembunuhan, bunuh diri. Untuk maksud tersebut maka pihak yang ber&enang akan meminta bantuan kepada seorang dokter sebagai saksi ahli yang mana kesaksian dokter ini diatur oleh undang-undang.#,'

DA!TA% PUSTAKA 1. smail -idiE. Pengertian dan Funadarma. 3akarta. #BB+. #. ,mri ,mir. #$mu %edokteran Forensik &disi %edua. 5agian lmu !edokteran "orensik dan *edikolegal "! U-U. *edan. #BB;. Hal.17-++. '. -ingh -urjit. #lmu %edokteran Forensik . 5agian lmu !edokteran "orensik dan *edikolegal "! U-U. *edan. #B1B. Hal.1-#'. +. 2epublik ndonesia. 1:@1. Undang-Undang No.@. %itab 'ndang('ndang "ukum Acara Pidana. 8. 2epublik ndonesia. 1:+7. Undang-Undang No.1. %itab 'ndang('ndang "ukum Pidana. u!uan "ukum. "akultas Hukum Uni=ersitas

#+

7. )arama *ichael. %dudukan +isum &t ,epertum -alam "ukum Pembuktian . "akultas Hukum Uni=ersitas -am 2atulangi. *anado. .B11. ;. Nainggolan .H.9. Aspek "ukum erhadap Abortus Provocatus -alam Perundang / 'ndangan -i #ndonesia. "akultas Hukum Uni=ersitas -umatra Utara. *edan. .BB:. @. *una&arah -yi$a. Pembunuhan anak 0endiri. 5agian<-*" !edokteran Dan *edikolegal "akultas !edokteran Unsyiah. 5anda ,%eh. #BB7. :. Putri %.F. dkk. Aspek *edikolegal %ekerasan -alam ,umah angga.5agian<-*" !edokteran Dan *edikolegal "akultas !edokteran Diponegoro. -emarang. #B1B. 1B. ,mri ,mir. #$mu %edokteran Forensik &disi %edua. 5agian lmu !edokteran "orensik dan *edikolegal "! U-U. *edan. #BB;. Hal.1+#-18@. 11. 0itumorang "isar. Peranan +isum &t ,epertum -alam indak Penganiayaan 1ang mengakibatkan %ematian. "akultas Hukum Uni=ersitas -umatra Utara. *edan. .BB;. 1#. ,mri ,mir. Autopsi *edikolegal &disi %edua. 5agian lmu !edokteran "orensik dan *edikolegal "! U-U. *edan. #BB;. Hal.1-1+. 1'. ,mri ,mir. #$mu %edokteran Forensik &disi %edua. 5agian lmu !edokteran "orensik dan *edikolegal "! U-U. *edan. #BB;. Hal.#'+ #+#.

#8

You might also like