You are on page 1of 3

KESADARAN RENDAH, ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN

TINGGI
Danar Widiyanto | Minggu, 24 Maret 2013 | 14:24 WIB |

KARANGANYAR (KRjogja.com) - Angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Karangnyar masih cukup tinggi. Karenanya perlu upaya
lebih maksimal untuk menekan angka kematian ibu melahirkan yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami naik turun.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, Cucuk Heru Kusumo kepada wartawan, Minggu (24/03/2013) mengatakan, pada tahun 2012
lalu, angka kematian ibu melahirkan mencapai 127 per 100.000 kelahiran. Jumlah ini masih tergolong tinggi untuk wilayah Provinsi Jawa
Tengah. Angka kematian ibu di Karanganyar dalam tiga tahun terakhir memang masih tergolong tinggi.

Namun selama tiga tahun tersebut jumlahnya cenderung fluktuatif atau mengalami naik turun. "Pada tahun-tahun tertentu ada grafik naik, tapi
selang tahun berikutnya mengalami penurunan. Hal ini terus terjadi berulang seperti sebuah siklus," ujarnya.

Menurut Cucuk, tingginya angka kematian ibu tersebut disebabkan oleh faktor penyebab tidak langsung. Yakni adanya penyakit yang diderita
dan membahayakan nyawa ibu yang melahirkan. Ironisnya, penyakit tersebut baru diketahui saat proses melahirkan akan berlangsung.
"Penyebabnya karena ditemukan penyakit yang membahayakan seperti kanker, paru-paru serta karena pendarahan dan infeksi," jelasnya.

Cucuk menegaskan Dinkes terus berupaya menekan angka kematian ibu dalam beberapa tahun ke depan dengan meningkatkan kewaspadaan dini.
Selain itu, upaya mengurangi jumlah ibu yang meninggal saat proses melahirkan juga dioptimalkan melalui program Gerakan Sayang Ibu. (Sam)

http://krjogja.com/read/166128/kesadaran-rendah-angka-kematian-ibu-melahirkan-tinggi.kr

KEMATIAN IBU DAN BAYI KURANG DIPERHATIKAN

KOTA BINTUHAN,BE Memang sudah seringkali


terjadi data calon ibu dan bayi di Kabupaten Kaur tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Akibatnya terjadi keterlambatan dalam

penanganan terhadap proses persalinan ibu. Sehingga, akibat data yang tidak akurat kerap ditemukan kematian ibu dan bayi yang
tidak sesuai dengan data.
Saat ini kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Kaur masih belum terdata dengan baik. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaur untuk lebih memaksimalkan tenaga kesehatan di Puskesmas maupun Pustu.
Kita akui masih belum terdata keseluruhan kasus kematian ibu dan bayi ini, karena disamping tenaga kesehatan kurang, kemudian
kesadaran warga untuk melaporkan masih minim, ujar Kadinkes Kaur dr Hj Marlena, kemarin.
Menurut Marlena, pihaknya hanya menerima data dan laporan yang diberikan tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas, Pustu
dan bidan desa. Sehingga jika ada kasus kematian bayi dan ibu yang tidak terdata, maka tentu pihaknya tidak mengetahui.
Berdasarkan data yang diterima, sepanjang tahun 2012 lalu kasus kematian ibu dan bayi sebanyak 4 kasus kematian ibu dan 1 kasus
kematian bayi.
Kasus kematian ibu, 3 diantaranya diakibatkan oleh pendarahan sisanya akibat hipertensi ibu selama kehamilan dan saat
melahirkan. Karena itulah untuk mencegah kematian pada ibu dan bayi, supaya ibu hamil terus memeriksakan kehamilannya ke
dokter, bidan maupun pusat kesehatan, kemudian jikapun ibu hamil tidak melapor ke Pukesmas maka wajib bidan desa
mendatanya, karena itu tugasnya bidan, jelasnya.
Disisi lain, Selain kasus kematian dan kelahiran bayi, tambah Marlena, pihaknya juga mencatat terjadi kasus kekurangan gizi dan
gizi buruk pada anak. pihaknya mengharapkan warga masyarakat yang mengetahui ada kasus gizi buruk pada anak untuk
secepatnya melapor kepada Puskesmas atau tenaga bidan desa. Sehingga dapat segera ditangani dengan memberikan makanan
tambahan dan asupan gizi yang dibutuhkan.
Terkadang kami baru mengetahui setelah anak sudah cukup parah, hal ini diakibatkan masih kurang pengetahuan dari orang tua
anak. Maka warga masyarakat yang mengetahui ada anak didesanya mengalami gizi buruk supaya cepat dilaporkan sehingga
petugas kesehatan dapat langsung menangani, jelasnya.
Harap Marlena, semua elemen masyarakat untuk bersama-sama untuk mememberikan informasi jika ada ibu hamil. Karena kunci
kesehatan terletak pada setiap manusia, namun jika tidak peduli tentang kesehatan maka jelas banyak masyarakat Kaur akan
mudah sakit. Jika ada kendala soal kesehatan segera laporkan, karena kita siap melakukan pelayanan terbaik, harapnya.(823)

HTTP://BENGKULUEKSPRESS.COM/KEMATIAN-IBU-DAN-BAYI-KURANG-DIPERHATIKAN/

Angka Kematian Ibu Melahirkan dan Bayi Bisa Diturunkan


Selasa, 19 Maret 2013 | 14:21
JAKARTA-Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan menggalakkan kampanye Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu terobosan untuk
dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) melahirkan dan angka kematian bayi (AKB) yang akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bekerja
sama dengan BKKBN.
"Kita sudah tahu yang banyak menyebabkan AKI adalah 'empat terlalu' yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu rapat (jarak
kelahirannya)," papar Menkes dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2013 di Jakarta, Selasa (19/3).
Dengan mengkampanyekan KB dan "Dua Anak Cukup", Menkes mengatakan kesehatan ibu hamil dan melahirkan akan menjadi lebih baik sehingga
bisa meminimalisasi faktor "empat terlalu" yang menjadi penyebab terbanyak AKI dan AKB.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Menkes meminta agar Dinas Kesehatan di daerah dapat bekerjasama dengan BKKBN setempat dalam melakukan
kampanye.
"Terobosan yang kita lakukan adalah demikian, kita kampanyekan lagi KB. BKKBN harus mendorong lagi masyarakat, supaya betul-betul
memperhatikan kesehatan ibu ketika hamil," ujar Nafsiah, seperti dikutip Antara.
Selain itu, Menkes juga menekankan kepada petugas kesehatan di daerah untuk dapat memberikan konseling kepada ibu melahirkan mengenai dua
hal.

"Pada saat 'antenatal care', sudah harus diberikan konseling untuk pertama, memberikan ASI eksklusif untuk enam bulan dan kedua untuk memasang
kontrasepsi jangka panjang, seperti IUD kalau anaknya sudah banyak," papar Menkes.
Saat ini, pemerintah juga telah memberikan Jaminan Persalinan (Jampersal) untuk seluruh ibu melahirkan yang belum memiliki asuransi kesehatan
dalam rangka mengurangi AKI dan AKB namun diakui Menkes belum memadai.
"Semua provinsi melaporkan angka kematian ibu menurun, tapi turunnya kurang cepat," ujar Menkes.
Target MDG pada tahun 2015 adalah untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan untuk angka
kematian ibu (AKI) harus mencapai angka 102 per 100.000 kelahiran hidup.(*/hrb)

HTTP://WWW .INVESTOR.CO.ID/FAMILY/ANGKA-KEMATIAN-IBU-MELAHIRKAN-DAN-BAYI-BISADITURUNKAN/56984

PEMKAB KULONPROGO TURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI


Affan | Senin, 18 Maret 2013 - 15:42 WIB

KULONPROGO, berita21.com Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kulonprogo drg. Wahyuni Indriastuti, M.Kes
mengatakan, Pemerintah memiliki komitmen untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi secara keseluruhan melalui program
MDGs.
Upaya dalam menekan angka kematian bayi dan ibu melahirkan terus dilakukan di Kulonprogo, kata Wahyuni Indriastuti di
kantornya, Senin (18/3).
Menurutnya, hal ini didukung dengan penyuluhan dan pelayanan kesehatan serta SDM yang ada. Di antaranya melalui MPS online
serta SMS gateway.
Namun demikian sebenarnya upaya untuk menekan angka kematian bayi dan ibu melahirkan harus dilakukan oleh semua, bukan
hanya institusi kesehatan saja, kata Wahyuni lagi.
Di sisi lain, dr. Oktavianus Wahyu Prihantoro Trisno P, Sp.OG, dokter dari RSUD Wates minta kepada ibu yang melahirkan untuk
selalu memeriksakan kesehatan. Meskipun pada saat melahirkan sebelumnya tidak ada gejala penyakit, namun tetap harus
diperiksa agar lebih dini dapat diketahui seandainya muncul penyakit yang menyebabkan proses kelahiran tidak lancar, papar
Oktavianus yang minta kepada ibu-ibu yang melahirkan anak keenam untuk memeriksakan kesehatan, jangan sampai mau
melahirkan ternyata terkena hipertensi, meskipun waktu melahirkan anak pertama sampai kelima sehat-sehat saja.
Sedangkan dr. Dian Anggraini, M.Sc, Sp.A mengatakan, kesehatan anak di usia balita sangat penting mendapatkan perhatian
supaya tumbuh kembang bisa berjalan dengan baik dan normal.
Karena kelak merupakan generasi penerus bangsa sehingga sejak lahir harus mendapatkan perawatan yang baik. Terlebih telah
adanya layanan kesehatan baik Puskesmas, rumah sakit maupun bidan serta adanya berbagai jaminan kesehatan dari pemerintah
seperti Jamkesda, Jamkesmas dan Jampersal, papar Dian Anggraini.

http://nasional.berita21.com/2013/kesehatan/pemkab-kulonprogo-turunkan-angka-kematian-ibudan-bayi.html

You might also like