You are on page 1of 5

Febby Chaterine Octarizal 1110222024 Manajemen Organisasi Sosial Kerakyatan

Identifikasi Organisasi Sosial dan Kepemimpinannya Organisasi sosial kerakyatan atau biasa disebut Non-Government Organization (NGOs) adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Organisasi tersebut bukan menjadi bagian dari pemerintah, birokrasi ataupun negara. Maka secara garis besar organisasi non pemerintah dapat di lihat dengan ciri sbb : Organisasi ini bukan bagian dari pemerintah, birokrasi ataupun negara Dalam melakukan kegiatan tidak bertujuan untuk memperoleh keuntungan (nirlaba) Kegiatan dilakukan untuk kepentingan masyarakat umum, tidak hanya untuk kepentingan para anggota seperti yang di lakukan koperasi ataupun organisasi profesi Berdasarkan Undang-undang No.16 tahun 2001 tentang Yayasan, maka secara umum organisasi non pemerintah di indonesia berbentuk yayasan Di Indonesia sendiri, banyak berdiri NGOs / LSM yang bergerak di berbagai bidang, seperti perlindungan hukum, lingkungan hidup, keagamaan dan sebagainya,. Berikut adalah beberapa NGOs/LSM yang ada di Indonesia : a. PUSAKA LSM di Indonesia dengan misi melakukan advokasi atas hak-hak masyarakat dan melakukan pemberdayaan masyarakat b. Sawit Watch Sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia yang peduli dengan dampak negatif sosial dan lingkungan yang merugikan dari pembangunan perkebunan kelapa sawit di Indonesia c. HuMA Perkumpulan Untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis d. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) Forum terbesar LSM dan organisasi berbasis-masyarakat di Indonesia. Lembaga ini menjadi symbol dari transformasi sosial, kedaulatan rakyat, dan keberlanjutan hidup

dan penghidupan. WALHI berjuang untuk membela alam Indonesia dan masyarakat lokal dari ketidakadilan yang dilakukan atas nama pembangunan ekonomi. e. Sajogyo Institute (SAINS) Lembaga nirlaba independen yang bergerak dalam bidang penelitian, pendidikan dan pelatihan, advokasi kebijakan untuk menegakkan keadilan agraria, kemandirian desa serta kedaulatan bagi perempuan dan laki-laki di seluruh bumi Indonesia. f. Aliansi Gerakan Reforma Agraria or Alliance of Agrarian Reform Movement (AGRA) Organisasi tingkat nasional dibentuk tahun 2004 yang berjuang untuk reformasi agraria sejati. Berjuang untuk hak-hak sosio-ekonomi dan demokratis bagi kaum tani, nelayan dan suku bangsa minoritas Indonesia. Anggota AGRA saat ini sekitar 250.000 kaum tani (termasuk petani kecil, pekerja pertanian, suku bangsa minoritas dan petani tak bertanah) Dari keenam LSM tersebut, berikut adalah penjelasan salah satu LSM yaitu HuMa HuMA (Perkumpulan untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis)

a. Tentang HuMa HuMa adalah organisasi non pemerintah (non governmental organization) yang bersifat nirlaba yang memusatkan perhatian kerjanya pada isu pembaharuan hukum (law reform) pada bidang sumberdaya alam (SDA). Konsep pembaharuan hukum SDA yang digagas oleh HuMa menekankan pentingnya pengakuan hak-hak masyarakat adat dan lokal atas SDA, keragaman sistem sosial/budaya dan hukum dalam pengusaan dan pengelolaan SDA, dan memelihara kelestarian ekologis. Pada tataran praksis, proses pembaharuan hukum harus melibatkan masyarakat adat dan lokal sebagai aktor utamanya. Sesuai dengan visi dan misi HuMa, gagasan dan praktek pembaharuan hukum yang dikembangkan memiliki tujuan utama untuk mendorong pembaruan sistem dan praktik hukum yang adil bagi masyarakat marginal dan lingkungan, serta menghormati nilai-nilai kemanusiaan dan keragaman sosial budaya. Nilai-nilai perjuangan HuMa : Hak Asasi Manusia; Keadilan Sosial; Keberagaman Budaya; Kelestarian Ekosistem;

Penghormatan terhadap kemampuan rakyat; Kolektifitas.

b. Visi dan Misi Visi Meluasnya gerakan sosial yang kuat untuk mendukung pembaruan sistem dan praktik hukum yang adil bagi masyarakat marginal dan lingkungan, serta menghormati nilai-nilai kemanusiaan dan keragaman sosial budaya. Misi 1. Mendorong konsolidasi, peningkatan kapasitas dan kuantitas Pendamping Hukum Rakyat (PHR) melalui mitra-mitra strategis dalam mewujudkan visi HuMa. 2. Melakukan advokasi kebijakan, kampanye dan berbagai model pendidikan hukum untuk menandingi wacana dominan dalam pembaruan hukum di isu tanah dan Sumber Daya Alam. 3. Menjadikan HuMa sebagai pusat data, informasi dan pengembangan pengetahuan berbasis situasi empirik. 4. Memperkuat kelembagaan HuMa sebagai organisasi yang berpengaruh, kompeten dan mandiri untuk mendukung gerakan sosial dan pembaruan hukum c. Wilayah dan Program Kerja Wilayah Kerja dan Mitra-Mitra Kerja Sumatera Barat, bermitra dengan Perkumpulan Q-bar Jawa Barat-Banten, bermitra dengan RMI (Rimbawan Muda Indonesia) Jawa Tengah, bermitra dengan LBH Semarang Kalimantan Barat, bermitra dengan LBBT (Lembaga Bela Banua Talino Sulawesi Selatan, bermitra dengan Wallacea Sulawesi Tengah, bermitra dengan Perkumpulan Bantaya

Program Kerja 1. Sekolah PHR Indonesia, yang diharapkan akan menghasilkan strategi

pengembangan dan model rekruitmen Pendamping Hukum Rakyat (PHR) yang sistematis sehingga jumlah PHR semakin meningkat dan memiliki kemampuan dalam pengorganisasian, fasilitasi training pendidikan hukum, legal drafting, conflict resolution, dan advokasi kebijakan 2. Resolusi Konflik Berbasis Inisiatif Masyarakat, yang diharapkan akan mendorong terbentuknya mekanisme resolusi konflik SDA yang terlembaga dan efektif dan didukung oleh komunitas lokal dan adat.

3. Pusat Data dan Informasi, yang diharapkan akan mengembangkan pusat data, informasi dan pengetahuan berbasis situasi empirik melalui HuMaWin, situs HuMa yang mudah diakses, dan media kreatif lainnya dan kolaborasi dengan pihak lain. 4. Kehutanan dan Perubahan Iklim, yang menghasilkan berbagai kajian hukum yang mendalam mengenai aspek hak dalam skema REDD+ serta melakukan intervensi dalam bentuk advokasi di tingkat lokal maupun nasional untuk mendorong terbentuknya kebijakan dan peraturan REDD+ yang mengakomodasi dan merefleksikan hak masyarakat. 5. Pengembangan Kelembagaan, yang diharapkan akan mendorong HuMa semakin professional, kompeten, mandiri dan berpengaruh untuk mendukung gerakan sosial dan pembaruan hukum d. Struktur Organisasi

Badan Pengurus

Ketua Chalid Muhammad, SH Sekretaris Andik Hardiyanto, SH Bendahara Ir. Hadi Santosa

Prog. Sekolah PHR Indonesia Tandiono Bawor, SH Prog. Resolusi Konflik Siti Rakhma Mary, SH Koordinator Program Bernadinus Steny, SH Direktur Eksekutif Andiko, SH, MH Pengembangan Kelembagaan Susi Fauziah, BSc Kepala Keuangan Eva Susanti, SE Prog. Pusat Data dan Informasi Widiyanto, SH Prog. Kehutanan dan Perubahan Iklim Anggalia Putri, S.Ip, M.Si

Badan Pelaksana

Dilihat dari Struktur organisasi HuMa diatas, dapat disimpulkan bahwa HuMa memiliki tingkatan kepemimpinan, yaitu : Manajemen Puncak (Top Management) yang dalam hal ini diambil alih oleh badan pengurus, yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara dimana mereka akan mengurusi masalah organisasi untuk jangka panjang (strategis) Manajemen Operasional (Operational Management), dalam hal ini dihandel oleh badan pelaksana, yang dikepalai oleh seorang Direktur Eksekutif. Dialah yang akan mengkoordinir pelaksanaan program HuMa yang akan dijalankan oleh setiap penanggungjawab program. Seperti dapat dilihat pada hirarki diatas. Berdasarkan penjelasan dari Web HuMa, organisasi ini mengedepankan kepada musyawarah, walaupun terkadang keputusan tetap harus diputuskan oleh pimpinan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tipe kepemimpinan yang ada dalam HuMa adalah tipe kepemimpinan yang demokratis, dengan ciri : Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi. Senang menerimasaran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatif dan prakarsa dari bawahan. Lebih menitik beratkan kerjasama dalammencapai tujuan Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin

Referensi : http://huma.or.id https://www.google.com/kepemimpinan+dalam+organisasi

You might also like