You are on page 1of 17

BAB IV PROSES PRODUKSI Proses produksi semen Andalas di PT Lafarge Cement Indonesia menggunakan proses kering (dry process)

dengan beberapa keunggulan diantaranya : 1. Kiln lebih pendek dan ditambah suspension cyclone preheater (banyak pilihan teknologi yang dapat digunakan) . !onsumsi panas (Energy consumption)"#$% kcal/kg klinker &. !apasitas produksi lebih besar dengan adanya new suspension preheater ('(P) yang dilengkapi dengan kalsiner (Secondary burner) )ntuk mempermudah proses pengamatan* maka PT Lafarge Cement Indonesia membagi area ker+anya men+adi beberapa sektor* yaitu : penyediaan bahan baku (quarry)* penghan,uran bahan mentah (raw material crushing area)* area penggilingan dan penghalusan bahan baku (raw material grinding and milling area )* area pemanasan dan kiln (preheater kiln area)* area cement mill* dan area pengepakan (packing area). 4.1 Penyediaan Bahan Baku -ahan baku yang digunakan dalam pembuatan semen di PT Lafarge Cement Indonesia antara lain : -atu kapur (Limestone)* pasir silika (siltstone)* shale (Al .&)* pasir besi (iron sand)* po//olan dan gypsum. 4.1.1 Penambangan Batu Kapur Limestone! -atu kapur (limestone) digunakan sebagai sumber Ca. yang merupakan senya0a utama pembentukan clinker. -atuan ini padat dan keras yang tersedia dalam +umlah yang ,ukup banyak di sekitar area pabrik dalam bentuk deposit disebut dengan quarry I. Penambangan bahan baku dilakukan dengan ,ara penambangan terbuka (open pit minning) dengan sistem bertangga yaitu penambangan yang dimulai dari pun,ak bukit sampai ke ba0ah. 1engan sistem ini dapat diperoleh batu kapur dalam +umlah yang besar dan mudah. Tahap ker+a ini meliputi beberapa tahap yaitu :

1. Tahap Pengupasan (stripping) 2aitu dengan membuang lapisan atas tanah dan pepohonan yang menutupi lapisan batu kapur (limestone) dengan buldo er e!cha"ator. . Tahap Pengeboran (#rilling) 2aitu pembuatan lubang bor untuk tempat peledakan. !edalaman pengeboran yaitu 1% 3 1 meter dan +arak antar lubang se+auh & 3 4 meter. &. Tahap Peledakan (blasting) 2aitu lubang yang telah di bor diisi dengan dengan bahan peledak berupa dinamit dan detonator. 4. Pengumpulan dan Pengangkutan hasil ledakan -atu kapur yang sudah diledakkan kemudian dipindahkan ke dump truck dan e!ca"ator dan di ba0a ke area crusher. $. Tahap Penghan,uran ($rushing) -atu kapur yang berukuran besar (1 m) akan dihan,urkan dengan menggunakan crusher +enis impact hammer $rusher sehingga ukurannya men+adi $ mm* kemudian disimpan pada stockpile yang berbentuk lingkaran. Limestone yang digunakan sebagai bahan baku adalah sebesar 5$6. 4.1." Penambangan #anah Si$ika Siltstone! dan #anah %iat Shale! Tanah silika (siltstone) digunakan sebagai sumber silika ((i. ) dengan persentase penggunaan sebanyak %6* sedangkan tanah liat (shalestone) sebagai sumber alumina (Al .&) biasanya digunakan sebanyak $ 3 1%6. bahan diperoleh dari sistem penambangan terbuka 7uarry II. Tanah silika diperoleh dengan ,ara yang hampir sama dengan penambangan batu kapur (limestone)* sedangkan tanah liat lebih dan

lunak dari batu kapur dan batu silika sehingga pengambilannya tidak membutuhkan peledakan (blasting). Tahap ker+a yang dilakukan untuk penambangan dan pengambilan shale adalah sebagai berikut: 1. Pengerukan dan pendorongan . Pengangkutan &. Penghan,uran ($rushing) Pengerukan dan pendorongan dilakukan oleh bulldo er dan di masukkan ke dalam dump truck dengan menggunakan e!ca"ator di atas bukit* selan+utnya bahan diangkut dengan dump truck menu+u ke %eed hopper untuk dihan,urkan dengan menggunakan primary siltstone/shalestone crusher +enis roller press $rusher untuk dihan,urkan. Pada &rimary siltstone/shalestone $rusher masih berukuran besar* sehingga material perlu dimasukkan lagi ke dalam secondary siltstone/sahlestone crusher. 8asil penghan,uran berkisar 9 % mm kemudian diangkut dengan belt con"eyor menu+u stockpile tertutup (bin) agar tidak ber,ampur dengan air. 4.1.& Penambangan Pa'ir Be'i Iron Sand! -ahan tambahan (additi:e) yaitu pasir besi (iron sand) digunakan sebagai sumber ferrit (;e .&) karena umumnya ;e .& sangat kurang kandungannya baik dalam siltstone maupun alumina dan hanya digunakan sebanyak 1 3 46 dalam ,ampuran bahan baku. Pasir berbentuk butiran dengan ukuran yang sudah ke,il tidak perlu dihan,urkan. Pasir besi ini didatangkan dari Lampanah* A,eh -esar yang diangkut menggunakan dump truck ke tempat penampungan* dari tempat penampungan pasir besi dimasukkan ke %eed hopper additi"e dengan menggunakan wheell loader' kemudian diba0a dengan menggunakan belt con"eyor ke additi"e bunker. 1iba0ah additi"e bunker terdapat weight %eeder untuk mengatur berat pasir besi yang diumpankan bersama limestone' shalestone dan siltstone dengan perbandingan tertentu ke unit raw mill. Pasir besi berfungsi sebagai senya0a yang bisa menurunkan titik leleh dalam pembakaran dan mempengaruhi 0arna semen. 4.1.4 (yp'um (ypsum merupakan mineral yang mempunyai rumus kimia Ca(.4. 8 .. -ahan ini banyak terdapat di alam* +uga dapat diperoleh sebagai hasil sampingan industri yang dinamakan dengan gypsum sintetik. (aat ini gypsum yang digunakan

pada pabrik PT. LCI adalah gypsum alam yang diimpor dari Thailand. (ypsum dari pelabuhan diangkut ke tempat penyimpanan yaitu gypsum silo dengan menggunakan belt con"eyor. Penambahan gypsum pada proses pembuatan semen adalah sebagai pengatur lamanya 0aktu pengerasan (settling time). 4.1.) P*++*$an Po//oland dapat dikategorikan kedalam kelompok yaitu po//olan alam (natural po olan) dan po//olan buatan (arti%icial po olan). Po//olan alam merupakan hasil proses :ulkanisasi gunung berapai yang terbentuk dari senya0a oksida silika dan alumina dimana partikel<partikelnya berbentuk !ristal dan glassy* misalnya abu :ulkanis* tanah diatome dan tufa. (edangkan po//olan buatan diperoleh dari hasil samping sisa pembakaran batu bara yang lebih dikenal dengan %ly ash dan +uga dapat diperoleh dari proses pembakaran batu<batuan silika seperti ,lay* shale dan diatomite. Po//oland digunakan untuk proses pembuatan (emen Portland Po//olan (PPC) karena bahan bakunya mudah diperoleh dan biayanya murah. -ahan baku po//olan untuk pabrik semen PT. Lafarage Cement Indonesia diperoleh di sekitar =unung (eula0ah* !rueng >aya* A,eh -esar. 4." Penghan,uran Bahan -entah Raw Material Crushing! -ahan baku hasil penambangan dari tempat penambangan* diangkut dengan menggunakan dump truck dan kemudian di,urahkan kedalam hopper. ;ungsi dari hopper ini adalah sebagai alat penampungan a0al untuk memasukkan ke dalam crusher. 8opper yang digunakan untuk menampung batu kapur tidak menggunakan kisi 3 kisi pada bagian atasnya* sedangkan yang digunakan untuk menampung silika* dan pasir besi* dilengkapi dengan kisi 3 kisi. !isi 3 kisi ini berguna untuk menyaring bahan yang ukuran diameternya lebih besar dan diperkirakan dapat mengganggu sistem ker+a crusher. $rusher yang digunakan untuk menghan,urkan batu kapur terdiri dari &? buah hammer yang berotasi untuk menghan,urkan batu 3 batu kapur yang berukuran besar (1 m). 1idalam crusher +uga terdapat screener* yang berfungsi untuk mengayak atau menyaring batu kapur sehingga batu kapur yang ukurannya lebih ke,il akan langsung

+atuh menu+u apron %eed con"eyor. (etelah mengalami penghan,uran* batu kapur tersebut akan menu+u apron %eed con"eyor yang sama. $rusher yang digunakan pada PT Lafarge Cement Indonesia biasa beroperasi selama 1% +am dengan +umlah kapasitas ?%% ton per +am untuk produksi dengan ukuran untuk produksi dengan ukuran yang dikehendaki adalah % mm dan #%% ton per +am $ mm.

=ambar 4.1 Limestone $rusher )ntuk bahan baku siltstone +enis crusher yang digunakan adalah sama dengan limestone* yaitu impact hammer crusher dengan kapasitas 1 % 3 %% ton per +am untuk mendapatkan ukuran 9 % ml.

=ambar 4. Siltstone $rusher )ntuk bahan baku Shale +enis crusher yang digunakan ada * yaitu +enis double roller crusher (primary crusher) dan double tooth roller crusher (secondary crusher) dengan kapasitas @ ?% ton per +am. Alasan penggunaan crusher ini dikarenakan bahan baku +enis shale ini bersifat lunak sehingga tidak efisien +ika menggunakan +enis crusher yang lain. (etelah mengalami proses penghan,uran* bahan 3 bahan tersebut dikirim menu+u tempat penyimpanan yaitu Stock &ile dengan menggunakan belt con"eyer.

=ambar 4.& Shale $rusher Tempat penyimpanan bahan baku terdiri dari bagian utama yaitu: < < Stock &ile )in

(edangkan alat 3 alat penun+ang yang membantu dalam penyimpanan bahan baku adalah : < < *eclaimer Stacker

)mumnya* stock pile dibagi men+adi dua bagian yaitu sisi kanan dan sisi kiri hal ini dilakukan untuk menun+ang proses* +ika stock pile bagian kanan sedang digunakan sebagai masukan proses* maka sisi bagian kiri akan diisi bahan baku dari crusher. -egitu +uga sebaliknya. )ntuk mengatur letak penyimpanan bahan baku* selain itu stock pile +uga dilengkapi dengan reclaimer. *eclaimer ini berfungsi untuk memindahkan atau mengambil raw material dari stock pile ke belt con"eyor dengan kapasitas tertentu* sesuai dengan kebutuhan proses* alat ini sendiri berfungsi untuk menghomogenkan bahan baku yang akan dipindahkan ke belt con"eyor. (elan+utnya bahan baku dikirim dengan menggunakan belt con"eyor menu+u tempat penyimpanan kedua* yang biasa dikatakan merupakan a0alan masukan proses pembuatan semen* yaitu hopper ( limestone dan siltstone) dan bin (shale).

4.&

Penggi$ingan dan Pengha$u'an Bahan Baku Raw Material Grinding and Milling) Pengumpanan bahan baku ke dalam sistem proses selan+utnya diatur oleh

weight %eeder* yang diletakkan tepat diba0ah bin dan hopper dan dikirim ke raw mill melalui belt con"eyor. Alat utama yang digunakan dalam proses penggilingan dan pengeringan bahan baku adalah hori ontal roller mill +raw mill). Aedia pengeringannya adalah udara panas yang berasal dari kiln yang dile0atkan pada pre,heater untuk menurunkan suhunya hingga &%% 3 &$%BC. )dara panas tersebut +uga berfungsi sebagai media pemba0a bahan 3 bahan yang telah halus menu+u alat proses selan+utnya. Alat 3 alat yang mendukung proses ini : 1. Separator . )ag %ilter *aw mill yang digunakan terdiri dari & ruang (chamber)* yaitu drying chamber (ruang pengeringan)' chamber 1* dan chamber .Pada chamber 1 terdapat bola 3 bola yang berukuran ?% 3 C% mm* sedangkan untuk chamber terdapat bola 3 bola dengan ukuran &% 3 $% mm. -ahan baku masuk kedalam hori ontal roller mill (raw mill) pada bagian depan bersama udara panas yang berasal dari kiln melalui drying chamber dan selan+utnya masuk ke bagian chamber 1 untuk mengalami proses penggilingan. Aaterial yang sudah tergiling halus akan terba0a udara panas keluar raw mill menu+u separator melalui bagian atas alat tersebut. (eparator berfungsi untuk memisahkan material yang sudah halus dan masih kasar. Aaterial yang sudah halus akan dikeluarkan dari raw mill melalui dia%raghma sedangkan untuk material yang masih kasar akan dikembalikan (re-ected) ke chamber 1 dan chamber untuk digiling dan dihaluskan kembali hingga ukurannya sesuai. Prinsip yang digunakan untuk melakukan penggilingan pada raw mill ini ada dua* yaitu cascading action dan cataracting action.$ascading action adalah mekanisme penggilingan dengan memanfaatkan ruang diantara putaran bola 3 bola yang saling bergesekan satu dengan yang lain* sedangkan cataracting action adalah mekanisme penggilingan dengan memanfaat kan benturan yang ter+adi antara bola 3 bola mill.

=ambar 4.4 $ascading .ction

=ambar 4.$ $ataracting .ction (emetara itu partikel yang ukurannya telah memenuhi kebutuhan akan dikirim ke blending silo untuk mengalami pengadukan dan homogenisasi. Partikel yang terlalu halus (debu) akan terba0a udara panas menu+u bag %ilter. Alat ini berfungsi untuk menangkap debu<debu tersebut sehingga tidak lepas ke udara. 1ebu< debu yang tertangkap* di kumpulkan di dalam dust bin* sementara itu udara akan keluar keluar melalui stack.

=ambar 4.4 *aw /ill

(ebelum material dimasukkan ke dalam storage silo* terlebih dahulu di analisa kadar L(; (limestone %actor) atau kadar ke+enuhan kapur* (> (silica *atio)* dan A> (alumina *atio)* kadar L(; ditetapkan berkisar CC 3 1%& dengan menggunakan persamaan:

L(; D

(Pers. 4.1)

!adar silica ratio ((>) ditetapkan berkisar *4 < *?6 dengan menggunakan persamaan:

(> D

(Pers. 4. )

!adar alumina ratio (A>) ditetapkan berkisar 1*4 3 1*?6 dengan menggunakan persamaan:

A> .

(Pers. 4.&)

>asio ini digunakan untuk mengontrol ratio C AEC4A; di dalam clinker. (etting time dan panas hidrasi semen tergantung pada nilai ratio ini. Alat utama yang digunakan untuk men,ampur dan menghomogenkan bahan baku adalah blending silo* dengan media pengaduk adalah udara dari kompressor. )lending silo yang digunakan di PT. LCI ini ada sebanyak dua buah dan se+enis yang saling menyilang (crosso"er) sehingga sering disebut dengan homo silo. )lending silo terdiri dari dua bagian utama* yaitu bagian untuk men,ampur (mi!ing) pada sisi atas dan storage silo pada bagian ba0ah. Pada saat salah satu silo sedang beker+a* maka silo yang lain akan lebih berfungsi sebagai tempat penyimpanan produk yang sudah dihomogenkan* sehingga akan meminimalisasi energi yang digunakan. -ahan baku masuk dari bagian atas blending silo* oleh karena itu alat transportasi yang digunakan untuk mengirim bahan baku hasil penggilingan blending silo adalah bucket ele"ator* dan keluar dari bagian ba0ah blending silo dilakukan pada

beberapa titik dengan +arak tertentu* dan diatur dengan menggunakan "al"e yang sudah diatur 0aktu bukaannya. Proses pengeluarannya dari beberapa titik dilakukan untuk menambah kehomogenan bahan baku. )lending silo dilengkapi dengan alat pendeteksi ketinggian (le"el indicator)* sehingga +ika blending silo sudah penuh* maka pemasukan bahan baku terhenti se,ara otomatis. Pelaksanaan operasi sumber bahan baku yang telah homogen diambil dari blending silo tersebut. 4.4 Pemana'an dan Ki$n Preheater Kiln! Pada unit preheater kiln* proses pembuatan semen dapat dibagi men+adi & yaitu : 1. Proses Pemanasan a0al (&reheater) . Proses pembakaran (kiln) &. Proses Pendinginan ($ooling) !etiga tahap proses tersebut merupakan unit terpenting dalam proses pembuatan semen* karena pada unit akan ter+adi reaksi senya0a<senya0a pembentuk clinker. 4.4.1 Pr*'e' Pemana'an Preheater! &reheater digunakan untuk pemanasan a0al raw meal sehingga pemanasan selan+utnya dalam kiln lebih mudah. &reheater adalah tempat ter+adinya pertukaran panas antara material dengan gas panas yang berasal dari kiln. 1i dalam preheater ini ter+adi aliran counter current antara gas panas (dari ba0ah) dan material (dari atas). Aaterial akan menyerap gas panas yang berasal dari kiln sehingga sebagian material akan terurai dan menguap* diantaranya akan melepaskan 8 . dan C. . &reheater terdiri dari 4 stage preheater yang diataur se,ara :erti,al. Pada stage I terdapat dua pasang preheater I* sedangkan pada stage ke II dan III terdapat masing<masing sepasang preheater II* sepasang preheater III dan sepasang preheater IF serta sebuah precalciner. Pada setiap stage dipasang preheater ganda agar pengaturan +umlah material yang masuk ke preheater lebih mudah dan pemisahan material pada setiap stage lebih baik. Aaterial yang berupa raw meal bersama gas panas masuk ke preheater I akibat gaya dorong dari udara panas dan gaya berat material yang masuk melalui bagian

samping preheater maka material akan membentuk spiral* dan ter+adi pemisahan antara gas panas dan material. =as panas yang keluar dari preheater I bertemperatur sekitar &$%C* sebagian dialirkan ke raw mill* coal mill dan sebagian lagi dialirkan ke cooling tower untuk selan+utnya dilepaskan ke udara. (elan+utnya material yang keluar dari preheater I langsung masuk ke gas duct preheater III pada temperatur sekitar 5$%C dan dialirkan ke preheater II. 1ari preheater II material masuk gas duct cyclone IF bersama dengan gas panas yang bertemperatur sekitar #%%C < C%%C menu+u preheater III* gas panas yang keluar melalui gas duct preheater III terus menu+u ke preheater II kemudian ke &reheater I sedangkan material yang melalui bagian cyclone III masuk ke precalciner pada temperatur sekitar C%%C < 1%%%C. Pada unit preheater ini telah ter+adi proses kalsinasi sebesar #$ 3 C$6* sedangkan kalsinasi sempurna akan ter+adi di dalam rotary kiln. !alsinasi merupakan reaksi pelepasan C. dari bahan baku melalui reaksi: CaC.& (() AgC.& (() ! C.& (() 'a C.& (() Ca.(() G C. (g) Ag.(() G C. (g) ! .(() G C. (g) 'a .(() G C. (g)

=ambar 4.$ )nit &reheater

4.4." Pr*'e' Pembakaran Kiln! Aaterial yang telah mengalami prekalsinasi sebesar #$ 3 C$6 masuk ke dalam rotary kiln se,ara perlahan 3 lahan untuk dilakukan pembakaran sehingga menyempurnakan reaksi kalsinasi dan pembentukan klinker (klinkerisasi). Proses pembakaran di dalam rotary kiln menggunakan temperatur hingga 14$%BC. *otary kiln 111merupakan slinder bundar dengan diameter 4*4 m dengan pan+ang ?# m* diletakkan pada bidang hori/ontal dengan kemiringan ketebalannya %* dan ke,epatan putaran

maksimum & rpm. *otary kiln dilapisi dengan batu tahan api (%ire brick) yang m dan berfungsi untuk men+aga ketahanan %ilm shell dan mengurangi kehilangan panas selama ter+adinya pembakaran.

=ambar 4.? )nit Kiln (e,ara garis besar* proses pembakaran di dalam unit kiln terdiri dari 4 daerah /ona* yaitu : 1. $alcining 0one Pada /one ini raw meal dari Preheater akan mengalami pemanasan hingga H1 %% BC dan proses yang ter+adi adalah proses penguraian se,ara maksimum dari unsur<unsur reaktif yang terkandung dalam material. Pada kondisi ini material masih berbentuk bubuk.

1ransition 0one !arena adanya slope kiln ke arah outlet dan bergerak memutar* maka materialdari ,al,ining /one akan bergerak ke daerah transition /one. Pada daerah inimaterial mengalami pemanasan hingga H 14$% BC. Proses yang ter+adi adalah mulai terbentuk reaksi sedikit demi sedikit antara Ca. dengan senya0a (i. *Al .&* dan ;e .&. Aaterial mulai berubah men+adi ,air dan pada daerah ini.

&. )urning 0one Pada daeerah ini material mulai mendekati sumber panas yang terpan,ar dari burner. Pemanasan yang ter+adi hingga H14$%BC. Proses yang ter+adi adalah pelelehan dari seluruh material dan reaksi maksimum antara Ca. dengan senya0a (i. * Al .&* dan ;e .& membentuk mineral senya0a utama klinker yaitu C ( (belite)* C&( (alite)* C&A (celite)* dan C4A; (%elite). >eaksi ini disebut reaksi klinkerisasi* seperti terlihat pada reaksi diba0ah : 4Ca. (() G Al .& (() G ;e .& (() &Ca. (() G Al .& (() Ca. (() G (i.
(()

4Ca..Al .&.;e .& (() : (C4A;) 4Ca..Al .& (() Ca..(i.& (() &Ca..(i.& (() : (C&A) : (C () : (C&()

Ca. (() G Ca..(i.& (()

Apabila dalam proses klinkerisasi masih terdapat Ca. yang belum bereaksi dengan oksida lainnya* maka akan terbentuk Ca. bebas (%ree lime) yang bersifat merugikan terhadap mutu semen. -anyaknya Ca. bebas dalam semen dapat di+adikan salah satu indikator apakah pembakaran klinker ber+alan dengan baik atau tidak. (emakin banyak kadar Ca. maka proses pembakaran semakin +elek. 4. $ooling 0one 1aerah pendinginan terletak di u+ung keluar material kiln. 1i daerah ini material mengalami pendinginan karena ber,ampur dengan udara sekunder dari ,ooler yang masuk ke kiln. 4.4.& Pr*'e' Pendinginan /**$ing!

(etelah mengalami pembakaran di dalam rotary kiln* material yang berbentuk lahar panas didinginkan se,ara mendadak (2uenching). Pendinginan dilakukan dilakukan di dalam cooler hingga temperaturnya men+adi 9 11%BC. Pada kondisi operasi tertentu rotary kiln yang tidak normal akan mengakibatkan klinker kurang sempurna dalam pembakaran sehingga menghasilkan clinker dalam kualitas rendah* dan ini harus dipisahkan dari klinker yang berkualitas baik. !linker yang berkualitas baik ditempatkan dalam clinker silo* sedangkan klinker yang berkualitas rendah ditempatkan dalam low burn silo yang berkapasitas %%% ton* klinker ini nantinya digunakan sebagai ,ampuran dengan klinker yang berkualitas baik. (elan+utnya klinker diangkut dengan menggunakan belt con"eyor ke unit pengggilingan cement mill. (isa udara hasil dari pendinginan clinker ada yang dimanfaatkan untuk pemanasan pada preheater dan sebagian lagi udaranya mengandung debu. )dara tersebut disaring dengan menggunakan bag %ilter dan udara bersih dilepaskan ke udara dengan menggunakan ,erobong asap. 1ebu< ebu yang terperangkap di bag %ilter dengan menggunakan chain con"eyor dan bucket ele"ator dimasukkan ke dalam clinker silo. 4.) Pr*'e' Penggi$ingan K$inker Cement Mill! Proses akhir pembuatan semen adalah penggilingan klinker yang di,ampur dengan gypsum. (ebelum klinker digiling di dalam cement mill terlebih dahulu klinker dimasukkan ke dalam pregrinder yaitu roller press. *oller press berfungsi untuk menghan,urkan klinker sehingga ukurannya men+adi lebih ke,il. 8al ini dilakukan untuk membuat cement mill tidak beker+a terlalu keras dalam proses penggilingan klinker. !linker yang berasal dari roller crusher yang berasal dari clinker silo diangkut dengan chain con"eyor diumpankan ke unit cement mill. )nit ini mempunyai dua buah cement mill yaitu cement mill I dan cement mill II. $ement mill merupakan slinder ba+a dengan pan+ang shell 1&*?$ m yang masing<masinng diputar oleh motor induksi dengan ke,epatan 1?*4 rpm. 1i dalam cement mill memliki ruang yang diisi dengan bola masing<masing dengan ukuran yang berbeda* ruang pertama diisi dengan dengan ball mill ?% < C% mm bertu+uan untuk penggilingan kasar sedangkan

ruang ke II diisi dengan ball mill yang berdiameter % < $% mm dengan tu+uan untuk penggilingan halusEakhir. $linker' po//olan dan gypsum yang diangkut ke unit cement mill ditempatkan dalam masing<masing hopper untuk diumpankan melalui weight %eeder ke cement mill. 1i dalam cement mill dapat dibuat & +enis semen yaitu .PC (3rdinary &ortland $ement)* PPC (&ortland $omposite $ement)* dan PPC (&o olan &ortland $ement). 'amun di PT. LCI saat ini hanya memproduksi semen +enis .PC dan PCC. Adapun komposisi ketiganya yaitu: Tabel 4.1 !omposisi (emen .PC* PPC* dan PCC K*mp*'i'i OP/ $linker ##6 (ypsum $6 Po//olan < Lime (tone 56 ( Lab Iuality 1epartment* PT. LCI* %1 ). PP/ ?$6 $6 &%6 < P// &%6 $6 < ?$6

Aaterial yang halus yang telah men+adi semen dipisahkan dengan menggunakan separator yang diba0a melalui bucket ele"ator* semen yang masih yang kasar akan dikembalikan lagi ke dalam cement mill sedangkan yang halus akan dile0atkan melaui bag %ilter dan dengan bantuan air slide dan bucket ele"ator ,ement diba0a ke penyimpanan semen (cement silo).

=ambar 4.5 )nit $ement /ill

4.0 Pengepakan Packing! (emen dari cement silo dengan bantuan chain con"eyor' bucket ele"ator dan air slide diba0a ke unit pengepakan (packing plant). Pengeluaran semen dari cement silo dilakukan dengan dengan ,ara pengontrolan "al"e pada unit aerasi* yaitu sistem pengeluaran dengan menggunakan hembusan udara yang berasal dari roots blower. 8embusan udara dilakukan dari ba0ah ,ement silo* hal ini untuk mempermudah pengeluaran semen. Pada packing plant* semen mula<mula dimasukkan ke distribution hopper kemudain diteruskan ke chute' chute ini mempunyai katup ("al"e) yang berguna untuk mengatur aliran semen masuk ke cement packer. Pengantongan semen diisi melaui spout yang ber+umlah # buah yang terdapat pada cement packer. Jumlah semen yang memasuki kantong dapat diatur se,ara otomatis sesuai dengan kebutuhan. (emen yang telah siap dikantongkan dalam kemasan 4% kg perkantong dapat dikirim ke truck dengan mengunakan belt con"eyor. )ntuk semen ,urah* semen dikirim ke pelabuhan dengan menggunakan pneumatic con"eyor. di pelabuhan semen ditampung dalam buah hopper* kemudian dengan bantuan air slide dimasukkan ke kapal. (emen yang dipasarkan di daerah a,eh dilakukan packing di lhoknga dan di lhokseuma0e* sedangkan untuk pemasaran diluar a,eh dilakukan pengantongan di bela0an* medan dan batam atau negara pemakai.

You might also like