You are on page 1of 11

LAPORAN HASIL DISKUSI IV Modul MKK ??????????????????

Kelompok VIII

Indri Septiany Utami Ayu Rizkyah

03008125 03009039

S. Ratriazqi Rachmayanti 03009219 Komang Widya Ayu R. M. Agung Pratama Meita Kusumo Putri Muhamad Lutfi Rahmat Nabila Viera Yovita Olivia Ayu Andita Rachma Tia Wasril Rizqa Azka Hafizha Shabrina Wista A. Tarash Burhanuddin Vanessa Modi Valerina 03010152 03010164 03010174 03010187 03010199 03010215 03010228 03010239 03010251 03010265 03010275

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Jakarta 18 Desember 2012

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

BAB I BAB II BAB III

: : :

PENDAHULUAN LAPORAN KASUS PEMBAHASAN 1. 2.

BAB I PENDAHULUAN

Diskusi kelompok berlangsung pada hari Rabu, 12 Desember 2012 dari pukul 13.00-14.50, serta hari Jumat, 5 Desember 2012 dari pukul 08.00-10.00. Peserta diskusi berjumlah 14 orang dan semua datang tepat waktu. Kelompok diskusi diketuai oleh M. Lutfi rahmat dan sekretaris kelompok diskusi Vanessa modi valerina. Topik diskusi kelompok 8 adalah mengenai penanggulangan bencana gempa bumi di Kota Padang. Pada saat diskusi berlangsung semua peserta diskusi ikut berpartisipasi dalam kelompok diskusi.

BAB II LAPORAN KASUS

SESI I Pada tanggal 30 september 2009 terjadi gempa bumi berkekuatan 7,9 SR yang mengguncang kota Padang. Dapat diramalkan kerusakan yang timbul dan sebagai petugas kesehatan bersiaplah membantu masyarakat. Kerugian apa yang diperkiraan timbul, baik sudut manusia, sarana-prasarana serta lingkungan, mengingat gempa yang diatas 7 SR (Skala Richter) SESI II BNPB ( Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mengumumkan 608 orang meninggal, 1993 luka-luka, tertimpa atau terperangkap dalam reruntuhan rumah, hotel dan rumah sakit. Hujan yang terus turun dengan deras menyebabkan longsor. Kerusakan infrastruktur termasuk listrik, telekomunikasi, jalanan, jembatan, pasokan air minum terhenti. Pelabuhan udara tak dapat beroperasi dan jalan darat Bengkulu-Padang terputus.

BAB III

PEMBAHASAN

1. ANALISIS MASALAH

Waktu Tempat

: 30 september 2009 : Kota Padang, Sumatera Barat

Berdasarkan laporan yang kami terima telah terjadi gempa bumi berkekuatan 7,9 SR di Kota Padang, Sumatera Barat. Dan data yang kami peroleh dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sebanyak 608 orang meninggal dunia, 1993 luka-luka dan masih ada masyarakat yang tertimpa atau terperangkap dalam reruntuhan rumah, hotel dan rumah sakit. Dengan banyaknya kerugian yang timbul seperti kerusakan infrastruktur termasuk listrik,telekomunikasi, jalan, jembatan dan pelabuhan udara serta jalan darat Bengkulu-padang yang juga terputus maka akses untuk menuju lokasi bencana sulit ditempuh. Satu-satunya akses yang dapat ditempuh hanya melalui udara yaitu helikopter. Besarnya kekuatan gempa juga menjadi faktor resiko yang memicu adanya gempa susulan yang lebih ringan atau justru lebih berat. Kekuatan gempa tersebut juga sangat berpotensi tsunami. Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif pada laut. Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba dalam arah vertikal atau dalam arah horizontal.Perubahan tersebut disebabkan oleh tiga sumber utama, yaitu gempa tektonik, letusan gunung api, atau longsoran yang terjadi di dasar laut. Selain itu komponen yang juga terancam yaitu perkampungan padat dengan konstruksi yang lemah dan padat penghuni,bangunan dengan desain teknis yang buruk, bangunan yang tinggi, serta bangunan industri kimia yang dapat menimbulkan bencana yang memperberat. Energi getaran gempa yang dirambatkan keseluruh bagian permukaan bumi dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya struktur bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa ini juga dapat memicu terjadinya tanah longsor yang juga terjadi di Kota Padang ini. Dengan resiko tersebut maka kami merencakan, melaksanakan dan memantau upaya mengurangi

resiko bencana gempa bumi baik sebelum, pada saat terjadi maupun pada tahap rehabilitasi serta rencana jangka panjang selanjutnya. Ada beberapa fase yang kami lakukan sebagai dokter keluarga, yaitu fase permulaan bencana dan fase early rehabilitation yang juga terbagi atas management outbreak prevention dan management dari mental health problem prevention. Fase permulaan bencana Dengan banyaknya korban hidup yang perlu diselamatkan maka kami sebagai dokter keluarga yang akan membantu penggulangan bencana tersebut harus menentukan tindakan prioritas. Tindakan prioritas itu seperti; sistem triase. Sistem triase ini diperlukan saat menemui banyak korban dengan jumlah penolong dan fasilitas yang terbatas, tindakan pertama yang perlu dilakukan agar usaha pertolongan berjalan efektif dan maksimal adalah memilah dan mengelompokkan korban berdasarkan beratnya cedera dan kemungkinannya untuk tertolong. 1. SISTEM TRIAS - Immediate (Merah), merupakan prioritas pertama untuk dievakuasi karena membutuhkan pertolongan segera dalam satu jam pertama. Korban dalam kelompok ini berada dalam kondisi kritis dan akan meninggal jika tidak segera ditolong. Delayed (Kuning), merupakan prioritas kedua. Evakuasi untuk korban kelompok ini dapat ditunda hingga seluruh korban

kelompok Immediate telah dievakuasi. - Minor (Hijau), merupakan prioritas ketiga. Kelompok ini dievakuasi setelah seluruh korbanImmediate dan Delayed selesai dievakuasi.

Perawatan medis bagi korban Minor memungkinkan ditunda hingga beberapa jam. Korban biasanya dapat berjalan sendiri dan hanya memerlukan perawatan berupa pemasangan perban atau pemberian antiseptik. - Deceased (Hitam), korban ditinggalkan dilokasi mereka berada, ditutupi jika memungkinkan. 2. Tindakan pertolongan pertama Respirasi Perfusi

Mental status Respirasi > 30x/menit merah resusitasi segera < 30x/menit observasi lanjut (perfusi, mental status) Tidak bernafas sistem ABC Fase early rehabilitation pada fase ini terbagi atas 2 yaitu: Management outbreak prevention 1. Korban meninggal dikubur, mencegah penyebaran sumber penyakit 2. Pembangunan tempat sanitasi 3. Pendataan korban hidup dan korban meninggal 4. Aspek nutrisi Management mental health problem prevention 1. Psikologis support program - exercise - sprititual activities - games - comunity work

2. Mental health program - Home visit - Konseling - Medical treatment,terutama untuk penyakit dengan penyebaran melalui udara. Dari fase yang telah diuraikan kita juga perlu merencanakan dan melaksanakan serta memantau upaya mengurangi resiko bencana gempa bumi, baik sebelum, maupun rencana jangka panjang selanjutnya. Upaya penanggulangan sebelum bencana : - Mitigasi, yaitu dengan mengurangi faktor resiko dan kerentanan. mitigasi non struktural, seperti penataan ulang tata ruang kota dan pelestarian lingkungan hidup. Sedangkan mitigasi struktural, seperti pemasangan sistem informasi pada saat gempa yang berpotensi tsunami.

- Preper Pembuatan jalur evakuasi dan zonasi tempat berkumpul yang sudah dilakukan penelitiaan berdasarkan tingkat keamanannya, sekaligus sebagai tempat untuk pengungsian. - Resilent Ketahanan komunitas (impact-damage) - Absorbent event capasity (untuk membuat pencegahan) - Buffering capasity (untuk penyediaan kebutuhan) - Respon (tindakan) Upaya saat terjadi bencana : management sistem 1. Operation, mengatur operasi yang dibutuhkan 2. logistik, mensuplai bahan makanan,pasokam air bersih serta pakaian yang dibutuhkan 3. plan/rencana,infornmasi yang dibutuhkan 4. finance, mengelolah data Upaya perencaan jangka panjang : - Pembangunan Infrastruktur untuk sehari-hari, seperti MCK

(mandi, cuci, kakus) dan dapur umum - Pembangunan sarana umum, seperti Rumah sakit, sekolah dan kantor administrasi - Pembangunan tempat tinggal

Sebagai dokter keluarga, kita perlu merekomendasikan untuk pemerintah daerah pada fase pre-disaster, yaitu dengan 1. pembangunan infrastruktur yang tahan gempa 2. peta resiko (mapping) dan zonasi tempat berkumpul oleh lembaga riset 3. alat-alat untuk pendeteksi gempa 4. pembelajaran terhadap masyarakat, seperti pendidikan sekolah yang memasukan kurikulum penanganan bencana, berbagai penyuluhan, program upaya penyelamatan baik melalui poster,spanduk ataupun iklan layanan kesahatan 5. pembentukan kelompok untuk mengatasi bencana, seperti pelatihan karang taruna yang bertujuan membantu proses pada saat terjadi bencana

6. mengurangi kepadatan penduduk pada daerah yang rawan bencana, seperti disekitar pesisir pantai bahkan di daerah yang rawan longsor 7. penyediaan alat-alat pertolongan pertama dan obat-obatan 8. Metode kearifan SMONG yaitu suatu bentuk pemahaman budaya tentang gempa dan tsunami yang disampaikan secara turun temurun oleh keluarga melalui syair cerita yang berisikan peringatan jika terjadi gempa dan air laut yang surut maka masyarakat harus mencari tempat yang lebih tinggi dan aman. Tempat tersebut juga dibangun seperti rumah atau tempat berlindung yang didalamnya sudah berisikan bahan makanan dan keperluan lainnya yang diberikan secara sukarela dan gotong royong oleh masyarakat pada daerah tersebut.

Tidak hanya anjuran untuk pemerintah tetapi kami juga memberikan anjuran terhadap keluarga untuk mengenali apa dan bagaimana gempa tersebut, keadaan serta cara penyelamatan saat terjadinya gempa. Anggota keluarga perlu mengetahui struktur tempat tinggal dan tempat berkeja, sehingga pada saat terjadi bencana serupa sudah mengetahui tempat berlindung dan juga menganjurkan keluarga untuk merenovasi rumah mereka jika dapat menjadi ancaman saat bencana. Tidak hanya itu, harus dilakukan program untuk masyarakat secara luas baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah pusat dapat membuat undang-undang tentang bencana alam,serta menerapkan izin pembangunan tempat tinggal yang akan diterapkan oleh pemerintah daerah melalui dinas instansi yang terkait,seperti Dinas Tata Kota. Serta pemerintah membuat pemetaan dan zonasi tempat berkumpul sudah diteliti tingkat keamanannya. Selain itu pemerintah daerah juga melakukan pendidikan ke sokolah-sekolah, penyuluhan untuk masyarakat luas, melalukan simulasi bencana yang berguna untuk kesiapan masyarakat terhadap bencana. Upaya penanggulangan sebelum terjadi,saat terjadi dan setelah terjadi gempa juga perlu dimengerti oleh masyarakat. Pemerintah juga perlu mengajak masyarakat untuk menanam pohon magrove disekitar sesisir pantai, sebagai pemecah gelombang yang alami.

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi gempa gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukam antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung berapi atau reruntuhan batuan. Kekuatan gempabumi akibat aktivitas gungung berapu dan reruntuhan relatif kecil sehinhgga kita akan memusatkan pembahasan pada gempa bumi akibat tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif.

Etiologi gempa - Proses tektonik akibat pergerakan kulit/ lempeng bumi - Aktivitas sesar dipermukaan bumi - Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadinya reruntuhan tanah - Aktivitas gung berapi - Ledakan nuklir

Ilustrasi gempa

Dampak gempa Energi getaran gempa dirambatkan keseluruh bagian permukaan bumi. Dipermukaan bumi getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya struktur bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa ini juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan dan kerusakan tanah lainnya. Getaran gempa bumi juga dapat

menyebabkan bencana alam lainnya,berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi, bahkan banjir sebagai akibat runtuhnya bendungan dan tanggul penahan air. Upaya penanggulangan bencana

You might also like