You are on page 1of 25

Batasan Masalah 1.

Menjelaskan penyakit gingival yang dimodifikasi oleh faktor-faktor sistemik (obat-obatan, hormonal, nutrisi, penyakit yang diderita, dsb.) a) Definisi b) Klasifikasi c) Etiologi d) Patogenesis 2. Penatalaksanaan penyakit gingival oleh faktor sistemik a) Anamnesis b) Pemeriksaan penunjang c) Penegakan diagnosis d) Perencanaan perawatan e) Prognosis, evaluasi

DEFINISI FAKTOR SISTEMIK Faktor sistemik adalah faktor faktor yang mempengaruhi tubuh secara keseluruhan, contohnya seperti faktor genetic, nutrisional, hormonal, hematologi. Faktor faktor sistemik bisa memodifikaso respon jaringan terhadap iritasi bakteri, mempengaruhi perkembangan dan keparahan penyakit periodontal, serta respon terhadap perawatan.

KLASIFIKASI GINGIVAL ENLARGEMENT I. Inflammatory Enlargement A. B. Chronic Acute

II. Drug-Induced Enlargement III. Enlargement yang Berhubungan Dengan Kondisi atau Penyakit Sistemik A. Conditioned enlargement 1. Pregnancy 2. Puberty 3. Vitamin C deficiency 4. Plasma cell gingivitis 5. Non Specific Conditioned Enlargement (Granuloma Pyogenicum) B. Systemic diseases 1. Leukemia 2. Granulomatous Disease (Wegeners Granulomatosis, Sarcoidosis dll) IV. Neoplastic Enlargement (Gingival Tumors) A. Benign Tumors

B. Malignant Tumors V. False Enlargement

Klasifikasi pembesaran gingiva Berdasarkan lokasi dan distribusi: a. localized : terbatas pada satu / beberapa gigi ( satu region ) b. generalized : meliputi seluruh daerah gingival di dalam mulut c. marginal : terbatas pada margin gingival d. papillary : terbatas pada daerah interdental e. diffuse : meliputi marginal, papilla, dan attached gingival f. discrete : terisolasi ( seperti tumor )

berdasarkan derajat enlargement ( beier dkk ) 0 : tidak terdapat pembesaran gingiva 1 : pembesaran gingiva hanya terdapat pada daerah papilla interdental 2 : pemebsaran meliputi papilla dan margin gingiva 3 : pembesaran meliputi atau lebih mahkota gigi

I. Inflammatory Enlargement bisa terjadi karena perubahan kronis atau akut 1. Chronic Inflammatory Enlargement Gambaran Klinis : - berbentuk seperti balon yang kecil pada daerah interdental dan / atau marginal gingival

- bentuk dini menyerupai pelampung penyelamat yang mengelilingi gigi bertambah hingga menutup mahkota gigi - bisa lokal maupun general - perjalanannya lambat dan tidak sakit hingga terjadi komplikasi infeksi akut / trauma HPA gambaran inflamasi kronis : terdapat eksudat dan sel proliferasi terdapat sel-sel radang dan cairan yang berisi pembuluh darah yang rusak terbentuk kapiler yang baru dan berhubungan dengan perubahan degeneratif Etiologi - akumulasi plak akibat oral hygiene yang buruk - timbulnya iritasi akibat keabnormalan anatomis gigi geligi (maloklusi), restorasi yang tidak tepat (overhanging), dan penggunaan alat-alat ortodontik yang salah - fungsi gigi yang jelek, adanya karies servikal, kontur abutment yang jelek, food impaction, obstruksi nasal, kebiasaan bernafaas melalui mulut, tekanan lidah pada gingival yang berlebihan terdapat komponen fibrotik yaitu fibrobals dan serat kolagen

2. Acute Inflammation Iritasi benda asing : o Bakteri yang masuk dalam jaringan lunak o Akibat bulu sikat gigi yang masuk ke gingival Sebagai tambahan : lesi ini hanya mengenai gingival tidak mengenai periodontal Klinis :

- terlokalisir, nyeri

- pada margin gingiva, papil, interdental - permukaan licin, mengkilap - dalam 48 jam eksudasi, fistel - sensitif pada perkusi HPA : - terlihat invasi lekosit ulserasi - jaringan oedematous Etiologi :

- iritasi benda asing DD : - periodontal abses, abses gingiva dibedakan dgn Ro

Gingival Abscess Klinis : - Lokal, sakit, lesi yang cepat dan biasanya tiba-tiba. - Secara umum terbatas pada marginal gingival atau interdental. -Tanda awal : bengkak, lunak, kemerahan dan kilap. - Dalam waktu 24 48 jam lesi fluktuasi dan terdapat orifice dengan adanya eksudat yang purulenta. - Gigi nerdekatan sensitive terhadap perkusi. - Lesi biasanya pecah secara spontan. HPA : - Jaringan ikat terisi penuh purulensi, dikelilingi oleh infiltrasi polymorphonuclear leukocytes, oedematous dan vaskular yg rusak. - Permukaan epitel tergantung derajat oedem, invasi leukosit dan ulcerasi Etiologi : - bakteri yg masuk dalam jaringan lunak , - akibat bulu sikat gigi yg masuk gingiva, - potongan kecil apel atau pecahan tempurung lobster lesi ini hanya mengenai gingiva tidak mengenai periodontal.

II. DRUG-ASSOCIATED GINGIVAL ENLARGEMENT 1. Immunosupresan Cyclosporine merupakan agen immunosuppressant kuat yang digunakan untuk mencegah penolakan tranplan organ dan untuk merawat penyakit dari autoimmune yang parah. Mekanisme aksinya tidak diketahui, tapi timbul secara selective dan reversibly menghambat helper T-cells yang berperan pada sel dan humoral immune responses. Cyclosporine diberikan secara intra vena atau intra oral dengan dosis lebih dari 500mg/hari yang menimbulkan pertumbuhan berlebih gingival. Vaskularisasinya lebih banyak daripada pembesaran akibat phenytoin. Insiden: 25% - 70%, lebih sering terjadi pada anak-anak. Secara mikroskopis ditemukan banyak sel plasma dan memperlihatkan melimpahnya substansi ekstraselular yang tidak berbentuk akibat reaksi hipersensitivitas.

2. Antikonvulsan Phenytoin (Epanutin) Anticonvulsant adalah obat yang digunakan untuk mengurangi insiden / keparahan kejangan epilepsi Epilepsi adalah kelainan sistem saraf yang ditandai kejang kambuhan dari oto tubuh yang konvulsif dan hilangnya kesadaran. Insiden 3% - 84,5% pada penderita usia muda. Klinis : Lesi awal painless (tanpa rasa sakit) Bentuk bulat Jaringan massive Lunak Merah muda dan resilient dengan permukaan yang bergembung dan bleeding(-)

Generalized

Phenytoin(Dilantin) adalah Hydantoin, Hydantoin yang lain : Ethotoin(Poganone), dan Mephenytoin(mesantoin). Obat anticonvulsant lain yang punya efek serupa Phenytoin adalah ethosuximide(zerontin),methsuxinimide(celontin), dan valopric acid (depakore). Hal yang harus diperhatikan : Hyperplasia oleh bakteri atau obat Mungkin terjadi pada mulut yang tidak ada iritasi local

4. Calcium Channel Blockers Cara kerja obat golongan ini adalah dengan menghambat influx ion kalsium melewati membran sel otot jantung dan otot polos. Mekanisme ini menginduksi dilatasi langsung pada arteriol dan arteri koronaria, meningkatkan suplai oksigen ke otot jantung; juga mengurangi hipertensi dengan dilatasi hingga vaskularisasi perifer. Sejumlah obat-obatan yang termasuk golongan ini menyebabkan pembesaran gingiva. Nifedipine terbukti sering menginduksi timbulnya pembesaran gingiva pada 20% kasus. Di samping itu, diltilazem, felodipine, nitrendipine, dan

verapamil juga dapat menginduksi kondisi ini. Untuk mengatasi pembesaran gingiva, digunakan derivat dihidropiridine seperti isradipine untuk menggantikan nifedipine.

5. Idiopathic gingival enlargement etiologi : o tidak diketahui dengan jelas o beberapa kasus menunjukkan faktor keturunan o enlargement biasanya dimulai pada saat erupsi gigi / setelah pencabutan

bentuknya dinamakan sebagai gingivomatis, elephantiosis, diffuse fibroma, familial elephantiasis, idiopatic fibromatosis, hereditary gingival hyperplasia, hereditary gingival fibromatosis, dan congenital familial fibromatosis

gambaran klinis : o pembesaran meliputi attached gingival berbeda dengan akibat phenytoin yang biasanya margin dan interdental o umumnya mengenai permukaan fasial dan lingual rahang atas dan rahang bawah tapi terbatas pada satu rahang

o warna pink, keras, konsistensi kasar, dan permukaannya mempunyai ciri yang khas pada kasus yang parah gigi biasanya tertututp dan meluas hingga ke vestibulum

III. ENLARGEMENTS ASSOCIATED WITH SYSTEMIC DISEASE Banyak penyakit sistemik dapat mengembangkan manifestasi oral, termasuk juga gingival enlargement. Penyakit dan kondisi ini dapat mempengaruhi periodontium dengan dua mekanisme yang berbeda, yaitu: 1. Pembesaran dari adanya inflamasi awal oleh dental plak (Conditioned Enlargement), termasuk beberapa kondisi hormonal (seperti kehamilan dan pubertas), penyakit nutrisional seperti defisiensi vitamin C, dan beberapa kasus yang pengaruh sistemiknya tidak teridentifikasi

(nonspecific conditioned enlargement). 2. Manifestasi dari penyakit sistemik yang menyebabkan inflamasi gingiva (Systemic Disease Causing Gingival Enlargement and Neoplastic Enlargement)

1. Conditioned Enlargement

terjadi saat kondisi sistemik pasien berlebih atau penyimpangan respon gingiva terhadap dental plak.

bakteri plak dibutuhkan sebagai permulaan pada tipe pembesaran gingiva ini.

a. Enlargement in Pregnancy

bisa terjadi marginal dan keseluruhan, atau single or multiple seperti tumor

ada peningkatan hormon progesteron dan estrogen pada trimester ketiga akhir.

perubahan hormonal ini merangsang perubahan pada permeabilitas vaskular, utamanya gingival edema dan peningkatan respon inflamasi terhadap dental plak.

mikrobiotik subgingiva dapat juga mengalami perubahan, termasuk peningkatan Provotella intermedia.

Marginal Enlargement. Biasanya merupakan hasil dari gangguan pada inflamasi sebelumnya, dan insiden ini dilaporkan mulai dari 10% hingga 70%. Pembesaran gingiva tidak terjadi tanpa adanya bakteri plak. Gambaran klinis sangat bervariasi. Pembesaran ini biasanya menyeluruh dan cenderung lebih menonjol di interproksimal daripada di permukaan fasial dan lingual. Berwarna merah terang atau magenta soft, rapuh dan licin, permukaan mengkilap. Perdarahan terjadi secara spontan atau jika ada rangsangan kecil. Tumorlike Gingival Enlargement. Tumor kehamilan bukan merupakan neoplasma, tapi merupakan respon inflamasi terhadap bakteri plak dan dimodifikasi dengan kondisi pasien. Biasanya muncul setelah bulan ketiga dari kehamilan tapi dapat terjadi lebih dulu. Insidensinya 1,8%-5%. Lesi berbentuk discrete, seperti jamur yang datar berkoloni, menonjol dari margin gingiva atau lebih dari interpoksimal space dan terikat oleh sessile atau pedunculated base. Cenderung berekspamsi lateral dan menekan dari lidah dan pipi terus menerus. Umumnya merah kehitam-hitaman atau magenta, licin, permukaan mengkilap yang sering kelihatan banyak deep-red, bertanda. Merupakan lesi superfisial dan biasanya tidak mengenai tulang dasar. Konsistensinya bervariasi, biasanya keras, tapi mempunyai derajat yang

bervariasi dari kelembutan dan kerapuhan. Biasanya tidak disertai nyeri, namun jika ukuran dan bentuknya dapat menyebabkan terakumulasinya debris di bawah margin atau menganggu oklusi, pada kasus ini, nyeri ulserasi dapat terjadi.

b. Enlargement in Puberty Terjadi pada laki-laki dan perempuan remaja, dan muncul di daerah akumulasi plak. Biasanya ada hubungan dengan faktor lokal Terjadi di marginal dan interdental; karakter bulat mencolok di interproksimal papilae Gambaran klinis secara umum sama dengan penyakit inflamasi gingiva kronis. Derajat pembesaran dan kecenderungan berkembangnya kekambuhan di dalam hubungannya dengan berkurangnya deposit plak, yang membedakan dengan pembesaran gingiva karena uncomplicated chronic inflammatory gingival enlargement. Pembesaran berkurang secara spontan, tapi tidak hilang sampai plak dan kalkulus dibuang..

c. Deficiency Vit.C Umumnya di kenal sebagai scurvy Pada keadaan akut, tidak hanya keradangan tetapi juga perdarahan, degenerasi kolagen dan oedem. Clinical Features : o Terdapat pada marginal o Berwarna merah kebiruan o Konsistensinya lunak o Mudah berdarah o Permukaan mengkilap o Terdapat pseudomembrane

d. Plasma Cell Gingivitis disebut juga atypical gingivitis dan plasma cell gingivostomatitis Plasma Cell Gingivitis merupakan pembesaran margin gingival yang ringan yang meluas ke attachement gingiva. Bila berbentuk local dinamakan plasma cell granuloma. Gambaran Klinis : Gingiva berwarna merah, mudah pecah, kadang granular dam nudah berdarah, berlokasi pada attachement gingiva.

Etiologi Plasma cell gingivitis ini berhubungan dengan cheilitis dan glossitis, atau mungkin alergi terhadap benda asing seperti komponen permen karet, pasta gigi atau komponen makanan lain.

e. Nonspecific Conditioned Enlargement (Pyogenic Granuloma) Pyogenic granuloma merupakan pembesaran gingival yang bentuknya menyerupai tumor. Kondisi ini sejauh ini diduga muncul karena respon terhadap trauma minor. Klinis: Lesi bervariasi mulai berbentuk sferis discrete, massa berbentuk tumor yang memiliki attachment berupa peduncula hingga pembesaran mirip keloid dengan dasar yang luas. Permukaannya dapat berwarna merah terang hingga ungu, friable hingga padat, serta biasanya disertai eksudasi purulen dan ulserasi permukaan. HPA: bentuknya berupa massa jaringan granulasi disertai infiltrasi sel-sel inflamatori

kronis. Pembentukan vaskularisasi baru yang jumlahnya banyak disertai proliferasi endothelial. Epitel permukaan menjadi atrofik sebagian, sementara di bagian lain hiperplastik.

2. Systemic Disease a. Kelainan darah Leukemia Leukemia adalah keadaan di mana jumlah sel darah putih meningkat drastic (>300.000/L) dalam sirkulasi organ dan jaringan, termasuk gingival.

Manifestasi padagingiva sering terdapat pada leukemia jenis akut, monositik, mielogenus dan limfatik. Klinis: Leukemia akut=gingiva lunak, warnanya merah gelap, bengkak sangat besar (dapat menutupi gigi), pendarahan spontan. bisa difus/ marginal, dan terlokalisasi/seluruhnya umumnya berwarna merah kebiruan dan permukaan mengkilap konsistensinya setengah padat, tapi cenderung genjur dan hemorrhage (pendarahan) terjadi secara spontan atau ada iritasi ringan

pasien juga mengalami inflamasi kronis simpel tan;pa melibatkan sel leukemik dan memperlihatkan klinis dan gambaran mikroskopis seperti pasien tanpa penyakit true leukemic enlargement sering terjadi pada leukemia akut, tapi terlihat seperti subakut. Jarang pada leukemia kronis. Leucopenia Merupakan kondisi turunnya jumlah sel darah putih secara drastic. Kondisi ini dapat terjadi karena aktivits sumsum tulang yang tertekan sehingga tidak dapat memproduksi sel darah putih. Selain itu, obat-obatan yang aktivitasnya dapat memicu kondisi ini seperti fenilbutazon, kotrimoksazol, sulfonamide,

kloramfenikol, dan obat-obatan sitotoksik juga dapat menyebabkan leucopenia. Pada leucopenia siklik, terjadi penurunan jumlah PMN secara berkala sehingga menurunkan resistensi jaringan gingiva. Bentuk klinis neutropenia: ulserasi bibir, lidah, mukosa mulut dan gingiva. Anemia Adalah kondisi menurunnya konsentrasi hemoglobin dalam darah di bawah normal. Secara klinis mukosa mulut tampak pucat, permukaan papilla lidah yang kasar menjadi halus. Kondisi ini memungkinkan ulser aptosa dan keilitis angularis yang rekuren. b. Diabetes mellitus Adalah kelainan metabolism glukosa ditandai dengan produksi insulin; tipe 1 karena rusaknya sel pankreas, tipe 2 terjadi karena resistensi insulin dengan maupun tanpa defisiensi insulin. Pada pasien DM, terdapat manifestasi oral misal keilosis, mukosa mongering, mulut dan lidah terasa perih, menurunnya aliran saliva, perubahan flora rongga mulut yang didominasi candida albicans, streptococci hemolitik dan staphylococci. Pada pasien DM, ada kecenderungan pembesaran gingiva, polip sessile ataupun peduncula, proliferasi polipoid gingiva.

c. Stres emosional dan psikososial Gangguan psikologis dapat meningkatkan laju kerusakan periodontal melalui menurunnya aliran saliva, kebiasaan memelihara kesehatan yang menurun seperti merokok, minum alcohol, susah tidur, serta oral hygiene yang buruk. Keseluruhan kondisi ini dapat menjadi faktor penyerta sistemik yang menyebabkan penyakit pada gingiva. d. Faktor genetic Sejumlah penyakit genetic yang meningkatkan kerentanan terhadap kerusakan periodontal: 1. Sindrom Down (trisomi 21): terganggunya fungsi neutrofil atau perubahan metabolism jaringan ikat 2. Sindrom Chediak-Higashi: adalah kondisi autosomal resesif yang langka, ditandai dengan neutrofil yang terganggu. 3. Hipofosfatasia dan sindrom Papillon-Lefevre: merusak dan cepat berkembang 4. Neutropenia siklik: reduksi siklik yang drastis yang menyebabkan infeksi periodontal piogenik yang rekuren karena jumlah neutrofil yang menurun 5. Sindrom defisiensi adhesi leukosit 6. Akatalasia: defisiensi enzim katalase yang mengakibatkan periodontitis sangat

menumpuknya hydrogen peroksida di jaringan.

e. Granulomatous Disease Wegeners Granulomatosis - tanda khas oleh karena lesi acute granulomatous necrotizing dari saluran pernafasan, termasuk ke hidung dan mulut - penyakit tidak diketahui, mungkin berhubungan dengan imunologi sarcoidosis Sarcoidosis - penyakit granulomatous yang tidak diketahui penyebabnya

- biasanya mulai umur 20 30 th - mengenai seluruh organ tubuh termasuk gingiva, warna merah, lunak, tidak sakit

Perubahan Gingiva yang Berhubungan dengan Bernafas Melalui Mulut Gingivitis dan gingival enlargement sering terjadi pada orang yang memiliki kebiasaan bernafas melalui mulut. Tanda-tanda klinis : gingiva berwarna merah, edematous, permukaan gingival mengkilap sering terjadi pada daerah anterior rahang atas

IV. NEOPLASTIC ENLARGEMENT 1. BENIGN TUMORS a.Epulis - Nama umum untuk bentukan pada gingiva yang menyerupai tumor dan discrete. - Lebih banyak karena keradangan daripada neoplastik

b.Fibroma - Tumbuh dari jaringan ikat gingiva atau dari periodontal ligament - tumbuh lambat - sferikal - cenderung kokoh dan bendol - Mungkin lunak dan vaskuler - fibroma biasanya berbendol-bendol

c.Papilloma - proliferasi benign epithelial human papilloma virus (HPV) - tampak keras, wart-like, lesi mungkin kecil dan discrete atau melebar dengan permukaan tidak rata

d.Peripheral Giant Cell Granuloma - tumbuh dari interdentalatau marginal gingiva, kebanyakan pada permukaan labial - bisa sendirian atau berbendol-bendol - tampat lunak - mulai dari berbentuk jelas hingga tidak beraturan - biasanya tampak adanya ulserasi pada margin -tidak sakit - bermacam ukuran - mungkin menutupi beberapa gigi - mungkin kokoh atau spongy - warnanya bervariasi daei pink hingga merah gelap atau biru keunguan - tidak bisa dibedakan dengan enlargement lain kecuali dengan mikroskop

e. Central Giant Cell Granoluma - lesi terdapat dalam tulang rahang - Menyebabkan deformitas tulang rahang - Tampak gingiva membesar

f.Leukoplakia - Bervariasi putih keabuan - datar, tipis, bentuk tidak teratur g. Gingival Cyst - umumnya tampak pada mikroskop bila tampak pada klinis biasanya merupakan pembesaran lokal pada marginal gingiva dan attached gingiva - Terdapat pada kaninus dan premolar terutama Lingual - Tidak sakit Ekpansi erosi tulang

2. Malignant Tumors a. carcinoma - frekuensi tidak banyak, umumnya squamous cell carsinoma

b. malignant melanoma - terjadi pada anterior rahang atas, pigmen kegelapan, bentuk datar atau bernodul, pertumbuhan cepat dan metastasis dini, pertumbuhan dari melanoblast pada gingival.

c. sarcoma - fibrosarcoma, lymphosarcoma dan reticulum cell sarcoma yg biasa terdapat pada gingiva - kaposis sarcoma kebanyakan terdapat pada penderita AIDS pada palatinal dan gingival.

V. FALSE ENLARGEMENT False enlargement bukan merupakan pembesaran yang sesungguhnya, tetapi hanya menyerupai oleh karena terjadi peningkatan ukuran dari lesi underlying osseus/tulang atau jaringan underlying gigi. Lesi Underlying Osseus

Umumnya terjadi pada tori, exostosis, Pagets disease, fibrous displaisa, central giant cell granuloma, amelobalstoma, osreoma, osteoblastoma Jaringan underlying Gigi

Saat tahap erupsi gigi,gingiva di bagian labial seolah-olah membesar karena terjadi bulbous marginal distortion sehingga gingival tampak membesar dan menutupi setengah mahkota gigi, hal tersebut dinamakan developmental enlargement.

TREATMENT FOR GINGIVAL ENLARGEMENT GINGIVECTOMI Gingivectomi adalah eksisi gingival, atau penghilangan dari seluruh dinding jaringan lunak pada pocket periodontal. Tujuan : Menghilangkan dinding pocket radang Memberi visibilitas dan aksesibilitas Membentuk gingival yang fisiologis

Indikasi : Adanya pocket supraboni yang fibrous dan firm (>4mm) Adanya pembengkakan gingival yang menetap di pocket yang sesungguhnya Kerusakan furkasi (tanpa cacat tulang) Abses gingival Gingival enlargement (max. 6 gigi) Flap pericoronal

Kontra Indikasi : Bedah tulang / pemeriksaan bentuk dan morfologi tulang Lokasi dasar pocket mengarah ke apical yang lebih dalam dari mucogingival junction Estetik

Prosedur Gingivectomi adalah sebagai berikut:

Pocket marking Menentukan dasar pocket / batas apical dari pocket dengan menggunakan alat pocket marking forcep / sonde periodontal. Dimulai dari permukaan distal posterior anterior.

Insisi gingivectomi Insisi harus dibuat di apical dasar pocket dan bersudut sehingga blade bisa

menembus gingival menuju ke dasar pocket. Dapat dengan insisi continous atau discontinousdibawah bleeding point.

Insisi discontinous dimulai pd permukaan vestibular pd sudut distal gigi terakhir dan diteruskan ke depan mengikuti jalannya poket melalui interdental gingival ke sudut distovestibular dan gigi berikutnya. Insisi berikutnya dimulai pd tempat dimana insisi sebelumnya dilakukan, sama dng insisi pd gigi sebelumnya utk gigi berikutnya.

Insisi continous dimulai pd permukaan vestibular dr gigi terakhir dan diteruskan kedepan tanpa putus-putus dng mengikuti jalannya poket. Dapat dengan menggunakan alat pisau Swann Morton no. 12 / 15, pisau blake,dapat juga dengan pisau gingivectomi khusus seperti Kirkand, Orban dan Pisau Goldman Fox. Penggunaan alat insisi blade disposibel dan harus diasah.

Pemotongan jaringan Dinding pocket dapat dihilangkan dengan kuret / scaller. Sisa jaringan fibrosa dan granulasi dapat dibersihkan semua, jika sudah bersih bleeding akan berkurang.

Scalling dan root planning Permukaan akar diperiksa untuk melihat ada / tidak sisa kalkulus

Dressing periodontal Dressing dipasang dengan hati hati sehingga bisa menutupi daerah luka dan mengisi semua ruang interdental. Setelah dressing harus di muscle trimming, yaitu dengan menggerakkan bibir, lidah, pipi. Kebanyakan bahan dressing menggunakan bahan dasar Zinc Oxide Eugenol(ZOE) Rasa tidak enak,dan

merangsang kontak alergi san Septopack

dibuat yang free eugenol : Coe-Pack, Peripack,

Fungsi dressing : Melindungi luka dan iritasi Menjaga daerah luka tetap bersih Mengontrol perdarahan Mengontrol produksi jaringan granulasi berlebihan

Syarat dressing : Non iritasi dan non alergi Dapat dipasang cekat, tertahan cukup kuat, pengerasan lambat Mencegah akumulasi debris dan saliva Antibakteri Cukup keras dan rasa tidak mengganggu

TREATMENT OF CHRONIC INFLAMMATORY GINGIVAL ENLARGEMENT Lunak dan tidak berwarna Di treatment dengan scalling dan root planning Apabila tidak berhasil setalah di lakukan scalling and root planning maka dapat di lakukan surgical remove yaitu : o Gingivectomi and gingivoplasti o Flap operation

TREATMENT OF DRUG-ASSOCIATED GINGIVAL ENLARGEMENT harus berdasarkan jenis obat yang sedang digunakan. 1. dengan cara menyetop pemakaian obat / mengganti obat tersebut. : alternatif pengganti anticonvulsant ( phenytoin ) : carbamazepine dan valproic acid. Keduanya memiliki effect yang lebih rendah terhadap pembesaran gingiva alternatif calcium channel blocker ( nifepidine : seperti diltiazem atau verapamil

sedangkan untuk alternatif pengganti cyclosporin sangat terbatas sehingga biasanya pemakaiannya dibarengi dengan pemakaian antibiotik azithromycin untuk menurunkan keparahan gingival enlargment yang disebabkan cyclosporine. 2. clinician harus mengontrol plak dan menjaga oral hygine pasien 3. surgical : gingivektomy atau periodontal flap

TREATMENT OF LEUKEMIC GINGIVAL ENLARGEMENT Leukemic enlargement terjadi pada fase akut dan sub akut, sedangkan jarang terjadi pada fase kronis. Waktu perdarahan, waktu pembekuan, dan penghitungan platelet pada pasien harus dicek dahulu dan harus konsultasi hematologis sebelum melakukan treatment! Setelah gejala fase akut menurun, harus dikoreksi perluasan gingival, hal ini untuk mengurangi factor iritasi local dan mengontrol komponen penyebab inflamasi. Menghilangkan factor local scaling dan root planing. Menggunakan anestesi topical Menginstruksi pasien untuk menjaga oral hygiene untuk kontrol plak paling tidak menggunakan chlorhexidine. Antibiotic harus diminum 48 jam sebelum dan selama treatment untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi

TREATMENT OF GINGIVAL ENLARGEMENT IN PUBERTY Dirawat dengan scaling dan kuretase, menghilangkan semua sumber iritasi dan mengontrol plak. Membuangan secara bedah mungkin dibutuhkan untuk kasus yang parah. Masalah dari pasien ini adalah kambuhan karena oral hygiene yang buruk. TREATMENT OF GINGIVAL ENLARGEMENT IN PREGNANCY Treatment mencakup penghilangan semua iritan lokal yang memicu

pembesaran gingiva. Salah satu tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah penghilangan iritan pada masa awal kehamilan. Inflamasi dan pembesaran gingiva pada marginal dan interdental diatasi dengan skaling dan kuretase, sementara itu pembesaran yang menyerupai tumor dilakukan prosedur eksisi bedah.

RECURRENCE OF GINGIVAL ENLARGEMENT merupakan masalah yang sering terjadi pada menejemen gingival enlargement residu iritasi lokal dan sistemik, atau keadaan herediter yang menyebabkan noninflammatory gingival hyperplasia adalah faktor-faktor yang bertanggung jawab. terjadi dengan segera setelah treatment mengindikasikan bahwa semua iritan belum dihilangkan sering disebabkan karena inadequate kontrol plak oleh pasien berwarna merah, seperti massa granulomatous yang mengalami perdarahan jika terjadi cedera ringan kondisi ini baiknya dilakukan dengan menghilangkan jaringan granulasi dan skaling serta melakukan root planning escharotic drug sekarang tidak direkomendasikan untuk menghilangkan gingival enlargement.

Referensi Tierney. Jr, Lawrence M., dkk (Ed.). 2008. Current Medical Diagnosis and Treatment. Lange: Mc-Graw Hill. Newman MG, Takei HH, Carranza FA : Carranzas Clinical Periodontology, 10th edition, WB Saunders Company. 2006

You might also like