Professional Documents
Culture Documents
Kanker mulut merupakan bentuk kanker paling umum yang mempengaruhi seluruh populasi di dunia.
Istilah kanker mulut dalam arti luas, mengacu pada keganasan dari jaringan mulut yang meliputi tumor odontogenik dan kelenjar ludah. Namun sebagian besar kanker mulut adalah karsinoma sel skuamosa bibir dan mukosa mulut.
Oral Squamous Cell Carcinomas (OSCCs), secara klinis bermanifestasi sebagai gangguan yang berpotensi ganas, paling sering sebagai bercak putih atau merah (leukoplakia atau eritroplakia). Eritroplakia umumnya dianggap memiliki kecenderungan yang paling tinggi untuk mengalami transformasi maligna dibanging leukoplakia (90% atau lebih).
Distribusi kasus menurut daerah terkena yaitu Lidah 34,6%, Karsinoma pada ginggiva dan mukosa alveolar 25%, Karsinoma pada bibir 17,3%. Daerah yang paling sedikit terkena adalah Mukosa bukal 11,9%, Lantai mulut 6,4% Langit-langit mulut 4,7%.
Tembakau mengkonsumsi berbagai bentuk Alkohol tembakau (terutama rokok) Kekurangan gizimeningkatkan faktor resiko kanker mulut dengan hubungan respon dari Sinar matahari dosis tembakau yang kuat. Bentuk lain dari penggunaan tembakau seperti Infeksi cerutu, pipa, shisha dan mengunyah Prelesi mukosa tembakau telah dianggap sebagai
faktor etiologi juga.
Tembakau konsumsi berat produk alkohol Alkohol telah dikaitkan dengan Kekurangan gizi peningkatan resiko kanker Sinar matahari mulut. Hal ini diyakini bahwa Infeksi alkohol mempotensiasi efek Prelesi mukosaagen karsinogenik lainnya.
kekurangan gizi (zat besi dan vitamin B kompleks)menghasilkan atrofi mukosa mulut dan karenanya meningkatkan efek karsinogen.
cahaya ultraviolet merupakan faktor penting dalam kanker bibir terutama orang berkulit putih. Kanker bibir lebih sering terjadi pada pekerja luar yang tinggal di iklim yang cerah.
Tembakau Alkohol Kekurangan giziHuman Papiloma Virus dan infeksi Candida telah diusulkan sebagai faktor Sinar matahari etiologi kanker mulut, namun peran faktor ini masih tidak meyakinkan. Infeksi Prelesi mukosa
mayoritas kasus kanker mulut muncul dengan mukosa normal secara klinis. Beberapa karsinoma mulut diawali dengan perubahan prakanker. Bercak putih (leukoplakia), bercak merah (eritroplakia) dan bercak putih dengan komponen merah (berbintik leukoplakia), memiliki potensi untuk menjadi ganas.
Leukoplakia Leukoplakia homogen Verrucous leukoplakia Nodular leukoplakia Speckeld leukoplakia Eritroplakia Mixed leukoplakia
Leukoplakia Leukoplakia homogen Verrucous leukoplakia Nodular leukoplakia Speckeld leukoplakia Eritroplakia Mixed leukoplakia
Bercak putih yang tidak dapat terhapus dan tidak dapat ditandai secara klinis atau histologi seebagai penyakit lainnya.
Leukoplakia Leukoplakia homogen Verrucous leukoplakia Nodular leukoplakia Speckeld leukoplakia Eritroplakia Mixed leukoplakia
Bercak putih pada mukosa yang besar dengan permukaan yang halus atau pecah-pecah
Leukoplakia Leukoplakia homogen Verrucous leukoplakia Nodular leukoplakia Speckeld leukoplakia Eritroplakia Mixed leukoplakia
dengan
permukaan
Leukoplakia Leukoplakia homogen Verrucous leukoplakia Nodular leukoplakia Speckeld leukoplakia Eritroplakia Mixed leukoplakia
Lesi putih dengan permukaan granular, yang mungkin sering dikaitkan dengan infeksi Candida albicans.
Leukoplakia Leukoplakia homogen Verrucous leukoplakia Nodular leukoplakia Speckeld leukoplakia Lesi dengan tekstur permukaan yang Eritroplakia tidak teratur. Mixed leukoplakia
Leukoplakia Leukoplakia homogen Verrucous leukoplakia Nodular leukoplakia Speckeld leukoplakia Eritroplakia Lesi merah yang granular pada mukosa dengan pinggir yang irreguler. Mixed leukoplakia
Leukoplakia Leukoplakia homogen Verrucous leukoplakia Nodular leukoplakia Speckeld leukoplakia Eritroplakia Gabungan dari lesi-lesi yang tersebut diatas. Mixed leukoplakia
Tis:
T1: T2: T3: T4:
Carcinoma in situ
Tumor 2 cm in greatest dimension Tumor > 2 cm but not > 4 cm in greatest dimension Tumor > 4 cm in greatest dimension (Lip) Tumor invades through cortical bone, inferior alveolar nerve, floor of mouth, or skin of face, ie, chin or nose1 (Oral cavity) Tumor invades through cortical bone, into deep (extrinsic) muscle of tongue (genioglossus, hyoglossus, palatoglossus, and styloglossus), maxillary sinus, or skin of face Tumor involves masticator space, pterygoid plates, or skull base and/or encases internal carotid artery
T4a:
T4b:
NX:
N0: N1: N2:
Distant Metastasis (M) MX : M0: M1: Distant metastasis cannot be assessed No distant metastasis Distant metastasis
Stage Grouping:
0:
I: II: III:
Tis
T1 T2 T3 T1 T2 T3
N0
N0 N0 N0 N1 N1 N1
M0
M0 M0 M0 M0 M0 M0
IVA:
T4a
T4a T1 T2
N0
N1 N2 N2
M0
M0 M0 M0
T3
T4a IVB: IVC: Any T T4b Any T
N2
N2 N3 Any N Any N
M0
M0 M0 M0 M
berbicara, Perubahan suara, Nyeri beralih pada telinga dan massa pada leher.
Pemeriksaan ekstraoral meliputi pemeriksaan pada wajah Perioral dan intraoral. pemeriksaan meliputi pada bibir, mukosa labia, mukosa bukal, gingival, lidah, dasar mulut dan langit-langit pada mulut.
Pemeriksaan standar laboratorium meliputi pemeriksaan fungsi hati, dapat memberitahu kemungkinan terjadinya metastasis. CT-scan, MRI, atau keduanya yang meliputi pemeriksaan kepala dan leher harus dilakukan untuk memeriksa lesi primer dan metastase kelenjar lymph. Foto dada untuk memastikan adanya metastasis
Telah digunakan selama lebih dari 40 tahun untuk membantu dalam mendeteksi kelainan pada mukosa serviks dan rongga mulut. TB adalah pewarna metachromic yang dapat mengikat ke jaringan yang mengalami pembelahan sel dengan cepat (seperti jaringan inflamasi, regenerative dan neoplastik) Hasil yang ditemukan berupa perbedaan warna pada jaringan yang abnormal dengan mukosa normal disekitarnya.
asimtomatik, Mengkonfirmasi lesi yang mencurigakan, Pemeriksaan regular pada pasien yang memiliki resiko khusus atau sebagai pemeriksaan tambahan.
Setiap lesi, yang ada selama 2 minggu, harus dibiopsi kecuali diagnosis telah diketahui. Karena kanker mulut dapat menyerupai lesi lain,biopsi tergantung kepada karakter klinis yang dapat mengakibatkan kegagalan untuk mendeteksi lesi kanker dini. Biopsi insisional adalah teknik yang sering digunakan dalam diagnosis lesi pre-malignant dan malignant