You are on page 1of 4

TUTORIAL MANAJEMEN KONFLIK

19 Februari 2013 Fasilitator : dr. Ekorini L, MMR Anggota : Faza Khilwan Khoirurrohmah Nuzula Lisa Nilamsari Fergiawan Indra P. Fidela Firwan F. Ferry Ardianto Fitrina Nur Herlambang Surya Muhammad Edi Mulika Indriani F. Mirza Sanjaya Gyan Aditya

DISKUSI KASUS : 1. Sumber konflik pada kasus : Kekurangan SDM Gap antara manajemen / komite medis dengan dokter Pasien yang overload pada bagian penyakit dalam dalam dan hanya diampu oleh satu dokter Dominasi dokter yang tinggi Dokter yang tidak kompeten di bidangnya Rencana penambahan dokter baru namun ada penilakan dari dokter yang lama

2. Langkah-langkah pemecahan konflik : Terdapat tiga langkah utama yang bisa dilakukan : 1. Identifikasi 2. Pengkajian / Analisis : termasuk analisis karakter individu 3. Intervesi Konflik termasuk dalam konflik destruktif yang nantinya akan menghambat organisasi tersebut. Ada beberapa manajemen yang disarankan menurut Prijoksono dan Samble : 4 kuadran manajemen konflik: 1. Menang-menang / kolaborasi : diskusi bersama untuk menyelesaikan masalah. Masalah diselesaikan secara mufakat ataupun konsultasi dimana dapat melibatkan konsultan proses. Proses ini dapat diawali dengn pendekatan secara pribadi kepada dokter yang bersangkutan. Pada proses ini, dapat diketahui alasan-alsan yang mungkin menjadi penyebab dari kasus tersebut baru kemudian hal tersebut diangkat permasalahan tersebut untuk dibicarakan dalam komite medis. Pada pemecahan masalah, perlu diketahui kebutuhan dokter maupun rumah sakit sehingga dapat dicari jalan keluar yang dapat diambil. Komunikasi yang baik anatara pihak manajemen dan dokter harus dapat diperbaiki terlebih dahulu sehingga timbul kepercayan baika antara pihak manajemen dan dokter.

2. Menang-kalah / persaingan : harus ada satu pihak yang kalah. Ada beberapa cara yakni penghindaran diri, taktik penghalusan dan damai, bujukan, taktik paksaan dan penekanan, dan taktik yang berorientasi pada tawar-menawar. 3. Kalah-menang / akomodasi : ada pihak yang nantinya akan mengalah. Salah satu pihak yang berselisih harus mengalah demi menyelesaikan permasalahan tersebut. 4. Kalah-kalah : menghindari konflik jadi konflik tidak diselesaikan dan hanya dibiarkan berlalu. Konflik bisa diselesaikan dengan campur tangan pihak ketiga yang dapat berupa abitrasi dimana orang ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam menentukan penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat. Langkah lain yang dapat diambil adalah mediasi maka digunakan mediator, namun mediator tidak memiliki kewenangan secara langsung terhadap pihak-pihak yang bertikai dan rekomendasi yang diebrikan tidak bersifat mengikat. Ada 5 gaya dalam menyelesaikan konflik : 1. Kompetitor 2. Kolaborasi 3. Kompromi : pada kasus tetap ditambahkan tenaga spesialis baru : dokter tersebut diajak berbicara : menjelaskan kepada dokter keuntungan yang mungkin akan

diterima oleh dokter tersebut 4. Avoid 5. Akomodator : meredamkan emosi dokter tersebut : diharapkan dari hal-hal tersebut tercipta suasana kondusif

sehingga masalah terselesaikan. Sebaiknya kelima gaya ini dipakai dalam pemecahan masalah tersebut secara bersamaan.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menilai beban kerja sebagai acuan dalam penambahan tenaga medis pada kasus tersebut. Apabila dibutuhkan penambahan harus dilakukan diskusi bersama secara langsung sehingga dapat dipaparkan secara jelas maksud, tujuan dan alasan terhadap kebijakan yang diambil. Pada penyelesaian masalah, walaupun win-win solution merupakan pilihan utama, pemecahan yang lain juga harus dapat dilakukan jika win-win solution tidak dapat dilakukan. Pada pemecahan kasus

maka hamaarus dipilih dulu pemecahan masalah yang mana yang sebaiknya diambil. Apabila pada strategi pemecahan masalah yang pertama tidak dapat diambil sebuah kesepakatan, maka langkah yang lain dapat diambil. Mediasi dengan pembagian jam kerja, pembagian jasa medis dapat menjadi salah satu solusi dalam mediasi.

3. Hal positif yang dapat diambil dalam kasus : Dapat meningkatkan komunikasi antara manajemen dan dokter Dapat memecahkan permasalahan Meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan rumah sakit Dapat tercipta kreatifitas pada staf ataupun karyawan Pengalaman yang berharga untuk rumah sakit sehingga dapat mendewasakan rumah sakit.

You might also like