Professional Documents
Culture Documents
Disampaikan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan ,RI , 9-10 April 2013
Air tawar
Calcium Carbonate (CaCO3)
Calcium Sulfate (CaSO4)
Garam Terlarut
Sodium Chloride (NaCl)
Bittern
Filler Pengganti Kaolin pada produksi glossy paper Coating for paper
Cl2 (Chlor)
Alkali (NaOH) Hidrogen (H2)
Desalinasi Pentingkah ?
75 % permukaan bumi tertutupi oleh air 97,5% air di Bumi adalah air laut/air asin Hanya 1% yang dapat dijadikan sumber air minum Sumber air terbesar di Indonesia adalah air asin (laut, payau, dll.) Interusi air laut ke daratan terus terjadi dan mengalami peningkatan: perubahan kualitas sumber air pesisir Indonesia merupakan negara yang berpotensi mengalami krisis air
Desalinasi
Proses pemisahan/pelepasan garam sebagai padatan terlarut dari air garam/asin untuk menghasilkan air murni.
Air murni
Air garam
DESALINASI
Air garam pekat/konsentrat
Secara umum, membutuhkan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses-proses produksi air murni dari air tawar (air sungai, danau, limbah cair). Energi yang diperlukan proporsional dengan kadar garam/padatan terlarut Air umpan yang digunakan dapat berupa:
Jenis air Air payau Air laut Air laut standar Air tawar (sungai, dll) Total padatan terlarut (ppm) 1500 - 10000 10000 45000 35000 Sampai 1500
Teknologi Desalinasi
Desalinasi alami
Evaporasi (penguapan) Kondensasi Presipitasi (hujan) Pengumpulan
Teknologi Desalinasi
Proses Membran
Reverse Osmosis (RO) Elektrodialisis (ED)
Proses Termal
Distilasi sekejap multi tahap (MSFD) Distilasi multi tahap (MED)
Teknologi Desalinasi
Air laut/garam dipanaskan sampai 90-120 oC sehingga terbentuk campuran air dan uap air. Air laut yang telah dipanaskan kemudian dilewatkan pada suatu kolom sehingga akan terpisah menjadi dua (uap air dan air konsentrat). Uap air kemudian dikondensasikan untuk menghasilkan air murni. Sangat mungkin membawa kontaminan dalam umpan
Gambar diambil dari Department of Atomic Energy, India, 2010
Teknologi Desalinasi
Air laut dipanaskan (pada tahap/kolom pertama) untuk menghasilkan uap Uap yang terbentuk kemudian digunakan sebagai pemanas pada tahap berikutnya untuk menguapkan umpan air garam Uap pada tahap terakhir dikondensasikan dengan menggunakan air laut sebagai pendingin.
Ambar diambil dari Department of Atomic Energy, India, 2010
Teknologi Desalinasi
Air laut dipanaskan dalam tangki dengan menggunakan pemanas untuk menghasilkan uap Uap yang terbentuk kemudian dikompresi sehingga tekanan dan temperaturnya akan naik Uap hasil kompresi kemudian digunakan sebagai pemanas pada tangki umpan dan sebagai pemanas awal bagi umpan air laut sebelum masuk tangki. Hasil kondensiasi uap bertekanan tersebut merupakan air murni (produk)
Teknologi Desalinasi
Energi merupakan komponen biaya terbesar dalam proses desalinasi Penggunaan energi yang tersedia di alam (energi surya) atau energi buang (waste heat) merupakan langkah yang menarik. Kapasitas desalinasi pada sistem ini relatif kecil
Desalinasi surya
Gambar diambil dari Department of Atomic Energy, India, 2010 dan http://www.unep.or.jp
Membrane
Salt solution
Pure water
Proses desalinasi menggunakan membran. Proses pemisahan terjadi dengan memberikan tekanan hidrostatik melebihi tekanan osmotik dan tahanan yang lainnya Air akan berpindah melewati membran sementra garam ditahan oleh membran Tidak terjadi perubahan fase Modular sehingga mudah untuk discale up dan scale down
Pada prinsipnya sistem RO terdiri dari unit perlakuan awal (pre-treatment), unit membran dan unit perlakukan akhir (post-treatment) Energi yang diperlukan sangat bergantung pada kandungan padatan terlarut dalam umpan Energi pada aliran konsentrat (karena tekenan tinggi) dapat diperoleh kembali (recovery)
Proses pemisahan ion dari air dengan menggunakan membran bermuatan dan medan listrik
Ion-ion akan ditransfer menuju membran Sistem ED terdiri dari unit pre-treatment, modul membran, pompa sirkulasi tekanan rendah, power supply dan perlakuan akhir
Gambar diambil dari http://www.netl.doe.gov/
Kapasitas merupakan variabel penting yang menentukan biaya produksi Secara umum RO menunjukkan sebagai teknologi desalinasi yang lebih kompetetif
Frederick, 2010
Frederick, 2010
Teknologi Desalinasi
Konvensional: BBM, Listrik
Tenaga angin
Panas bumi
Desalinasi termal Pemahaman filosofi proses Pengurangan biaya operasi melalui inovasi teknologi Proses perpindahan panas yang efisien Penggunaan panas buang dan energi terbarukan
AIR LAUT
Air Laut dengan kandungan garam lebih tinggi (Konsentrat) Peningkatan jumlah dan kapasitas unit desalinasi Peningkatan jumlah konsentrat Opsi yang tersedia untuk membuang konsentrat terbatas Regulasi lingkungan yang semakin ketat Peningkatan kesadaran terhadap lingkungan
Konsentrasi garam jauh lebih tinggi dibandinkan dengan umpan (tergantung dari konsetrasi umpan, proses desalinasi yang digunakan dan jumlah air murni yang diambil) Volume konsentrat lebih besar dibandingkan dengan produk air murni Mempunyai titik didih yang lebih tinggi dan titik beku lebih rendah dibandingkan umpan Mempunyai tekanan osmotik dan densitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan umpan Terdapat kemungkinan adanya impuritas/kontaminan kimia dari aditif yang ditambahkan selama proses desalinasi Untuk proses desalinasi tertententu, mempunyai temperatur yang lebih tinggi
Teknologi Desalinasi
Buangan desalinasi
Konsentrat air laut (umpan)
Kandungan
Garam dan panas
Chemical Chemical Padatan tersuspensi Chemical Chemical Chemical
RO / MED / MSFD
RO
MED / MSFD
Penghambat korosi
Agen anti busa
Chemical
Chemical
RO Payau 60-85%
Pemekatan 2-3
NaOCl atau klorin bebas FeCl3 atau AlCl3 H2SO4 atau HCl NaHSO3 Inhibitor korosi
Konsentrat proses desalinasi menggunakan membran jauh lebih tinggi dibandingkan dengan proses desalinasi menggunakan panas Konsentrat proses desalinasi menggunakan panas mempunyai temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu air di lingkungan Sebagai akibat densitas yang lebih tinggi, konsetrat akan menuju bagian bawah laut sehingga dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan laut
Younos, 2005
Konsentrat garam
Air
Air
Reverse electrodialysis
I V
Concentrated water Anode
CE M
AE M
CE M
AE CE M M
AE AE M M
Strathmann, 2010
Catod e
Larutan garam pekat dan encer dipisahkan oleh rangkaian selang-seling AEM dan CEM
eNa+
ClNa+
ClNa+
ClNa+
e-
AEM bermuatan positif tetap dan hanya memungkinkan pengangkutan anion menuju anoda secara selektif,
CEM bermuatan negatif tetap dan hanya memungkinkan pengangkutan kation menuju katoda secara selektif Dengan difusi, arus ion dihasilkan. Arus ion ini dikoversi menjadi arus elektron pada elektroda oleh reaksi redoks yang tepat.
Oxidation