Professional Documents
Culture Documents
Kelompok RPBB : Abdul Azis Marwan Beny Apriyanza Chairina Fatimah Inda Permata Sari Indri Sulastri Nana Ade Primana Nanda Putri Humaira
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Usia Alamat : : : Adria Ramadhan 4 tahun senubuk baru
Agama Masuk RS
: :
ANAMNESE PENYAKIT
Kesadaran compos mentis, BB 15 kg Primary survey A : Bebas, B : Spontan, frekuensi nafas 27x/menit, reguler, C : Akral hangat,frekuensi nadi 98x/menit, suhu afebris 37C D : GCS 15, E4M6V5
Secondary survey Keluhan utama : Luka bakar pada wajah, leher sampai ke dada. Telaah : Os datang ke IGD dengan luka bakar akibat tersiram air panas 1jam sebelum dibawa ke RSUD Langsa. Os berlari mendekati ibunya yang sedang menuang air yg baru saja dimasak. Kemudian os tersiram air panas yg mengenai wajah, leher hngga dada. Sesak (-), pingsan (-) RPT :RPO :-
Status Lokalisata
Kepala dan wajah : deformitas(-), bibir edema (-) tampak bula pada sisi kiri wajah (+) Mata : ikterik (-), anemis (-) edema palpebra dextra (+) dan palpebra sinistra sulit untuk dibuka. Leher : pembesaran KGB (-), trakhea midline (+N), terdapat bula pada sisi kiri leher. Dada : simetris, hiperemis (+) Eks. Atas dan bawah : Dalam Batas Normal
Kepala dan leher : 20 % Thorax anterior : 10 % Thorax posterior : 0 % Ext. atas kanan : 0 % Ext. atas kiri :0% Ext. bawah kanan : 0 % Ext. bawah kiri : 0 % Genitalia :0%+ Total : 30 %
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RUTIN Hb : 10,6 g/dL Ht : 29,3 % Leukosit : 13.600/L Trombosit : 304.000/L
DIAGNOSIS KERJA
Combustio grade I-II 30% ec. Scalds (air panas)
TATALAKSANA
IVFD
: RL 8 jam pertama 38 tts/menit RL 16 jam kedua 20 tts/menit debridement + burnazin Inj. ATS 1500 iu Inj. Cefotaxim 250 mg/12 jam Inj. Noralges 150mg/8jam Paracetamol 3x1 1/2
PEMBAHASAN UMUM
DEFINISI
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.
ETIOLOGI
Paparan api
Flame Benda panas (kontak)
Derajat II
Meliputi epidermis dan sebagian dermis Terdapat proses eksudasi Ada bula Dasar luka berwarna merah/pucat Nyeri
Derajat III
Kerusakan meliputi seluruh dermis dan lapisan yg lebih dalam Tidak ada bula Kulit berwarna abu-abu dan pucat Kering Tidak nyeri
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil.
Rumus 10 untuk bayi Rumus 10-15-20 untuk anak.
PATOFISIOLOGI
1. Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terkena suhu tinggi rusak, sel darah yang di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. 2 Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula dengan membawa serta elektrolit. Hal ini menyebabkan berkurangnya volume cairan intra vaskuler. Tubuh kehilangan cairan antara % - 1 %, Blood Volume setiap 1 % luka bakar. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan tambahan karena penguapan yang berlebih (insensible water loss meningkat).
3. Bila luka bakar lebih dari 20 % akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas yaitu : gelisah, pucat dingin berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun dan produksi urine menurun (kegagalan fungsi ginjal).
4. Pada kebakaran daerah muka dapat terjadi kerusakan mukosa jalan nafas karena gas, asap atau uap panas yang terisa. Gejala yang timbul adalah sesak nafas, takipneu, stridor, suara serak dan berdahak berwarna gelap karena jelaga. Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lain. CO akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga tak mampu mengikat oxygen lagi. Tanda keracunan yang ringan adalah lemas, binggung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan berat terjadi koma. Bila lebih 60 % hemoglobin terikat CO, penderita akan meninggal.
5. Pada luka bakar yang berat terjadi ileus paralitik. Stres dan beban faali yang terjadi pada luka bakar berat dapat menyebabkan tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang sama gejala tukak peptic. Kelainan ini dikenal dengan Tukak Curling yang dikhawatirkan pada tukak Curling ini adalah pendarahan yang timbul sebagai hematesis melena.
Syok Imunosupresi
Paru Ginjal Usus Malnutrisi
Kehilangan protein
Insuf. Paru
ARF
Ileus
Transl. Bakteri
Infeksi Luka
ARDS
ATN
Sepsis
MODS Kematian
Fase setelah syok berakhir, fase sub akut Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau dapat teratasi. Luka yang terjadi dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu : a. Proses inflamasi atau infeksi. b. Problem penutupan luka c. Keadaan hipermetabolisme
Fase lanjut Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain
Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang lsg mgalami kerusakan) Zona statis
Daerah yang berada disekitar zona koagulasi Kerusakan endotel p. darah, trombosit, leukosit gangguan perfusi (no flow phenomena) --> perubahan permeabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal 12-24 jam pasca cedera
Zona hiperemi
Daerah diluar zona statis Vasodilatasi, reaksi sellular (-)
Zona hiperemi
Daerah diluar zona statis Vasodilatasi, reaksi sellular (-)
Epidermis Dermis
Zona Koagulasi
Zona Statis Zona Hiperemi
Jaringan Sub-Kutis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah Urinalisis Pemeriksaan keseimbangan elektrolit Analisis gas darah Radiologi jika ada indikasi ARDS Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis SIRS dan MODS
TATALAKSANA RESUSITASI
Tatalaksana resusitasi jalan nafas:
Intubasi Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan morbiditas lebih besar dibanding intubasi) Pemberian oksigen 100% Perawatan jalan nafas Penghisapan sekret (secara berkala) Pemberian terapi inhalasi Bilasan bronkoalveolar Perawatan rehabilitatif untuk respirasi Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki kompliansi paru
Skin grafting
Tujuan dari metode ini:
Menghentikan evaporate heat loss Mengupayakan agar proses penyembuhan terjadi sesuai dengan waktu Melindungi jaringan yang terbuka
Teknik mendapatkan kulit pasien secara autograft dapat dilakukan secara split thickness skin graft atau full thickness skin graft
Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6) dengan mesin. mess grafting. Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka yang akan dilakukan grafting, usia pasien, keparahan luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor sebelumnya. Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan mesin dermatome ataupun dengan manual dengan pisau Humbly atau Goulian.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyatuan kulit donor dengan jaringan yang mau dilakukan grafting adalah:
Kulit donor setipis mungkin Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed (jaringan yang dilakukan grafting), hal ini dapat dilakukan dengan cara :
Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut tekan) Drainase yang baik Gunakan kasa adsorben
PROGNOSIS
Prognosis dan penanganan luka bakar tergantung:
Dalam dan luasnya permukaan luka bakar Penanganan sejak awal hingga penyembuhan Letak daerah yang terbakar Usia dan keadaan kesehatan penderita Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien. Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal akut, edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis, serta parut hipertrofik dan kontraktur.