You are on page 1of 30

Bennet Reimer Falsafah Reimer terdiri daripada dua peringkat. Peringkat awal pandangan referentialisme dan formalisme.

Peringkat kedua (terkini) adalah pandangan ekspresionalisme. Reimer menggunakan pengalaman estetik sebagai asas falsafahnya kerana beliau berpendapat bahawa kewujudan muzik adalah untuk membolehkan kita menikmati pengalaman estetik pada tahap tertinggi yang boleh dicapai oleh manusia. Menurut Reimer lagi, disebalik muzik dan seni itu terdapatnya nilai estetik. Justeru dalam memberi nilai intrinsik kepada pendidikan muzik, pengalaman estetik perlu diberi perhatian. Berdasarkan pandangan referentialisme, Reimer percaya bahawa pengalaman estetik yang diperolehi menerusi persembahan sesuatu karya muzik akan lebih bermakna dan bernilai sekiranya difahami lingkungan yang mempengaruhi karya tersebut. Menurut beliau, nilai dan makna sesuatu karya muzik itu terkandung dalam idea, perkara dan objek yang tidak ada kaitan dengan karya tersebut. Sehubungan itu, proses atau perkembangan sesuatu karya muzik sangat penting jika dibandingkan dengan kualiti karya muzik itu sendiri. Namun begitu pendapat tersebut berbeza dengan pandangan formalisme yang mana lebih mementingkan hasilan dan kualiti sesuatu karya seni. Menurut Reimer pengalaman estetik sesuatu karya muzik diperolehi jika dipertimbangkan dari sifat dan kualitinya bukan dikaitkan dengan hal-hal lain. Justeru kualiti sesuatu karya muzik adalah terikat kepada syarat-syarat yang ditetapkan. Dari sudut pandang ekspresionalisme pula ianya tidak menafikan sumbangan faktor luaran dan dalaman penciptaan sesuatu karya muzik itu. Ekspresionalisme menekankan kepada kecederungan pengkarya seni memutarbelitkan kebenaran bagi memberi kesan emosi. Pada Reimer muzik melahirkan sesuatu yang umum dan perasaan yang sukar diucapkan. Ianya turut melibatkan proses perkembangan dan kualiti sesuatu karya muzik. Oleh yang

demikian pengalaman estetik yang diperolehi adalah merupakan sensitiviti dan responsif terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam sesuatu karya muzik itu. Berdasarkan perbincangan tentang dua tokoh falsafah pendidikan muzik tadi dapatlah ianya menjadi panduan kepada kita dalam membuat keputusan bagi menyelesaikan pemasalahan yang melingkari dunia pendidikan muzik di sekolah. Tokoh pertama telah memberi kita panduan bagaimana untuk mengajar muzik manakala tokoh kedua pula memberi panduan kepada kita bagaimana hendak menilai muzik. Justeru persepsi pendidikan muzik sebagai mata pelajaran tempelan perlu diketepikan dengan hujah-hujah yang bernas. Pendidikan muzik mempunyai makna yang tersirat di dalamnya yang perlu dijelaskan dan dihayati serta dinikmati dengan sebaik mungkin.

WOLFGANG AMADEUS MOZART Mozart, yang dikenal memiliki kemampuan tala mutlak (mengenal nada dengan tepat tanpa bantuan alat), mengenal musik sejak lahir. Ayahnya, Johann Georg Leopold Mozart adalah komponis penting pada jamannya, salah satu karyanya yang paling penting adalah Kindersinfonie ("Simfoni Anak-Anak"). Wolfgang adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara yang meninggal prematur.[3] Hanya dia dan Maria Anna Mozart ("Nannerl") yang bertahan hidup sampai dewasa. Sewaktu berumur empat tahun, Mozart sudah mampu memainkan harpsichord dan melakukan improvisasi pada karyakarya musik pendahulunya. Dia bahkan menulis komposisinya yang pertama saat berumur lima tahun. Karya-karyanya antara lain adalah Violin Sonata, dan beberapa Minuet. Leopold mengumpulkan semua komposisi ini tanpa sepengetahuan anaknya. Demikian halnya dengan Nannerl, dia juga adalah pemain piano yang sangat handal. Leopold yang menemukan bakat kedua anaknya merasa terpanggil untuk memamerkan mereka ke seluruh Eropa.

Bermain piano di depan Raja Bayern


Mozart kemudian dibawa untuk bermain piano di depan raja Bayern di Mnchen. Pada bulan September 1762, Leopold mengambil cuti panjang dari jabatannya untuk mempromosikan anaknya kepada raja-raja. Mereka lalu berangkat ke Wina. Di sana Mozart bermain piano di depan Ratu Maria Theresia yang terpukau akan keahlian permainan Mozart dan Nannerl. Setelah konser ini, Mozart harus mengikuti konser yang cukup panjang selama tiga tahun yaitu Paris (1763, 1765) dan London (1764-1765). Di tempat-tempat tersebut, Mozart mengadakan konser di depan raja-raja dan juga diuji oleh mereka. Antara lain dengan mengimprovisasi tema-tema yang diberikan oleh penguji dengan mata yang ditutup selembar kain. Mozart disambut sebagai anak ajaib di segala tempat. Di London, dia juga bertemu dengan anak dari Johann Sebastian Bach, yaitu Johann Christian Bach yang sering dipanggil sebagai English Bach. Mozart memainkan piano sonata dalam empat tangan sembari duduk di pangkuan Bach. Simfoni-simfoni dari Bach dan Carl Friedrich Abel memengaruhi simfoni-simfoni Mozart yang pertama (K.16 & K.19), yang pada tahun 1764 & 1765. Pada 1767, Mozart menggubah beberapa piano sonata dari komponis-komonis lain dan membuatnya menjadi empat buah piano Concerto pertamanya (K.37, K.39, K.40, K.41). Pada tahun 1768, atas permintaan Kaisar Wina, Mozart menggubah Opera buffa (komik opera), La Finta Semplice (namun tak terpentaskan) dan operetta Bastien und Bastienne.

Perjalanan ke Italia
Pada tahun 1769, Mozart mengadakan perjalanan ke Italia. Hasil perjalanan ini cukup baik, Mozart sangat produktif dalam penciptaan komposisi. Dia menggubah opera Mitridati, r di Ponto (1770) dan Lucia Silla (1772) dan keduanya mendapat sukses besar dalam pertunjukannya di Milano. Mozart juga mencipatakan banyak simfoni selama perjalanan ini, dan dipengaruhi para komponis-komponis italia seperti Sammartini. Di Bologna, Mozart juga mempelajari Kontrapung pada guru komposisi yang paling terkenal pada masa itu, Padre Martini. Sebelum kembali dari Italia, Mozart tinggal bersama ayahnya selama sepuluh minggu di Wina, Leopold tidak ingin Mozart kembali dan bekerja menjadi tukang musik yang tak terlalu dihargai di Salzburg. Leopold berusaha mendapatkan jabatan untuk anaknya di Wina, namun tak berhasil. Sebenarnya, perbuatan Leopold memamerkan anak-anaknya ke seluruh Eropa tak terlalu disukai oleh Kaisar Austria.

Maestro kapel Uskup Agung Salzburg


Di Wina, Mozart mendengar karya-karya Joseph Haydn yang terbaru dan dia juga berteman dengan Michael Haydn (1737-1806), adik dari Joseph Haydn. Salah satu karya yang penting pada pada masa ini adalah K.183, Simfoni No. 25 in G Minor (1773) dan K. 201, Simfoni in A Major (1774). Pada saat yang sama di Salzburg, Uskup Segismundo meninggal dunia dan digantikan oleh Hieronymous von Colloredo yang otoriter dan enerjik. Sekembalinya dari Italia, Mozart menjabat sebagai Maestro kapel di Salzburg. Uskup Colloredo yang tak terlalu berminat pada musik, membuat Mozart merasa kesal terutama karena sikapnya yang sering meremehkan Mozart. Untuk melupakan rasa ketidaksukaannya pada Colloredo, Mozart menjadi cukup rajin bekerja, dia mengerahkan kemampuannya untuk penciptaan berbagai komposisi. Pada ulang tahunnya yang ke-21, jumlah komposisinya sudah mencapai tiga ratus buah. Pada tahun 1777 Mozart mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Maestro dan dia memulai kariernya sebagai musisi freelance di Wina. Karya-karya pentingnya dari 17751777 termasuk sonata-sonata piano yang pertama, lima Violin Concerto, dan beberapa Piano Concerto, opera La jardinera gingida termasuk karya agungnya yang pertama K.271 dalam Eb Major.

Perjalanan panjang ke Paris


Mozart sekeluarga berencana untuk pergi dan berkarier di Paris. Namun Leopold yang masih terikat kontrak kerja dengan Kapel Uskup Agung Salzburg tak dapat pergi sehingga Mozart pergi ditemani ibunya. Mereka berangkat pada bulan September 1777, dan perjalanannya memakan waktu 16 bulan. Sebelum sampai di Paris, mereka singgah dan menetap selama beberapa waktu di Mnchen dan Mannheim. Di Mannheim, Mozart berteman dengan komponis Cannabich dan Holzbauer. Ia mencoba mendapatkan jabatan di sana melalui Pangeran Mannheim namun tak berhasil. Alasan utama Mozart menetap lebih lama di Mannheim adalah karena dia bertemu dan jatuh cinta kepada Aloysia Weber, seorang penyanyi sopran berusia 16 tahun. Leopold yang mengetahui hal ini menulis surat yang mengatakan bahwa Mozart harus memutuskan pilihannya sendiri, apakah dia mau hanya menjadi artis jalanan yang akan dilupakan orang seiring berjalannya waktu atau menjadi seorang musisi yang terkenal, dicintai dan ditulis di berbagai buku. Mozart juga menemukan komposisi 6 duetti a Clavicembalo e Violino dari Joseph Schuster dan mengirimnya ke Nannerl. Dia menulis surat ke ayahnya Jika aku tinggal di sini, aku juga akan membuat enam buah dalam gaya yang sama karena mereka cukup laku di sini Walau kecewa (dan juga karena cintanya ditolak Aloysia), Mozart meneruskan perjalananya ke Paris. Di Paris, Mozart mulai bekerja dengan memberi les-les privat, dan menciptakan lagu-lagu yang sesuai dengan selera orang Perancis. Mozart mendapat kesempatan untuk mementaskan karyanya oleh Concert Spirituel. Salah satu karya yang paling penting adalah K.297, Simfoni No. 31 Paris. Namun, setelah pementasan ini, tak lama ibu Mozart jatuh sakit karena demam tinggi dan meninggal pada 3 Juli 1778. Teman Mozart di Paris, seorang bangsawan bernama Grimm menuliskan surat pada Leopold bahwa tak ada masa depan bagi Mozart di Paris terutama karena adanya kontroversi antara para pendukung Gluck dan pendukung opera Italia sehingga Mozart tak diperhatikan. Leopold kemudian berhasil mendapatkan jabatan organis di Istana Salzburg dengan gaji yang lebih tinggi daripada jabatan sebelumnya. Sebelum berangkat dari Paris, Mozart bertemu kembali dengan J.C. Bach yang sedang mementaskan Opera. Karya-karya penting selain simfoni Paris adalah beberapa Violin Sonata termasuk K.304 Violin Sonata in E Minor, K. 299, Concerto for Flute and Harp in C Major, dan

K.310, Sonata in A Minor, salah satu sonata Mozart yang memiliki suasana yang kelam karena ini diciptakan Mozart untuk ibunya yang meninggal.

Kepulangannya ke Salzburg
Mozart pulang melalui Mannheim namun orkestra Mannheim yang terkenal telah pindah ke Mnchen. Mozart lalu pergi ke Mnchen dan tinggal selama beberapa waktu dengan keluarga Weber. Di sini, Mozart mengalami patah hati karena Aloysia mendapatkan jabatan sebagai soprano dan tak mengacuhkan keberadaan Mozart. Leopold menjadi kesal atas penundaan Mozart dan sikapnya yang kurang bertanggung jawab akan suatu jabatan penting. Dia khawatir kalau-kalau jabatan organis itu diberikan orang lain. Mozart pulang ke Salzburg dan dia langsung mendapat jabatan sebagai organis di sana. Tugasnya antara lain bermain organ di katedral, istana, dan kapel istana, menggubah lagu pesanan, dan mengajar paduan suara anak-anak. Tahun 1779 dan 1780 berlangsung tanpa banyak peristiwa. Karya-karya pentingnya pada masa ini termasuk K. 364, Sinfonia Concertante in Eb, Simfoni no. 3234, beberapa Concerto, serenade, divertimento, musik gerejawi yang termasuk K. 317, Missa Coronation dan K. 339, Vesparae.

Masa Mnchen (1781-1784)


Mozart, walau mendapat jabatan penting sebagai organis masih tidak bisa akur dengan Colloredo. Pada musim panas 1780, Mozart mendapat pesanan opera Idomeneo. Mozart melihat kesempatan ini sebagai kemungkinan melepaskan diri dari Colloredo secara perlahan-lahan. Pertunjukkan Idomeneo berlangsung sukses dan disambut hangat oleh publik. Keluarga Mozart kemudian pergi ke Ausburg untuk menghadiri perayaan karnaval dan pesta tradisional di kota tersebut. Namun tak disangka, Colloredo ternyata juga hadir dalam pesta itu. Dia memaksa Mozart untuk pergi ke Wina bersama rombongannya dan menghadiri penobatan Kaisar Joseph II. Di Wina Mozart diperlakukan secara tidak hormat sampai-sampai berujung ke pertengkarannya dengan Colloredo. Pada 9 Mei 1781, Mozart bertengkar hebat dengan Colloredo dan meminta dirinya diberhentikan, namun ditolak. Satu bulan kemudian,

Mozart dipecat secara tidak hormat. Ia pindah rumah ke keluarga Weber di Wina. Ia tidak kembali ke Salzburg. Aloysia Weber sudah menikah dengan seorang aktor, namun Mozart terpikat oleh Constanze Weber, anak ketiga keluarga Weber. Ayahnya sama sekali tak menyetujui hubungan Mozart itu. Untuk meredakan ketegangan, Mozart pindah ke rumah sendiri pada September 1781. Pada 15 Desember 1781, Mozart mengakui hubungannya dengan Constanze. Leopold tetap tidak merestui hubungan tersebut. Sebenarnya, Mozart tidak dapat melepaskan diri karena ibu Konstanze mengancam apabila hubungan mereka putus, Mozart harus mengganti uang kompensasi yang telah banyak dikeluarkan.

Masa terakhir (1784-1791)

W. A. Mozart, 1789

Puncak karier Mozart terdapat pada masa 1784-1786. Mozart sangat rajin menggubah. Dia membuat duabelas Concerto dan dianggap para musikolog sebagai karyanya yang paling penting. Walau Kaisar Joseph II ikut mendengar konser Mozart, hal itu sama sekali tak membantu keuangannya. Mozart diberi jabatan sebagai pemusik istana dengan gaji yang tak terlalu besar.

Pementasan di Praha
Le Nozze di Figaro ("Pernikahan Figaro") dipentaskan pertama kali di Wina pada tahun 1786 dan meraih sukses sehingga Mozart membawanya kePraha (ibukota Ceko) dengan kesuksesan lebih besar lagi. Mozart menggubah beberapa karya lagi antara lain K. 505, Simfoni No. 38 in D Major Prague. Berkat kesuksean Le Nozze di Figaro, Mozart bersemangat untuk membuat opera baru antara lain Don Giovanni, sebuah komik opera. Mozart untuk pertama kali memakai trombon pada operanya, hal inilah yang mengakibatkan munculnya efek yang cukup dramatis. Pada tahun 1787, Leopold meninggal dunia dan cukup memengaruhi karya Mozart.

Simfoni-simfoni terakhir Mozart


Simfoni-simfoni terakhir Mozart, Simfoni No. 39, 40, dan 41 Jupiter tak diketahui secara pasti apakah mereka dipentaskan sebelum Mozart meninggal atau tidak. Pada musim semi tahun 1789, Mozart pergi ke Berlin tampil sebagai pianis di depan Pangeran Sachsen di Dresden, dia juga bermain organ di Thomaskirche di Leipzig. Dia juga memainkan konser privat di depan Friedrich Wilhelm II, di kunjungannya ke Potsdam dan Berlin. Wilhelm II memintanya membuat enam kuartet piano dan enam piano sonata yang sayangnya tak sempat terselesaikan oleh Mozart.

Kembali ke Wina dan akhir hayat Mozart


Kembali ke Wina, Mozart mementaskan operanya, Die Zauberflote ("Seruling Ajaib"). Opera ini sukses besar, libretto-nya ditulis oleh Emanuel Schikaneder (17511812). Setelah opera ini selesai, Mozart mendapat pesanan dari Pangeran Franz von Walsegg untuk membuat sebuah Requiem yang bermaksud menjadikan komposisi tersebut sebagai karyanya untuk mengenang istrinya yang telah meninggal. Mozart tak sempat menyelesaikan karya besar ini lalu diteruskan oleh muridnya, Franz Xaver Sssmayr. Menurut beberapa sumber, Mozart tak sanggup menyanyikan bagian Lacrimosa saat sedang memainkan lagu ini dengan teman-temannya. Dari musiknya yang kelam, Franz Beyer mengomentari, dalam album Requiem Aku bisa mendengar suara Mozart, yang berbicara untuk kepentingannya sendiri, dengan keadaan yang mendesak, seperti anak kecil yang sakit dan melihat ibunya dengan penuh harapan dan

ketakutan akan perpisahan. Mozart juga mengalami takut akan kematian. Pada tanggal 5 Desember 1791, Mozart meninggal, jam satu pagi. Sebab-musabab Mozart meninggal tak pernah tercatat dengan jelas. Para musikolog membuat beberapa dugaan kemungkinan kenapa kuburan Mozart tak diketahui letaknya. 1. Mozart diracuni Salieri yang merupakan saingannya. Ada jurnal di Eropa yang mengatakan Salieri mengakuinya sebelum ia meninggal di tempat tidurnya (1825), walau ada cerita lain yang menentang hal ini. 2. Pada pemakaman Mozart terdapat badai salju sehingga keluarganya tak bisa mengikuti pemakaman. Cerita ini dibantah oleh catatan cuaca Wina. 3. Tubuh Mozart dipindahkan ke tempat lain karena keluarganya tak membayar ongkos penguburan.

FAKTOR PSIKOLOGI YANG MEMPENGARUHI MOZART Mozart, yang dikenal memiliki kemampuan tala mutlak (mengenal nada dengan tepat tanpa bantuan alat), mengenal musik sejak lahir. Ayahnya, Johann Georg Leopold Mozart adalah komponis penting pada jamannya, salah satu karyanya yang paling penting adalah Kindersinfonie ("Simfoni Anak-Anak"). Wolfgang adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara yang meninggal prematur.[3] Hanya dia dan Maria Anna Mozart ("Nannerl") yang bertahan hidup sampai dewasa. Sewaktu berumur empat tahun, Mozart sudah mampu memainkan harpsichord dan melakukan improvisasi pada karyakarya musik pendahulunya. Mozart telah mendapat galakan dan motivasi daripada bapanya yang membawanya membuat persembahan di depan Raja Bayern Dia bahkan menulis komposisinya yang pertama saat berumur lima tahun. Karya-karyanya antara lain adalah Violin Sonata, dan beberapa Minuet. Leopold mengumpulkan semua komposisi ini tanpa sepengetahuan anaknya. Demikian halnya dengan Nannerl, dia juga adalah pemain piano yang sangat handal. Leopold yang menemukan bakat kedua anaknya merasa terpanggil untuk memamerkan mereka ke seluruh Eropa. Pada bulan September 1762, Leopold mengambil cuti panjang dari jabatannya untuk mempromosikan anaknya kepada raja-raja. Mereka lalu berangkat ke Wina. Di sana Mozart bermain piano di depan Ratu Maria Theresia yang terpukau akan keahlian permainan Mozart dan Nannerl. Setelah konser ini, Mozart harus mengikuti konser yang cukup panjang selama tiga tahun yaitu Paris (1763, 1765) dan London (1764-1765). Di tempat-tempat tersebut, Mozart mengadakan konsert di depan raja-raja dan juga diuji oleh mereka. Antara lain dengan mengimprovisasi tema-tema yang diberikan oleh penguji dengan mata yang ditutup selembar kain. Mozart disambut sebagai anak ajaib di segala tempat. Di London, dia juga bertemu dengan anak dari Johann Sebastian Bach, yaitu Johann Christian Bach yang sering dipanggil sebagai English Bach. Mozart memainkan piano sonata dalam empat tangan sembari duduk di pangkuan Bach. Simfoni-simfoni dari Bach dan Carl Friedrich Abel memengaruhi simfoni-simfoni Mozart yang pertama (K.16 & K.19), yang pada tahun 1764 & 1765. Pada 1767, Mozart menggubah beberapa piano sonata dari komponis-komonis lain dan membuatnya menjadi empat buah piano Concerto pertamanya (K.37, K.39, K.40, K.41). Pada tahun

1768, atas permintaan Kaisar Wina, Mozart menggubah Opera buffa (komik opera), La Finta Semplice (namun tak terpentaskan) dan operetta Bastien und Bastienne. Ahli keluarga Mozart juga menceburkan diri dalam bidang muzik lalu Mozart terdedah kepada muzik serta kecil lagi, Beliau telah belajar muzik sejak umur yang kecil dan mendaoat peluang untuk menggembangkan bakat beliau.

FUNGSI MUZIK DALAM PENDIDIKAN

Di antara matlamat dan fungsi muzik dalam pendidikan adalah untuk membolehkan pelajar berfungsi dan hidup secara bermasyarakat dengan baik. Selain itu matlamat dan fungsi muzik dalam pendidikan adalah untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu padu. Dalam pada itu, menyampaikan warisan budaya dan pengetahuan lama kepada genarasi muda juga merupakan salah satu matlamat dan fungsi muzik dalam pendidikan. Sementara matlamat dan fungsi muzik dalam pendidikan yang terakhir adalah muzik menyempurnakan lagi kehidupan manusia. Rasional Pendidikan Muzik di Sekolah Muzik merupakan satu bidang yang begitu kaya dengan beraneka jenis pengetahuan, kemahiran dan cara berfikir. Sebagai alat komunikasi, ia boleh digunakan untuk membantu penyampaian pengajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang lain dengan berkesan. Selain turut memperkembangkan intelek pelajar menerusi kebolehan untuk bermain alat muzik, menyanyi ataupun menghayati muzik, kemahiran belajar pelajar iaitu kemahiran mendengar juga dapat ditingkatkan menerusi muzik.

Muzik yang pada mulanya dianggap sebagai hiburan, sebenarnya mampu mengurangkan tekanan perasaan pelajar. Ianya juga turut membantu pelajar meluahkan emosi secara terkawal. Sehubungan itu muzik berpotensi untuk mempengaruhi kelakuan dan pemikiran pelajar. Aktiviti muzikal yang menghiburkan adalah alat untuk memupuk disiplin pelajar. Bakat seni, daya kreatif ekspresi diri pelajar diperkembangkan secara terkawal. Melaluinya, nilai-nilai murni seperti kerjasama kumpulan dan semangat berpasukan dapat dibentuk. Pendidikan muzik merupakan satu saluran yang sihat untuk mencapai matlamat pendidikan yang utama iaitu mewariskan budaya sesuatu bangsa. Muzik yang selalu dimainkan dalam adat istiadat sesuatu bangsa telah diperturunkan dari satu genarasi ke satu genarasi secara tidak formal. Justeru potensi muzik yang terpendam di kalangan para pelajar harus dicungkil dan dipelihara. Menerusi pembelajaran muzik secara formal dan sistematik ianya mampu meningkatkan tahap penghayatan muzik dalam kalangan pelajar. Penglibatan pelajar yang aktif dalam aktiviti muzik turut membentuk pemahaman pelajar tentang peranan dan kedudukan muzik dalam masyarakat. Oleh itu muzik juga dapat mengaitkan perkembangan manusia dari perspektif sejarah.

FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI TINGKAH LAKU KANAK-KANAK

Cara-cara mengatasi tingkahlaku kanak-kanak berdasarkan 4 model tingkahlaku

-Assertive discipline -Model Glasser -Model Ginott -Model Dreikurs

Assertive discipline diperkenalkan oleh Lee Canter (1976) sistem yang peraturan bilik darjah yang dibentuk oleh guru dan diamalkan dalam bilik darjah. Perkara-perkara yang melanggar peraturan bilik darjah juga nyatakan Jika murid melanggar peraturan namanya akan dicatat sama ada di papan kapur, di klip board atau buku catatan. Murid yang namanya dicatat lebih daripada sekali akan di hantar ke bilik Guru Besar atau atau ibu/bapanya dipanggil berjumpa guru.

-Canter percaya sistem disiplin tegas membolehkan guru menguruskan bilik darjah dengan lebih berkesan. -Canter mendasari sistem disiplin tegasnya dengan tanggapan bahawa murid hendak mengganggu guru dan mengelak belajar atau supaya guru tidak mengajar. -Guru yang percaya murid mempunyai keinginan berbeza untuk belajar menyatakan tanggapan itu tidak wajar. Satu masalah lagi dengan disiplin tegas ialah menganggap murid boleh melakukan sesuatu mengikut disiplin. -Guru yang berpengalaman menganggap murid boleh belajar bahawa sesetengah tingkah laku boleh diterima di sekolah dan sebahagiannya tidak. -Guru yang percaya bahawa murid mempunyai keinginan kuat untuk belajar beranggapan bahawa tanggapan ini tidak wajar. Mereka tahu bahawa belajar biasanya mengambil masa, perlu bimbingan, dan ulangan pengalaman. -Sistem disiplin tegas beranggapan apabila murid diberi tahu peraturan dan menghukum mereka yang melanggarnya akan mengelakkan pelakuan yang tidak diingini. Pendekatan ini akan mengawal tingkah laku murid pada waktu itu, tetapi murid tidak tahu mengapa sesuatu pelakuan itu tidak diterima ataupun adakah mereka belajar untuk menyesuaikan diri pada situasi yang lain. -Sistem pengurusan tingkah laku yang menguatkuasakan peraturan oleh golongan dewasa yang berautoriti tidak akan membantu murid belajar bertanggungjawab. -Walau bagaimanapun sistem ini mengajar murid untuk mematuhi peraturan yang diamalkan melalui kuasa yang tegas. Ada masanya orang dewasa perlu tegas dan dan menuntut kepatuhan semerta. Misalnya, untuk mengelakkan kecederaan atau semasa kecemasan seperti kebakaran. Orang dewasa perlu mengawal disiplin sehingga murid memahami rasionalnya mereka perlu mengawal tingkah laku dalam keadaan demikian. -Walau bagaimanapun , mengawal tingkah laku murid dengan kuasa dan menuntut kepatuhan semerta tidak semestinya sebagai cara pengurusan tingkah laku.

-Pada pandangan Gartrell (1987a) menegaskan disiplin tegas akan merosakkan konsep kendiri murid dan menjadikan guru pengurus teknikal. Malahan ia menyebabkan murid tidak dapat memastikan tingkah laku yang sesuai dan tidak membina rasa tanggungjawab dalam diri mereka.

-Model disiplin tegas gagal memastikan sebab berlakunya tingkah laku mengganggu. Sistem ini diaplikasikan tanpa mengambilkira kurikulum, susun atur bilik darjah atau jadual waktu. -Sistem disiplin perlu mengambil kira semua faktor dan individu yang terlibat dalam situasi pengajaran. -Jones dan Jones(1990) melaporkan sesetengah sekolah yang mengamalkan program disiplin tegas selama ini telah tidak lagi mengamalkannya sebab:

> ramai guru kecewa kerana murid bermasalah kurang berkait dengan prosedur itu > murid yang tidak memerlukan kaedah disiplin tegas merasa aib atau bimbang > guru yang sering melaungkan duduk!, diam! keluar! semasa di bilik darjah adalah gagal memenuhi keperluan asas dan akademik murid > guru lebih banyak menggunakan disiplin tegas untuk mengelakkan tingkah laku mengganggu daripada menilai kaedah pengajarannya

Model Glasser berdasarkan penyediaan banyak pilihan yang baik untuk murid dan menguruskan gangguan yang berlaku secara tenang dan logik.

-Glasser percaya pilihan yang baik menghasilkan tingkah laku yang baik dan pilihan yang tidak baik menyebabkan tingkah laku tidak baik. -Tingkah laku individu menggambarkan keinginannya memenuhi keperluannya . Jika Sekolah mempunyai disiplin yang baik ia akan menjadi tempat di mana kurang terdapat murid atau guru yang kecewa dalam nenenuhi keperluan masing-masing.

-Antara keperluan yang dikenal pasti ialah keperluan dimiliki, keperluan kebebasan dan keperluan untuk berjenaka atau gembira. -Sekolah yang muridnya tidak mempunyai perasaan memiliki ( sense of belonging) atau tiada peluang membuat pilihan merupakan sekolah yang sering mengalami masalah disiplin. -Glasser mencadangkan guru menstruktur pengalaman pembalejaran murid supaya mereka mempunyai motivasi yang tinggi bekerja dalam kumpulan dan murid yang pandai membantu murid yang lemah. Ini memberi peluang kepada murid yangpandai memenuhi keperluan memimpin/kuasa dan yang lemah untuk menyumbang kepada kumpulannya. -Dalam model glasser, mesyuarat kelas antara murid akan membincangkan peraturan dan tingkah laku dalam bilik darjah. -Walau bagaimanapun, model Glasser sering digunakan untuk murid menengah, tetapi model ini berfokus kepada penyelesaian masalah, pilihan yang disediakan guru dan cara guru membantu murid bermasalah dengan cara yang bersesuaian.

Model Ginott berdasarkan pengelolaan iklim bilik darjah yang kondusif untuk disiplin yang baik melalui komunikasi berkesan antara guru dan murid.

-Beliau percaya , disiplin adalah proses berterusan yang perlu dicapai sepanjang masa. -Prinsip model ini ialah sebagai mesej membaiki kepada murid dalam menangani masalah. -Ginott menggunakan istilah komunikasi kongruen (setimpal) untuk menerangkan tindak balas yang harmoni dengan perasaan murid tentang sesuatu situasi atau diri mereka. -Ginott menggalakkan kerjasama bukan memaksanya. -Guru yang menggunakan cadangan Ginott tidak melabel murid dan berkomunikasi berdasarkan kerelaan mereka untuk membantu murid

menyelesaikan masalah. -Laporan Charles dan Barr (1989), guru yang gunakan pandangan Ginott merasa perlu pengurusan yang berstruktur dalam situasi pengajaran. -Ginott menegaskan tentang kebolehan komunikasi berkesan dengan murid amat perlu kepada guru prasekolah. -Beliau juga menegaskan perlunya guru meningkatkan keyakinan murid dan tingkah laku guru sebagai contoh/model.

Model Dreikurs -Dreikurs mendefinisikan disiplin sebagai mengajar murid peraturan yang membataskan mereka. -Beliau percaya semua murid ingin rasa dimiliki , dan tingkah laku mereka menggambarkan usaha untuk dimiliki, Masalah salah laku berpunca daripada matlamat yang tidak jelas atau silap ,seperti untuk mendapat perhatian atau kuasa, dendam dan mendedahkan kelemahan orang lain. -Dreikurs mencadangkan kaedah mendisiplin yang baik ialah menggalakkan tingkah laku positif. -Untuk mengatasi masalah tingkah laku, Dreikurs mencadangkan guru menjelaskan kepada murid secara logik tindakan mereka ambil terhadap mereka.

Penjelasan secara logik tehadap dendaan adalah berbeza dengan hukuman. Hukuman (punishment) ialah aksi yang diambil oleh guru kepada masalah tingkah laku dan untuk menunjukkan siapa berkuasa. Hukuman menyebabkan ingin melawan . Penjelasan ini mengajar mrid memahami bahawa setiap tingkah laku ada implikasinya. Tingkah laku yang baik mendapat ganjaran yang baik dan menggembirakan, begitulah sebaliknya. Charles dan Barr (1989) berpendapat kaedah Dreikurs memberi peluang kepada murid membina tingkah laku secara asli kerana murid mengamalkan tingkah laku yang baik kerana murid beranggapan mereka wajar berbuat demikian.

TEORI PERKEMBANGAN KANAK-KANAK Teori perkembangan kognitf kanak-kanak telah diperkenalkan oleh Piaget pada tahun 1952. Menurut Piaget, proses pemikiran kita berubah secara menyeluruh bermula selepas dilahirkan sehingga kita mencapai kematangan. Sehubungan itu beliau berpendapat bahawa perkembangan kognitif kanak-kanak adalah meliputi empat peringkat iaitu peringkat deria motor (0-2 tahun), peringkat pra operasi (2-7 tahun), peringkat operasi konkrit (7-12 tahun) dan peringkat operasi formal (12 tahun ke atas). Di peringkat deria motor (0-2 tahun) proses pembelajaran berlaku menerusi pengalaman pancaindera kanak-kanak secara langsung dengan alam sekeliling. Sementara di peringkat pra operasi (2-7 tahun) proses pembelajaran kanak-kanak berlaku menerusi manupalatif dengan objek yang mana rangsangan yang diperolehi ditukar kepada simbol bagi pengekalan. Manakala di peringkat operasi konkrit (7-12 tahun), proses pembelajaran berlaku secara sistematik dengan kanak-kanak melihat objek secara konkrit dan bukannya secara abstrak. Di peringkat operasi formal (12 tahun ke atas), proses pembelajaran adalah secara abstrak yang menggunakan logik, hujahan dan penaakulan deduktif. Seterusnya dalam tahun 1986, Swanwick dan Tilman telah memperkenalkan model Spiral yang berkaitan dengan perkembangan muzikal kanak-kanak. Model ini dihasilkan berdasarkan kepada lingkaran kurikulum MMCP. Dalam model tersebut, mereka telah memperlihatkan tentang empat tahap perkembangan muzikal kanak-kanak iaitu tahap masteri (penguasaan), tahap imitasi (peniruan), tahap permainan imaginatif dan tahap metakognitif. Menurut Swanwick dan Tilman, pada tahap masteri, perkembangan kognitif kanak-kanak (usia 0-4 tahun) akan bergerak secara beransur-ansur dari penguasaan deria (sensori motor) kepada manipulatif tingkah laku muzikal yang melibatkan teknik. Sementara pada tahap imitasi (peniruan) pula perkembangan muzikal kanak-kanak (usia 4-9 tahun) akan beralih secara beransur-ansur dari ekspresi peribadi secara spontan kepada vernikular yang melibatkan pengorganisasian melodi atau irama. Manakala pada tahap permainan imaginatif

(usia kanak-kanak 10-15 tahun) perkembangan muzikal kanak-kanak akan bergerak dari spekulatif (percubaan bebas / eksperimen) kepada idiomatik yang berupa bentuk muzik. Seterusnya pada tahap metakognitif pula, perkembangan muzikal kanak-kanak (15 tahun ke atas) akan bergerak dari ekspresi yang diluahkan secara simbolik kepada sistematik yang berasaskan nilai dan kesedaran diri.

TAKSONOMI BLOOM BERFOKUSKAN DOMAIN KOGNITIF Domain Kognitif menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan, pengertian dan ketrampilan berfikir. Menurut Hoffer (1985), Bloom telah membahagikan domain kognitif ke dalam enam aras yang dikategorikan ke dalam dua bahagian iaitu bahagian pertama dikenali sebagai pengetahuan (aras satu) dan bahagian kedua iaitu kemampuan dan keterampilan intelektual (aras dua hingga enam). Berikut merupakan taksonomi domain kognitif susunan Benjamin Bloom.

TAKSONOMI KRAWTHWOHL BERFOKUSKAN DOMAIN AFEKTIF Domain Afektif (Taksonomi Krathwohl) Krathwohl menghasilkan taksonomi dalam domain afektif. Domain afektif mempunyai perkaitan dengan emosi seperti perasaan, penghargaan dan sikap yang enthusiastic. Krathwohl mengkategorikan domain afektif dari penerimaan (receiving), tindak balas (responding), menilai (valuing), menyelaraskan sistem nilai (organizing a value set) dan mengamalkan sesuatu mengikut sistem nilai yang komplek (characterizing by value complex). Berikut merupakan taksonomi bagi domain afektf yang disusun oleh Krathwohl.

TAKSONOMI BLOOM, KRATHWOHL, SIMPSON TEORI TAKSONOMI BLOOM Taksonomi Bloom merupakan kajian tentang prinsip, peraturan dan amalan dalam pengelasan organisma berdasarkan persaman dan perbezaan sifat organisma itu. (Kamus D ewan, EdisiKeempat, (2005)). Manakala dalam bidang pendidikan, taksonomi ini merupakan model yang digunakan untuk menganalisis bidang-bidang dalam pendidikan. Ia merangkumi objektifobjektif pendidikan yang menjurus kepada pengetahuan, sikap dan psikomotor. Sebelum kitamenyelongkar lebih dalam teori ini, kita perlu melihat domain yang terbahagi kepada tiga iaitudomain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor. Domain kognitif melibatkan pemikiran murid yang menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan, pengertian, dan ketrampilan berfikir. Domain ini merupakan suatu aras yang digunakan sebagai elemen di dalam pentaksiran. Ia pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1959. Taksonomi di dalam konsep bermaksud cabang kognitif iaitu elemen yang melibatkan otak dan pemikiran manusia. Manakaladomain afektif melibatkan perkembangan sikap, perasaan, emosi, nilai murid seperti minat,apresiasi dan cara penyesuaian diri. Akhir sekali, domain psi komotor yang melibatkan perkembangan fizikal murid.Tujuan pendidikan dibahagi kepada tiga domain iaitu domain kognitif (Cognitive Domain), yang merangkumi perilakuperilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, d an keterampilan berpikir . Domain afektif (Affective Domain) yang merangkumi p erilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat,sikap, apresiasi, dancara penyesuaian diri. Akhir sekali, domain psikomotor ( Psychomotor Domain) yang merangkumi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan fizikal seperti menulis, berlari, berenang,dan mengoperasikan mesin.Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut diantaranya seperti yang diungkapkan olehKi Hajar Dewantoro, iatu: cipta, rasa, dan karsa.

Selainitu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan. Dari set iap ranah tersebutdibahagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori y ang berurutan secara hirarki(bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. DOMAIN KOGNITIFBloom membahagi domain kognitif kepada enam aras. Domain ini terdiri dari dua bahagian:Bahagian pertama adalah Pengetahuan (kategori satu) dan bahagian kedua berupa kemampuan danketerampilan intelektual (kategori dua hingga enam).Aras pengetahuan merupakan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi,faktafakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar dan sebagainya. Sebagai contoh,ketika diminta menjelaskan kualiti pengurusan, orang yg berada diaras ini mudah untuk menguraikan dengan baik definisi dari kualiti, produk yang berkualiti, standard kualiti minimumuntuk produk.Aras aplikasi berkisar kepada seseorang memiliki kemampuan untuk men erapkan gagasan, prosedur, kaedah, rumus, teori dalam pembelajaran ataupun p ekerjaan. Sebagai contoh, ketikadiberi maklumat tentang penyebab meningkatnya permasalahan di kilang, seseorang yg berada ditingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab berlaku permasalahan inidengan menggunakan fish bone diagram. Manakala aras analisis pula berkaitan seseorang akan mampu menganalisis maklumat yang masuk dan membahagi atau menstrukturkan maklumat ke dalam bahagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membezakan faktor penyebab danakibat dari sebuah senario yang rumit.Aras sintesis menjelaskan struktur atau pola dari sebuah senario yang sebelumnya tidak terlihat,dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan keputusan yangdiharapkan.Aras evaluasi dikenali dari kemampuan untuk memberikan penil aian terhadap penyelesaian,gagasan, metodologi dan sebagainya dengan menggunakan kriteria yang sesuai untuk memastikan nilai lebih efektif.

Dalam bidang pendidikan di Malaysia, Taksonomi Bloom digunakan secara lebih terperinci danterancang bagi memastikan pengajaran dan pembelajaran mencapai objektif dan lebih efektif. DOMAIN AFEKTIF Domain afektif melibatkan aspek kerohanian dan memberi penekanan kepada pertumbuhan dan perkembangan sikap, perasaan, emosi dan nilai yang wujud pada diri seseorang khususnya murid.Krathwohl, Benjamin S. Bloom, Masia (1964) telah mengklasifikasikan domain afektif ini kepada empat kategori, iaitu peringkat penerimaan, peringkat memberi gerak balas, peringkat rasa bernilaidan peringkat mengorganisasi. Sikap biasanya ditakrifkan sebagai satu kemahuan sama ada mahu mendekati atau menjauhi satu-satu persekitaran. Dalam konteks pengajaran dan pembelajaran ia lebih tepat ditakrifkan sebagai menyukai, merasa seronok atau membenci sesuatu mata pelajaran itu. Penghargaan pula adalah satu ukuran terhadap kepuasan berinteraksi atau menghayati sesuatu persekitaran. Guru-guru harus berkebolehan menggunakan unsur-unsur ini bagi mewujudkan suatusuasana pembelajaran yang baik. Dengan adanya sifat-sifat ini pembelajaran akan menjadi lebih mudah dan berkesan. Bidang afektif ini mengandungi beberapa aras bermula daripada peringkatyang rendah kepada peringkat yang tinggi.Aras penerimaan merupakan hubungan dengan kemahuan murid-murid dalam memberi perhatian.Ia mencerminkan satu kesedaran atau perhatian terhadap rangsangan dan peristiwa atau persekitaran. Ia menekankan kepada kebolehan mendengar dengan penuh minat cerita-cerita atau pendapat, menanyakan soalansoalan, mengenal bahagian-bahagian ayat dan menjawab denganlengkap, contohnya pada akhir pengajaran, murid sedar tentang tiga jenis kepercayaan agamautama bagi penduduk Malaysia. Terdapat tiga perkara yang perlu diberi perhatian iaitu tahapkesedaran yang dikatakan Murid-murid sedar dengan objek atau peristiwa-peristiwa jika perkara- perkara ini berlaku pada masa

kehadiran mereka. Seterusnya tahap kesudian atau penerimaan.Tahap ini berkaitan dengan sesuatu pengajaran itu harus disampaikan dalam satu suasana ataukeadaan yang bermakna dan menarik. Akhir sekali tahap perhatian yang terkawal atau terpilih.Pada tahap ini murid-murid dapat membezakan keseluruhan keadaan itu kepada dua atau kepada bahagianbahagian komponen dan kemudian memilih satu aspek tertentu dan terus memb erikan perhatian kepadanya.Kategori kedua pula berkaitan dengan gerak balas. Gerak balas bermaksud melibatkan diri secara aktif terhadap sesuatu dan mendapat kepuasan daripadanya. Murid bersedia da n rela untuk membuat reaksi yang mudah terhadap sesuatu objek atau situasi, c ontohnya murid dapatmembezakan antara tingkah laku yang baik dengan tingkah laku yang buruk. Proses gerak balas ini berakhir dengan tahap kepuasan selepas melibatkan diri dengan memberi ger ak balas terhadaprangsangan. Persetujuan untuk bertindak balas ini melibatkan tindak balas yang pasif terhadaprangsangan seperi patuh kepada peraturanperaturan. Kesudian untuk bertindak balas. Sebelum seseorang murid itu menjalankan sesuatu tugas ia perlulah terlebih dahulu secar a sukarela melengkapkan dirinya dengan pelbagai pengetahuan. Hal ini dilakukn tanpa paksaan. Akhir sekali, kepuasan dalam bertindak balas ini berasaskan kepada kesudian untuk bertindak balas.Murid dapat merasakan kepuasan daripada tindakan yang dilakukan.Rasa bernilai merupakan aras yang menekankan penilaian dan pengh argaan murid terhadapsesuatu rangsangan. Murid berupaya membuat pertimbangan sesuatu aktiviti berasaskan nilainyakepada diri sendiri. Ada tiga cara pendekatan murid terhadap sesuatu nilai iaitu penerimaan sesuatunilai. Murid bertindak balas berdasarkan nilai. Contohnya, murid itu secara konsisten berjuanguntuk bekerja bersama-sama dengan rakan sekelasnya dalam situasi yang membolehkan mereka berinteraksi dan bekerjasama. Cara kedua pula melibatkan kecenderungan terhadap sesuatu nilai.Murid bukan sahaja men erima nilai-nilai tetapi mencari dan mendapatkan nilai tersebut.Contohnya, muridmurid berusaha menjalin persahabatan dengan rakan-

rakan sekelas untuk membina satu perhubungan yang baik. Penglibatan murid juga amat penting dalam menentukan penilaian diri. Di sini adanya satu dorongan yang nyata untuk melak sanakan dan mengamalkan perlakuan yang berhubung dengan nilai tersebut.Organisasi bermaksud membentuk sesuatu sistem nilai. Untuk bertindak dalam keadaan-keadaan ini, murid terpaksa membina beberapa hubungan dan keutamaan nilainilainya. Kategori inimenerangkan peringkat permulaan dalam membentuk satu s istem nilai. Pertamanya berkaitandengan penanggapan sesuatu nilai yang mana murid mengenali ciri-ciri asas nilai itu. Keduanya, berkaitan dengan organisasi sesuatu sistem nilai sebagai contoh, seorang murid terpaksa merancangaktivitiaktiviti kelasnya berdasarkan kepada penilaiannya terhadap pertandingan, kerjasama, greddan sebagainya.Aras perwatakan menekankan ketekalan tingkah laku dengan sistem nilai yang dianuti olehseseorang. Murid mempunyai falsafah tersendiri dan falsafah hidup ini dapat dizahirkan secaraautomatik. Terdapat dua peringkat pada aras perwatakan. Set penyamara taan melibatkan pembentukan set umum di mana individu menggarap, memproses dan bertindak terhadap sesuatukeadaan mengikut sesuatu sistem nilai. Keduanya perwatakan meliputi semua kategori yang telahdikemukakan sebelumnya. Pada peringkat ini individu bertindak berdasarkan falsafah kehidupanatau world view.

Domain Psikomotor (Simpson) Domain psikomotor ialah berkenaan dengan pergerakan fizikal, koordinasi dan kegunaan kemahiran motor. Perkembangan untuk kemahiran ini memerlukan latihan dan penilaian melalui proses, ketetapan dan teknik. Berikut merupakan taksonomi psikomotor yang disusun oleh Elizebeth Simpson.

You might also like