You are on page 1of 1

Secara patofisiologi, sindrom ITP disebabkan oleh autoantibodi trombosit spesifik yang berikatan dengan trombosit autolog kemudian

dengan cepat dibersihkan dari sirkulasi oleh sistem fagosit mononuklir melalui reseptor Fc makrofag. Pada tahun 1982 Van Leeuwen pertama mengidentifikasi membran trombosit glikoprotein IIb/IIIa (CD41) sebagai antigen yang dominan dengan mendemonstrasikan bahwa elusi autoantibodi dari trombosit pasien dengan ITP berikatan dengan trombosit normal. ITP juga memiliki kecenderungan genetik setelah didiagnosis pada kembar monozigot dan pada beberapa keluarga, serta telah diketahui adanya kecenderungan menghasilkan autoantibodi pada anggota keluarga yang sama. Kemudian Alel HLADR4 dan DRB *0410 dihubungkan dengan respons yang menguntungkan dan merugikan terhadap kortikosteroid, dan HLA-DRB 1*1501 dihubungkan dengan respons yang tidak menguntungkan terhadap splenektomi. Autoantibodi yang berhubungan dengan trombositopenia ditemukan pada 75% pasien ITP. Autoantibodi antitrombosit IgG ditemukan pada kira-kira 50-85% pasien. Antibodi antitrombosit IgA serum juga ditemukan sesering IgG. Antibodi IgM juga ditemukan pada sejumlah kecil pasien tetapi tidak pernah sebagai autoantibodi tunggal. Peningkatan IgG telah tampak di permukaan trombosit dan kecepatan destruksi trombosit pada ITP adalah proporsional terhadap kadar yang menyerupai trombosit yang berhubungan dengan immunoglobulin. Autoantibodi dengan mudah ditemukan dalam plasma atau dalam elusi trombosit pada pasien dengan penyakit yang aktif tetapi jarang ditemukan pada pasien yang mengalami remisi. Hilangnya antibodi-antibodi berkaitan dengan kembalinya jumlah trombosit yang normal. Masa hidup trombosit memendek pada ITP berkisar dari 2-3 hari hingga beberapa menit. Pasien yang trombositopenia ringan sampai sedang mempunyai masa hidup terukur yang lebih lama dibandingkan dengan pasien dengan trombositopenia berat.

You might also like