You are on page 1of 27

BAB I PENDAHULUAN

Akut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya keadaan darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak ditanggulangi dengan pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan, peradangan, perforasi atau obstruksi pada alat pencemaan. Peradangan bisa primer karena peradangan alat pencernaan ataupun perforasi akibat trauma (Dombal and Margulies, 1 !).

Manajemen pasien dengan akut abdomen memerlukan keputusan yang tepat dalam rentang "aktu yang singkat, untuk melakukan operasi pembedahan. Keputusan ini membutuhkan e#aluasi dari ri"ayat pasien dan pemeriksaan fisik, data laboratorium, dan tes pencitraan. $indrom acute abdominal pain menyebabkan sejumlah besar kunjungan ke rumah sakit dan dapat terjadi pada mereka yang sangat muda, sangat tua, laki%laki maupun perempuan, dan semua tingkatan sosioekonomi (&re"er,1 '.

(ebih dari tujuh juta pasien datang dengan akut abdomen ke )nstalasi *a"at Darurat setiap tahunnya diseluruh dunia. Dimana, +,%-1. merupakan kasus akut abdomen dengan penyebab yang tidak spesifik. $ebagian besar merupakan kasus ringan dengan prognosis yang baik namun demikian, beberapa kasus mengancam ji"a dapt berujung kepada kematian akibat misdiagnosis, termasuk diantaranya ruptur aorta, aneurisma, appendicitis, kehamilan ektopik, dan infark miokard (*raff, +//1'. $emua pasien dengan nyeri abdomen harus menjalani e#aluasi untuk menegakkan diagnosis sehingga pengobatan tepat "aktu dan dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas. Kasus abdominal pain tercatat ,. sampai 1/. dari semua kunjungan ga"at darurat atau , sampai 1/ juta pasien di Amerika $erikat (*raff, +//1'.

$tudi lain menunjukkan bah"a +,. dari pasien yang datang ke ga"at darurat mengeluh nyeri perut. Diagnosis ber#ariasi sesuai untuk kelompok usia, yaitu anak dan geriatri. $ebagai contoh nyeri perut pada anak%anak lebih sering disebabkan oleh apendisitis , sedangkan penyakit empedu, usus di#erticulitis, dan infark usus lebih umum terjadi pada bayi (0ordell, +//+'.

BAB II ISI

A. D12)3)$) Akut abdomen adalah suatu kondisi abdomen yang terjadi secara mendadak pada umumnya diikuti nyeri perut akibat dari radang, luka, penyumbatan (obstruksi', kerusakan organ (ruptur', sehingga memerlukan tindakan bedah darurat, $iegenthaller (+//4' mendefinisikan bah"a akut abdomen adalah suatu keadaan nyeri perut hebat yang terjadi dalam hitungan jam dan tidak diketahui diketahui penyebabnya, dimana dianggap sebagai keadaan darurat bedah karena tanda dan gejala klinisnya.

&. 1P)D1M)5(5*) Kasus abdominal pain tercatat ,. sampai 1/. dari semua kunjungan ga"at darurat atau , sampai 1/ juta pasien di Amerika $erikat (*raff (*, 6obinson D, +//1'. $tudi lain menunjukkan bah"a +,. dari pasien yang datang ke ga"at darurat mengeluh nyeri perut (0ordell 78 et all, +//+'. Diagnosis ber#ariasi sesuai untuk kelompok usia, yaitu anak dan geriatri. $ebagai contoh nyeri perut pada anak%anak lebih sering disebabkan oleh apendisitis, sedangkan penyakit empedu, usus di#erticulitis, dan infark usus lebih umum terjadi pada bayi (*raff (*, 6obinson D, +//1'.

0. 19)5(5*) &anyak kondisi yang dapat menimbulkan akut abdomen, apapun penyebabnya gejala utama yang menonjol adalah nyeri akut pada daerah abdomen. $ecara garis besar, akut abdomen dapat disebabkan oleh infeksi atau inflamasi, oklusi obstruksi, dan perdarahan. Keadaan infeksi atau peradangaan misalnya pada
3

kasus apendisitis, kolesistitis, atau penyakit 0rohn. Keadaan oklusi obstruksi misalnya pada kasus hernia inkaserata atau #ol#ulus. $edangkan keadaan perdarahan misalnya pada kasus trauma organ abdominal, kehamilan ektopik terganggu, atau rupture tumor ($inha, +/1/'.

Menurut sur#ei World Gastroenterology Organization, diagnosis akhir pasien dengan nyeri akut abdomen adalah apendisitis (+:.', kolesistitis (1/.', obstruksi usus halus (-.', keadaan akut ginekologi (-.', pancreatitis akut (;.', colic renal (;.', perforasi ulkus peptic (+,,.' atau di#erticulitis akut (1,,.' ($caglione, +/1+'.

D. A3A95M) DA3 2)$)5(5*) A&D5M13 &agian abdomen sering dibagi menjadi regio maupun - kuadran.

Pembagian berdasarkan

regio<

a' 6egio hipokondriak kanan b' 6egio epigastrika c' 6egio hipokondriak kiri d' 6egio lumbal kanan e' 6egio umbilicus f' 6egio lumbal kiri g' 6egio iliaka kanan h' 6egio hipogastrika i' 6egio iliaka kiri

Pembagian berdasarkan - kuadran< a' Kuadran kanan atas b' Kuadran kiri atas c' Kuadran kanan ba"ah d' Kuadran kiri ba"ah Perkembangan dari anatomi rongga perut dan organ%organ #isera

mempengaruhi manifestasi, patogenesis dan klinis dari penyakit abdominal peritoneum, dan persarafan sensoris #iseral sangat penting untuk e#aluasi acute abdominal disease (*ray, 1 4'.
5

$etelah ; minggu perkembangan janin, usus primitif terbagi menjadi foregut, midgut, dan hindgut. Arteri mesenterika superior menyuplai dari ke midgut (bagian keempat duodenum sampai midtrans#ersal kolon'. Foregut meliputi faring, esofagus, lambung, dan proksimal duodenum, sedangkan hindgut terdiri dari kolon distal dan rektum. $erabut aferen yang menyertai suplai #askuler memberikan persarafan sensoris pada usus dan terkait peritoneum #iseral. $ehingga, penyakit pada proksimal duodenum (foregut) merangsang serabut aferen celiac axis menghasilkan nyeri epigastrium. 6angsangan di sekum atau apendiks (midgut) mengaktifkan saraf aferen yang menyertai arteri mesenterika superior menyebabkan rasa nyeri di periumbilikalis, dan penyakit kolon distal menginduksi serabut saraf aferen sekitar arteri mesenterika inferior menyebabkan nyeri suprapubik. $araf prenikus dan serabut saraf aferen setinggi 0;, 0-, dan 0, sesuai dermatom bersama%sama dengan arteri prenikus mempersarafi otot%otot diafragma dan peritoneum sekitar diafragma. 6angsangan pada diafragma menerima (Diethelm,1 persarafan 4'. menyebabkan nyeri yang menjalar ke bahu. sesuai dengan segmen nerve roots Peritoneum parietalis, dinding abdomen, dan jaringan lunak retroperitoneal somatik

Persarafan organ abdominal

Peritoneum parietalis kaya akan iner#asi saraf sehingga sensitif terhadap rangsangan. 6angsangan pada permukaan peritoneum parietal akan menghasilkan sensasi yang tajam dan terlokalisir di area stimulus. Ketika peradangan pada #iseral mengiritasi pada peritoneum parietal maka akan timbul nyeri yang terlokalisir. &anyak =peritoneal signs= yang berguna dalam

diagnosis klinis dari acute abdominal pain. )ner#asi dual%sensorik dari ka#um abdomen yaitu serabut aferen #iseral dan saraf somatik menghasilkan pola nyeri yang khas yang membantu dalam diagnosis. Misalnya, nyeri pada apendisitis akut nyeri akan muncul pada area periumbilikalis dan nyeri akan semakin jelas terlokalisir ke kuadran kanan ba"ah melibatkan peritoneum parietal. $timulasi pada saat peradangan perifer akan saraf

menghasilkan sensasi yang tajam, tiba%tiba, dan terlokalisir dengan baik. 6angsangan pada saraf sensorik aferen intraperitoneal pada acute abdominal pain menimbulkan nyeri yang tumpul (tidak jelas pusat nyerinya', nyeri tidak terlokalisasi dengan baik, dengan onset gradual> bertahap dan durasi yang lebih lama. 3er#us #agus tidak mengirimkan impuls nyeri dari usus. $istem saraf aferen simpatik mengirimkan nyeri dari esofagus ke spinal cord. $araf aferen dari kapsul hepar, ligamen hepar, bagian central dari diafragma, kapsul lien, dan perikardium memasuki sistem saraf pusat dari 0; sampai 0,. Spinal cord dari 9! sampai 9 menerima serabut nyeri dari bagian diafragma perifer, kantong empedu, pankreas, dan usus halus. $erabut nyeri dari colon, appendik, dan #isera dari pel#is memasuki sistem saraf pusat pada segmen 91/ sampai (11. Kolon sigmoid, rektum, pel#ic renalis beserta kapsulnya, ureter dan testis memasuki sistem saraf pusat pada 911 dan (1. Kandung kemih dan kolon rektosigmoid dipersarafi saraf aferen dari $+ sampai $-. Pemotongan, robek, hancur, atau terbakar biasanya tidak menghasilkan nyeri di #isera pada abdomen. 3amun, peregangan atau distensi dari peritoneum akan menghasilkan sensasi nyeri. Peradangan peritoneum akan menghasilkan nyeri #iseral, seperti halnya iskemia. Kanker dapat menyebabkan intraabdominal pain jika mengenai saraf sensorik. Abdominal pain dapat berupa #iseral pain, parietal pain, atau reffered pain. isceral pain bersifat tumpul dan kurang terlokalisir dengan baik, biasanya di epigastrium, regio periumbilikalis atau regio suprapubik. Pasien dengan nyeri #iseral mungkin juga mengalami gejala berkeringat, gelisah, dan mual. 3yeri parietal atau nyeri somatik yang terkait dengan gangguan intraabdominal akan menyebabkan nyeri yang lebih inten dan terlokalisir dengan baik. !eferred pain merupakan sensasi nyeri dirasakan jauh dari lokasi sumber stimulus yang
8

sebenarnya. Misalnya, iritasi pada diafragma dapat menghasilkan rasa sakit di bahu. Penyakit saluran empedu atau kantong empedu dapat menghasilkan nyeri bahu. Distensi dari small bo"el dapat menghasilkan rasa sakit ke bagian punggung ba"ah. $elama minggu ke%, perkembangan janin, usus berkembang diluar rongga peritoneal, menonjol melalui dasar umbilical cord, dan mengalami rotasi 1:/? berla"anan dengan arah jarum jam. $elama proses ini, usus tetap berada di luar rongga peritoneal sampai kira%kira minggu 1/, rotasi embryologik menempatkan organ%oragan #isera pada posisi anatomis de"asa, dan pengetahuan tentang proses rotasi semasa embriologis penting secara klinis untuk e#aluasi pasien dengan acute abdominal pain karena #ariasi dalam posisi (misalnya, pelvic atau retrocecal appendix' (&uschard K, 1 ;'.

1. PA952)$)5(5*) Nyeri viseral 3yeri #iseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut, misalnya cedera atau radang. Peritoneum #iserale yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka terhadap perabaan, atau pemotongan. Dengan demikian sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa rasa nyeri pada pasien. Akan tetapi bila dilakukan penarikan atau peregangan organ atau terjadi kontraksi yang berlebihan pada otot sehingga menimbulkan iskemik, misalnya pada kolik atau radang pada appendisitis maka akan timbul nyeri. Pasien yang mengalami nyeri #iseral biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga biasanya ia menggunakan seluruh telapak tangannya untuk menunjuk daerah yang nyeri. 3yeri #iseral kadang disebut juga nyeri sentral ($jamsuhidajat et all,+//-'. Penderita memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan embrional organ yang terlibat. $aluran cerna berasal dari foregut yaitu lambung,

duodenum, sistem hepatobilier dan pankreas yang menyebabkan nyeri di ulu hati atau epigastrium. &agian saluran cerna yang berasal dari midgut yaitu usus halus usus besar sampai pertengahan kolon trans#ersum yang menyebabkan nyeri di sekitar umbilikus. &agian saluran cerna yang lainnya adalah hindgut yaitu pertengahan kolon trans#ersum sampai dengan kolon sigmoid yang menimbulkan nyeri pada bagian perut ba"ah. @ika tidak disertai dengan rangsangan peritoneum nyeri tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga penderita biasanya dapat aktif bergerak($jamsuhidajat , dkk., +//-'. Nyeri somatik 3yeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi saraf tepi, misalnya regangan pada peritoneum parietalis, dan luka pada dinding perut. 3yeri dirasakan seperti disayat atau ditusuk, dan pasien dapat menunjuk dengan tepat dengan jari lokasi nyeri. 6angsang yang menimbulkan nyeri dapat berupa tekanan, rangsang kimia"i atau proses radang ($jamsuhidajat dkk., +//-'. *esekan antara #isera yang meradang akan menimbulkan rangsang peritoneum dan dapat menimbulkan nyeri. Perdangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum dapat menyebabkan perubahan intensitas nyeri. *esekan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pada appendisitis akut. $etiap gerakan penderita, baik gerakan tubuh maupun gerakan nafas yang dalam atau batuk, juga akan menambah intensitas nyeri sehingga penderita pada akut abdomen berusaha untuk tidak bergerak, bernafas dangkal dan menahan batuk ($jamsuhidajat, dkk., +//-'. Nyeri alih 3yeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari satu daerah. Misalnya diafragma yang berasal dari regio leher 0;%0, pindah ke ba"ah pada masa embrional sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan atau peradangan akan dirasakan di bahu. Demikian juga pada kolestitis akut, nyeri dirasakan pada daerah ujung belikat. Abses diba"ah diafragma atau rangsangan karena radang atau trauma pada permukaan limpa
10

atau hati juga dapat menyebabkan nyeri di bahu. Kolik ureter atau kolik pielum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin luar seperti labia mayora pada "anita atau testis pada pria ($jamsuhidajat, dkk., +//-'.

Nyeri proyeksi 3yeri proyeksi adalah nyeri yang disebabkan oleh rangsangan saraf sensoris akibat cedera atau peradangan saraf. 0ontoh yang terkenal adalah nyeri phantom setelah amputasi, atau nyeri perifer setempat akibat herpes Aooster. 6adang saraf pada herpes Aooster dapat menyebabkan nyeri yang hebat di dinding perut sebelum gejala tau tanda herpes menjadi jelas ($jamsuhidajat, dkk., +//-'. Hiperestesia 8iperestesia atau hiperalgesia sering ditemukan di kulit jika ada peradangan pada rongga di ba"ahnya. Pada akut abdomen, tanda ini sering ditemukan pada peritonitis setempat maupun peritonitis umum. 3yeri peritoneum parietalis dirasakan tepat pada tempat terangsangnya peritoneum sehingga penderita dapat menunjuk dengan tepat lokasi nyerinya, dan pada tempat itu terdapat nyeri tekan, nyeri gerak, nyeri batuk serta tanpa rangsangan peritoneum lain dan defans muskuler yang sering disertai hipersetesi kulit setempat. 3yeri yang timbul pada pasien akut abdomen dapat berupa nyeri kontinyu atau nyeri kolik ($jamsuhidajat, dkk., +//-'. Nyeri kontinyu 3yeri akibat rangsangan pada peritoneum parietal akan dirasakan terus menerus karena berlangsung terus menerus, misalnya pada reaksi radang. Pada saat pemeriksaan penderita peritonitis, ditemukan nyeri tekan setempat. 5tot dinding perut menunjukkan defans muskuler secara refleks untuk melindungi

11

bagian yang meraadang dan menghindari gerakan atau tekanan setempat ($jamsuhidaja, dkk., +//-'. Nyeri kolik Kolik merupakan nyeri #iseral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya diakibatkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminer'. 3yeri ini timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena kontraksi berbeda maka kolik dirasakan hilang timbul ($jamsuhidajat, dkk., +//-'. Kolik biasanya disertai dengan gejala mual sampai muntah. Dalam serangan, penderita sangat gelisah. Bang khas ialah trias kolik yang terdiri dari serangan nyeri perut yang hilang timbul mual atau muntah dan gerak paksa. Nyeri iskemik 3yeri perut juga dapat berupa nyeri iskemik yang sangat hebat, menetap, dan tidak mereda. 3yeri merupakan tanda adanya jaringan yang terancam nekrosis. (ebih lanjut akan tampak tanda intoksikasi umum seperti takikardia, keadaan umum yang jelek dan syok karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.

2. P131*AKKA3 D)A*35$)$ 1. Anamnesis

Dalam anamnesis penderita akut abdomen, perlu ditanyakan dahulu permulaan nyerinya, letaknya, keparahannya dan, perubahannya, lamanya dan faktor yang mempengaruhinya. Adakah ri"ayat keluhan serupa. Muntah sering didapatkan pada pasien akut abdomen. Pada obstruksi usus tinggi, muntah tidak akan berhenti dan bertambah berat. Konstipasi didapatkan pada obstruksi usus besar dan pada peritonitis umum. 3yeri
12

tekan didapatkan pada iritasi peritoneum. @ika ada radang peritoneum setempat ditemukan tanda rangsang peritoneum yang sering disertai defans muskuler. Pertanyaan mengenai defekasi, miksi daur haid, dan gejala lain seperti keadaan sebelum serangan akut abdomen harus dimasukkan dalam anamnesis ($jamsuhidajat, dkk., +//-'.

Letak nyeri perut 3yeri #iseral dari suatu organ biasanya sesuai letaknya sama dengan asal organ tersebut pada masa embrional, sedangkan letak nyeri somatik biasanya dekat dengan organ sumber nyeri sehingga relatif mudah menentukan penyebabnya. 3yeri pada anak presekolah sulit ditentukan letaknya karena mereka selalu menunjuk daerah sekitar pusat bila ditanya tentang nyerinya. Anak yang lebih besar baru dapat menentukan letak nyeri ($jamsuhidajat, dkk., +//-'. Sifat nyeri &erdasarkan letak atau penyebarannya nyeri dapat bersifat nyeri alih, dan nyeri yang diproyeksikan. Cntuk penyakit tertentu, meluasnya rasa nyeri dapat membantu menegakkan diagnosis. 3yeri bilier khas menjalar ke pinggang dan ke arah belikat, nyeri pankreatitis dirasakan menembus ke bagian pinggang. 3yeri pada bahu kemungkinan terdapat rangsangan pada diafragma ($jamsuhidajat, dkk., +//-'. Permulaan nyeri an intensitas nyeri &agaimana bermulanya nyeri pada akut abdomen dapat menggambarkan sumber nyeri. 3yeri dapat tiba%tiba hebat atau secara cepat berubah menjadi hebat, tetapi dapat pula bertahap menjadi semakin nyeri. Misalnya pada perforasi organ berongga, rangsangan peritoneum akibat Aat kimia akan dirasakan lebih cepat dibandingkan proses inflamasi. Demikian juga

13

intensitas nyerinya. $esorang yang sehat dapat pula tiba%tiba langsung merasakan nyeri perut hebat yang disebabkan oleh adanya sumbatan, perforasi atau pluntiran. 3yeri yang bertahap biasanya disebabkan oleh proses radang, misalnya pada kolesistitis atau pankreatitis. Posisi pasien Posisi pasien dalam mengurangi nyeri dapat menjadi petunjuk. Pada pankreatitis akut pasien akan berbaring ke sebelah kiri dengan fleksi pada tulang belakang, panggul dan lutut. Kadang penderita akan duduk bungkuk dengan fleksi sendi panggul dan lutut. Pasien dengan abses hati biasanya berjalan sedikit membungkuk dengan menekan daerah perut bagian atas seakan%akan menggendong absesnya. Appendisitis akut yang letaknya retrosaekum mendorong penderitanya untuk berbaring dengan fleksi pada sendi panggul sehingga melemaskan otot psoas yang teriritasi. Akut abdomen yang menyebabkan diafragma teritasi akan menyebabkan pasien lebih nyaman pada posisi setengah duduk yang memudahkan bernafas. Penderita pada peritonitis lokal maupun umum tidak dapat bergerak karena nyeri, sedangkan pasien dengan kolik terpaksa bergerak karena nyerinya ($jamsuhidajat, dkk., +//-'. !. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan umum, "ajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan dan sikap berbaring. *ejala dan tanda dehidrasi, perdarahan, syok dan infeksi atau sepsis juga perlu diperhatikan. Inspeksi Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya letak rendah, dan bila orangnya kurus kadang%kadang terlihat peristalik usus (Darm%steifung'. 9anda%tanda khusus pada trauma daerah abdomen. Keadaan nutrisi penderita. 0ullenDs sign (daerah kebiruan pada periumbilical' dan grey turnerDs sign (daerah kebiruan pada bagian flank' merupakan tanda pancreatitis
14

&ekas%bekas trauma pada dinding abdomen, memar, luka, prolaps omentum atau usus. Kadang%kadang pada trauma tumpul abdomen sukar ditemukan tanda%tanda khusus, maka harus dilakukan pemeriksaan berulang oleh dokter yang sama untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan pada pemeriksaan fisik. Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya letak rendah, dan bila orangnya kurus kadang% kadang terlihat peristalsis usus (#arm$steifung)%
15

Palpasi Palpasi akan menunjukkan + gejala yaitu nyeri dan muscular rigidity& defense musculaire% 'yeri yang memang sudah dan akan bertambah saat palpasi sehingga dikenal gejala nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada peitonitis lokal akan timbul rasa nyeri di daerah peradangan dan daerah penekanan dinding abdomen. defense musculaire& muscular rigidity ditimbulkan karena rasa nyeri peritonitis diffusa dan rangsangan palpasi bertambah sehingga terjadi defense musculaire. Kebanyakan kasus nyeri epigastrik atau nyeri perut atas akan didapatkan nyeri tekan. Ada beberapa teknik palpasi khusus murphy sign (palpasi dalam di perut bagian kanan atas menyebabkan nyeri hebat dan berhentinya nafas sesaat' untuk cholecystitis, ro#sing sign (nyeri di perut kanan ba"ah saat palpasi di daerah kiri ba"ah>samping kiri' pada appendicitis. 3yeri lepas di perut kanan ba"ah pada appendicitis dan nyeri lepas di hampir seluruh bagian perut pada kasus peritonitis. Palpasi pada kasus akut abdomen memberikan rangsangan peritoneum melalui peradangan atau iritasi peritoneum secara lokal atau umum tergantung dari luasnya daerah yang terkena iritasi. 8epatomegali menandakan hepatitis dan abses hepar jika hebar teraba lunak, atau ca li#er jika teraba keras dan berbenjol%benjol. &enjolan di daerah epigastrik dapat berupa kanker lambung atau pancreas. Perkusi Perkusi pada akut abdomen dapat menunjukkan + hal yaitu perasaan nyeri oleh ketokan jari yang disebut sebagai nyeri ketok dan bunyi timpani karena meteorismus disebabkan distensi usus yang berisikan gas karena ileus obstruksi letak rendah. Pekak hati yang menghilang merupakan tanda khas terjadinya perforasi (tanda pneumoperitoneum, udara menutupi pekak hati'.

16

Auskultasi Auskultasi dapat memberikan informasi yang berguna tentang saluran pencernaan dan sistem #askular. $uara usus biasanya die#aluasi kuantitas dan kualitasnya. Data ini kemudian dapat dibandingkan dengan temuan selama palpasi dan die#aluasi untuk konsistensi. Meskipun beberapa pasien sengaja mencoba untuk menipu dokter mereka, beberapa mungkin melebih%lebihkan keluhan rasa sakit mereka sehingga tidak dapat diabaikan atau dianggap enteng. (ruveilhier$)aumgarten sign, adanya murmur pada auskultasi caput medusa pasien dengan hipertensi portal, akibat rekanalisasi dari #ena umbilical dengan aliran balik dari #ena porta. "e#tal $ou#her Pemeriksaan rectal toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga merupakan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya trauma rektum atau keadaan ampulla recti apakah berisi faeces atau teraba tumor. 0olok dubur dapat membedakan antara obstruksi usus dengan paralisis usus karena pada paralisis dijumpai ampula rekti yang melebar, sedangkan pada obstruksi usus ampulanya kolaps. Pemeriksaan #agina menambah informasi kemungkinan kelainan di organ ginekologis ($jamsuhidajat, dkk., +//-'.

%. Pemeriksaan Penun&an'

1. Pemeriksaan la(oratorium 1' Pemeriksaan darah rutin Pemeriksaan 8b diperlukan untuk memantau kemungkinan terjadinya perdarahan terus menerus. Demikian pula dengan
17

pemeriksaan hematokrit.

Pemeriksaan leukosit yang melebihi

+/.///>mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak terutama pada kemungkinan ruptura lienalis. $erum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar. +' Pemeriksaan urine rutin Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Crine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital. !. Pemeriksaan ra iolo'i 1' 2oto thoraks $elalu harus diusahakan pembuatan foto thoraks dalam posisi tegak untuk menyingkirkan adanya kelainan pada thoraks atau trauma pada thoraks. 8arus juga diperhatikan adanya udara bebas di ba"ah diafragma atau adanya gambaran usus dalam rongga thoraks pada hernia diafragmatika. +' Plain abdomen foto tegak Akan memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas retroperitoneal dekat duodenum, corpus alienum, perubahan gambaran usus. ;' )EP ()ntra#enous Pyelogram' Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.

18

-' Pemeriksaan Cltrasonografi dan 09%scan &erguna sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum. Pencitraan yang di rekomendasi menurut lokasi nyeri akut abdomen (0art"right, +//:'. (okasi nyeri Kuadran kanan atas Kuadran kiri atas Kuadran kanan ba"ah Kuadran kiri ba"ah $uprapubis %. Pemeriksaan khusus 1' Abdominal paracentesis Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna untuk menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum. (ebih dari 1//./// eritrosit>mm dalam larutan 3a0l yang keluar dari rongga peritoneum setelah dimasukkan 1//%%+// ml larutan 3a0l /. . selama , menit, merupakan indikasi untuk laparotomi. +' Pemeriksaan laparoskopi Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui langsung sumber penyebabnya. ;' 6ektosigmoidoskopi &ila dijumpai perdarahan dan anus perlu dilakukan rektosigmoidoskopi. Pencitraan Cltrasonografi 09 09 dengan media kontras )E 09 dengan media kontras )E dan oral Cltrasonografi

19

-' 3*9 Pemasangan nasogastric tube (3*9' untuk memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada trauma abdomen. Dari data yang diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan dan pemeriksaan khusus dapat diadakan analisis data untuk memperoleh diagnosis kerja dan masalah% masalah sampingan yang perlu diperhatikan. Dengan demikian dapat ditentukan tujuan pengobatan bagi penderita dan langkah% langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengobatan.

*. D)A*35$)$ &A3D)3* Kadang sukar membedakan kelainan akut di perut yang disertai nyeri perut dengan kelainan akut di toraks yang menyebabkan nyeri perut. Cmumnya pada anamnesis nyata bah"a penyakit organ toraks tidak didahului atau disertai dengan mual atau muntah. Kelainan perut umumnya tidak mulai dengan panas tinggi atau menggigil (kecuali pada apendisitis dan tifus abdominalis', sedangkan panas tinggi yang disertai menggigil laAim ditemukan sebagai tanda a"al kelainan akut toraks seperti pleuritis. Pada pemeriksaan perut pun tidak ditemukan tanda rangsangan peritoneum. 3yeri perut juga dapat disebabkan oleh kelainan organ kelamin dan saluran kemih. 6adang akut (pielitis' atau pionefros serta kolik ureter (batu atau gumpalan darah' mungkin menyebabkan tanda yang mirip akut abdomen.

20

Kwandran kanan atas: 1. Cholecystitis acute 2. Perforasi tukak duodeni 3. Pancreatitis acute 4. e!atitis acute 5. "cute con#esti$e he!ato%e#aly 6. Pneu%onia & !leuritis 7. Pyelonefritis acute 8. "'ses he!ar

Kwandran kiri atas: 1. (u!tur lienalis 2. Perforasi tukak la%'un# 3. Pancreatitis acute 4. (u!tur aneuris%a aorta 5. Perforasi colon )tu%or*cor!us alineu%) 6. Pneu%onia & !leuritis 7. Pyelonefritis acute 8. +nfark %iokard akut

Paraumbilical: 1. +leus o'struksi 2. "!!endicitis 3. Pancreatitis acute 4. ,ro%'osis "*- %esentrial 5. ernia +n#uinalis stran#ulata 6. "neuris%a aorta yan# !ecah 7. .i$erculitis )ileu%*colon)

Kwandran kanan bawah: 1. "!!endicitis 2. /al!in#itis acute 3. 0ra$iditas a1tra uterine yan# !ecah 4. ,orsi o$ariu% tu%or 5. ernia +n#uinalis incarcerata2stran#ulata 6. .i$erticulitis 3eckel 7. +leus re#ionalis 8. Psoas a'ses 9. 4atu ureter )kolik)

Kwandran kiri bawah: 1. /i#%oid di$erculitis 2. /al!in#itis acute 3. 0ra$iditas a1tra uterine yan# !ecah 4. ,orsi o$ariu% tu%or 5. ernia +n#uinalis incarcerata2stran#ulata 6. Perforasi colon descenden )tu%or2 cor!us alineu%) 7. Psoas a'ses 8. 4atu ureter )kolik)

21

Perkiraan penyebab berdasarkan fakta bah"a patologi struktur yang mendasari di setiap regio cenderung memberikan nyeri perut maksimal di regio tersebut. "i'ht hypo#on ria# 6ight lo"er lobe pneumonia>embolism 0holecystitis &iliary colic 8epatitis Epi'astri# Pancreatitis *astritis Pepti colic Myocardial infarction Left hypo#on ria# (eft lo"er lobe pneumonia>embolism (arge bo"el obstruction

"i'ht lum(ar 6enal colic Appendicitis

Um(ili#al $mall bo"el obstruction Aortic aneurysm *astroenteritis 0rohnDs disease

Left lum(ar 6enal colic

)ntestinal ischaemia (arge bo"el obstruction

"i'ht ilia# Appendicitis 0rohnDs disease

Hypo'astri# 0ystitis Crinary 6etention 1ndometriosis

Left Ilia# $igmoid di#erticulitis (eft tubo%o#arian pathology

6ight tubo%o#arian pathology Dysmenorrhea

8. P13A9A(AK$A3AA3 9ujuan dari penatalaksanaan Akut abdomen antara lain, adalah < 1' Penyelamatan ji"a penderita +' Meminimalisasi kemungkinan terjadinya cacat dalam fungsi fisiologis alat pencemaan penderita.
22

&iasanya langkah%langkah itu terdiri dari < 1' 9indakan penanggulangan darurat a' &erupa tindakan resusitasi untuk memperbaiki sistim pernafasan dan kardio#askuler yang merupakan tindakan penyelamatan ji"a penderita. &ila sistim #ital penderita sudah stabil dilakukan tindakan lanjutan. b' 6estorasi keseimbangan cairan dan elektrolit. c' Pencegahan infeksi dengan pemberian antibiotika. +'9indakan penanggulangan definitif 9ujuan pengobatan di sini adalah < a' Penyelamatan ji"a penderita dengan menghentikan sumber perdarahan. b' Meminimalisasi cacad yang mungkin terjadi dengan cara < o Menghilangkan sumber kontaminasi. o Meminimalisasi o Mengembalikan fisiologis. 9indakan untuk mencapai tujuan ini berupa operasi dengan membuka rongga abdomen yang dinamakan laparotomi. (aparotomi eksplorasi darurat a' 9indakan sebelum operasi 1' Keadaan umum sebelum operasi setelah resusitasi sedapat mungkin harus stabil. &ila ini tidak mungkin tercapai karena perdarahan yang sangat besar, dilaksanakan operasi langsung untuk menghentikan sumber perdarahan. +' Pemasangan 3*9 (nasogastric tube) ;' Pemasangan dauer$*atheter -' Pemberian antibiotika secara parenteral pads penderita dengan persangkaan perforasi usus, shock berat atau trauma multipel.
23

kontaminasi

yang

telah usus dan

terjadi

dengan

membersihkan rongga peritoneum. kontinuitaspassage menyelamatkan sebanyak mungkin usus yang sehat untuk meminimalisasi cacat

,' Pemasangan

thorax$drain

pads

penderita

dengan

fraktur

iga,

haemothoraks atau pneumothoraks. b' )nsisi laparotomi untuk eksplorasi sebaiknya insisi median atau para median panjang. c' (angkah%langkah pada laparotomi darurat adalah < 1' $egera mengadakan eksplorasi untuk menemukan sumber perdarahan. +' Csaha menghentikan perdarahan secepat mungkin. &ila perdarahan berasal dari organ padat penghentian perdarahan dicapai dengan tampon abdomen untuk sementara. Perdarahan dari arteri besar hams dihentikan dengan penggunaan klem #askuler. Perdarahan dari #ena besar dihentikan dengan penekanan langsung. ;' $etelah perdarahan berhenti dengan tindakan darurat diberikan kesempatan pads anestesi untuk memperbaiki #olume darah. -' &ila terdapat perforasi atau laserasi usus diadakan penutupan lubang perforasi atau reseksi usus dengan anastomosis. ,' Diadakan pembersihan rongga peritoneum dengan irigasi larutan 3a0l fisiologik. !' $ebelum rongga peritoneum ditutup harus diadakan eksplorasi sistematis dari seluruh organ dalam abdomen mulai dari kanan atas sampai kiri ba"ah dengan memperhatikan daerah retroperitoneal duodenum dan bursa omentalis. 4' &ila sudah ada kontaminasi rongga peritoneum digunakan drain dan subkutis serta kutis dibiarkan terbuka.

24

BAB III PENU$UP

)stilah akut abdomen merupakan tanda dan gejala yang disebabkan penyakit intra abdominal dan biasanya membutuhkan terapi pembedahan. &anyak penyakit yang menimbulkan gejala di perut, beberapa di antaranya tidak memerlukan terapi pembedahan, sehingga e#aluasi pasien dengan nyeri abdomen harus dilakukan dengan cermat (&re"er,1 '.

&erbagai penyebab pada keadaan akut abdomen dapat berasal dari intra dan ekstra abdomen. Morbiditas dan mortalitas ditentukan oleh kecepatan penanganan yang sangat tergantung dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Diperlukan pengetahuan yang luas, mencakup anatomi, fisiologi, pemeriksaan fisik dasar, dan pengalaman klinis multidisiplin. $elain itu juga perlu teliti, "aspada, dan peka terhadap perkembangan dari "aktu ke "aktu, serta mampu menggunakan rasio setepat mungkin . Pada akut abdomen, apapun penyebabnya, gejala utama yang menonjol adalah nyeri akut pada daerah abdomen. Kadang%kadang penyebab utama sudah jelas seperti pada trauma abdomen berupa #ulnus abdominis penetrans namun kadang% kadang diagnosis akut abdomen baru dapat ditegakkan setelah pemeriksaan fisik serta pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan radiologi yang lengkap dan masa obser#asi yang ketat.

25

DA)$A" PUS$A*A Andersson P, K#itting @P, Dru#efors PF + phytobezoar in the acute abdomen. Am @ &re"er &@, *olden *9, 8itch D0, et al< +bdominal pain, +n analysis of -,... consecutive cases in a /niversity 0ospital emergency room. Am @ $urg 1;1<+1 % ++;, 1 . &uschard K, Kjaeldgaard A< 1nvestigation and analysis of the position, fixation, length, and embryology of the vermiform appendix. Acta 0hir $cand 1; <+ ;%+ :, 1 ;. 0ordell 78, Keene KK, *iles &K, et al< 2he high prevalence of pain in emergency medical care. Am @ 1merg Med +/<1!,%1! , +//+. 0ornbluth A, $achar D&, $alomon P. 1 :. (rohn3s disease. Sleisenger 4 Fordtran3s Gastrointestinal and 5iver #isease, 6athophysiology, #iagnosis, and 7anagement. Eol +. !th. Philadelphia, Pa< 7& $aunders 0o. 0raig, et al. +/11. +ppendicitis 2reatment and 7anagement. 1medicine.medscape.com. DD8aens *, &aert 2, #an Assche *, et al. +//:. 8arly combined immunosuppression or conventional management in patients "ith ne"ly diagnosed (rohn3s disease, an open randomised trial (http<>>""".ncbi..nlm.nih.go#>pubmed>1:+ ,/+;. Diethelm A*, $tanley 6@, 6obbin M(< 9he acute abdomen. 1n $abiston D0 (ed'< 2extboo* of Surgery, 2he )iological )asis of 7odern Surgical 6ractice, -9th ed. Philadelphia, 7& $aunders, 1 4, pp :+,%:-!. Dombal 29, Margulies M. 1 !. +cute +bdominal 6ain. *ut.bmj.com

*raff (*, 6obinson D< +bdominal pain and emergency department evaluation. 1merg Med 0lin 3orth Am 1 <1+;%1;!, +//1. *ray $7, $kandalakis @1< 1mbryology for $urgeons< 2he 8mbryological )asis for the 2reatment of (ongenital #efects. Philadelphia, 7& $aunders, 1 4'. 8older, Andre. +/11. #ysmenorrhea in 8mergency 7edicine (http<>>emedicine.medscape.com> article>4 ,!44. Ka#anagh $F 2he acute abdomen : assessment, diagnosis and pitfalls. CK MP$ 0asebook +//- 2ebF1+(1'<11%14 Miettinen, et al. 1 !. +cute +bdominal 6ain in +dults. http<>>""".ncbi.nlm.nih.go#>pubmed>:4; +!
26

Mudgil, $hikha. +// . 2ubo Ovarian +bscess (http<>>emedicine.medscape.com>article> -/-,;4%o#er#ie". Panes @, *omollon 2, 9aGonera 0, et al. +//4. (rohn3s disease, a revie" of current treatment "ith a focus on biologics (http<>>""".ncbi.nlm.nih.go#>pubmed>1:/;-,: . 6eed *(, )bebuogu C3, 9hornton @7,F +n unrecognized cause of acute abdomen in peripartum cardiomyopathy. $outh Med @. +//: AprF1/1(-'<--4%:. $jamsuhidajat, et al. +//,. )u*u +;ar 1lmu )edah 8disi <. @akarta < 1*0 $urg. +// 2ebF1 4(+'<e+1%+. 1pub +//: $ep 11. HabstractI$"ierAe"ski, $tanley @. +/11. +cute /rinary !etention (http<>>""".healthcommunities.com> acute% urinary%retention>o#er#ie"%of%acute%urinary%retention.shtml. 9essy, Agus dkk. +//;. Sistitis. &uku Ajar )lmu Penyakit Dalam. @akarta < &alai Penerbit 2KC). 9horeson 6, 0ullen @@.+//4. 6athophysiology of inflammatory bo"el disease, an overvie" (http<>>""".ncbi.nlm.nih.go#>pubmed>14,!/-1;. 9ierney (M. +//1. (rohn3s disease. (urrent 7edical #iagnosis and 2reatment. -/th ed. 3e" Bork, 3B< Mc*ra"%8ill Professional Publishing. 7idjarnako, &. +// . 8ndometriosis. (http<>>obfkumj.blogspot.com> 1ndometriosis.html.

27

You might also like