You are on page 1of 4

STIGMA PENDERITA GANGGUAN JIWA

Jika kita mengamati pandangan masyarakat belakangan ini mengenai permasalahan penderita gangguan jiwa, selalu di identikkan dengan sebutan Orang Gila. Tanpa disadari secara tidak langsung hal ini merupakan mindset yang keliru dari kita sehingga orang memandang penderita gangguan sebagai suatu masalah yang negatif yang selalu mengancam, kita lupa bahwa penyakit gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang statusnya sama dengan penyakit penyakit lain yang harus segera diobati dan disembuhkan. Label negatif seperti penyebutan Orang Gila inilah yang secara tidak disadari merupakan Stigma yang kita ciptakan sendiri, akibatnya keluarga maupun masyarakat disekitar penderita gangguan jiwa enggan mengurus keluarga atau orang lain yang mengalami gangguan jiwa, akibat yang lebih parah lagi adalah hak hak penderita gangguan jiwa untuk mendapat pengobatan dan hak hak sosial mereka terabaikan. Penyakit jiwa atau gangguan jiwa seperti halnya penyakit penyakit umum lainnya dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, salah satu konsep penyebab gangguan jiwa yang populer adalah kombinasi bio psiko sosial. !angguan jiwa disebabkan karena gangguan fungsi komunikasi sel sel saraf di otak, dapat berupa kekurangan maupun kelebihan neurotransmitter atau substansi tertentu. Pada sebagian kasus gangguan jiwa terdapat kerusakan organik yang nyata pada struktur otak misalnya pada demensia. Jadi tidak benar bila dikatakan semua orang yang menderita gangguan jiwa berarti ada sesuatu yang rusak di otaknya. Pada kebanyakan kasus malah faktor perkembangan psikologis dan sosial memegang peranan yang lebih krusial. "isalnya mereka yang gemar melakukan tindak kriminal dan membunuh ternyata setelah diselidiki disebabkan karena masa perkembangan mereka sejak kecil sudah dihiasi kekerasan dalam rumah tangga yang ditunjukkan oleh bapaknya yang berprofesi dalam militer. Jadi penyakit gangguan jiwa merupakan penyakit medis yang kompleks, meliputi segi fisik, pola hidup dan juga riwayat perkembangan psikologis atau kejiawaan seseorang. #leh karena itu penanganan penderita gangguan jiwa bersifat menyeluruh, tidak sekedar minum obat saja, tetapi meliputi terapi psikologis, terapi perilaku dan terapi kognitif$konsep berpikir yang melibatkan berbagai pihak. Selama ini masyarakat beranggapan bahwa penanganan penderita gangguan jiwa adalah tanggung jawab pihak %umah Sakit jiwa, padahal faktor yang memegang peranan penting

dalam hal perawatan penderita adalah keluarga serta masyarakat di sekitar penderita gangguan jiwa tersebut. Stigma yang diciptakan oleh masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa secara tidak langsung menyebabkan keluarga atau masyarakat disekitar penderita gangguan jiwa enggan untuk memberikan penanganan yang tepat terhadap keluarga atau tetangga mereka yang mengalami gangguan jiwa, sehingga tidak jarang mengakibatkan penderita gangguan jiwa yang tidak tertangani ini melakukan perilaku kekerasan atau tindakan tidak terkontrol yang meresahkan keluarga, masyarakat serta lingkungan. "asyarakat juga mempunyai peran penting dalam penanganan penderita gangguan jiwa, yang paling penting persepsi yang harus dipahami masyarakat adalah penderita gangguan jiwa merupakan manusia biasa seperti halnya penderita penyakit lain adalah manusia biasa yang menghadapi masalah dan memerlukan bantuan. Sikap yang tidak mau peduli, takut, anggapan yang keliru, memandang rendah dan penolakan pada penderita gangguan jiwa merupakan masalah rumit yang dilabelkan masyarakat pada penderita gangguan jiwa inilah yang harus diubah oleh masyarakat, perasaan masyarakat bahwa penderita gangguan jiwa adalah sesuatu yang mengancam juga harus diluruskan. Tidak bisa dipungkiri, sikap dan penerimaan dari masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap penyembuhan penderita gangguan jiwa. Tidak jarang penderita yang mengalami gangguan kejiwaan sering keluar masuk rumah sakit karena mengalami kekambuhan. &aktor yang memicu sebagai pencetus kekambuhan bermacam macam mulai dari faktor lingkungan, keluarga, timbulnya penyakit fisik yang diderita, maupun faktor dari dalam indi'idu sendiri tersebut.(eluarga dan lingkungan memiliki andil besar dalam mencegah kekambuhan penderita gangguan kejiwaan. #leh karena itu, pemahaman keluarga dan lingkungannya mengenai kondisi penderita serta kesediaan keluarga dan lingkungan menerima penderita apa adanya dan memperlakukan penderita secara manusiawi merupakan salah satu bentuk pengobatan yang dapat mencegah kekambuhan penderita.)erikut ini adalah beberapa hal yang perlu diketahui oleh keluarga mengenai penyakit gangguan jiwa sehingga dapat merawat dan mencegah kekambuhan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa * Pada dasarnya pengobatan penderita gangguan jiwa dalam fase krisis atau akut dimana keadaannya membahayakan dirinya sendiri atau orang lain diperlukan rawat inap di %S untuk diberi obat sesuai dengan gejala yang muncul. )agi penderita yang sudah tahap pemulihan

atau pemeliharaan kesehatan, maka dilakukan rawat jalan dengan memberi obat obatan untuk menghilangkan atau mencegah munculnya gejala gejala. Pada fase ini peran serta keluarga dan lingkungan sangat besar, sehingga resiko kekambuhan dapat dihindari. Perlu disadari bahwa pengobatan pada penderita gangguan jiwa tidak cukup dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan bahkan tahunan. #leh sebab itu, maka keluarga dan masyarakat diharapkan sabar dalam merawat penderita di rumah. )eberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan masyarakat dalam merawat penderita schi+ofrenia di rumah antara lain* "emberikan kegiatan atau kesibukan dengan membuatkan jadwal kegiatan sehari hari,Selalu menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan suatu kegiatan, misalnya* makan bersama, bekerja bersama, diajak jalan jalan, meminta keluarga atau teman untuk menyapa bila pasien mulai menyendiri atau berbicara sendiri, mengajak ikut aktif dalam kegiatan masyarakat, misal kerja bakti, pengajian, berikan pujian, umpan balik atau dukungan untuk ketrampilan sosial yang mampu dilakukan pasien, mengontrol kepatuhan minum obat secara benar sesuai dengan dosis yang ditentukan dokter, prinsip , benar dalam pemberian obat* benar nama obat, benar cara pemberian, benar pasien, benar dosis, benar waktu, Jika pasien malas minum obat, anjurkan minum obat secara halus$empati, hindari paksaan yang dapat menimbulkan trauma bagi pasien, kontrol suasana lingkungan atau pembicaraan yang dapat memancing kemarahan, mengenali tanda tanda kekambuhan, misalnya bicara sendiri, tertawa sendiri, mulai marah marah, bicara kacau, sulit makan, sulit tidur, murung dan segera kontrol ke dokter $ rumah sakit jika muncul perubahan perilaku dan atau obat habis. Selain pentingnya peran keluarga dan masyarakat, tidak dapat dipungkiri juga peran dari pemerintah dalam hal ini lembaga terkait seperti Pemerintah -aerah, dinas dinas terkait, Puskesmas, %umah Sakit dan lembaga swadaya masyarakat juga sangat diperlukan untuk penanganan penderita gangguan jiwa, program program tentang penanganan penderita gangguan jiwa perlu dimaksimalkan , sehingga masalah gangguan jiwa dapat diminimalkan. .ang paling penting adalah bagaimana upaya pemerintah bersama masyarakat dapat menghapus stigma terhadap penderita gangguan jiwa dengan program program yang dapat meluruskan stigma negatif yang selama ini diberikan kepada penderita gangguan jiwa . Jika semua pihak menyadari bahwa masalah penderita gangguan jiwa adalah masalah bersama, maka diharapkan penderita gangguan jiwa dapat tertangani dengan tepat sehingga kita tidak lagi mendengar berita

berita tentang perbuatan di luar kontrol yang dilakukan penderita gangguan jiwa seperti pembunuhan, pembakaran dan lain lain. Penderita gangguan jiwa adalah sama dengan penderita penyakit lainnya, mereka adalah orang yang perlu dibantu masalah kesehatannya. /entikan stigma pada penderita gangguan jiwa

You might also like