You are on page 1of 37

Dr.rer.nat.

Heru Susanto, ST, MM, MT


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro E-mail: susanto.heru@gmail.com

Disampaikan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan ,RI , 9-10 April 2013

KOMPONEN BERNILAI (JUAL) DALAM AIR LAUT

Air tawar
Calcium Carbonate (CaCO3)
Calcium Sulfate (CaSO4)

Garam Terlarut
Sodium Chloride (NaCl)
Bittern

POTENSI PENGGUNAAN SENAYWA KIMIA DARI AIR LAUT


Bahan Konstruksi Aplikasi Medis Drilling liquid Babies diapers industry Industri Cat Aditif polypropylene Industri Kertas Pemurnian bijih besi
Calcium supplement/ Gastric antacid Innert filler pada industri obat/farmasi Pasta gigi

Filler Pengganti Kaolin pada produksi glossy paper Coating for paper

POTENSI PENGGUNAAN SENAYWA KIMIA DARI AIR LAUT


Koagulan (industri tahu, industri kimia) Desiccant Industri Seng Industri Cat Industri Semen Industri Asam Sulfat Gypsum board Plaster ingredient Fertilizer/Soil Conditioner Rubber manufacture

POTENSI PENGGUNAAN SENAYWA KIMIA DARI AIR LAUT


Garam Konsumsi Campuran larutan dialisat

Larutan Infus: Saline & RL


Industri Chlor-Alkali Industri Minyak dan Gas: drilling fluid Industri tekstil: Brine rinse Soda-Ash Industri Kertas dan Pulp: Bleach wood pulp

Cl2 (Chlor)
Alkali (NaOH) Hidrogen (H2)

Soda Ash (Na2CO3) ... NaHCO3 CaCl2

Oxigen based bleaching chemical


Rubber manufacture: coagulant dan emulsifier Regenerasi Resin ion exchanger

POTENSI PENGGUNAAN SENAYWA KIMIA DARI AIR LAUT


Magnesium chloride: industri mkanan, reaksi polimerisasi, aplikasi medis Mangnesium sulfate: Aplikasi medis, pertanian, thermal storage, industri tekstil, Sodium Sulfate: Industri kertas, industri detergen

Potasium sulfate: pupuk


Bromine: desinfektan, flame retardant, aditif gasoline, pestisida, aplikasi medis

Magnesium hidroxide: aplikasi medis (antacid, laxative), kosmetik, nonhazardous alkaline


Potasium chloride: fertilizer Magnesium oxide: industri semen, desiccant, aplikasi medis, industri elektrik Garam rendah Natrium: untuk penderita hipertensi

Desalinasi Pentingkah ?
75 % permukaan bumi tertutupi oleh air 97,5% air di Bumi adalah air laut/air asin Hanya 1% yang dapat dijadikan sumber air minum Sumber air terbesar di Indonesia adalah air asin (laut, payau, dll.) Interusi air laut ke daratan terus terjadi dan mengalami peningkatan: perubahan kualitas sumber air pesisir Indonesia merupakan negara yang berpotensi mengalami krisis air

Satu-satunya alternatif (keharusan) Alternatif dengan biaya yang lebih murah

Desalinasi
Proses pemisahan/pelepasan garam sebagai padatan terlarut dari air garam/asin untuk menghasilkan air murni.
Air murni

Air garam

DESALINASI
Air garam pekat/konsentrat

Secara umum, membutuhkan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses-proses produksi air murni dari air tawar (air sungai, danau, limbah cair). Energi yang diperlukan proporsional dengan kadar garam/padatan terlarut Air umpan yang digunakan dapat berupa:
Jenis air Air payau Air laut Air laut standar Air tawar (sungai, dll) Total padatan terlarut (ppm) 1500 - 10000 10000 45000 35000 Sampai 1500

Teknologi Desalinasi
Desalinasi alami
Evaporasi (penguapan) Kondensasi Presipitasi (hujan) Pengumpulan

Gambar diambil dari: http://edtech2.boisestate.edu/

Teknologi Desalinasi

Proses Membran
Reverse Osmosis (RO) Elektrodialisis (ED)

Proses Termal
Distilasi sekejap multi tahap (MSFD) Distilasi multi tahap (MED)

Kompresi Uap (VC)

Evaporasi dengan temperatur rendah (LTE)

Teknologi Desalinasi

Air laut/garam dipanaskan sampai 90-120 oC sehingga terbentuk campuran air dan uap air. Air laut yang telah dipanaskan kemudian dilewatkan pada suatu kolom sehingga akan terpisah menjadi dua (uap air dan air konsentrat). Uap air kemudian dikondensasikan untuk menghasilkan air murni. Sangat mungkin membawa kontaminan dalam umpan
Gambar diambil dari Department of Atomic Energy, India, 2010

Teknologi Desalinasi

Air laut dipanaskan (pada tahap/kolom pertama) untuk menghasilkan uap Uap yang terbentuk kemudian digunakan sebagai pemanas pada tahap berikutnya untuk menguapkan umpan air garam Uap pada tahap terakhir dikondensasikan dengan menggunakan air laut sebagai pendingin.
Ambar diambil dari Department of Atomic Energy, India, 2010

Teknologi Desalinasi
Air laut dipanaskan dalam tangki dengan menggunakan pemanas untuk menghasilkan uap Uap yang terbentuk kemudian dikompresi sehingga tekanan dan temperaturnya akan naik Uap hasil kompresi kemudian digunakan sebagai pemanas pada tangki umpan dan sebagai pemanas awal bagi umpan air laut sebelum masuk tangki. Hasil kondensiasi uap bertekanan tersebut merupakan air murni (produk)

Ambar diambil Aqua Technology Water Stores, 2013

Teknologi Desalinasi
Energi merupakan komponen biaya terbesar dalam proses desalinasi Penggunaan energi yang tersedia di alam (energi surya) atau energi buang (waste heat) merupakan langkah yang menarik. Kapasitas desalinasi pada sistem ini relatif kecil

Desalinasi surya

Desalinasi menggunakan panas buangan

Gambar diambil dari Department of Atomic Energy, India, 2010 dan http://www.unep.or.jp

Teknologi Desalinasi: Proses Membran

Membrane

Salt solution

Pure water

Proses desalinasi menggunakan membran. Proses pemisahan terjadi dengan memberikan tekanan hidrostatik melebihi tekanan osmotik dan tahanan yang lainnya Air akan berpindah melewati membran sementra garam ditahan oleh membran Tidak terjadi perubahan fase Modular sehingga mudah untuk discale up dan scale down

Teknologi Desalinasi: Proses Membran

Pada prinsipnya sistem RO terdiri dari unit perlakuan awal (pre-treatment), unit membran dan unit perlakukan akhir (post-treatment) Energi yang diperlukan sangat bergantung pada kandungan padatan terlarut dalam umpan Energi pada aliran konsentrat (karena tekenan tinggi) dapat diperoleh kembali (recovery)

Teknologi Desalinasi: Proses Membran

Proses pemisahan ion dari air dengan menggunakan membran bermuatan dan medan listrik
Ion-ion akan ditransfer menuju membran Sistem ED terdiri dari unit pre-treatment, modul membran, pompa sirkulasi tekanan rendah, power supply dan perlakuan akhir
Gambar diambil dari http://www.netl.doe.gov/

Kapasitas merupakan variabel penting yang menentukan biaya produksi Secara umum RO menunjukkan sebagai teknologi desalinasi yang lebih kompetetif
Frederick, 2010

Frederick, 2010

Teknologi Desalinasi
Konvensional: BBM, Listrik

Photovoltaics (PV) Tenaga surya Energi Terbarukan

Tenaga angin
Panas bumi

Pengembangan Teknologi Desalinasi


Proses Membran Pemahaman filosofi proses Kemampuan dalam perancangan, rekayasa dan fabrikasi Kemandirian dalam commissioning, pengoperasian, perawatan, modifikasi dan perbaikan Problem shooting dan problem solving Penggunaan energi terbarukan Fabrikasi membran dan modul membran

Desalinasi termal Pemahaman filosofi proses Pengurangan biaya operasi melalui inovasi teknologi Proses perpindahan panas yang efisien Penggunaan panas buang dan energi terbarukan

Contoh: pengembangan desalinasi tenaga surya

Efisiensi perpindahan panas Perancangan dan pemilihan material


Trujillo, 2001

Pengembangan Teknologi Desalinasi


Reverse osmosis dengan tenaga surya

Gambar diambil dari http://w.pat.tc/WO2012115831A1 dan www.solaripedia.com

Pengembangan Teknologi Desalinasi


Mobile Reverse osmosis untuk desalinasi

Heru Susanto, dkk., 2011

Pengembangan Teknologi Desalinasi


Kombinasi UF-RO untuk mengurangi fouling/penyumbatan/penumpukan partikel pada membran RO

Heru Susanto, dkk., 2010

Pengembangan Teknologi Desalinasi


Mobile Reverse osmosis untuk desalinasi dengan tenaga surya

Gambar diambil dari: http://robots.mit.edu/

AIR MURNI Proses Desalinasi

AIR LAUT
Air Laut dengan kandungan garam lebih tinggi (Konsentrat) Peningkatan jumlah dan kapasitas unit desalinasi Peningkatan jumlah konsentrat Opsi yang tersedia untuk membuang konsentrat terbatas Regulasi lingkungan yang semakin ketat Peningkatan kesadaran terhadap lingkungan

Pengambilan garam bernilai jual (Recovery)

Minimalisasi dan ppengelolaan untuk dibuang ke lingkungan

Konsentrasi garam jauh lebih tinggi dibandinkan dengan umpan (tergantung dari konsetrasi umpan, proses desalinasi yang digunakan dan jumlah air murni yang diambil) Volume konsentrat lebih besar dibandingkan dengan produk air murni Mempunyai titik didih yang lebih tinggi dan titik beku lebih rendah dibandingkan umpan Mempunyai tekanan osmotik dan densitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan umpan Terdapat kemungkinan adanya impuritas/kontaminan kimia dari aditif yang ditambahkan selama proses desalinasi Untuk proses desalinasi tertententu, mempunyai temperatur yang lebih tinggi

Teknologi Desalinasi

Buangan desalinasi
Konsentrat air laut (umpan)

Kandungan
Garam dan panas
Chemical Chemical Padatan tersuspensi Chemical Chemical Chemical

RO / MED / MSFD

Biocide (Chlorine) Anti-scalants Limbah cair Filter backwash

RO

Sodium bisulfite (SBS) Koagulan Flokulan

MED / MSFD

Penghambat korosi
Agen anti busa

Chemical
Chemical

Verdier dan Baten, 2011

Proses Air umpan Recovery Suhu

RO Payau 60-85%

RO Laut 30-50% 1,25-2

MSFD/MED Laut 15-50% <1,15

lingkungan lingkungan Lebih tinggi

Pemekatan 2-3

NaOCl atau klorin bebas FeCl3 atau AlCl3 H2SO4 atau HCl NaHSO3 Inhibitor korosi

Konsentrat proses desalinasi menggunakan membran jauh lebih tinggi dibandingkan dengan proses desalinasi menggunakan panas Konsentrat proses desalinasi menggunakan panas mempunyai temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu air di lingkungan Sebagai akibat densitas yang lebih tinggi, konsetrat akan menuju bagian bawah laut sehingga dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan laut
Younos, 2005

Pengelolaan konsentrat proses desalinasi


Dibuang ke air permukaan (sungai, laut, dll) Diinjeksikan ke dalam sungai, laut Digabungkan dengan limbah cair industri untuk diolah pada IPAL Digabungkan dengan air keluaran IPAL Untuk irigasi tanaman yang tahan terhadap salinatas tinggi Diinjeksikan ke dalam sumur dalam Bak Evaporasi Nol buangan cairan (zero discharge liquid) Sebagai bahan baku pembuatan garam: Kualitas konsentrat garam lebih baik dibadingkan dengan air laut (dalam hal kandungan padatan tersuspensi, makromolekul, dll.) ... Kualitas garam lebih baik Kandungan air lebih sedikit sehingga memerlukan energi yang lebih sedikit ... Kuantitas garam meningkat Menghindari potensi kerusakan lingkungan

Pengolahan konsentrat proses desalinasi


ROKristaliser: Produksi air dan garam secara simultan
Membran RO Air laut
Pretreatent
Air laut
Air tawar

Konsentrat garam

Penguapan & kristalisasi

Garam kualitas tinggi

Pengolahan konsentrat proses desalinasi


Zero Discharge Desalination dengan opsi pengembalian ke laut

Air

Pengolahan konsentrat proses desalinasi Zero Discharge Desalination

Air

Reverse electrodialysis
I V
Concentrated water Anode

CE M

AE M

CE M

AE CE M M

AE AE M M

Strathmann, 2010
Catod e

Larutan garam pekat dan encer dipisahkan oleh rangkaian selang-seling AEM dan CEM

eNa+

ClNa+

ClNa+

ClNa+

e-

AEM bermuatan positif tetap dan hanya memungkinkan pengangkutan anion menuju anoda secara selektif,
CEM bermuatan negatif tetap dan hanya memungkinkan pengangkutan kation menuju katoda secara selektif Dengan difusi, arus ion dihasilkan. Arus ion ini dikoversi menjadi arus elektron pada elektroda oleh reaksi redoks yang tepat.

Oxidation

Reduction Diluted water

You might also like