You are on page 1of 8

Sindrom depresi merupakan kelompok yang luas dari gangguan psikiatri yang ditandai dengan kehilangan minat, merasa

tak berdaya, perasaan bersalah, sulit berkonsentrasi, kehilangan nafsu makan, dan berpikiran untuk mati dan bunuh diri, yang dapat mengakibatkan gangguan pada hubungan interpersonal, fungsi sosial, dan fungsi pekerjaan. Faktor penyebab secara pasti belum diketahui. Faktor organobiologis, faktor genetik, dan faktor psikososial secara sendiri atau secara kompleks saling berinteraksi menjadi penyebabnya. Di antara faktor-faktor tersebut, faktor organobiologis telah banyak diteliti. Dari penelitian epidemiologis sindrom depresi lebih sering dijumpai pada wanita. Beberapa keadaan depresi dapat dihubungkan dengan gejolak hormon seperti pada sindrom premenstrual, pemakaian kontrasepsi oral, periode postpartum dan menopause, sehingga diduga hormon estrogen berperan dalam mengatur mood dan perilaku. Dengan ikut berperannya hormon estrogen pada sindrom depresi, maka penggunaan hormon estrogen pada wanita dengan sindrom depresi dapat dipertimbangkan.

Kata kunci sindrom depresi ! hormon estrogen "ari Kenali Kesehatan #iwa$
Oleh: Dr. Supiyani Henuhili, Sp.KJ Mungkin Anda pernah mengalami sulit konsentrasi, sulit tidur, bersikap siaga berlebihan, nafsu makan menurun, nafsu seksual menurun terhadap pasangan Anda, emosi tidak stabil? Jika hal tersebut sering terjadi, Anda harus mewaspadainya segera agar jiwa sehat Anda tidak mengalami gangguan. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami gangguan jiwa. Hingga saat ini diyakini terdapat tiga faktor utama sebagai penyebabnya. Pertama, faktor organobiologi seperti faktor keturunan genetik!, adanya ketidakseimbangan "at"at neurokimia di dalam otak. #edua, faktor psikologis seperti adanya mood yang labil, rasa $emas berlebihan, gangguan persepsi yang ditangkap oleh pan$a indera kita halusinasi!. %an yang ketiga adalah faktor lingkungan sosial! baik itu di lingkungan terdekat kita keluarga! maupun yang ada diluar lingkungan keluarga seperti lingkungan kerja, sekolah. Menurut &iskesdas &iset #esehatan %asar! tahun '(() didapatkan data nasional tentang angka kejadian gangguan jiwa berat ski"ofrenia! sebesar (,*+ dan di %#, Jakarta ter$atat sebanyak '(,-+. .edangkan gangguan mental emosional seperti ke$emasan, depresi, dan lainlain! pada penduduk yang berumur /* tahun atau lebih sebesar //,0+ dan di %#, Jakarta ter$atat /1,/+. 2angguan jiwa memang tidak menyebabkan kematian se$ara langsung namun akan menyebabkan penderitanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga penderita dan lingkungan masyarakat. .aat ini ada ke$enderungan penderita dengan gangguan jiwa jumlahnya mengalami peningkatan. %ampak gangguan jiwa pada masyarakat sangat besar dan luas karena memerlukan biaya perawatan, kehilangan waktu produktif, dan masalah yang berkaitan dengan hokum melakukan tindakan kekerasan maupun

mengalami penganiayaan!. 3leh sebab itu, perlu kiranya Anda mengenali dan mendeteksi sejak dini gejalagejala yang mungkin terjadi pada Anda atau orangorang yang terdekat dengan Anda.

DEPRESI #ata 4depresi5 sering disalahartikan oleh masyarakat kita. Adapun yang dimaksud dengan depresi adalah kumpulan gejala yang dialami oleh seseorang dalam dua minggu terakhir seperti se$ara terus menerus merasa sedih, murung yang dialami hampir sepanjang hari atau hampir setiap hari, menjadi kurang berminat terhadap banyak hal atau kurang bisa menikmati halhal yang biasanya disenangi, serta merasa $epat lelah atau tidak bertenaga. .elain itu, seseorang yang mengalami gangguan depresi juga akan mengalami halhal seperti nafsu makan berubah se$ara men$olok berat badan dapat meningkat atau menurun tanpa upaya yang disengaja!, mengalami kesulitan tidur hampir setiap malam kesulitan untuk mulai tidur, terbangun tengah malam, terbangun lebih dini, atau tidur berlebihan!, berbi$ara atau bergerak lebih lambat daripada biasanya, kehilangan keper$ayaan diri atau merasa tidak berharga, merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri, mengalami kesulitan berpikir atau berkonsentrasi. %an yang lebih parah adalah adanya keinginan untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau bahkan telah melakukan usaha untuk mengakhiri hidup. 6erkadang seseorang tidak menyadari dirinya mengalami depresi karena biasanya gejala yang mun$ul berupa gangguan fisik seperti sakit di ulu hati maag! yang tidak kunjung membaik, sakit kepala menahun, sakit kulit, dan lainlain.

ANSEITAS (CEMAS) Begitu pula dengan gejala $emas dapat terlihat sebagai gejala fisik dan psikologis. 2ejala7 gejala yang biasanya mun$ul seperti jantung tibatiba berdebardebar, berkeringat, gemetar, merasa mulut kering, sulit menelan, kesulitan bernapas, merasa leher ter$ekik, merasa tertekan atau tidak enak di dada, mengalami mual atau gangguan perut, kepala pusing, sempoyongan, merasa asing dengan sekelilingnya, takut menjadi gila, kehilangan kendali atau pingsan, takut mati, merasa nyeri atau tegang otot, merasa gelisah atau tidak bisa santai, merasa pikiran tegang, mudah kaget atau terkejut, sulit berkonsentrasi atau merasa pikiran kosong, merasa mudah tersinggung, sulit tidur karena khawatir akan suatu hal.

AN

!AN PSIKOTIK

2angguan jiwa berat yang juga harus di deteksi dini adalah gangguan psikotik ski"ofrenia! dengan mun$ulnya gejalagejala seperti apakah Anda, keluarga atau orangorang di sekitar Anda pernah yakin bahwa seseorang sedang mematamatai, atau bahwa seseorang sedang berkomplot untuk menyerang atau men$oba men$ederai, per$aya bahwa seseorang atau

suatu kekuatan di luar memasukkan ide atau pikiran yang bukan miliknya ke dalam pikiran, pernah mendapat penampakan atau pernah melihat halhal yang tidak bisa dilihat oleh orang lain, pernah mendengar suarasuara di telinga yang tidak dapat didengar oleh orang lain dan sumber suaranya tidak ada. Apabila ditemukan salah satu gejalagejala seperti diatas tadi, maka Anda harus men$ari pertolongan dengan segera berkonsultasi kepada seorang dokter ahli jiwa Psikiater!. #arena semakin $epat diatasi maka proses pemulihannya juga $epat. Penatalaksanaannya dapat dengan obatobatan psikofarmaka! dan dengan psikoterapi. %engan semakin majunya ilmu kedokteran, maka pengobatanpun juga semakin $anggih. 3batobatan jiwa tidak akan menyebabkan 5ketergantungan5 bagi pasien bahkan merupakan suatu 5kebutuhan5. #eberhasilan pengobatan ditentukan oleh beberapa faktor seperti dukungan dari keluarga, lingkungan sekitar, keteraturan minum obat, rutin kontrol dengan Psikiater. .elain obatobatan psikofarmaka!, tidak kalah pentingnya adalah psikoterapi. Berma$am7 ma$am jenis psikoterapi yang dapat diberikan kepada pasien sesuai dengan kebutuhannya. Antara satu pasien dengan pasien lainnya belum tentu sama terapinya.

Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya akti%itas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu &angguan Depresi. Beberapa gejala &angguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah akti%itas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas berakti%itas, dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri. 'enyebab suatu kondisi depresi meliputi Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya

"enurut Diagnostic and Statistical "anual () - *e+t ,e%ision -DS" ()-*,. -/merican 'sychiatric /ssociation, 0111., seseorang menderita gangguan depresi jika /. 2ima -atau lebih. gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang3 sekurangnya salah satu gejala harus -4. emosi depresi atau -0. kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu. 4. 0. 6. :. Keadaan emosi depresi5tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif -misal rasa sedih atau hampa. atau pengamatan orang lain -misal terlihat seperti ingin menangis.. Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari -ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain. 7ilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan -misal perubahan berat badan lebih dari 89 berat badan sebelumnya dalam satu bulan. (nsomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

8. ;. <. =. >.

Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari -dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat. 'erasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari 'erasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar -bisa merupakan delusi. hampir setiap hari Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap hari -ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain. Berulang-kali muncul pikiran akan kematian -bukan hanya takut mati., berulang-kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri

&ejala-gejala tersebut juga harus menyebabkan gangguan jiwa yang cukup besar dan signifikan sehingga menyebabkan gangguan nyata dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau area penting dalam kehidupan seseorang. ?ara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan. Sumber: @ikipedia -http 55id.wikipedia.org5wiki5Depresi.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Depresi, Pintu Masuk Berbagai Penyakit


%8P&8., merupakan gangguan mental yang sering terjadi di tengah masyarakat. Berawal dari stres yang tidak diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke fase depresi. Penyakit ini kerap diabaikan karena dianggap bisa hilang sendiri tanpa pengobatan. Padahal, depresi yang tidak diterapi dengan baik bisa berakhir dengan bunuh diri. .e$ara global lima puluh persen dari penderita depresi berpikiran untuk bunuh diri, tetapi yang akhirnya mengakhiri hidupnya ada lima belas persen. .elain itu, depresi yang berat juga menimbulkan mun$ulnya berbagai penyakit fisik, seperti gangguan pen$ernaan gastritis!, asma, gangguan pada pembuluh darah kardio9askular!, serta menurunkan produkti9itas. .ejak depresi sering didiagnosis, :H3 memperkirakan depresi akan menjadi penyebab utama masalah penyakit dunia pada tahun '('(. :artawan Pembaruan ;an$y ;ainggolan menuliskan laporan mengenai depresi. Pembaruan<Adi Marsiela %3A B8&.AMA 7 &atusan warga %esa Adat .erongga #elod, #e$amatan 2ianyar, #abupaten 2ianyar, melakukan doa bersama. .alah satu upaya menghindari depresi adalah mendalami ajaran agama yang berperan menimbulkan rasa damai.

3&2A;,.A., #esehatan %unia :H3! men$atat depresi adalah gangguan mental yang umum terjadi di antara populasi. %iperkirakan /'/ juta manusia di muka bumi ini menderita depresi. %ari jumlah itu *,= persen laki7laki dan >,* persen perempuan, dan hanya sekitar -( persen penderita depresi yang benar7benar mendapatkan pengobatan yang $ukup, sekalipun telah tersedia teknologi pengobatan depresi yang efektif. ,ronisnya, mereka yang menderita depresi berada dalam usia produktif, yakni $enderung terjadi pada usia kurang dari 1* tahun. 6idaklah mengherankan, bila diperkirakan 0( persen dari seluruh kejadian bunuh diri terkait dengan depresi termasuk ski"ofrenia!. Bisa %isembuhkan %epresi, kata #etua %epartemen Psikiatri ?akultas #edokteran @ni9ersitas ,ndonesia ?#@,! dr ,rmansyah .p#J, bisa disembuhkan sehingga semestinya tindakan bunuh diri bisa di$egah. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang jatuh dalam depresi. Beragam faktor itu ada yang berasal dari dalam diri sendiri endogen!, seperti hormon, bahan kimia otak yang dikenal dengan neurotransmiter, genetik, dan faktor lingkungan tekanan kehidupan!. ?aktor7faktor itu bisa terjadi bersamaan, tetapi bisa juga sendiri7sendiri. Pada depresi, tekanan kehidupan atau stres ibarat patogen kuman penyebab penyakit! pada penyakit fisik. %engan kondisi ,ndonesia seperti saat ini yang diwarnai berbagai ben$ana alam, harga kebutuhan naik, dan sulit memperoleh pekerjaan, boleh jadi menambah tekanan bagi masyarakat, sekalipun tidak ada data pasti tentang itu karena memang tidak ada penelitiannya. AHanya saja diper$aya, seperti pada keadaan penyakit fisik, misalnya demam berdarah, bila kondisi membuat 9irus meningkat, maka kasunya pun meningkat. .iklus depresi antara lain karena masalah tekanan kehidupan. Jika tekanan hidup meningkat maka insiden depresi pun meningkat. Pada depresi, tekanan itulah yang berperan sebagai kuman atau 9irus,A u$ap ,rmansyah. 6etapi ada juga depresi yang datang dengan sendirinya depresi endogen!. %epresi sema$am ini disebabkan faktor biologi, seperti hormon dan neurotransmiter. .eperti diketahui otak merupakan pusat perasaan, emosi, dan pikiran. Bila ada gangguan neurotransmiter otak bisa menyebabkan seseorang kehilangan mood sehingga timbul depresi. %ari sisi genetik, orang yang mempunyai bakat depresi akan lebih gampang menderita depresi bila ada stimulus. Jika faktor lingkungan mun$ul, misalnya, stres, kehilangan orang yang disayangi, penyalahgunaan obat, penyakit fisik kronis!, kehilangan pekerjaan, dan latar belakang sosial yang buruk, maka depresi lebih mudah mun$ul pada orang yang memiliki bakat depresi. Menurut ,rmansyah, risiko seseorang menderita depresi semakin besar bila kedua orangtuanya menderita depresi, dibandingkan bila orangtua tidak menderita depresi. .ur9ei pada orang yang mengalami depresi memperlihatkan bahwa anak7anak yang berasal dari orangtua yang menderita depresi sangat berisiko tinggi menderita depresi. Besarnya risiko berkisar *( persen sampai )* persen. 3leh karena itu, deteksi dini pada anak sangat diperlukan. A%aya tahan atau kerentanan seseorang yang tidak $ukup terlatih mengelola perasaan akan membuat seseorang lebih mudah mengalami depresi. .eseorang dengan daya tahan tinggi kurang memiliki risiko untuk menderita depresi. Bang pasti tekanan itu berbeda di setiap tempat. %i lokasi ben$ana, seperti beberapa tempat di ;anggroe A$eh %arussalam ;A%!, masyarakat di sana mengalami pengalaman traumatis sehingga lebih berisiko menderita depresi dibanding di perkotaan, seperti Jakarta, yang tekanan kehidupannya relatif tetap,A

jelas ,rmansyah. A;6A&A<Maha 8ka .wasta B8&,.,#3 7 %ua bo$ah pengungsi dengan riang bermain ayunan di tempat pengungsian di Choknga, ;A%. Anak7anak yang berasal dari orangtua yang menderita depresi sangat berisiko menderita depresi. %aya 6ahan 6ubuh %ijelaskan, semua kelompok usia rentan depresi. Pada anak7anak, depresi itu berwujud dalam perubahan sikap. Misalnya, gangguan perilaku, mudah marah, emosional, kesulitan bergaul dengan teman, gangguan dalam pelajaran, dan menolak makan. %ari sisi jenis kelamin, perempuan lebih banyak menderita depresi dibanding laki7laki. Hal ini antara lain disebabkan fluktuasi hormon yang lebih nyata pada perempuan. Bila mengalami tekanan, umumnya laki7laki lebih banyak memiliki upaya sendiri untuk mengatasi tekanan itu, seperti berakti9itas di luar, mengonsumsi minuman beralkohol. .edangkan perempuan yang depresi $enderung lebih banyak berdiam di rumah. %epresi juga bisa dipi$u oleh pemakaian obat7obatan, seperti streoid, obat yang mengandung hormon, dan juga bisa disebabkan penyalahgunaan obat7obatan. ,rmansyah menjelaskan, $ukup mudah mengenali seseorang menderita depresi. Penyakit ini bisa tampak dari gejala gangguan mood berupa rasa kehilangan, rasa gagal, rasa tidak berguna, tidak mempunyai harapan, putus asa, penyesalan, serta tidak semangat bekerja. .elain itu, depresi membuat daya tahan tubuh menurun. Akibatnya, berbagai jenis penyakit pun mun$ul. Penyakit fisik yang sering dialami penderita depresi adalah gangguan pen$ernaan, gangguan pembuluh darah, asma, dan konstipasi sembelit!. 3leh karena itu, penderita depresi kerap mengalami keluhan fisik, seperti rasa mual dan malas makan. A#alau sudah komplikasi maka penyakit yang menyertai depresi juga harus diatasi, demikian juga dengan depresinya. .elain dari gejala, untuk memastikan diagnosis dan terapi, penderita depresi perlu memeriksakan diri ke psikiater,A katanya. %ikatakan, tidak semua depresi harus diobati karena ada depresi yang sembuh tanpa diterapi. Artinya, depresi hilang seiring dengan perjalanan waktu. ,ni terjadi bila depresi masih dalam batas wajar. 6etapi ada juga depresi yang tidak bisa sembuh sendiri. Bahkan, memerlukan waktu bertahun7tahun untuk proses penyembuhan. 6erapi depresi terdiri dari konseling, psikoterapi dan terapi farmakologi dengan pemakain obat antidepresan!, dukungan kelompok, serta terapi kognitif. 6erkadang, para penderita depresi memerlukan rawat inap di rumah sakit. &awat inap dilakukan pada pasien yang kurang mendapat dukungan dari lingkungan, sekalipun derajat depresi yang dialaminya tergolong ringan. .elain itu, kepatuhan menggunakan obat antidepresan juga menjadi pertimbangan seorang penderita depresi menjalani rawat inap di rumah sakit. Jadi, rawat inap tidak hanya berlaku pada penderita depresi berat. .ama dengan penyakit lain, depresi juga bisa kambuh. Agar tidak mengalami depresi, ,rmansyah menyarankan setiap orang memperkuat daya tahan mental, melatih diri agar bisa fleksibel, memiliki fisik yang sehat, serta mendalami ajaran agama yang berperan menimbulkan rasa damai.

Sumber:

www.giBi.net

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

"engapa Depresi terjadi C Kekecewaan yang mendalam dan terus terbenam dalam benak sangat berpotensi menimbulkan depresi. Siapa pun, dari golongan atau ras manapun dan usia berapa pun sangat mungkin mengalami depresi. 'engalaman buruk, pengalaman yang mengecewakan, kehilangan sesuatu baik yang bersifat abstrak maupun konkrit berpotensi menimbulkan depresi. Kecelakaan, kehilangan barang yang disayang, kehilangan pekerjaan, kehilangan jabatan, mengalami tuduhan negatif seperti dituduh maling atau menghamili anak orang, kehilangan seseorang yang dicintai akibat meninggal, umumnya memunculkan rasa kecewa. "eski ada suatu takaran ilmiah, namun batasan depresi mungkin tidak dapat dirumuskan secara pasti. Sebagai bagian dari jiwa atau psikis, depresi dapat didefiniskan sebagai penyertaan komponen psikologis dan komponen somatik. Komponen psikologis dapat disebutkan antara lain rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, penyesalan, dll.. Sedangan komponen somatik, seperti anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau rasa dingin, tekanan darah dan nadi menurun. Dalam psikologi, depresi merupakan salah satu jenis dari sekian banyak jenis gangguan mental. /merican 'sychiatric /ssociation memberi batasan gangguan mental sebagai gejala atau pola dari tingkah laku psikologi yang tampak secara klinis terjadi pada seseorang yang berhubungan dengan keadaan distres atau gejala yang menyakitkan. Sementara itu, depresi sebagai salah satu bagian dari gangguan jiwa diberi batasan sebagai rasa sakit yang mendalam atas terjadinya sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga memunculkan perasaan putus asa, tidak ada harapan, sedih, kecewa, dengan ditandai adanya perlambatan gerak dan fungsi tubuh.Secara umum depresi terbagi atas tiga jenis yaitu normal grief reaction, endogenous depression, dan neurotic depression. Dormal grief reaction disebut sebagai reaksi normal atas kehilangan. #enis ini dapat disebut juga sebagai e+ogenous atau depresi aktif. Depresi ini terjadi berasal dari faktor luar. Biasanya sebagai reaksi dari kehilangan sesuatu atau seseorang seperti misalnya pensiun, meninggalnya seseorang yang dikasihi dan dicintai.

Faktor penyebab yang berasal dari dalam namun belum jelas sumbernya dapat disebut sebagai endegenous depression. &angguan hormonal, gangguan fisik pada organ tubuh seperti gangguan otak atau susunan syaraf. "unculnya gangguan ini seringkali secara pelahan dan bertahap. Deurotic depression atau depresi neurotik terjadi jika depresi reaktif tidak dapat terselesaikan dengan baik dan tuntas. Depresi ini merupakan respon terhadap stres dan kecemasan yang telah berlangsung lama. "enemukan penyebab depresi tidaklah mudah. Sejumlah penyebab dapat muncul dan berlangsung pada saat yang sama. Emumnya, kehilangan disebut sebagai penyebab terbanyak terjadinya depresi. Dapat disebutkan empat macam kehilangan yaitu kehilangan abstrak, kehilangan konkrit, kehilangan khayali, dan kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang. Kehilangan abstrak dapat disebutkan seperti misalnya kehilangan harga diri, kehilangan kasih sayang, harapan, ambisi, dll. Kehilangan konkrit antara lain kehilangan orang yang disayang, kehilangan barang, kehilangan hewan peliharaan, dll. Sedang kehilangan khayali berupa kehilangan yang bersifat khayal seperti merasa tidak disukai dan diterima dalam suatu lingkungan, merasa dipergunjingkan orang. Sementara itu, kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang seperti misalnya menunggu hasil tes kesehatan, menunggu hasil ujian, menunggu pengumuman kelulusan, dsb. Damun, beberapa gejala dapat dikenali sebagai pencetus dan penyerta depresi. Secara fisik mengalami gangguan seperti gerakan menjadi lamban, tidak dapat tidur nyenyak, napsu makan berkurang, gairah seksual dapat menurun dan meningkat secara tiba-tiba atau malahan hilang sama sekali, pusing, mulut terasa kering, jantung berdebar cepat, dll &ejala lain depresi dapat disebut seperti misalnya kehilangan perspektif hidup. 'andangan hidup, pandangan terhadap pekerjaan, pandangan terhadap keluarga menjadi kabur. Emumnya, pandangan terhadap dunia cenderung melihat sebagai suatu kekalahan, kerugian, dan penghinaan. 'ada diri cenderung menganggap diri kurang baik, tidak layak, dan tidak berharga. *erhadap masa depan dirasakan penuh kesukaran, kerugian, dan frustasi. 'erasaan yang sering berubah dan sulit dikendalikan dikenali juga sebagai gejala depresi. 'erasaan putus asa, kehilangan harapan, sedih, cemas, rasa bersalah, apatis,marah, sering muncul tidak menentu dan menciptakan suasana hampa dan mati. Seseorang menderita depresi dapat ditandai dari gejala psikologis yang ada seperti kehilangan harga diri dari orang lain, ingin melarikan diri dari masalah, dan muncul perasaan yang sangat peka. Bahkan penderita depresi yang akut muncul pikiran dilusi yang sangat merugikan. Dilusi berupa pertanyaan kecemasan seperti seseorang akan membunuh saya, seseorang akan meracuni saya dan sebagainya. Sumber: http 55mypotik.blogspot.com5011>51>5mengapa-depresi-terjadi.html

You might also like