You are on page 1of 6

1. Mekanisme tempuyung dalam menghancurkan batu ginjal?

Jawaban Berdasarkan penelitian Atiek Liestyaningsih, daun tempuyung tidak secara jelas mempunyai efek diuretic,namun mempunyai daya melarutkan batu ginjal yang dimana flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung ini mampu menghambat hepatotoksisitas karbon tetraklorida (CCl4) yang percobaan mencit jantan. Flavonoid apigenin-7-O-glukosida adalah salah satu golongan flavonoid yang mempunyai potensi cukup baik untuk menghambat kerja enzim xantin oksidase dan superoksidase dimana untuk mencegah pembentukan asam urat dalam tubuh. Kandungan kalium dalam daun tempuyung cukup tinggi.dimana kalium inilah yang membuat batu ginjal berupa Ca Oksalat tercerai berai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium dan bergabung dengan senyawa Ca Oksalat yang merupakan pembentuk batu ginjal dengan membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air, sehingga batu ginjal akan terlarut secara perlahan dan ikut keluar bersama urine dengan reaksi kimia sebagai berikut : 2K+ + CaC2O4 K2C2O4 + Ca2+ (endapan batu oksalat) larut larut Dari uji klinis/pra klinis , dua senyawa flavonoid tempuyung mampu berekasi dengan batu ginjal berkalsium setelah dilakukan perendaman pada 37o C selama 4 jam . dari hasil analisis Kromatografi lapis tipis mendapatkan dua senyawa aktif tersebut adalah apigenin 7-glukosida dan luteolin 7-glukosida. Pada uji pra klinik efek diuretic tempuyunh pada percobaan in vivo, infus tempuyung menunjukkan efek menghambat batu kandung kemih buatan pada tikus, infus tempuyung juga efek melarutkan Ca Oksalat,kolestrol,asam urat dan batu ginjal secara in vitro. Referensi Winarto W.P. & Tim Karyasari.2004.Tempuyung:Tanaman Penghancur Batu Ginjal.Agromedia pustaka.(http://books.google.co.id/books Tempuyung :Tanaman Penghancur Batu Ginjal) diakses pada tanggal 5 Maret 2014. 2. Selain flavonoid,senyawa apa yang terkandung dalam tempuyung beserta manfaatnya? Jawaban a. Flavonoid (Kandungan total dalam akar sekitar 0.5 % , daun tempuyung sekitar 0,1044 %. Flavonoid terbesar yang terkandung dalam akar adalah apigenin-7-Oglukosida. Khasiat sebagai anti radang ; menurunkan kadar asam urat melalui mekanisme penghambatan xantin oksidase ; menghancurkan batu ginjal ; anti hipertensi b. Kumarin : anti malaria ; anti mikroba ; anti koagulan ;anti tumor ; vasodilator . c. Taraksasterol d. Inositol : menurunkan kolestrol dan mencegah kerontokan rambut berlebih

e. Asam fenolat : anti oksidan ; anti mikroba ; anti kanker Referensi Winarto W.P. & Tim Karyasari.2004.Tempuyung:Tanaman Penghancur Batu Ginjal.Agromedia pustaka.(http://books.google.co.id/books Tempuyung :Tanaman Penghancur Batu Ginjal) diakses pada tanggal 5 Maret 2014. 3. Proses pembuatan ekstrak ? dan yang mana metode tepat untuk tempuyung? Jawaban Proses pembuatan Ekstrak a. Pembuatan serbuk simplisia b. Pemilihan cairan pelarut (ekstraksi) c. Pemekatan d. Pengeringan Ekstrak e. Hitung rendemen (jumlah ekstrak yang di hasilkan). Metode yang digunakan untuk daun tempuyung ada Infundasi Infundasi adalah penyarian yang umum untuk mencari kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian ini menghasilkan sari/ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu,sari yang diperoleh tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. Dimana sediian cair ini dibuat dengan menyari simplisia dengan air pada suhu 90-96o C selama 15-20menit Referensi Mae Sri H.2014.Simplisia & Ekstrak.Departemen Farmakologi dan Terapi.FK UGM.Yogyakarta 4. Contoh fitofarmaka,obat herbal yang terstandar dan jamu serta kandungan (metabolit sekundernya) Jawaban a. Fitofarmaka produksi Indonesia: 1. Nodiar Komposisi: Attapulgite (bahan kimia, obat untuk diare), 300 mg Psidii folium ekstrak (daun jambu biji), 50 mg Curcumae domesticate rhizome ekstrak (kunyit), 7.5 mg

Khasiat: pengobatan diare non spesifik Produksi: PT. Kimia Farma

2. Rheumaneer Komposisi:

Curcumae domesticae rhizoma (temulawak), 95 mg Zingiberis rhizoma ekstrak (kunyit), 85 mg Curcumae rhizoma ekstrak, (temulawak) 120 mg Panduratae rhizoma ekstrak, (temu kunci) 75 mg Retrofracti fructus ekstrak, (buah cabe jawa), 125 mg

Khasiat: pengobatan nyeri sendi ringan Produksi : PT. Nyonya Meneer 3. Stimuno Komposisi: Phyllanthi herba ekstrak (meniran), 50 mg Khasiat: Membantu memperbaiki dan meningkatkan daya tahan tubuh (sebagai imunomodulator) Produksi: PT. Dexa Medica 4. X-Gra Komposisi:

Ganoderma lucidum (jamur ganoderma), 150 mg Eurycomae radix (akar pasak bumi), 50 mg Panacis ginseng radix (akar ginseng), 30 mg Retrofracti fructus (buah cabe jawa), 2.5 mg Royal jelly 5 mg

Khasiat: Meningkatkan stamina dan kesegaran tubuh, membantu meningkatkan stamina pria, membantu mengatasi disfungsi ereksi dan ejakulasi dini. Produksi: PT. Phapros b. Obat Herbal Terstandar 1. Tolak Angin Komposisi : Oryza sativa Foeniculi fructus (Minyak Adas ) Isorae fructus (Kayu Ules ) Zingiberis rhizome (Jahe)

Khasiat : mengobati masuk angin karena kurang tidur atau terlalu lelah. Kandungan Senyawa : Terpenoid (Seisquiterpen) pada Zingiberis rhizome Serposterin pada akar Foeniculi fructus ; anetol 50-60% ; < 20% limonene , dipenten Oryza sativa mengandung karbohidrat pada biji ; pada batang mengandung saponi,polifenol dan buahnya mengandung alkaloida. Isorae fructus mengandung alkaloida dan saponin 2. Diapet Komposisi : Curcuma domesticae rhizome Granati percarpium Psidii folium Coicis lacrymae-jobii semen Khasiat : diare non spesifik ; mengurangi frekuensi Buang air besar ; menyerap racun pada penderita diare Kandungan : c. Jamu Gempur batu Komposisi : daun tempuyung bentuk kering Khasiat : menghancurkan batu ginjal ; peluruh kencing ; asam urat Kandungan metabolit : flavonoid , kalium , kumarin , asam fenolat Referensi http://books.google.co.id/books kayu ules http://books.google.co.id/books jambu biji http://books.google.co.id/books Jahe http://books.google.co.id/books Minyak Adas Senyawa tanin dan flavonoid pada Psidii folium (jambu biji)

5. Apakah obat herbal memiliki efek samping? Jawaban

Referensi Bertram G Katzung.Trevor A.J.2009.Basic and clinical pharmacology.McGrawHill medical. 6. Apakah obat herbal dapat digunakan dengan obat modern? Efek apa yng dtimbulkan? Jawaban Interaksi obat herbal dan obat modern dibagi menjadi 2 kelompok a. Farmakokinetik Melibatkan perubahan dalam cara obat herbal dan obat modern beredar melalui tubuh manusia dan dapat mengubah jumlah atau kadar obat dalam tubuh tersebut. Jika interaksi mengingkatkan kadar obat, seseorang mungkin mengalami efek samping. Jika interaksi menurunkan kadar obat, seseorang kurang mendapatkan efeknya. Menyebabkan kegagalan pengobatan atau resistesi obat. b. Farmakodinamik Tindakan gabungan herbal dan obat modern. Ketika diambil pada saat yang sama, herbal dan obat dapat bekerja bersama-sama (sinergis) atau berlawanan (antagonistis). Misalnya, secara terpisah mereka memiliki efek samping yang sama, sehingga ketika diambil bersama-sama menyebabkan efek samping meningkat. Untuk menghindari interaksi obat yang merugikan maka sebaiknya mengonsumsi obat herbal tidak bersamaan dengan obat modern karena dikhawatirkan terjadi efek samping / overdosis.

Contoh interaksi obat herbal-obat konvensional adalah sebagai berikut: Echinacea, jika digunakan lebih dari 8 minggu dapat menyebabkan hepatotoksisitas dan karena itu tidak boleh digunakan dengan obat-obatan lain yang bersifat hepatoksik, seperti steroid anabolik,amiodarone (obat aritmia jantung), methotrexate (antikanker), dan ketoconazole (antijamur). Namun, Echinacea tidak memiliki 1,2 jenuh cincin necrine, sehingga sifat hepatotoksik dihubungkan dengan alkaloid pyrrolizidin. 2. Obat NSAID, dapat meniadakan kegunaan feverfew dalam pengobatan sakit kepala migrain. 3. Feverfew, bawang putih, biloba, jahe, dan ginseng dapat mengubah waktu pendarahan dan tidak boleh digunakan bersamaan dengan natrium warfarin. Selain itu, ginseng dapat mengakibatkan sakit kepala, tremulousness, episode manic pada pasien yang diobati dengan sulfat phenelzine. Ginseng juga tidak boleh digunakan dengan estrogen atau kortikosteroid karena kemungkinan efek aditif. 4. Valerian tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat tidur karena sedasi berlebihan dapat terjadi. 5. Shankapulshpi, suatu sediaan Ayurvedic, dapat menurunkan kadar fenitoin serta mengurangi khasiat obat. 6. Kava bila digunakan dengan alprazolam bisa mengakibatkan koma. 7. Imunostimulan (misalnya, Echinacea dan zinc pada sediaan Imboost force) tidak harus diberikan dengan imunosupresan (misalnya, kortikosteroid dan siklosporin). 8. Asam tannic yang ada pada beberapa tumbuhan (misalnya, wort St John dan Sawpalmetto) dapat menghambat penyerapan zat besi. 9. Kelp sebagai sumber yodium dapat mengganggu pada terapi penggantian tiroid. 10. Licorice dapat mengimbangi efek farmakologis dari spironolactone. 11. Banyak jamu (misalnya, karela dan ginseng) dapat mempengaruhi tingkat glukosa darah dan tidak boleh digunakan pada pasien dengan diabetes mellitus. Referensi Mae Sri H.2014.Herbal Medicine.Departemen Farmakologi dan Terapi.FK UGM.Yogyakarta Miller, LG., 2005, Herbal Medicinals: Selected Clinical Considerations Focusing on Known or Potential Drug-Herb Interactions, Arch Intern Med. 1.

You might also like